APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation)
Nama Kelompok : -Aisyah Nurfadilah -Izzah Nabilah -Alifia Selvitri -Reghi Aji Saputra -M. Dwi Khadafi -Naufal Keyla -Fathan Ibnu
APEC (Asian-Pacific Econimic Cooperation) Pada tahun 1989, para pemimpin negera yang terletak di lingkar luar samudra pasifik mengadakan pertemuan multilateral dan mendeklarasikan berdirinya APEC (Asia Pacific Economic Cooperation). Visi APEC adalah untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lain di wilayah Asia Pasifik, Menciptakan ekonomi domestic yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor. Kunci untuk mencapai visi APEC di sebut “ Deklarasi Bogor” Yaitu bahwa Negara yang sudah pada tingkat industrialisasi (Negara-negara maju) akan mencapai sasaran perdangan dan investasi yang bebas dan terbuka(liberalisasi) paling lambat tahun 2010, dan wilayah yang tingkat ekonominya sedang berkembang paling lambat tahun 2020. Kelompok bernama APEC ini adalah yang terbesar di dunia dan beranggotakan 21 negara A. Sejarah APEC APEC(Asia Pacific Economic Cooperation) merupakan wadah kerja sama Negara-negara di kawasan Asia Pasifik di bidang ekonomi. APEC resmi terbentuk pada bulan November 1989 di Canberra, Australia. Ini merupakan usulan mantan perdana mentri Australia” Bob Hawke”. Ada 2 faktor dominan yang mendorong lahirnya APEC, yaitu sebagai berikut. 1) Adanya Kekhawatiran akan gagalnya perundingan putaran Uruguay yang dapat berakibat meningkatnya peroteksionisme dan munculnya kelompok-kelompok perdagangan, seperti pasar tunggal Eropa dan Pasar Bebas Amerika Serikat. 2) Perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang sedang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur. Dua factor inilah yang membelakangi kelahiran APEC. Hal tersebut merupakan suatu forum kerjasama internasional yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di kawasan pasifik , terutama di bidang perdagangan dan investasi. Empat tahun setelah berdirinya pada tahun 1989, para pemimpin Negara anggota APEC mulai menggelar dialog intesif dan setahun setelah mendirikan secretariat pada tahun 1992 APEC mulai dengan tahap pembentukan visi. Sejak digelarnya AELM di seattle, Amerika Serikat tahun 1993, setiap tahun dilahirkan deklarasi atau kesepakatan bersama di antara para pemimpin Negara-negara anggota APEC.
B. Tujuan APEC Pada konperansi Tingkat Mentri (KTM) I APEC di Cenberra tahun1989, telah disepakati bahwa APEC merupakan forum konsultasi yang longgar tanpa memberikan”Mandatory Consequences” Kepada para anggotanya. Dari kesepakatan itu yang di peroleh dalam pertemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa APEC memiliki 2 tujuan utama, yaitu sebgai berikut. 1) Mengupayakan terciptanya liberalisasi perdagangan dunia menjadi pembentukan sistem perdangan multilateral yang sesuai dengan kerangka GATT dalam rangka memajukan proses kerja sama ekonomi Asia Pasifik dan perampungan yang positif atas perundingan putran Uruguay. 2) Membangun kerja sama peraktis dalam program-program kerja yang difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut penyelenggaraan kejian-kajian ekonomi, liberalisasi peradagangan, investasi, alih teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. Sehingga dari tujuan APEC di atas dibentuk suatu target kemajuan organisasi yang dikenal dengan “Bogor Goals”. Selanjuya untuk mencapai sesuai target The Bogor Goals, APEC membangun usaha kerja sama yang didasarkan pada 3 pilar. 3 pilar tersebut berisi : 1) Keterbukaan Perdagangan dan investasi 2) Memfasilitasi Perdagangan dan investasi 3) Kerja sama Bidang Ekonomi Dan Teknik Prinsip yang dianut APEC Sebagi berikut. 1) Consensus, hal ini memiliki arti bahwa keputusan yang di hasilkan oleh APEC harus disepakati dan bermanfaat bagi semua ekonomi anggota APEC serta apabila ada satu yang tidak sepakat maka keputusan itu dianggap tidak berlaku. 2) Voluntary and non-binding , yang memiliki arti bahwa semua kesepakatan yang ada dalam forum APEC dilakukan secara sukarela serta tidak memaksa. 3) Concerted unilateralism, yang berarti kegiatan pengambilan keputusan dilakukan secara berasama-sama sesuai dengan kemampuan tiap anggota, tanpa syarat resiprositas. 4) Differentiated time frame, memiliki arti bahwa setiap ekonomi anggota yang masuk dalam katagori ekonomi maju diharpkan melakukan liberalisasi terlebih dahalu.
C. Manfaat APEC bagi Indonesia Bagi Indonesia, KTT APEC adalah momentum untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang disinergikan konsep MP3EI( Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan empat paket kebijakan ekonomi tradisional. Hal ini penting bagi kebutuhan modal pembangunan maupun peningkatan produktifitas industry dalam negeri, serta menutup celah deficit perdagangan internasional. Namun Disisi lain apabila Indonesia tidak menyiapkan diri dengan baik, tentu akan mendapat menjadi jajahan produk asing yang dapat menghancurkan kemampuan produktif dalam negeri. Manfaat-manfaat Indonesia ikut serta adalah sebagai berikut. 1) Secara Politik Manfaat secara politik yaitu dapat mendukung proses demokratisasi, memperkokoh persatuan dan kesatuan, mendukung terciptanya kohesi social, meningkatkan pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan, mondorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik, mendorong penghormatan, perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia. 2) Secara Ekonomi dan Keuangan Secara ekonomi dan keuangan yaitu mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan , meningkatkan daya saing, meningkatkan kemapuan Iptek,meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya pencapaian pembangunan nasional, mendorong peningkatan produktivitas nasional, mendatangkan bantuan teknis, hibah dan bantuan lain yang tidak mengikat 3) Secara Sosial Budaya Secara social budaya yaitu menciptakan saling pengertian antarbangsa, meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan, mendorong pelestarian budaya local dan nasional, mendorong upaya perlindungan dan hak-hak pekerja migran; menciptakan stabilitas nasional, regional, dan internasional. 4) Segi Kemanusiaan Segi kemanusiaan yaitu mengembangkan early warning system di wilayah rawan bancana, meningkatkan capacity building di bidang penanganan bencana, membantu proses rekonturuksi dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan citra positif Indonesia di masyarakat internasional, dan mendorong pelestarian lingkungan hidup dan mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.