Artikel Filsafat

  • Uploaded by: Ismi Alfatuzzahra
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Filsafat as PDF for free.

More details

  • Words: 1,060
  • Pages: 5
Filosofi Pendidikan Indonesia yang Berakar dari Budaya Nasional dan Masyarakat Multikultural untuk Mewujudkan Nasionalisme

ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Ibnu Syamsi, M.Pd.

Disusun oleh :

Ismi Alfatuzzahra NIM 18103241018

Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2018

A. Abstraksi Bangsa Indonesia memiliki pengalaman sejarah yang begitu panjang. Dijajah oleh negara-negara dari Benua Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris) bahkan dijajah oleh negara yang masih satu benua dengan Indonesia yakni Jepang. Salah satu akibat dari penjajahan negara-negara maju tersebut adalah pengaruh terhadap filosofi pendidikan nasional. Indonesia yang notabene-nya terdiri dari beribu-ribu pulau, berbagai suku, dan bermacam bahasa tersebut, menuntut para pendiri negara untuk menciptakan dan menentukan filosofi pendidikan nasional yang berakar pada budaya nasional Indonesia. Hal ini tentu sudah dipikir matang oleh para pendiri negara dan sudah pasti terdapat tujuan yang ingin dicapai dalam filosofi tersebut. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan rasa nasionalisme, mengingat Bangsa Indonesia memiliki masyarakat yang beragam atau multikultural. Tentu hal ini juga menjadi tantangan bagi bangsa, karena sangat tidak mudah dalam menanamkan rasa nasionalisme pada masing-masing individu. Dewasa ini, banyak terjadi fenomenafenomena yang dikhawatirkan dapat melunturkan nasionalisme. Sangat mungkin terjadi sebagai akibat filosofi pendidikan nasional yang tidak dipahami oleh masyarakat.

B. Pendahuluan Filsafat

atau

philosophia

secara

harfiah

memiliki

makna

“pecinta

kebijaksanaan”, yakni kajian masalah umum dan mendasar tentang persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran dan bahasa. Istilah filsafat pertama kali diungkapkan oleh Phytagoras. Berdasar wikipedia, filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan-bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Pendidikan sebagai upaya terorganisasi, terencana, sistematis untuk mentransmisikan kebudayaan dalam arti luas dari satu generasi ke generasi lain, memiliki tujuan yang berlandaskan pada suatu filsafat tertentu. Dalam sejarah pembentukan Negara Indonesia yang sangat panjang, mulai dari zaman penjajahan hingga merdeka pendidikan tidak dapat dilepaskan dari filsafat yang menjadi fondasi utama. Hal ini dikarenakan bentuk pendidikan yang menyangkut nilainilai keberagaman budaya dan menjadi semangat zaman. Keberagaman budaya di Indonesia dijadikan tolak ukur sebagai pembuatan filosofi pendidikan nasional. Yang artinya apabila filosofi pendidikan nasional dapat terealisasi dengan baik, maka

nasionalisme pun akan dapat terwujud. Dengan demikian, langkah yang harus ditempuh ialah memberikan pemahaman tentang Bangsa Indonesia yang multikultural. Istilah multikultural berasal dari kata multi (plural) dan kultural (tentang budaya), multi-kulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman kultural, yang berarti mencakup baik keberagaman tradisional seperti keberagaman suku, ras, ataupun agama, maupun keberagaman bentuk-bentuk kehidupan (subkultur) yang terus bermunculan di setiap tahap sejarah kehidupan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik heterogem. Dimana pola hubungan sosial antar individu di masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial. Dengan demikian, inti multikulturalisme adalah kesediaan dalam menerima kelompok lain (toleransi) secara sama dalam bentuk kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan. Sedangkan fokus multikulturalisme terletak pada pemahaman akan hidup dengan perbedaan sosial budaya, baik secara individu maupun kelompok masyarakat.

C. Pembahasan Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dengan pernyataan tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut tidak semudah menulis di atas kertas. Dewasa ini, sering terjadi peristiwa berdarah di berbagai wilayah di Indonesia. Bermula dari beberapa wilayah yang ingin memisahkan diri bahkan sampai dengan peperangan antardesa. Hal ini terjadi akibat perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan. Perbedaan sangat berpotensi menimbulkan kecurigaan yang dapat menumbuhkan berbagai pergolakan. Dari berbagai peristiwa tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat fungsi pendidikan yang pelaksanaanya mengalami kendala. Fungsi untuk dapat mewujudkan manusia yang bermartabat mengalami penyimpangan. Apabila ditelusuri kembali, berbagai peristiwa berdarah terjadi bukan akibat dari perbedaan namun sebagai akibat dari masyarakat yang tidak memiliki rasa toleransi terhadap

keberagaman budaya di Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ternyata hanya menjadi jargon lip service saja, tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia dibangun dalam berbagai perbedaan ras, suku, agama, budaya, dan bahasa, hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki karakteristik atau ciri khas dibanding dengan negara lain. Namun, degradasi akan rasa kebangsaan dan kebanggaan itu sendiri yang menjadi pemisah antara satu dengan yang lain. Maka dari itu, menurut mantan menteri Diknas, Malik Fajar mengatakan bahwa pentingnya pendidikan multikulturalisme di Indonesia. Pendidikan multikulturalrisme perlu ditumbuhkembangakan karena potensi yang dimiliki Indonesia secara kultural, tradisi, lingkungan geografis, dan demografis sangat luar biasa. Menurutnya, jalur pendidikan mempunyai peran besar dalam mengatasi hal ini. Pendekatan pendidikan multikultural di Indonesia harus berdasarkan realita dengan kearifan lokal di Indonesia. Dalam makna luas yaitu memperhatikan karakteristik bangsa dan budaya sendiri. Dalam konteks implementasinya di Indonesia, pendidikan multikultural dalam segi falsafah pendidikan merupakan pandangan bahwa kekayaan keberagaman budaya Indonesia hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan dan meningkatkan sistem pendidikan dan kegiatan belajar-mengajar di Indonesia, guna mencapai masyarakat yang bijaksana, adil dan makmur. Dengan demikian, pemahaman akan multikulturalrisme akan memunculkan rasa memiliki dan bangga terhadap budaya bangsa, yang kemudian akan terwujud dalam sikap nasionalisme. Bagi Bangsa Indonesia, multikultural merupakan suatu strategi dan integrasi sosial dimana keanekaragaman budaya benar diakui dan dihormati, sehingga dapat difungsikan secara efektif dalam mengatasi isu-isu separatisme dan disintegrasi. Multikulturalisme mengajarakan akan semangat kemanunggalan (tunggal ika) yang berpotensi melahirkan persatuan yang kuat, akan tetapi pengakuan adanya pluralitas (Bhinneka) budaya bangsa yang akan lebih menjamin persatuan.

D. Kesimpulan Sesuai dengan sejarah pembentukan filsafat pendidikan Indonesia yang berakar dari budaya nasional. Indonesia memiliki keberagaman yang menjadikan negara kaya akan budaya, bahasa, agama, dan ras. Untuk menghindari terjadinya perpecahan dan pergolakan, pemerintah dan masyarakat diharapkan tidak hanya hafal akan semboyan Bhinneka Tunggal Ika saja namun juga mampu mengimplementasikan semboyan

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Diperlukan sikap toleransi antar-masyarakat, dan pemahaman bahwa kita merupakan masyarakat Indonesia yang satu. Selain itu, pentingnya pendidikan multikulturalrisme diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada dan dapat menciptakan rasa nasionalisme pada masyarakat Indonesia.

E. Referensi 1. Soekardjo, M., dan Ukim Komarudin. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2. Irhandyaningsih, Ana. 2012. Kajian Filosofis Terhadap Multikulturalisme Indonesia. Diakses dari http://ejournal.undip.ac.id pada 18 Maret 2019. 3. Suardi. Masyarakat Multikultural Bangsa Indonesia. Makassar. Diakses dari www.researchgate.net pada 18 Maret 2019. 4. Filsafat. Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/filsafat pada 18 Maret 2019. 5. Filsafat Pendidikan. Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/filsafat_pendidikan pada 18 Maret 2019.

Related Documents

Artikel Filsafat
August 2019 17
Artikel - Filsafat
June 2020 28
Filsafat
November 2019 56
Filsafat
June 2020 38
Filsafat
December 2019 60
Filsafat
August 2019 58

More Documents from "AkbarFahrezaPutra"

Artikel Filsafat
August 2019 17
Lampiran D1
May 2020 31
Lampiran E2
May 2020 30
Graf Prestasi Murid
May 2020 26
Brg Pm 2
May 2020 27
Kajian_geog_tmptan
May 2020 23