Artikel Distance Learning Fiks.docx

  • Uploaded by: Ndewi Ratnaningsih
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Distance Learning Fiks.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,776
  • Pages: 24
DISTANCE LEARNING (PEMBELAJAAN JARAK JAUH) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori Belajar Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Mohamad Surya

DISUSUN OLEH : N. DEWI RATNANINGSIH (17862015)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA 2018

DAFTAR ISI

HALAMAN Daftar isi

i

BAB I Deskripsi Model Distance Learning

1

BAB II Pembahasan

3

A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh dari Para Ahli B. Karakteristik Pembelajaran Jarak Jauh

3

C. Latar Belakang Diselenggarakannya Pembelajaran Jarak Jauh

6

D. Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh

7

E. Tingkatan pendidikan dalam pembelajaran jarak jauh

8

F. Peranan Pendidikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh

10

G. Media yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh

11

H. Metode Penyampaian Materi dalam Pembelajaran Jarak Jauh

14

I. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh

14

J. Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh online

18

BAB III Penutup

20

A. Kesimpulan

20

B. Rekomendasi

21

Daftar Pustaka

4

22

BAB I Deskripsi Model Distance Learning

Pembelajaran jarak jauh (distance learning) sebagai model dari pendidikan jarak jauh (distance education) bukanlah model pendidikan yang baru. Pada awalnya dimulai dengan kursus tertulis, kemudian berkembang dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas Terbuka. Diantaranya University of Wisconsin di Amerika menjadi universitas pelopor di dunia pendidikan jarak jauh sejak tahun 1891. Dalam perkembangannya hampir separuh dari sekitar 3.900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika menyelenggarakan sejenis pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh merupakan bentuk pendidikan yang memberikan kesempatan kepada pembelajarnya untuk belajar secara terpisah dari pengajarnya. Namun ada kemungkinan untuk acara pertemuan antara pengajar dan pembelajar hanya dilakukan kalau ada peristiwa yang istimewa atau untuk melakukan tugas-tugas tertentu saja. Sistem pendidikan jarak jauh pada awalnya berbentuk pendidikan koresponden yang mulai dikenal sekitar tahun 1720-an sebagai suatu bentuk pendidikan orang dewasa. Proses pembelajarannya menggunakan bahan cetak yang dikenal dengan self instructional texts dan dikombinasikan

dengan

komunikasi

tertulis

antara

pengajar

dan

siswa.

Dalam

perkembangannya istilah pendidikan koresponden dianggap terlalu sempit. Kemudian muncul istilah pendidikan independent study (belajar mandiri), home study (belajar di rumah) dan external study (belajar di luar sekolah). Baru pada tahun 1970-an bersamaan dengan berdirinya Open University di Inggris, istilah pendidikan jarak jauh menjadi populer dan penggunaannya mencakup pendidikan korespondensi, independent study, home study dan external study. Selama empat dasawarsa terakhir, istilah pendidikan jarak jauh yang berasal dari bahasa Inggris distance education, digunakan untuk menjelaskan beragam pendekatan proses belajar mengajar seperti home study, correspondent education, tele-education, open learning dan external studies. Sistem pendidikan jarak jauh mempunyai dua komponen yaitu sistem belajar jarak jauh (distance learning) dan sistem pembelajaran jarak jauh (teaching learning) menurut Keegan (1990) di dalam web Sistem belajar jarak jauh memberikan penekanan kepada siswa dan proses belajar (learner centered), sedangkan sistem pembelajaran jarak jauh lebih berfokus kepada proses belajar, organisasi pengajaran, serta pengajarnya (teacher and system centered). Sementara

itu, sistem pendidikan jarak jauh berfokus pada kedua sisi secara utuh, baik kepada siswa dan proses belajarnya maupun pada proses pengajaran, sistem organisasi dan pengajarnya. Latar belakang diadakannya pembelajaran jarak jauh adalah bagi orang yang setiap harinya bekerja dengan memiliki waktu kerja yang padat, bertempat tinggal dan bekerja jauh dari lembaga pendidikan akan sangat merasakan berapa banyak opportunity cost yang hilang jika harus mengikuti pembelajaran atau perkuliahan secara konvensional pada lembaga pendidikan tersebut karena menyediakan waktu beberapa jam setiap harinya untuk duduk di kelas, menyesuaikan jadwal belajar, praktikum dan semua kegiatan lainnya dengan jam kerjanya. Untuk itu dilakukan berbagai uapaya yang mendukung terwujudnya pembelajaran jarak jauh dengan mutu dan layanan yang lebih baik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pada awal terselenggaranya, pembelajaran jarak jauh oleh masyarakat dianggap sebagai jenis pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua yang tidak kalah gengsinya dari pendidikan konvensional yang mengharuskan kehadiran pembelajar. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, pembelajaran jarak jauh diselenggarakan secara online mendapat apresiasi yang tinggi masyarakat bahkan ada yang menganggap lebih bergengsi dibandingkan pendidikan konvensional yang cenderung kurang memanfaatkan kemajuan teknologi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh dari Para Ahli Di dalam bukunya Munir (2009:18-19) terdapat pengertian pembelajaran menurut para ahli, diantaranya 1. Dogmen Pembelajaran jarak jauh adalah suatu bentuk pembembelajaran mandiri yang terorganisasi secara sistematis yang dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki tanggung jawab yang berbeda. Tanggung jawab pengajar-pengajar tersebut meliputi kegiatan konseling, penyajian materi ,pembelajaran, supervise dan pemantauan terhadap keberhasilan siswa. 2. Mackenzie, Christensen dan Rigby Pendidikan

jarak

jauh

merupakan

metode

pembelajaran

yang

menggunakan

korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar dengan pengajar. Salah satu bentuk pendidikan jarak jauh adalah Sekolah Korespondensi. Korespondensi merupakan metode pembelajaran menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar dengan pengajar. Karakteristiknya antara lain pembelajar dan pengajar bekerja secara terpisah, namun keduanya dipersatukan dengan korespondensi. Korespondensi diperlukan agar terjadi interaksi antara pembelajar dengan pengajar. 3. Peter Pembelajaran jarak jauh sebagai metode penyampaian ilmu, keterampilan dan sikap melalui penggunaan media yang dipengaruhi cara-cara mengelola suatu industri atau menerapkan sistem indusrialilasi dalam pembelajaran. 4. Moore Pembelajaran jarak jauh sebagai metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajar pengajar, sehingga komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan media, seperti media cetak, elektronik, mekanis dan peralatan lainnya. 5. Holmeberg Dalam pembelajaran jarak jauh pembelajar belajar tanpa mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan tempat belajarnya.

6. Mason Pendidikan pada masa yang akan datang lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung tempat belajar. 7. Toni Bates Teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan. 8. Hamzah B.Uno Pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik. Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh, (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh). 9. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pendidikan Jarak Jauh (PPJ) adalah pendidikan yang pesertanya didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya.

B. Karakteristik Pembelajaran Jarak Jauh Desmond Keegan (1986) di dalam bukunya Munir (2009: 25) memaparkan lima karakteristik pendidikan jarak jauh, yaitu: 1. Terpisahnya antara peserta belajar dengan pengajar selama proses pembelajaran yang membedakannya dengan pembelajaran konvensional. 2. Dipengaruhi oleh organisasi atau lembaga penyelenggara baik dalam perencanaan dan persiapan bahan belajar maupun pemberian dukungan belajar bagi peserta belajar yang membedakannya dengan program pembelajaran privat. 3. Digunakannya media baik cetak, audio, video maupun computer untuk menyatukan antara peserta belajar dan pengajar maupun penyampaian materi pembelajaran. 4. Digunakannya komunikasi dua arah sehingga terjadi interaksi dan atau dialog yang intensif.

5. Ketidakperluan hadirnya peserta belajar selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran terjadi secara mandiri walaupun tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan pada waktu-waktu tertentu baik untuk tujuan pembelajaran maupun sosialisasi atau orientasi. Jika mengacu pada karakteristik menurut Desmond seperti dijelaskan di atas, maka komponen pendidikan jarak jauh hampir sama dengan menurut Rumble, yaitu adanya peserta belajar, pengajar, bahan belajar, proses belajar, serta lembaga yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Sebagai konsekuensi keterpisahan jarak antara peserta belajar dan pengajar maka diperlukan media yang relevan, tentunya, (baik cetak, audio, video atau computer) dan teknologi yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah. Adapun karakteristik pembelajaran jarak jauh menurut Munir (2009: 25) antara lain: 1. Program disusun dan disesuaikan dengan jenjang, jenis dan sifat pendidikan. 2. Dalam proses pembelajaran tidak ada pertemuan langsung secara tatap muka antara pengajar dan pembelajar, sehingga tidak ada kontak langsung antara pengajar dan pembelajar. 3. Pembelajar dan pengajar terpisah sepanjang proses pembelajaran itu karena tidak ada tatap muka seperti halnya dalam pembelajaran konvensional, sehingga pembelajar harus dapat belajar secara mandiri. 4. Adanya lembaga pendidikan yang mengatur pembelajar untuk belajar mandiri. 5. Lembaga pendidikan merancang da menyiapkan materi pembelajaran, serta memberikan pelayanan bantuan belajar kepada pembelajar. 6. Materi pembelajaran disampaikan melalui media pembelajaran seperti komputer dengan internetnya atau dengan program e-learning. 7. Melalui media pembelajaran tersebut, akan terjadi komunkasi dua arah (interaktif) antara pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan pembelajar lain atau pembelajar dengan lembaga penyelenggara pembelajaran jarak jauh. 8. Tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap sepanjang masa belajanya, karena itu pembelajar menerima pembelajaran secara individual bukannya secara kelompok. 9. Paradigma baru yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh adalah peran pengajar yang lebih bersifat fasilitator yang memberikan bantuan atau kemudahan kepada pembelajar untuk belajar, dan pembelajar sebagai peserta dalam proses pembelajaran. 10. Pembelajar dituntut aktif, interaktif dan partisipatif dalam proses belajar. 11. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dikembangkan secara sengaja sesuai kebutuhan berdasarkan kurikulum.

Soekartawi

(2003)

di

dalam

(http://sitiboget62.blogspot.co.id/2015/02/makalah-

pembelajaran-jarak-jauh.html) memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik dari PJJ yaitu sebagai berikut. 1. Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran. 2. Selama proses belajar siswa selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis dan waktu atau kombinasi dari ketiganya. 3. Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun media elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video, televisi, komputer). 4. Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran). Dengan demikian, baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam proses pembelajaran. 5. Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah (two ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini, misalnya teleconferencing, video-conferencing, e-moderating). 6. Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka (tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan. 7. Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar, walaupun sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan untuk memudahkan siswa belajar. 8. Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai participant.

C. Latar Belakang Diselenggarakannya Pembelajaran Jarak Jauh Latar belakang diselenggarakannya pembelajaran jarak jauh menurut Munir (2009:7-10) yaitu: 1. Untuk mengatasi batasan jarak, tempat, waktu Pembelajaran jarak jauh dirancang untuk melayani pembelajar dalam jumlah yang besar dengan latar belakang pendidikan, usia dan tempat tinggal yang beragam. 2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Teknologi informasi dan komunikasi merupakan bagian dari pendidikan, maka perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran dalam memberikan arah perkembangan dunia pendidikan. 3. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

Pembelajaran jarak jauh muncul karena sekolah atau perguruan tinggi daya tampungnya sangat terbatas. Tidak semua anak bangsa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi tertampung. Apalagi jumlah populasi penduduk Indonesia yang sangat banyak dan tersebar di berbagai pulau. 4. Memberikan kesempatan meningkatkan kemampuan tingkat pendidikan Pembelajaran jarak jauh memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang belum tersentuh dan mengecap pendidikan yang lebih tinggi, atau pembelajar yang sempat putus sekolah untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelejaran ini juga memberikan peluang yang terbuka lebar bagi para pengajar untuk mendapatkan pendidikan dalam upaya mengembangkan kompetensinya namun memiliki keterbatasan tempat karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil atau terbatas dari segi waktu karena sibuk mengajar atau melakukan kegiatan lainnya yang tidak bisa meninggalkan pembelajar di kelas atau waktu bekerjanya.

D. Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh Untuk pembuatan program ini dititikberatkan pada prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Prinsip Kemandirian Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat dipelajari secara independent learning, pebelajar dihadapkan pada pilihan yang terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar, program pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai, mengunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian program yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar, yang didukung oleh pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan pendekatan belajar tuntas.Pebelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit mungkin melakukan pertemuan dengan tutor yang bersangkutan. 2. Prinsip Keluwesan Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk memulai, mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar, mengikuti ujian dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan tahun ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan formal ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke pendidikan formal.

3. Prinsip Keterkinian Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat ini diperlukan (just-in-time).Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang (just-in-case).Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan bebas. 4. Prinsip Kesesuaian Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pembelajar. 5. Prinsip Mobilitas Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pebelajar untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah memenuhi kompetensi yang diperlukan. 6. Prinsip Efisiensi Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber disekeliling pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan mengenai sumber belajarnya. Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.

E. Tingkatan pendidikan dalam pembelajaran jarak jauh Di dalam blogspotnya, (http://sitiboget62.blogspot.co.id/2015/02/makalah-pembelajaranjarak-jauh.html) tingkatan pendidikan dalam pembelajaran jarak jauh, diantaranya: 1. Pendidikan Dasar Pada tingkat sekolah dasar, guru cenderung menggunakan kaset video rekaman daripada program televisi siaran langsung. Beberapa seri siaran yang sering digunakan di tingkat

sekolah dasar awal, Sesame Street dan Clifford; pada tingkat menengah, Reading Rainbow, Between the Lions, Arthur, dan ZOOM. Program ini digunakan sebagai pengayaan bukan sebagai inti dari instruksi. Guru yang menggunakan program televisi pendidikan cenderung menggunakan lebih dari satu program (biasanya dua atau tiga), tetapi tidak seluruh rangkaian. 2. Pendidikan Menengah Pendidikan sekunder adalah tahap pendidikan setelah sekolah dasar. Pendidikan sekunder umumnya tahap akhir dari pendidikan wajib. Tahap selanjutnya pendidikan yaitu perguruan tinggi atau universitas. Pendidikan menengah ditandai dengan adanya transisi dari wajib belajar pendidikan dasar untuk anak-anak ke pendidikan ke yang lebih tinggi untuk orang dewasa (misalnya, universitas atau sekolah kejuruan). Di tingkat menengah, menggunakan televisi dapat terhubung dengan beberapa sekolah, sehingga menciptakan cukup besar “kelas” yang terjangkau, sebagai contoh, jaringan StarNet. Jaringan satelit yang berbasis di Texas, menjangkau siswa sekolah menengah di seluruh Amerika Serikat melalui satelit. StarNet menawarkan kursus seperti bahasa asing (Spanyol, Perancis, Jerman, Latin, dan Jepang), calculus, fisika, psikologi, dan sejarah seni. 3. Pendidikan Tinggi adalah tingkat pendidikan yang mengikuti penyelesaian sekolah pendidikan menengah seperti sekolah tinggi, sekolah menengah, atau olahraga. Pendidikan tinggi biasanya diambil untuk mendapatkan gelar sarjana dan atau pascasarjana, serta pendidikan kejuruan dan pelatihan.

Penyempurnaan

pendidikan

tinggi

umumnya

hasil

dalam

pemberian

sertifikat , ijazah , atau gelar akademik. Pada tingkat tinggi, sistem telekomunikasi yang digunakan di kampus dan di luar kampus lebih ekstensif. Ratusan perguruan tinggi menggunakan telekomunikasi sebagai bagian dari program rutin. Tujuan umumnya adalah untuk menambah jumlah siswa yang dapat dicapai oleh satu pengajar. Misalnya, untuk seorang profesor memberikan materi dengan berbicara dari sebuah studio atau ruang kelas yang dilengkapi kamera. 4. Pendidikan Informal Pendidikan informal merupakan pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misal, seorang teman dapat mendorong orang lain untuk berbicara tentang hal-hal yang telah terjadi dalam hidup mereka sehingga mereka dapat menangani perasaan mereka dan berpikir tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pendidikan informal terjadi melalui dan didorong oleh percakapan, juga melibatkan pengalaman-pengalaman yang telah dimilki dan dapat terjadi dalam keadaan apapun.

F. Peranan Pendidikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh Interaksi antara pengajar dan pembelajar memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran interaktif, komunikasi dua arah (two ways communication) berlangsung antara pengajar dan pembelajar. Interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Dibawah ini adalah deskripsi singkat mengenai peran-peran kunci utama dalam pembelajaran jarak jauh: 1. Siswa (student), Peran utama dari siswa disini adalah belajar. Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang baik, motivasi, perencanaan, dan kemampuan untuk menganalisa materi perkuliahan, tugas, dan tes yang diberikan seorang pengajar kepada siswa. Kemampuan berinteraksi antara dosen dengan siswa sangat bergantung pada hubungan teknis (technical linkage) yang menjembatani batasan antara kelas yang terpisah dengan partisipasi siswa. Siswa perlu mengetahui bagaimana menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan guru dan satu sama lain. Ketika siswa ingin mengajukan pertanyaan, atau ingin menambah diskusi, mereka harus mampu menggunakan teknologi untuk berinteraksi. 2. Kampus (faculty) Kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini sangat ditentukan oleh kampus. Pada sistem kelas tradisional, tanggung jawab seorang pengajar adalah memberikan materi dan memberikan keperluan yang dibutuhkan siswa. Hal yang menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar secara jarak jauh. Seorang pengajar harus mampu membuat sistem pemahaman yang mudah, mengadaptasikan cara mengajar antara sistem kelas tradisional dengan teknologi dari sistem pembelajaran jarak jauh. 3. Fasilitator Sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar, agar efektif maka fasilitator harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa dengan pengajar. 4. Staff pendukung (support staff) Secara individual bagian ini tidak begitu menonjol, tetapi pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari layanan pendukung sangat menentukan dari kesuksesan pembelajaran jarak jauh, yang antara lain adalah dalam sistem pendaftaran mahasiswa (registration),

penggandaan

dan

penyebaran

materi,

pengaturan

jadwal

(schedulling), pemrosesan laporan penilaian (grades),pengaturan hal teknis, dan lain sebagainya.

5. Administrator Meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada perencanaan awal sistem pembelajaran jarak jauh, administrator juga berperan sebagai pengambil keputusan (decision maker). Administrator bekerja secara personal dan memastikan sumber dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif, dan selalu bertanggung jawab dalam memaintenance sistem.

G. Media yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh 1. Siaran Radio Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu bahkan berita, tetapi tidak semua

orang

mengetahui

bahwa

program

radio

disiarkan

melalui

gelombang

elektromagnetik. Ketika kita mendengarkan radio, kita mendengar sinyal elektronik yang menyiarkan, atau dikirim melalui udara, terdapat frekuensi AM dan FM. Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di luar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun

lainnya

sehingga

mempeluas

daerah

jangkauan

daerah

siaran.

Keunggulan: a. Biaya. Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya. Hal ini masih digunakan di negara-negara berkembang dan di daerah lain dimana ada kendala geografis atau ekonomi pada teknologi yang bisa diterapkan. b. Fleksible. Media audio sangat fleksibel dan dapat memiliki efek yang kuat, dramatis, terutama untuk menyampaikan musik, diskusi, dan bercerita. c. Imajinasi stimulator. Kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengar karena radio adalah media audio saja, pendengar bebas menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan gambar. Keterbatasan: a. Karakteristik. Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media sekali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lagi kecuali melalui siaran ulangan.

b. Jadwal siaran. Masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau studio rekaman. c. Tingkat

interaksi.

Interaktivitas

yang

sangat

dibutuhkan

dalam

kegiatan

pembelajaran jarak jauh juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat merupakan

media

komunikasi

rendah karena pada dasarnya media radio satu

arah.

Perkembangan

teknologi

telah

memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat dilakukan. Bentuk Penyajian Program Radio  Ceramah atau kuliah  Dialog  Wawancara  Drama 2. Telekonfrensi Audio Telekonferensi audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan komunikasi dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit. Keunggulan a. Biaya efektif. Sekolah dapat mengundang guru ke dalam kelas untuk terlibat dalam dialog dengan siswa. Telekonferensi audio sering dilihat sebagai cara yang efektif untuk mengadakan pertemuan atau sesi pelatihan tanpa mengorbankan waktu dan uang. b. Mudah digunakan. Bentuk yang paling mudah diakses telekomunikasi karena menggunakan layanan telepon. Perusahaan telepon telah memudahkan untuk mengatur telekonferensi audio dari telepon manapun c. Interaktif. Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain Keterbatasan a. Kurangnya informasi visual. Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai

b. Miskin audio. Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap lokasi. 3. Siaran Televisi Televisi dikenal sebagai media yang mampu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), TvCable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan. Keunggulan a. Menjangkau sasaran didik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan. b. Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan. c. Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata. d. Menjembatani peserta didik dengan institusi pembelajaran jarak jauh. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirian yang umumnya dirasakan oleh peserta didik. Keterbatasan a. Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal. b. Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama. c. Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan. d. Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.

4. Komputer dan Internet Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa. Keunggulan a. Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan. b. Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara. c. Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi. Keterbatasan a. Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer literacy). b. Pulsa internet relatif masih mahal c. Peralatan yang diperlukan

H. Metode Penyampaian Materi dalam Pembelajaran Jarak Jauh Metode penyampaian tersebut antara lain: 

E-learning: penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room (ruang komunikasi), notice board (papan pengumuman), video conferencing, dll.



Program televisi: merupakan suatu seri program televisi yang dirancang untuk menyampaikan teknik-teknik dan teori. Metode ini dapat berupa penyiaran melalui saluran kabel atau saluran terestrial atau dengan menyediakan video tape atau DVD. Selama beberapa tahun Open University di Inggris menggunakan teknik ini.



Bahan-bahan tertulis: kadangkala disebut kursus melalui surat (correspondence courses), dimana bahan-bahan teks ditulis secara khusus untuk kursus dengan proses belajar jarak jauh, misalnya buku kerja (workbook) yang berisikan tugas-tugas dan latihan-latihan, dimana peserta didik dapat mengerjakannya dengan tingkat kecepatan yang ditentukannya sendiri.

I. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Jarak Jauh Kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik

bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan. 1. Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (Rusman. 2011:351) : a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu. b. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan. c. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah. d. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. e. Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (Oemar Hamalik, 1994:52) a. Adanya pemerataan pendidikan ke berbagai tempat, bahkan ke tempat terpencil atau pedalaman sekalipun. 173 b. Kapasitas daya tampung pembelajaran jarak jauh online tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas, sehingga antara pengajar dengan pembelajar tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas. Pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran memanfaatkan fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet. c. Tidak diperlukannya ruang kelas untuk tatap muka dalam proses pembelajaran akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan kelas atau gedung sekolah, transportasi, atau alat tulis menulis, dan sebagainya. d. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu, sehingga pembelajar dapat menentukan sendiri waktunya untuk belajar, sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan waktu yang dimilikinya. e. Karena tidak terbatas oleh waktu, maka proses pembelajaran ini sangat tepat diterapkan bagi orang yang memiliki waktu terbatas atau tidak tentu, misalnya

karyawan, pegawai, pengajar, dan sebagainya. Mereka dapat mengikuti proses pendidikan dan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Mereka masih tetap bekerja sambil belajar. f. Pembelajar dapat menentukan materi pembelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan minat, keinginan dan kebutuhannya, sehingga pembelajaran akan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. g. Pembelajaran berlangsung bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar. Jika pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, maka dia dapat menghentikan proses pembelajaran yang berkaitan dengan suatu materi pembelajaran dan berpindah ke materi pembelajaran berikutnya. Namun, jika pembelajar masih belum memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya tersebut, maka diberi kesempatan untuk mengulangi kembali mempelajari materi pembelajaran tersebut. Pembelajar mengulangi pembelajaran tanpa tergantung pada pengajar atau pembelajar lainnya, sehingga dapat belajar sampai tuntas (mastery learning). h. Materi pembelajaran selalu akurat dan mutakhir (up to date), karena pembelajar dapat berinteraksi langsung dengan berbagai sumber informasi, terutama jika ada materi pembelajaran yang belum atau kurang dipahami, sehingga keakuratan materi pembelajaran yang disampaikan dapat terjamin. pembelajaran dapat diakses setiap waktu lalu disimpan dalam komputer, sehingga materi pembelajaran itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang setiap saat. i. Dapat menarik perhatian dan minat pembelajar karena pembelajaran jarak jauh dilaksanakan secara interaktif. Faktor-faktor keberhasilan Terdapat beberapa faktor penting keberhasilan pembelajaran jarak jauh: 

Instruktur harus semangat dan konsisten (committed)



Tim harus melibatkan dukungan administratif yang baik, tergantung pada jenis bahan dan metode-metode penyampaian yang dipergunakan, serta staf perancangan dan pembuatan yang baik



Bahan-bahan pengajaran harus direncanakan dengan baik sehingga mereka dapat diuji dan selalu tersedia. Sebagian besar pekerjaan dilakukan sebelum bahan-bahan tersebut diterima oleh para peserta



Harus ada fasilitasi dan dorongan terhadap interaksi peserta baik dengan instruktur maupun dengan para peserta sendiri



Pelatih harus tetap berkomunikasi secara rutin dengan semua peserta didik



Kemampuan untuk menggunakan setiap teknologi yang digunakan merupakan keharusan. Harus diujikan dan dijelaskan kepada para peserta sepenuhnya sehingga mereka mereka mengenali dengan baik dan merasa nyaman dengannya



Masalah-masalah komunikasi dan teknis harus diselesaikan begitu muncul



Instruktur perlu menggunakan berbagai metode interaksi dan feedback (misalnya komunikasi satu per satu conference calls, snail-mails, e-mail, video dan komunikasi tatap muka dengan menggunakan komputer (computer conferencing)



Para peserta dapat menyimpan buku hariannya mengenai pandangan-pandangan mereka terhadap kemajuan dan isi dari kursus tersebut dan selanjutnya mengirimkan atau menyampaikan secara berkala



Sangat penting untuk dapat melakukan kursus langsung tatap muka paling tidak satu kali, yang akan lebih baik bila dilakukan diawal dalam rangka membantu para peserta terbiasa dengan rutinitas pembelajaran jarak jauh dan untuk memberikan beberapa arahan mengenai teknik-teknik belajar.

2. Kekurangan Pembelajaran Jarak jauh (Rusman. 2011:352) : a. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran. b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. c. Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53) d. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. e. Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak. f. Tingginya kemungkinan gangguan belajar yang akan menggagalkan proses pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh menuntut pembelajar untuk belajar mandiri atau belajar individual. Jika pembelajar tidak disiplin belajar secara mandiri,

maka ada kemungkinan akan terjadi gangguan selama belajar, bahkan mungkin pula kegagalan dengan terhentinya program pembelajaran. g. Pembelajar ketika membuka internetnya tidak mendapatkan materi pembelajaran yang diperlukannya, sehingga perlu menghubungi pengajar atau tutornya. Namun jika harus menunggu pengajar atau tutornya untuk online melalui internet, maka pembelajar akan mengalami kesulitan mendapat penjelasan pengajar atau tutor secepat mungkin. h. Terjadi kesalahan pemahaman pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Persepsi pengajar dan pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan yang harus dicapai mungkin berbeda. Pembelajar mungkin merasa sudah menguasai seluruh materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran tersebut, namun sebaliknya menurut pengajar, pembelajar tersebut masih belum menguasai materi pembelajaran secara tuntas sehingga tujuan pembelajaran pun belum tercapai sepenuhnya. Untuk mengatasi kesalahan persepsi ini, perlu diadakannya evaluasi pada setiap akhir materi pembelajaran.

J. Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh online Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, antara lain: a. Kurang tersedianya infrastruktur dan sumber daya pendukungnya, seperti kurang siapnya sumber daya manusia yang terlibat (pengajar, pembelajar, atau teknisi). b. Adanya kekhawatiran, pendapat, atau persepsi keliru yang berkembang di masyarakat tentang pembelajaran jarak jauh, seperti tentang rendah atau kurangnya mutu lulusan dari pembelajaran jarak jauh dibandingkan pembelajaran konvensional secara tatap muka. Padahal pembelajaran jarak jauh sudah diakui oleh pemerintah dan hasil yang sudah dicapainya tidak kalah dengan pendidikan formal. Masalah lainnya adalah anggapan biayanya mahal, atau tidak diakreditasi oleh pemerintah. c. Kurang atau tidak adanya dukungan dari masyarakat, kebijakan dari pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). d. Pembelajarannya dianggap tidak menarik karena tidak ada atau kurangnya interaksi antara pengajar dengan pembelajar atau pembelajar dengan pembelajar lainnya. e. Cara penyampaiannya yang tidak memperhatikan kaidahkaidah pembelajaran jarak jauh. f. Sulitnya memilih media pembelajaran yang efektif dan interaktif sesuai dengan keinginan dan minat pembelajar.

g. Pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan media, seperti media elektronik atau media cetak. Akibat terpisahnya ini, muncul masalah, yaitu pembelajar dalam melakukan kegiatan belajarnya tidak mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan sekolah. Namun demikian, pembelajar mendapatkan perencanaan, bimbingan, dan pengawasan dalam proses pembelajarannya dari lembaga pendidikan yang mengelola atau mengatur pendidikan jarak jauh itu. h. Dalam beberapa kenyataan di lapangan pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilaksanakan dengan elearning atau online learning.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pemanfaatan teknologi dalam sistem pembelajaran menimbulkan pembelajaran berbasis elektronik sebagai hasil teknologi. Salah satu aplikasi teknologi adalah teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional menjadi pola bermedia, diantaranya media komputer dengan internetnya yang memunculkan e-learning. Pada pola pembelajaran bermedia ini, pembelajar dapat memilih materi pembelajaran berdasarkan minatnya sendiri, sehingga belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan, penuh motivasi, semangat, menarik perhatian dan sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa menyajikan suasana belajar dan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik bukanlah perkara yang mudah. Hal ini disebabkan peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik, yang anatara satu dan lainnya memiliki perbedaan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotornya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki inisiatif pengetahuan, dan kompetensi yang memadai yang didukung oleh sumber daya konsep dan pengetahuan yang memadai pula dalam rangka mengimplementasikan strategi belajar dan pembelajaran yang efektif. Pendidikan merupakan kebutuhan sekaligus hak dasar bagi setiap warga negara, tanpa membedakan golongan, gender, usia, status sosial maupun tempat tinggal. Artinya setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh layanan pendidikan. Kalau sampai tidak mendapat kesempatan karena berbagai kendala, adalah kewajiban pemerintah untuk mencari sistem pendidikan yang tepat, yang dapat melayani mereka. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan alternatif yang dapat memberikan layanan kepada setiap orang untuk mendapatkan pendidikan. Distance learning atau pembelajaran jarak jauh, merupakan salah satu dampak yang diakibatkan oleh adanya globalisasi pada dunia pendidikan. Dimana globalisasi ini menuntut mereka untuk berubah dan melakukan perubahan-perubahan lainnya. Masyarakat perlu menjawab dan memberikan solusi pada kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Upaya peningkatan kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisiensi pendidikan selalu dikembangkan baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun lembaga pendidikan. Upaya pengembangan itu dapat dilakukan melalui berbagai strategi yang efektif dan efisien, diantaranya melalui pembelajaran jarak jauh yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Pembelajaran jarak jauh adalah proses transfer pengetahuan untuk pelajar (siswa) yang dipisahkan dari instruktur (guru) dengan waktu dan atau jarak fisik dan membuat penggunaan komponen teknologi, seperti video, internet, CD, kaset, dan bentuk teknologi lainnya untuk mencapai pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, misalnya interaksi, pengalaman,dll. Selain itu juga dalam pembelajaran jarak jauh terdapat prinsip - prinsip dan unsur-unsur yang perlu diperhatikan. B. Rekomendasi Model pembelajaran jarak jauh ini merupakan model pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya tatap muka antara pengajar dan pembelajar. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran juga tidak terbatas oleh jarak dan waktu dan tempat. Sistem belajar jarak jauh merupakan suatu alternatif untuk memperoleh kesempatan belajar bagi pembelajar atau warga belajar yang karena berbagai alasan tidak dapat mengikuti pendidikan pada sistem pendidikan formal atau konvensional.

Pendidikan jarak jauh ini merupakan sistem

pendidikan yang bebas untuk diikuti oleh siapa saja tanpa terikat pada batasan tempat, jarak, waktu, usia, jender dan batasan non akademik lainnya. Sistem ini memberikan kebebasan kepada pembelajar atau warga belajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara bebas dan mandiri. Pembelajaran jarak jauh dapat sangat efektif, khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri. Seperti yang dikatakan pada pernyataan bahwa keberhasilan dari program pendidikan jarak jauh ini sangat tergantung pada pihak-pihak yang saling

membantu,

baik

itu

dari

pembelajar

sendiri,

lembaga

pendidikan

yang

menyelenggarakan dan anggota masyarakat. Di dalam pembelajaran jarak jauh tersedia fasilitas e-moderating. Dimana pengajar dan pembelajar dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, waktu. pembelajar dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah. Baik pengajar maupun pembelajar dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh. Bandung: Alfabeta. Juni Priansa, Donni. 2016. Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka setia. Warsita, Bambang. 2011. Pendidikan Jarak Jauh: perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi diklat. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Blog http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm) http://peniirahmawati.blogspot.co.id/2016/12/makalah-media-pembelajaran-jarak-jauh.html http://sitiboget62.blogspot.co.id/2015/02/makalah-pembelajaran-jarak-jauh.html http://tweetytiti.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-dan-hakikat-pembelajaran.html hhttp://hariyanto88.blog.binusian.org/2009/06/19/%E2%80%9Cpembelajaran-jarak-jauhmenggunakan-e-learning%E2%80%9C/ t http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Jarak_Jauh http://e-learning-teknologi.blogspot.co.id/2012/12/kelebihan-dan-kekuranganpembelajaran.html

Related Documents


More Documents from ""