Page 1 of 17
PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Kategori
: Perbaikan Pemberian Pelayanan Kepada Masyarakat
Judul Inovasi
: Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa Berbasis Web dengan Metode Forward Chaining, Certainty Factor, dan Fuzzy Logic
RINGKASAN SISTEM PAKAR GANGGUAN JIWA
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa menerangkan bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Oleh karena ini upaya kesehatan jiwa perlu dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara
menyeluruh,
terpadu,
dan
berkesinambungan
oleh
Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Upaya kesehatan jiwa melalui pendekatan-pendekatan di atas berusaha diterapkan di pelayanan kesehatan dasar yaitu Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta khususnya di pelayanan psikologi. Salah satu bentuk dari upaya kesehatan jiwa adalah membangun Sistem Pakar Gangguan Jiwa. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktifitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah yang dimaksud antara lain: pembuatan
keputusan,
pemanduan
pengetahuan,
pembuatan
desain,
perencanaan, prakiraan, pengaturan, pengendalian, diagnosis, perumusan penjelasan, pemberian nasehat, dan pelatihan.
Page 2 of 17
Sistem Pakar Gangguan Jiwa sifatnya sama seperti seorang psikolog, berisi tentang pengetahuan yang termasuk di dalam bidang psikologi yang diubah ke dalam bentuk sebuah aplikasi menggunakan web.
Sistem Pakar Gangguan Jiwa ini akan melalui proses penegakan diagnosis terhadap orang yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) untuk menentukan: 1.
Kondisi kejiwaan; dan
2.
Tindak lanjut penatalaksanaan.
secara cepat, tepat, dan mudah bagi pengguna layanan psikologi di mana saja tanpa harus menemui seorang psikolog secara langsung. A. Analisis Masalah
- Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini? Pada tingkatan kabupaten, Pemerintah Kabupaten Sleman juga tengah berusaha untuk mengefektifkan upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan publik yang selama ini telah dan masih terus dilakukan, diantaranya ditandai dengan penetapan
Peraturan
Bupati
Sleman
Nomor
19
Tahun
2013
tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman dan Keputusan Bupati Sleman Nomor 70.1/Kep.KDH/A/2015 tentang Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Pemberlakuan kedua regulasi tersebut
diharapkan memiliki daya akseleratif
terhadap upaya
peningkatan kualitas pelayanan publik, sekaligus memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara masyarakat dengan penyelenggara pelayanan publik guna membangun kepercayaan masyarakat atas penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah.
Upaya ini tidak terlepas dari potret kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah saat ini, yang secara umum belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan tuntutan masyarakat. Survei Kepuasan Masyarakat merupakan salah satu bentuk keterlibatan masyarakat sebagai pengguna layanan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, yaitu dengan memberikan
Page 3 of 17
kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara obyektif dan periodik terhadap perkembangan kinerja unit pelayanan publik.
Selanjutnya melalui hasil survei berupa Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) telah didapatkan gambaran tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diterima, sekaligus unsur-unsur pelayanan publik yang perlu menjadi fokus perhatian dan prioritas peningkatan di Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta. Hal tersebut tampak dari hasil survei kepuasan masyarakat tahun 2015 dimana ada 5 (lima) unsur pelayanan yang memiliki nilai paling rendah pada pelayanan psikologi, yaitu: Tabel 1. Lima unsur pelayanan dengan nilai paling rendah pada pelayanan psikologi No
Unsur Pelayanan
Nilai Terstandar
Nilai Pencapaian
1
Prosedur pelayanan
3,29
2
Persyaratan pelayanan
3,15
3
Kejelasan petugas pelayanan
2,97
4
Kedisiplinan petugas pelayanan
3,10
5
Tanggungjawab pelayanan
petugas
3,22
6
Kemampuan petugas pelayanan
3,19
7
Kecepatan pelayanan mendapatkan
3,02 3,26 – 4,00
8
Keadilan pelayanan
9
Kesopanan pelayanan
10
Kualitas produk pelayanan
3,18
11
Kepastian biaya pelayanan
3,52
12
Kepastian jadual pelayanan
3,28
13
Kenyamanan lingkungan
3,17
14
Keamanan pelayanan
3,22
dan
keramahan
3,21 3,21
Page 4 of 17
Tabel di atas menjelaskan: 1.
Persyaratan pelayanan Yaitu syarat yang harus dipenuhi pengguna layanan dalam pengurusan suatu jenis pelayanan di pelayanan psikologi, baik persyaratan teknis maupun administratif. Artinya pengguna layanan akan mendapatkan pelayanan psikologi setelah menunjukkan bukti rujukan internal dari pelayanan terpadu lainnya. Sehingga persyaratan pelayanan tampak belum sederhana, pelayanan menjadi panjang dan berbelit-belit;
2.
Kejelasan petugas pelayanan Yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan publik. Artinya ketugasan petugas tidak hanya melakukan pelayanan di dalam gedung tetapi juga melakukan pelayanan di luar gedung termasuk tugas dinas, penyuluhan, home visite, skrining, dan lain sebagainya;
3.
Kedisiplinan petugas pelayanan Yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan publik terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Artinya penjelasan terkait kedisiplinan petugas pelayanan sama seperti nomor 2 (dua) di atas;
4.
Kecepatan pelayanan Yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan psikologi. Misalnya jumlah waktu pelayanan yang seringkali belum dapat dipastikan bagi masingmasing pengguna layanan; dan
5.
Kenyamanan lingkungan pelayanan Yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan publik sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan publik. Artinya ruangan pelayanan psikologi belum memadai dalam menjaga privasi dari proses pelayanan.
Page 5 of 17
B. Pendekatan Strategis
- Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah tersebut?
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
220/MENKES/SK/III/2002 tentang Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM), salah satu tugas pokok dan fungsi dari Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM) adalah melaksanakan program-program kesehatan jiwa di Kabupaten/Kota dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi kesehatan jiwa masyarakat yang optimal didaerahnya.
Salah satu program unggulan kesehatan jiwa di Puskemas Ngaglik II Sleman Yogyakarta dari Psikolog adalah Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa dengan Metode Forward Chaining, Certainty Factor, dan Fuzzy Logic atau disebut Sistem Pakar Gangguan Jiwa.
Kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa sesuai keputusan Kepala UPT Puskemas Ngaglik II Sleman Yogyakarta Nomor 188/93 Tahun 2016 tentang Tim Pelaksana Kegiatan Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa Berbasis Web dengan Metode Forward Chaining, Certainty Factor, dan Fuzzy Logic tanggal 30 Juni 2016.
Sistem Pakar Gangguan Jiwa adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tentang gangguan jiwa sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Untuk memahami perancangan sistem pakar, perlu dipahami mengenai siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Antara lain: 1.
Pakar adalah seorang ahli yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang diusahakan untuk dipecahkan oleh sistem;
2.
Pembangunan pengetahuan adalah seorang yang menertejemahkan pengetahuan
seorang
pakar
digunakan oleh sistem pakar;
dalam
bentuk
deklaratif
sehingga
Page 6 of 17
3.
Pengguna adalah seorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saran yang disediakan oleh pakar;
4.
Pembangunan sistem adalah seorang yang membuat antarmuka pengguna, merancang bentuk basis pengetahuan secara deklaratif dan mengimplementasikan metode forward chaining, certainty factor, dan fuzzy logic.
Strategi Sistem Pakar Gangguan Jiwa yang telah dilakukan yaitu: 1.
Komponen utama sistem pakar 1.1. knowledge base yang menjelaskan mengenai fakta, kaidah, informasi, dan peristiwa; dan 1.2. inference engine yang mengarahkan fakta dan kaidah.
2.
Komponen dasar sistem pakar antara lain keahlian, pakar transfer keilmuan, proses, aturan, dan kemampuan memberi penjelasan;
3.
Sistem pakar dengan metode forward chaining digunakan untuk melakukan
penelusuran
gejala
hingga
mendapat
tindak
lanjut
penatalaksanaan; 4.
Sistem pakar dengan metode certainity factor digunakan untuk menghitung nilai kepastian setiap gejala; dan
5.
Sistem pakar dengan metode fuzzy logic digunakan untuk membagi rentang usia dan untuk menentukan kriteria gejala.
Sasaran strategi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah seluruh masyarakat secara umum baik di dalam dan/atau di luar wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta.
- Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif?
Program Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa dengan Metode Forward Chaining, Certainty Factor, dan Fuzzy Logic ini merupakan program baru yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Program ini merupakan program yang inovatif karena melibatkan berbagai unsur yang saling terintegrasi dengan program Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) dari tingkat kecamatan sampai masyarakat.
Page 7 of 17
Desa Siaga Sehat Jiwa adalah gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki secara gotong royong menuju desa sehat jiwa. Tujuan Desa Siaga Sehat Jiwa adalah; 1.
Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
desa
tentang
pentingnya
kesehatan jiwa; 2.
Meningkatkan kemampuan masyarakat desa untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan jiwa;
3.
Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat desa resiko dan bahaya kesehatan jiwa;
4.
Meningkatkan dukungan dan peran aktif stakeholders; dan
5.
Meningkatkan peran serta masyarakat desa dalam melaksanakan perilaku sehat jiwa.
C. Pelaksanaan dan Penerapan
- Bagaimana strategi ini dilaksanakan?
Strategi Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa Berbasis Web Metode Forward Chaining, Certainty Factor, dan Fuzzy Logic dilakukan dalam upaya kesehatan jiwa yang mencakup proses diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sehingga dapat befungsi kembali secara wajar di lungkungan keluarga, lembaga, dan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan Sistem Pakar Gangguan Jiwa melalui tahapan: 1.
Melakukan observasi dengan pengamatan proses pelayanan psikologi yang akan diangkat dalam pembuatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa, dengan tujuan mendapatkan data atau keterangan yang sesuai dengan masalah yang ada;
2.
Melakukan wawancara dengan proses tanya jawab secara langsung dari pakar Information and Technology (IT) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Respati Yogyakarta
Page 8 of 17
sesuai aplikasi yang akan dibuat dan pakar Psikolog Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; 3.
Melakukan peninjauan kepustakaan dengan mempelajari literaturliteratur dari berbagai sumber sebagai acuan yang berkaitan dengan masalah gangguan jiwa. Salah satunya mengacu dari buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi ke III (Maslim, R. 2013), sesuai Sistem Pakar Gaganguan Jiwa;
4.
Melakukan analisa menggunakan: 4.1. kebutuhan sistem untuk mengspesifikasikan kebutuhan pengguna, perangkat keras dan perangkat lunak; 4.2. model fuzzy logic akan melakukan proses perhitungan rentang usia dengan rentang gejala, yang bertujuan untuk menentukan gejala berdasarkan usia; 4.3. model certainty factor akan melakukan perhitungan kepastian berapa persen gejala gangguan jiwa dan jenis gangguan jiwa yang dialami untuk pemberian tindak lanjut penatalaksanaannya; 4.4. model forward chaining akan melakukan proses tindak lanjut penatalaksanaan
5.
Melakukan perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem, memberikan gambaran yang jelas, dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap;
6.
Melakukan implementasi untuk mengetahui apakah sistem yang telah dirancang dapat menghasilkan Sistem Pakar Gangguan Jiwa yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sistem Pakar Gangguan Jiwa berbasis web ini diimplementasikan secara online dengan alamat http://puskesmasngaglik2.click/cpanel; dan
7.
Melakukan pengujian untuk mengetahui aplikasi yang telah dirancang sudah memenuhi kriteria yang sesuai dengan tujuan perancangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa.
Untuk pelaksanaan strategi Sistem Pakar Gangguan Jiwa dilakukan melalui tahapan: 1.
Meningkatkan
komitmen
keberpihakan
pemangku
pelaksana kebijakan Sistem Pakar Gangguan Jiwa;
kepentingan
Page 9 of 17
2.
Melakukan sosialisi kepada pemangku kepentingan tentang Sistem Pakar Gangguan Jiwa;
3.
Melakukan pelatihan kepada koordinator pelaksana teknis (Psikolog) di Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta;
4.
Melakukan pengujian oleh koordinator pelaksana teknis (Psikolog) tentang Sistem Pakar Gangguan Jiwa;
5.
Melakukan penyuluhan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat tentang penggunaan Sistem Pakar Gangguan Jiwa;
6.
Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan psikologi yang terangkum dalam laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas (SP2TP); dan
7.
Melakukan evaluasi terhadap pembangunan dan pelaksanaan Sistem Pekar Gangguan Jiwa.
- Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?
Pelaksanaan strategi Sistem Pakar Gangguan Jiwa berkoordinasi dengan lintas sektor sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Koordinasi pelaksanaan strategi Sistem Pakar Gangguan Jiwa diselenggarakan dalam kerangka tata pelayanan publik khususnya pelayanan psikologi di Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta. Keanggotaan dari Sistem Pakar Gangguan Jiwa terdiri dari: 1.
Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta;
2.
Universitas Respati Yogyakarta;
3.
Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta;
4.
Kelurahan Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta;
5.
Kelurahan Donoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta;
6.
Kelurahan Sukoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta;
7.
UPT Yandik Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta;
8.
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta;
9.
Seluruh Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta;
10. Seluruh Sekolah Dasar dan/atau sederajat wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta;
Page 10 of 17
11. Seluruh Sekolah Menengah Pertama dan/atau sederajat wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; dan 12. Seluruh Sekolah Menengah Atas dan/atau sederajat wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta.
- Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi?
Pelaksanaan pembangunan Sistem Pakar Gangguan Jiwa dilakukan melalui komitmen keberpihakan pada Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ). Dasar ini diwujudkan dengan semua langkah kebijakan
Sistem Pakar Gangguan Jiwa
berbasis pelayanan psikologi yang dilakukan dengan upaya memberikan pelayanan psikologi tanpa harus bertemu langsung dengan psikolog. Sumber dana keuangan program ini dibiayai oleh Anggaran Pembiayaan dan Belanja Daerah (APBD) melalui kegiatan Kesehatan Jiwa Psikolog Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta.
Secara teknis kegiatan pembangunan Sistem Pakar Gangguan Jiwa dilakukan melalui pelayanan psikologi yang cepat, tepat, dan mudah seperti gambar berikut: DIAGRAM KONTEKS Data Admin Data Pakar Logika Aturan Data Gejala Data Solusi Login ADMIN Informasi Basis Data
Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa
Login Data Pakar Logika Aturan Data Gejala Data Solusi
Solusi Password Dan Username PASIEN Daftar Pasien Baru Login Data Pasien Gejala Pasien
Informasi Basis Data
PAKAR
Gambar 1. Sistem baru yang dirancang
Page 11 of 17
- Apa saja keluaran (output) yang paling berhasil?
Hasil yang diharapkan dari kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa, masyarakat berkontribusi maksimal dalam penggunaan Sistem Pakar Gangguan Jiwa. Keluaran konkrit yang mendukung keberhasilan program pembangunan dan pengembangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa, adalah: 1.
Perumusan kebijakan dalam pengembangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa tertuang dan keputusan Kepala UPT Puskemas Ngaglik II Sleman Yogyakarta Nomor 188/93 Tahun 2016 tentang Tim Pelaksana Kegiatan Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa Berbasis Web dengan Metode Forward Chaining, Certainty Factor, dan Fuzzy Logic; dan
2.
Koordinasi pelaksanaan kebijakan dalam pengembangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa: Tahun 2016 2.1. terselenggaranya rapat Inovasi Puskesmas ngaglik II; 2.2. terlaksananya kerjasama dengan Sekolah Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Atas dan/atau sederajat di wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; 2.3. terlaksananya sosialisasi dan penyuluhan 2 (dua) kali Sistem Pakar Gangguan Jiwa pada bulan September.
- Sistem
apa
yang
diterapkan
untuk
memantau
kemajuan
dan
mengevaluasi kegiatan?
Pengawasan, pemantauan, dan evaluasi Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa Berbasis Web dilaksanakan oleh pelaksana teknis Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta beserta pakar Information and Techonology (IT) Universitas Respati Yogyakarta. Pelaksanaan pengawasan, pemantauan, dan evaluasi ditujukan untuk memastikan seluruh komponen perancangan, analisa, desain, pengolahan, implementasi dan pengujian Sistem Pakar Gangguan Jiwa dapat dijalankan dan/atau dihasilkan di dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan demikian dapat menghasilkan identifikasi dan pelaporan yang jelas terkait dengan: 1.
Terlaksananya pembangunan Sistem Pakar Gangguan Jiwa sesuai perencanaan;
Page 12 of 17
2.
Memiliki daya efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan strategi pencapaian tujuan; dan
3.
Mampu menghasilkan dampak perubahan penting dalam upaya kesehatan jiwa.
Kegiatan pengawasan dilaksanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaannya sesuai dengan arah kebijakan, prinsip, dan tujuan dari Sistem Pakar Gangguan Jiwa. Kegiatan pengawasan selain ditujukan untuk mengendalikan dan menjaga kualitas kegiatan, juga dilaksanakan untuk mengkonsolidasi dan memastikan pelaksanaan kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa dapat berkontribusi secara maksimal pada pencapaian target yang telah ditetapkan yaitu proses penegakan diagnosis dengan penentuan kondisi kejiwaan dan tindak lanjut penatalaksanaan secara cepat, tepat, dan mudah. Bentuk-bentuk kegiatan pengawasan yang dapat dilakukan adalah: 1. Melakukan pengujian pada aplikasi yang dirancang apakah telah memenuhi kriteria yang sesuai dengan tujuan perancangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa; 2. Melakukan evaluasi terhadap pembangunan dan pelaksanaan Sistem Pakar Gangguan Jiwa; 3. Melakukan
dialog
kebijakan
dalam
kerangka
sinergitas
antara
Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta dengan lintas sektor terkait; 4. Melakukan
kunjungan
lapangan
untuk
kepentingan
pengawasan
terhadap pemahaman masyarakat akan Sistem Pakar Gangguan Jiwa; dan 5. Disampaikan
kepada
koordinator
klinis
dan
penanggungjawab
Puskesmas Ngaglik II.
Pelaksanaan pemantauan dilakukan dengan memastikan pelaksanaan setiap kegiatan sesuai perencanaan. Pelaksanaan pemantauan didasarkan pada perangkat indikator dari komponen input, process, output, dan outcome dari kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa. Pelaksana kegiatan pemantauan dilakukan oleh pelaksana teknis yaitu psikolog Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta.
Page 13 of 17
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk memastikan tercapaianya outcome atau dampak dari satu dan/atau keseluruhan output dari pelaksanaan kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa. Evaluasi juga melakukan penilaian terhadap kontribusi outcome pada proses penegakan diagnosis terhadap orang yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) untuk menentukan: 1.
Kondisi kejiwaan; dan
2.
Tindak lanjut penatalaksanaan
secara cepat, tepat, dan mudah bagi pengguna layanan psikologi di mana saja tanpa harus menemui seorang psikolog secara langsung.
- Apa saja kendala yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi?
Dalam pelaksanaan kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa tentunya terdapat kendala yang dihadapi, namun berbagai kendala tersebut selalu diupayakan agar dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa, antara lain: 1.
Tidak dapat menambah diagnosis dari kondisi kejiwaan dan tindak lanjut penatalaksanaan;
2.
Membutuhkan koneksi internet untuk dapat menggunakan aplikasi ini; dan
3.
Dalam hal kemitraan masih belum dapat menyeluruh pada institusi swasta (pabrik, supermarket, restoran, hotel dan lain-lain).
Beberapa kendala di atas ditanggulangi antara lain dengan melakukan: 1.
Diharapkan aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa dapat dikembangkan lebih lanjut;
2.
Mengajukan
permohonan
Kekayaan
Intelektual
(KI)
kepada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk mendapatkan sertifikat Kekayaan Intelektual (KI) 3.
Menganggarkan dana untuk penyempurnaan Sistem Pakar Gangguan Jiwa pada proses penegakan diagnosis dari kondisi kejiwaan dan tindak lanjut penatalaksanaan yang lebih spesifik; dan
Page 14 of 17
4.
Melakukan penambahan keanggotaan Tim Pelaksana Kegiatan Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa berbasis Web dengan metode forward chaining, certainty factor, dan fuzzy logic.
D. Dampak dan Keberlanjutan
- Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inisiatif ini?
Manfaat yang dihasilkan dari pelaksanaan Sistem Pakar Gangguan Jiwa di wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta adalah bersama Instansi Pemerintah
setempat
dapat
saling
berkoordinasi
dalam
mendukung
operasionalisasi pengembangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa.
Berikut manfaat yang dihasilkan dari Sistem Pakar Gangguan Jiwa bagi: 1.
Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta 1.1. Sistem Pakar Gangguan Jiwa akan digunakan pada pelayanan psikologi; 1.2. mempersingkat proses pelayanan psikolgi; dan 1.3. mempermudah pengambilan keputusan dalam proses penegakan diagnosis (kondisi kejiwaan dan tindak lanjut penatalaksanaan).
2.
Lintas sektor wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta 2.1. memperlancar koordinasi dengan Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; 2.2. mempermudah akses pelayanan psikologi; dan 2.3. mendukung tercapainya Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) dan Sekolah Siaga Sehat Jiwa (S3J) dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Atas/sederajat.
3.
Masyarakat dan/atau pengguna layanaan 3.1. mempermudah proses pelayanan psikologi; 3.2. mempercepat waktu pelayanan psikologi; 3.3. meningkatkan
kesadaran
pengguna
layanan
untuk
dapat
melakukan pemeriksaan psikologis terhadap dirinya dengan pedoman yang telah dibakukan.
Page 15 of 17
- Apakah inisiatif ini berkelanjutan dan direplikasi??
Sistem Pakar Gangguan Jiwa merupakan salah satu upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta. Pelaksanaan Sistem Pakar Gangguan Jiwa dijalankan dalam kerangka Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa berbasis Web dengan metode forward chaining, certainty factor, dan fuzzy logic yang merupakan program unggulan dari Psikolog Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta dan program pendukung Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) serta Sekolah Siaga Sehat Jiwa (S3J). Kebijakan Sistem Pakar Gangguan Jiwa itu sendiri dalam perjalanan tahun 2016 telah dikuatkan secara legalisasi dengan diterbitkannya keputusan Kepala UPT Puskemas Ngaglik II Sleman Yogyakarta Nomor 188/357 Tahun 2016 tentang Tim Pelaksana Kegiatan Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa Berbasis Web dengan Metode Forward Chaining, Certainty Factor, dan Fuzzy Logic.
Surat keputusan di atas dapat disebut juga sebagai grand design Sistem Pakar Gangguan Jiwa yang memberi landasan operasional bagi pelaksanaan Aplikasi Sistem Pakar Gangguan Jiwa berbasis Web dengan metode forward chaining, certainty factor, dan fuzzy logic. Di dalamnya menjelaskan tentang proses penegakan diagnosis terhadap orang yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ)
untuk
menentukan
kondisi
kejiwaan
dan
tindak
lanjut
penatalaksanaan.
Pengembangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa diperlukan untuk memastikan kemampuan kebijakan ini menjawab masalah dan tantangan berkait dengan hasil survei kepuasan masyarakat pada pelayanan psikologi di Puskesmas Ngaglik II Sleman
Yogyakarta
pelayanan,
tentang
kedisiplinan
persyaratan
petugas
pelayanan,
pelayanan,
kejelasan
kecepatan
petugas
pelayanan,
dan
kenyamanan lingkungan pelayanan yang belum memuaskan.
Hal ini berarti pengembangan Sistem Pakar Gangguan Jiwa harus mampu memenuhi pelayanan psikologi yang cepat, tepat dan mudah bagi pengguna layanan di mana saja tanpa harus menemui seorang psikolog secara langsung
Page 16 of 17
serta program ini relevan untuk dapat diterapkan di Pelayanan Kesehatan seluruh Indonesia.
- Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik?
Kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa diupayakan agar dapat digunakan oleh seluruh masyarakat, dapat mempermudah pengguna layanan dalam pelayanan psikologi dan mendapatkan laporan hasil pelayanan psikologi. Berbagai pembelajaran yang didapat, antara lain: 1.
Dalam pembangunan Sistem Pakar Gangguan Jiwa memerlukan koordinasi antara pakar information and technology (IT) dengan pakar psikologi klinis secara berkelanjutan;
2.
Dalam kegiatan kemitraan diketahui bahwa pentingnya keterlibatan aktif dari seluruh anggota Tim Pelaksana agar setiap anggota tim memahami pengaplikasian dan pada akhirnya menyadari akan pentingnya manfaat dari Sistem Pakar Gangguan Jiwa;
3.
Pembelajaran dari kegiatan kemitraan antara Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta dengan lintas sektor bahwa diperlukan penguatan jejaring, memperluas cakupan jangkauan pengguna layanan Sistem Pakar Gangguan Jiwa;
4.
Dalam Sistem Pakar Gangguan Jiwa perlu dilakukan penyebaran informasi kepada
pengguna
layanan
secara
berkelanjutan
baik
menggunakan media elektronik dan/atau nonelektronik di dalam dan di luar wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; 5.
Memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat secara umum bahwa pelayanan psikologi juga dapat dilakukan tanpa bertemu langsung dengan psikolog melainkan melalui Sistem Pakar Gangguan Jiwa; dan
6.
Dalam kegiatan memfasilitasi perlu dukungan dari Puskesmas Ngaglik II Sleman
Yogyakarta
dengan
menganggarkan
dana
untuk
penyempurnaan Sistem Pakar Gangguan Jiwa pada proses penegakan diagnosis dari kondisi kejiwaan dan tindak lanjut penatalaksanaan yang lebih spesifik.
Page 17 of 17
Tim pelaksana kegiatan Sistem Pakar Gangguan Jiwa berdasarkan keputusan Kepala Kepala UPT Puskemas Ngaglik II Sleman Yogyakarta Nomor 188/93 Tahun 2016, yaitu: 1.
Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; 1.1. Kepala Puskesmas sebagai Penanggung Jawab; 1.2. Dokter gigi sebagai Koordinator Klinis; dan 1.3. Psikolog sebagai Koordinator Pelaksana Teknis.
2.
Universitas Respati Yogyakarta;
3.
Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta;
4.
Kelurahan Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta;
5.
Kelurahan Donoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta;
6.
Kelurahan Sukoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta;
7.
UPT Yandik Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta;
8.
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ngaglik Sleman Yogyakarta;
9.
Seluruh Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta;
10. Seluruh Sekolah Dasar dan/atau sederajat wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; 11. Seluruh Sekolah Menengah Pertama dan/atau sederajat wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta; dan 12. Seluruh Sekolah Menengah Atas dan/atau sederajat wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II Sleman Yogyakarta.