Artikel Analisis Mikro - Desinfektan.docx

  • Uploaded by: mia
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Analisis Mikro - Desinfektan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,302
  • Pages: 11
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM ANALISIS MUTU SUATU DESINFEKTAN

Dipersiapkan dan disusun oleh Nurmiati 15020150129

telah dipertahankan didepan asisten pendamping pada tanggal .......................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping

Asri Monika

tanggal,................................

ANALISIS MUTU SUATU DESINFEKTAN Nurmiati1 dan Asri Monika 2 1Mahasiswa

2Asisten

Fakultas Farmasi, UMI. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI Email : [email protected] INTISARI

Desinfektan adalah bahan atau zat yang digunakan untuk menghilangkan atau menghancurkan bakteri petogen atau nonpatogen, terutama bakteri yang membahayakan (patogen). Untuk memeriksa baik tidaknya bahan-bahan yang akan digunakan untuk desinfeksi dalam industri, laboratorium maupun rumah sakit, maka perlu dilakukan beberapa tes yaitu Minimal Inhibitori Concentration (MIC). MIC adalah konsentrasi terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan mikroba atau uji bakteri. Koefisien fenol atau angka fenol adalah suatu angka yang menunjukkan aktivitas larutan disinfektan dalam membunuh mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar. Bakteri Salmonella thyposa diinokulasikan dalam berbagai pengenceran larutan fenol murni dan bahan disinfektan yang akan ditentukan koefisien fenolnya. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dari sampel desinfektan yaitu SOS dengan menggunakan bakteri uji Salmonella thyposa. Serta menentukan koefisien fenol dari hasil pengenceran sampel desinfektan yaitu SOS yang dibandingkan dengan daya mematikan dari larutan baku fenol dengan menggunakan bakteri uji Salmonella thyposa. Percobaan ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan ulang (one group pre and post test design) dengan subjek percobaan yaitu pertumbuhan bakteri terhadap desinfektan. Menghambat pertumbuhan mikroba atau uji bakteri menunjukkan aktivitas larutan disinfektan dalam membunuh mikroorganisme. Nilai MIC pada sampel SOS adalah 1:40 dan nilai koefisien fenolnya tidak diketahui karena adanya faktor kesalahan yaitu tidak aseptis dalam pengerjaan. Kata Kunci: Desinfektan, Uji MIC, Koefisien Fenol PENDAHULUAN MIC (Minimum Inhibitory Concentration) merupakan kadar obat, dimana kuman tidak tumbuh atau berkembang biak lagi. Bagi obat lain (bukan kemoterapeutika) digunakan MEC (Minimum Effective Concentration), yakni kadar plasma, dimana obat baru memberikan efek terapeutis yang diinginkan1. Fenol merupakan salah satu salah satu antiseptikum tertua dengan khasiat bakterisid dan fungisid, juga terdapat basil dan spura, walaupun memerlukan waktu yang lebih lama. Mekanisme kerjanya berdasarkan denaturasi protein sel bakteri, yakni perubahan rumus bangunnya hingga sifat khasnya hilang. Khaisatnya dikurangi oleh zat organik dan ditiadakan oleh sabum, karena dengan

alkali terbentuk fenolat inaktif, karena sefat mendenaturasi juga berlaku untuk jaringan utuh manusia fenol berdaya korosit (membakar) terhadap kulit dan sangat merangsang sehingga jarang digunakan sebagai antiseptikum kulit, berdasarkan sufat anestetik likjalonya adalkalanya senyawa ini digunakan dalam lotion antigatal misalnya lotion alba1. Koefisien fenol adalah kemampuan suatu desinfektan dalam membunuh bakteri dibandingkan fenol. Cara mengujinya adalah dengan mengencerkan suatu ultur cair bakteri sebanyak 1 : 10 dengan desinfektan yang akan diuji pada kosentrasi yang berbeda disebut titik akhir adalah kosentrasi terendah yang menghasilkan kultur steril setelah diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20 ̊C2. Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba3 : 1. Fenol dan derivatnya Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara aktif atau merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan. Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada suasana alkali, suhu rendah, dan adanya sabun. 2. Alkohol Alkohol bereaksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohhol (etanol) 50-70% mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. 3. Halogen beserta gugusnya Halogen beserta gugusnya ini mematikan mikroorganisme dengan cara mengoksidasi protein sehingga merusak membran dan menginaktifkan enzimenzim. 4. Logam berat dan gugusannya Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein esensial lain dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai antimikroba. 5. Deterjen Deterjen hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak membran sitoplasma.

Untuk memeriksa baik tidaknya bahan-bahan yanng akan digunakan untuk desinfeksi dalam industri, laboratorium maupun rumah sakit maka perlu dilakukan uji kuantitatif untuk mengetahui kadar minimal suatu bahan yang masih dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme3. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah suatu uji konsentrasi hambat minimal (Minimal Inhibitory Concentration/MIC), untuk menguji secara kuantitatif konsentrasi terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan suatu mikroba atau bakteri uji. METODE PRAKTIKUM Jenis dan Rancangan Praktikum Jenis praktikum ini adalah praktikum eksperimen. Rancangan praktikum ini adalah post test design. Variabel dari praktikum ini adalah variabel kuantitatif. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest steril, biakan Salmonella thyposa, fenol 5%, kapas, medium nutrien broth (NB) (Becton, Dickinson, and Company/No.Reg:234000), sampel SOS. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah

autoklaf, botol

pengencer, inkubator, lampu spiritus, ose bulat, rak tabung, spoit 1ml dan 5 ml, dan tabung reaksi (pyrex). Penyiapan Medium NB (Nutrien Broth) Ditimbang bahan-bahan kemudian dimasukkan semua bahan kedalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam air suling hingga 500 ml. Ditutup medium tersebut dengan kapas dan disterilkan diautoklaf pada suhu 121̊C selama 15 menit, kemudian disimpan dalam lemari pendingin. Pembuatan Fenol 5% Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang fenol sebanyak 5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Dicukupkan volumenya sampai 100 ml dengan aquadest. Pengenceran SOS Dibuat alat dan bahan. Dibuat pengenceran SOS dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1 : 20, 1 : 40, 1 : 80, 1 : 160, dan 1 : 320, 1 : 640, dan 1 : 1280. Pembuatan Larutan Uji Baku Fenol

Disiapkan alat dan bahan. Dibuat pengenceran baku fenol dalam tabung reaksi dengan perbandingan 1 : 80, 1 : 90, dan 1 : 100. Uji MIC (Minimal Inhibitory Concentration) Disediakan 7 buah tabung reaksi steril, dan diisi 9,5 ml medium NB steril ke dalam tabung pertama dan 5 ml ke dalam tabung lainnya. Ditambahkan ke dalam tabung pertama 0,5 ml sampel desinfektan yang akan diuji. Diambil dengan pipet steril 5 ml dari tabung pertama dan dimasukkan ke dalam tabung ke dua, dicampurkan sampai homogen. Kemudian diambil lagi 5 ml dari tabung ke dua ini dan dimasukkan ke dalam tabung ketiga dan seterusnya sampai pada tabung ke tujuh, setelah dihomogenkan, dipipet 5 ml dari tabung terakhir dan dibuang. Dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung 1 ose suspensi biakan bakteri. Diinkubasikan semua tabung pada suhu 37̊C dan diamati pertumbuhan bakteri setelah 1 x 24 jam. Uji Fenol Desinfektan SOS Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan 5 tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel 1 : 10, 1 : 20, 1 : 30, 1 : 40, dan 1 : 50 (deret I), dan 15 tabung yang beirisi 5 ml medium Nutrien Broth (NB) yang dibagi menjadi 3 seri (deret II, deret III, dan deret IV) masing-masing 5 tabung. Ke dalam tabung ke-1 dari deret I dimasukkan sampel SOS dan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dari deret I, kemudian diistirahatkan selama 3 menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret II, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret III, Kemudian

diistirahatkan selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret IV. Kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Semua tabung dari deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Diamati perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium. Larutan Baku Fenol 5% Pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Disiapkan 3 tabung reaksi yang berisi pengenceran sampel 1:80, 1:90, dan 1:100 (deret I), dan 9 tabung yang beirisi 5 ml medium Nutrien Broth (NB) yang dibagi menjadi 3 deret (deret II, III, dan IV) masing-masing 3 tabung. Ke dalam tabung ke-1 dari deret I dimasukkan suspensi baktrei sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian diistirahatkan 4 menit dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-3 deret I, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret III, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3 deret, kemudian diistirahatkan 4 menit. Ke dalam tabung ke1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-3 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-3 deret I, kemudian diistirahatkan 4 menit. Semua tabung dari deret II, deret III, dan deret IV diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.

Analisis Hasil Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam perhitungan koefisien fenol lalu dibandingkan dengan persyaratan desinfektan. HASIL PENELITIAN

(a)

(b)

Gambar1. Hasil pengamatan pada desinfektan SOS (a) hasil uji fenol (b) hasil uji desinfektan Tabel 1. Hasil Uji MIC (Minimum Inhibitor Concentration) Perbandingan Sampel

Bakteri uji

1:20 1:40 1:60 1:80 1:100 1:120 IV SOS®

Salmonella thypi

+

+

+

+

+

+

1:640

+

Tabel 2. Hasil uji desinfektan Kelompok

Perbandingan

IV SOS®

1 : 10 1 : 20 1 : 30 1 : 40 1 : 50

Waktu Kontak 5 10 15 + + + + + + + + + +

Bakteri

Salmonella thypi

Tabel 3. Hasil uji Fenol 5% Kelompok

Perbandingan

Waktu Kontak 5

10

Bakteri 15

1 : 80 + + + 1 : 90 + + + Salmonella thypi 1 : 100 + + Keterangan: + = menghambat/tidak ada pertumbuhan MO/jernih - = tidak menghambat/ada pertumbuhan MO/keruh IV

PEMBAHASAN Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yaitu konsentrasi terendah yang masih dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Pada percobaan ini akan dipelajari cara-cara penentuan nilai Minimal Inhibitory Concentration serta menentukan daya hambat terkecil dari suatu desinfektan agar kita mengetahui seberapa besar keefektifan atau kemampuan bahan-bahan yang digunakan sebagai

antiseptik

dan

desinfektansia

dalam

membunuh

kuman

atau

mikroorganisme sehingga kita dapat benar-benar memilih produk sediaan yang tepat. Desinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan disinfeksi. Sering kali sebagai sinonim digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian disinfeksi dan disinfektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati, seperti lantai, piring, pakaian. Pengujian koefisien fenol pada SOS dimaksudkan untuk membandingkan aktivitas suatu produk dengan daya bunuh fenol dengan perlakuan yang sama sehingga kita mengetahui seberapa besar kekuatan desinfektansianya. Pada percobaan

ini

dipelajari

cara-cara

penentuan

nilai

Minimal

Inhibitory

Concentration serta menentukan daya hambat terkecil dari suatu desinfektan agar kita mengetahui seberapa besar keefektifan atau kemampuan bahan-bahan yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektansia dalam membunuh kuman atau mikroorganisme sehingga kita dapat benar-benar memilih produk sediaan yang tepat. Konsentrasi yang digunakan pada percobaan fenol yaitu 5%. Karena pada konsentrasi 2-5%

fenol efektif mendenaturasi protein dan merusak

membran sel bakteri serta aktif pada pH asam. Persyaratan koefesien fenol yaitu jika nilai koefesien fenol antara 0,05-1 maka zat kimia uji adalah

antiseptik/desinfektan yang kurang efektif sedangkan jika nilai yang diperoleh lebih besar dari 1, maka zat kimia uji adalah antiseptik/desinfektan yang efektif. Pada pengujian MIC tabung 1 deret I yang berisi sampel, air steril dan suspensi biakan mikroba direndam dalam wadah berisi es, bertujuan untuk menjaga pertumbuhan mikroba yang dipengaruhi oleh suhu. Digunakan air steril sebab dengan lingkungan yang steril maka mikroba tidak akan mengalami pertumbuhan sehingga akan membantu kerja dari desinfektan yang digunakan. Digunakan suspensi bakteri agar dapat diketahui apakah desinfektan yang akan diuji mampu menghambat pertumbuhan dari bakteri uji atau tidak. Dari pengujian MIC yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa pada pengenceran 1 : 20 terjadi kekeruhan sampai pengenceran terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa pada pengenceran tersebut sampel SOS masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thyposa. Berarti nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) untuk sampel SOS adalah 1 : 20. Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengenceran tertinggi desinfektansia

dengan

pengenceran

tertinggi

baku

fenol

5%,

dimana

pengenceran tersebut dapat mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 10 menit, tetapi tidak mematikan bakteri uji dalam waktu kontak 5 menit. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa nilai koefisien fenol tidak diketahui karena terjadi kekeruhan pada semua pengenceran, sehingga nilai koefisien fenol tidak dapat ditentukan. Faktor yang mempengaruhi kesalahan ini adalah kerja yang septi dan peralatan yang tercemar/tidak aseptis. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa Nilai MIC pada sampel SOS adalah 1 : 20 dan nilai koefisien fenolnya 0,25. Jadi desinfektan SOS termasuk desinfektan yang efektif. SARAN Diharapkan selain penggunaan fenol 5% sebaiknya digunakan larutan yang lain juga tetapi konsistensinya hampir sama dengan larutan tersebut agar dapat diketahui tingkat mematikan sebagai bakterisid dan fungisid.

DAFTAR PUSTAKA 1. Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat-Obat Penting. PT. Gramedia: Jakarta. 2. Djide M. Natsir, dkk. 2003. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Universitas Hasanuddin: Makassar. 3. Putranto, H.R. 2014. Corynebacterium dophtheriae Diagnosis Laboratorium Bakteriologi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia : Jakarta

Skema Kerja a)

Uji MIC

b) Koefisien Fenol

Related Documents

Analisis Artikel
April 2020 9
Mikro
November 2019 45
Analisis Artikel 2
April 2020 10
Analisis Artikel Histo.docx
November 2019 26

More Documents from "Suci Indah"

Art Prevencion
August 2019 45
June 2020 32
Kesimpulan Pkn.docx
May 2020 22
Pertanyaan Metpen.docx
August 2019 67
Trabalho Em Equipe
June 2020 21