Antropologi Revisi.docx

  • Uploaded by: ANNISSA ADELIA
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Antropologi Revisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,670
  • Pages: 11
ANTROPOLOGI KONSEP KEBUDAYAAN

Dosen Pembimbing : Drs. Indra Ibrahim, M.Si, Kons

KELOMPOK 6 ANGGOTA : 1. Annissa Adelia (17011085) 2. Hesti Febrianola (17011251) 3. Zila Fauza (17011328)

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PADANG 2018 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini, tanpa suatu halangan apapun.

Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kepada kita semua menuju jalan keselamatan, yakni Dinul Islam. Adapun makalah ini merupakan suatu tugas dari mata Kuliah Sosioantropologi pendidikan dengan tujuan agar pembaca dapat benar-benar mengerti dan memahami isi dari makalah ini.

Kemudian tentunya dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua, Amin…

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

A.

Rumusan masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, penulis mengidentifikasikan permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: 1.

Pengertian Kebudayaan

2.

Unsur-unsur yang ada dalam kebudayaan

3.

Wujud kebudayaan

B.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penulis dapat menentukan tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut: 1.

Memahami pengertian kebudayaan

2.

Mengetahui Unsur-unsur yang ada dalam kebudayaan

3.

Mengetahui wujud kebudayaan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian budaya Pada pertengahan kedua abad ke-19 Sir Edward Burnett Tylor (London, 2 Oktober 1832 – Wellington, 2 Januari 1917), Bapak Antropologi Budaya, Profesor Antropologi pada Universitas Oxford, Inggris, melakukan serangkaian studi tentang masyarakat-masyarakat

“primitif”,

yang meliputi

perkembangan

kebudayaan

masyarakat manusia melampaui fase-fase transisi “from savage through barbaric to civilized life,” dari masyarakat liar, melewati kehidupan barbarik sampai pada kehidupan beradab. Konsep awal kebudayaan yang bersumber dari studi tentang masyarakatmasyarakat primitif tersebut mengandung sisi praktis, sebagai sumber kekuatan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi rangkaian gagasan-gagasan dan tindakan-tindakan moderen. Menyusun suatu hubungan antara apa yang manusia-manusia purbakala takberbudaya pikirkan dan lakukan, dan apa yang manusia-manusia moderen berbudaya pikirkan dan lakukan, bukanlah masalah ilmu pengetahuan teoretik yang tak-dapatditerapkan, karena persoalan ini mengangkat masalah, seberapa jauh pandangan dan tingkah-laku moderen berdasarkan atas landasan kuat ilmu pengetahuan moderen yang paling masuk akal (Tylor, 1871: 443-44). Lebih dari setengah abad kemudian, Ralph Linton (Philadelphia, Pennsylvania, 27 Februari 1893 – New Haven, Connecticut, 24 Desember 1953), Profesor Antropologi pada Universitas Columbia, New York, Amerika Serikat, menawarkan rumusan tentang kebudayaan yang menekankan pada faktor integrasi yang dicapai melalui tingkah laku belajar. Kebudayaan bisa dicapai dengan belajar dan sebagai hasil belajar yang dibiasakan antar anggota suatu masyarakat. Menurut Linton, “A culture is the configuration of learned behavior and results of behavior whose component elements are shared and transmitted by the members of a particular society” (Linton, 1945). (Kebudayaan merupakan konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur-unsurnya digunakan bersama-sama dan ditularkan oleh para warga masyarakat). Secara umum budaya sendiri budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani,

kata culture juga kadang sering diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia. Geertz dalam bukunya “Mojokuto; Dinamika Sosial Sebuah Kota di Jawa”, mengatakan bahwa budaya adalah suatu sistem makna dan simbol yang disusun dalam pengertian dimana individu- individu mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian- penilaiannya, suatu pola makna yang ditransmisikan secara historis, diwujudkan dalam bentuk- bentuk simbolik melalui sarana

dimana

orang-

orang

mengkomunikasikan,

mengabdikan,

dan

mengembangkan pengetahuan, karena kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik maka haruslah dibaca, diterjemahkan dan diinterpretasikan Seorang antropolog Inggris Edward B. Taylor (1832-1917) mengatakan bahwa kultur adalah keseluruhan yang kompleks termasuk didalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat dan segala kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat58 . Ralph Linton yang memberikan definisi kebudayaan yang berbeda dengan perngertian kebudayaan dalam kehidupan sehari- hari kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan Salah seorang guru besar antropologi Indonesia Kuntjaraningrat berpendapat bahwa “kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan sebagai hal- hal yang bersangkutan dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi- daya yang artinya daya dari budi atau kekuatan dari akal . Masih menurut koenjtaraningrat berpendapat bahwa unsur kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide, gaagsan, nilainilai norma- norma peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat, ketiga benda- benda hasil karya manusia

B. Wujud Kebudayaan Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

1.Gagasan ( wujud ideal ) wujid ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma,

peraturan,

dan

sebagainya

yang

sifatnya

abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepalakepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Contoh: Aturan atau norma sopan santun dalam bertutur kata kepada orang yang lebih di dalam

tua, aturan bertamu di rumah orang lain. Contoh wujud konkretnya terdapat undang-undang atau aturan tertulis

2.Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, suatu system sosial itu bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan di dokumuentasi Contoh: Budaya upacara perkawinan, proses pemilihan pemimpin, atau kampanye partai yang dikategorikan sebagai wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu 3.Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau halhal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. Contoh: Wayang golek dari Jawa,

kain ulos dari Batak, songket dari Padang, ataupun sebuah mahar berupa barang yang harus diberikan dalam upacara adat perkawinan. Keterkaitan dan saling melengkapi dari ketiga wujud tersebut, membuat sebuah kebudayaan menjadi aktivitas yang berpola dari suatu masyarakat. Keteraturan pola dan batasan menjadi acuan atau pedoman hidup bagi penganut kebudayaan tertentu. C. Unsur-Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :

1) Kesenian 2) Sistem teknologi dan peralatan 3) Sistem organisasi masyarakat 4) Bahasa 5) Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi 6) Sistem pengetahuan 7) Sistem religi

Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :

1.Kesenian

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

2.Sistem teknologi dan peralatan Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.

3.Sistem organisasi masyarakat Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

4.Bahasa Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.

6.Sistem pengetahuan Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

7.Sistem religi Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

BAB III DAFTAR PUSTAKA

Geertz, Clifford.1960. The Religion Of Java. Chicago and London: The University Of Chicago Press. Koentjaraningrat (redaksi). 1971. Manusia dan Kebudayaan Djambatan.

Indonesia.

Jakarta:

Linton,Ralph. 1936. The Study Of Man. New York : Appdelton-Century-Croft,Inc. Taylor, Edward Burnett. 1871. Primitive Culture. Vol. 1&Vol. 2. London: Jhon Murrary.

Related Documents

Antropologi
June 2020 43
Antropologi Revisi.docx
December 2019 30
Antropologi Klasik
May 2020 38
Kamus Antropologi
May 2020 35

More Documents from ""