Ardi Putra ( Sintesis Alk (so4)2.12 H2o ).docx

  • Uploaded by: Bella Pratiwi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ardi Putra ( Sintesis Alk (so4)2.12 H2o ).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,289
  • Pages: 8
Dosen Pengampu Yenni Kurniawati S.Si, M.Si

KIMIA ANORGANIK II SINTESIS AlK (SO4)2.12 H2O

DISUSUN OLEH: ARDI PUTRA / 11417103337

PENDIDIKAN KIMIA 4A FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1367 H/2016 M

PEMBUATAN AlK(SO4)2.12H2O 1. Tujuan a. Memahami beberapa sifat aluminium b. Membuat tawas 2. Landasan Teori Aluminium, Al merupakan anggota golongan IIIA berada di alam dalam aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah dari pada besi. Mineral aluminium yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit Alx(OH)3-2x. walaupun Al adalah logam mulia yang mahal di abad ke-19 harganya jatuh bebas setelah diproduksi dengan jumlah besar elektrolisis alumina, Al2O3 yang telah dilelehkan dalam krolit Na3AlF6 namun karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi listrik. Sifat aluminium dikenal dengan baik dan aluminium banyak digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panic, dan kusein. Logam aluminium digunakan dengan kemurniannya lebih dari 99% dan logam atau paduannya (missal : duralium) banyak digunakan (Saito, 1996 : 112). Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit Al2O3.nH2O (n = 1 – 3). Al dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH aqua dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan menggunakan CO2. Hasil dehidrasi dilarutkan dalam lelehan kriolit dan lelehannya pada suhu 800–1000oC dielektrolisis mesti sangat elektropositif, Al bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksidanya yang kuat dan liat yang terbentuk pada permukaan aluminium larut dalam asam encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 pekat. Logamnya dapat bereaksi dengan NaOH panas, halogen dan berbagai non logam (Cotton, 1989 : 288). Sepanjang sejarah peradaban manusia senyawa aluminium sudah digunakan pada berbagai bidang. Tanah liat pada dasarnya adalah hidrat aluminium silikat, dan tembikar sudah dikenal sejak 8000 tahun silam.

Tawas (aluminium kaliu sulfat, ALK(SO4)2.12H2O), sudah digunakan sebagai obat-obatan dan pencelupan tekstil selama kurang lebih 4000 tahun. Aluminium adalah logam yang ringan, stabil di udara, mudah digunakan, kuat dan tahan terhadap korosi. Aluminium adalah logam terpenting di antara logam golongan III lainnya. Berdasarkan massa, aluminium menempati urutan ketiga di antara unsur yang tersebar kelimpahannyadi kerak bumi. Bijih aluminium yang terpenting adalah bauksit yang mengandung Al2O3. Untuk ekstraksi aluminium, bauksit perlu dimurnikan berdasarkan sifat amfotir dari aluminium dan senyawanya. Mula-mula pada bauksit ditambahkan larutan NaOH pekat, yang akan melarutkan AL2O3, kemudian pengotor yang tidak larut dipisahkan dengan cara penyaringan. Al2O3(s) + 2 OH-  2 AlO2- + H2O Jika filtrate yang mengandung AlO2- diasamkan akan terbentuk endapan Al(OH)3 AlO2- + H3O+ 

Al(OH)3(s)

Setelah disaring, Al(OH)3 dipijarkan untuk memperoleh Al2O3 padat. 2Al2O3(s)  Al2O3(s) + H2O(g) Pada ekstraksi aluminium, Al2O3 dilarutkan dalam leburan kriolit, Na3AlF6, kemudian dielektrolisis. Bila garam aluminium dilarutkan dalam air ke, ion Al3+ mengalami hidrasi Al3+ + 6 H2O  [Al3+(H2O)6]3+ Ion heksahidroaluminium(III) Atau disingkat Al3+(aq). Ion kompleks di atas memiliki logam pusat yang ukurannya kecil, namun bermuatan tinggi sehingga logam pusat mampu menarik pasangan elektron dari ikatan O-H dalam air, dan putuslah ikatan O-H tersebut. [Al3+(H2O)6]3+ + H2O  [Al(H2O)5(OH)]2+ + H3O+

Oleh karena itu larutan Al3+ bersifat asam, setara dengan asam asetat. Jika basa lebih kuat dari air, seperti S2- atau CO32- ditambahkan pada larutan aluminium ion H+ dari [Al3+(H2O)6]3+ akan didonorkan 2 [Al3+(H2O)6]3+ + 3S2-  2 Al(H2O)5(OH)(s) + 3 H2S(g) Reaksi yang mirip terjadi jika basa kuat seperti NaOH ditambahkan pada larutan garam aluminium, [Al3+(H2O)6]3+ + 3OH-(aq) 

Al(H2O)5(OH)(s) + 3 H2O

Dengan NaOH berlebih, endapan akan larut, Al(H2O)5(OH)(s) + OH-  [Al(H2O)2(OH)4]-(aq) + H2O Meskipun tidak tepat, reaksi antara ion aluminium dengan NaOH(aq) biasanya ditulis sebagai berikut: Al3+ + 3 OH-(aq)  Al(OH)3(s) endapan putih Al(OH)3(s) + OH-  Al(OH)4-(aq) larutan bening Aluminium hidroksida seperti halnya aluminium oksida adalah amfoter, larut dalam basa membentuk aluminat dan dalam asam membentuk garam aluminium. Sesuai dengan harga potensial elektrodanya (-1,66V) dapat diramalkan bahwa aluminium lebih reaktif dari seng yang mudah bereaksi dengan oksigen, larut dalam asam encer dan membebaskan hidrogen. Meskipun tidak terlihat dengan jelas, sebenarnya aluminium bereaksi dengan oksigen. Namun, setiap permukaan aluminium yang baru segera terlapisi oleh aluminium oksida yang sangat tipis. Lapisan oksida yang hanya setebal 10 nm sangat keras, stabil dan tidak berpori melindungi aluminium dari reaksi dengan oksigen sehingga terhalang dari oksidasi lebih lanjut

3. Alat dan Bahan Alat 

Gelas kimia 250 mL



Gelas ukur 25 mL



Kertas saring



Cawan penguapan



Bunsen



kaki tiga



kasa



Batang pengaduk



Corong Buchner



Neraca Analitik

Bahan 

Padatan Al2(SO4)3.18H2O



Padatan K2SO4



Aquadest

4. Cara Kerja a. Di timbang padatan Al2(SO4)3.18H2O sebanyak 16,7 g pada neraca analitik b. Di larutkan 16,7 g Al2(SO4)3.18H2O dalam 25 mL air 80ºC c. Di timbang padatan K2SO4sebanyak 4,35 g pada neraca analitik d. Di larutkan 4,35 g K2SO4 dalam 50 mL air yang telah diukur e. Di campurkan kedua larutan. Pindahkan campuran ini ke dalam cawan penguapan f. Di dinginkan pada suhu kamar sehingga terbentuk kristal. g. Di cuci dengan sedikit air dingin h. Di saring menggunakan corong yang dilapisi kertas saring i. Di keringkan kristal dengan kertas saring

5. Pembahasan Aluminium merupakan unsur logam yang biasanya dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felespar dan mika. Al merupakan logam yang kuat, keras, berwarna putih perak dan sangat elektropositif. Seperti halnya logam-logam yang lain, aluminium juga membentuk senyawa dengan unsur-unsur lain. Kelas yang terpenting dalam garam aluminium adalah alum atau lebih dikenal dengan tawas. Tawas merupakan senyawa agen koagulan untuk mengkoagulasi logam alkali tanah khususnya logam Ca, dimana Ca akan diendapkan berupa gelatin CaSO4. Tawas (2AlK(SO4)2.12H2O) dapat dibuat di laboratorium dengan mereaksikan Al2(SO4)3.18H2O dengan larutan K2SO4. Alasan mengapa kita menggunakan padatan AlK(SO4)2.12H2O sebanyak 16,7 g dan padatan K2SO4 sebanyak 4,35 g Mol Al2(SO4)2 .18 H2O

Mol K2SO4

=massa / massa molar =16,68 gram/ 666 gram/mol =0,025 mol =massa / massa molar =4,35 gram / 174 gram/mol =0,025 mol.

K2SO4 +Al2(SO4)3 → 2KAl(SO4)2 12H2O Mula-mula 0,025 0,025 Bereaksi 0,025 0,025 0,05 Sisa 0,05 Massa teoritis = mol x massa molar = 0,05 mol x 474 mol/gram = 23,7 gram Jadi jika kita ingin mendapatkan 23,7 gram 2KAl(SO4)2 12H2O dari 174 gram K2SO4 maka rendemen yang kita dapatkan harus 100 % sehingga pada pencarian rendemen, kita membuat R= massa percobaan/massa teoritis x 100% sehingga jika ingin rendemen 100% massa percobaan yang didapat juga sama dengan massa teoritis yaitu 23,7 gram

untuk mendapatkan

Larutan Al2(SO4)3.18H2O diperoleh dengan

mereaksikan padatannya pada suhu 80oC. pada suhu 80oC kelarutan Al2(SO4)3.18H2O semakin besar. Pada proses pelarutan, suhu harus tetap dijaga konstan agar proses pelarutan semakin cepat dan menghindari pengendapan. Berbeda dengan Al2(SO4)3.18H2O, pelaturan K2SO4 hanya dilakukan pada suhu kamar (tanpa pemanasan). Akan tetapi untuk mempercepat proses pelarutan, larutan dipanaskan perlahan-lahan. Adapun tujuan pelarutan Al2(SO4)3.18H2O dalam kondisi panas (suhu 80oC) adalah untuk menghilangkan hidratnya (H2O) atau agar terbebas dari air, pemanasan maksimal dilakukan pada suhu 80oC (tidak boleh lebih dari 80oC) karena apabila suhu yang diberikan lebih dari 80oC maka akan terjadi hidrolisis dan hasil yang diharapkan tidak akan terbentuk. Pada pencampuran Al2(SO4)3.18H2O dan K2SO4 sebaiknya dipanaskan secara terus menerus walaupun diprosedur kerja tidak diperintahkan. Hal ini dilakukan agar Kristal diperoleh lebih baik dan lebih banyak. Setelah larutan dicampurkan, lalu larutan tersebut dituangkan dalam cawan penguapan. Larutan tersebut didinginkan pada suhu kamar sehingga terbentuk Kristal. Kristal yang terbentuk dicuci dengan sedikit air dingin dan dikeringkan Kristal dengan kertas saring.. Pada pembuatan larutan Al2(SO4)3.18H2O dan K2SO4 masing-masing terjadi hidrolisis dengan persamaan reaksi : Al2(SO4)3.18H2O  Al3+ + SO42K2SO4  K+ + SO42Hasil pengionan tersebut akan saling berinteraksi satu sama lain pada saat dicampurkan dengan persamaan reaksi: Al2(SO4)3.18H2O + K2SO4  2AlK(SO4)2.12H2O Adapun alasan mengapa larutan dibuat harus benar-benar jenuh adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal (banyak)

DAFTAR PUSTAKA Alerts, G dan Santika, S.S.. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional. Cotton, F.. 1996. Kimia Anorganik. Jakarta : UI Press. Saito, Taro. 1996. Kimia Anorganik. Tokyo : iwanami Publisher. Sugiarto, Kristian. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta. UNY Press. Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB Press.

Related Documents

H2o
November 2019 30
Putra
October 2019 38
Alk Paper.doc
June 2020 7
Sintesis
May 2020 66
Sintesis
October 2019 61

More Documents from "strincydoom"