Antioksidan.docx

  • Uploaded by: Nada Savitri
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Antioksidan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 586
  • Pages: 3
Sumber Anti Oksidan endogen non enzimatik



Antioksidan enzimatik



Bilirubin



Bilirubin yaitu antioksidan yang terdapat di dalam darah. Bilirubin yaitu antioksidan yang terdapat di dalam darah



Bilirubin berasal dari pemecahan hemoglobin yang terjadi dalam sel-sel RES dan selsel poligonal hati. Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh.



Melemahnya fungsi hati mendatangkan kenaikan kadar bilirubin dalam serum yang mengesankan (cukup tinggi). Berkurangnya daya uptake atau konjugasi pada sel-sel hati mungkin menyebabkan kadar bilirubin indirek meningkat ; melemahnya ekskresi bilirubin konjugat mendatangkan kadar bilirubin post hepatik meningkat. Konjugat bilirubin bersifat larut air dan mudah menembus filter glomeruli ; bilirubin berbalik arah kembali kealiran darah jika ada obstruksi saluran empedu dimana saja : dalam jaringan hati, pada saluran hepatik, pada kantong empedu dan pada ductus choledochus. Disfungsi hepatoseluler yang sedang derajatnya, menghambat penyaluran bilirubin konjugat ke dalam ductus colligentis ; kadar bilirubin direk dalam darah dapat meningkat pada penyakit hepatoseluler, biarpun saluran-saluran empedu dapat dilalui dengan bebas. Bila kadar bilirubin direk atau indirek sampai 2-4 mg/dl, maka pasien menderita ikterus, yakni menguningnya kulit, selaput lendir dan sklera.

1. Glutathione Glutation sendiri dibentuk oleh asam amino tripeptida yakni asam glutamat, sistein dan glisin yang merupakan asam amino non esensial (AANE). GSSG ini merupakan protein larut air yang merupakan antioksidan terpenting dalam tubuh karena berfungsi intraselular dan juga mempunyai kemampuan untuk mendaur ulang antioksidan yang lain seperti vitamin C dan E. GSSG berfungsi sebagai antioksidan yang langsung menetralisir radikal bebas (Reactive Oxygen Species/ROS) dengan cara berikatan dengan molekul radikal bebas sehingga terjadi detoksifikasi ROS, logam berat dan reaksi kimia berbahaya lainnya yang akhirnya dapat dikeluarkan dari tubuh. 2.

N-acetyl cysteine

NAC adalah senyawa yang mengandung thiol bebas (SulHydryl = SH) yang juga merupakan prekursor dari L-cysteine dan mempunyai rumus kimia C5H9NO3S. Selain sebagai free-radical scavenger yang bekerja langsung menetralkan radikal-radikal bebas, NAC juga bekerja sebagai antioksidan tidak langsung (indirect) dengan menyediakan L-cysteine untuk meningkatkan produksi GSH secara intraselular. Aktivitas antiinflamasi NAC mengontrol pelepasan sitokin dan adhesi selsel inflamasi agar inflamasi tidak berkelanjutan; meningkatkan sistem imun; serta memperbaiki kelainan struktur dan fungsi sel darah merah pasien diabetes dalam membawa oksigen sehingga memperbaiki hipoksia jaringan agar proses metabolisme energi dapat berlangsung. Aktivitas antioksidan dan aktivitas menghambat TNF-kB (faktor transkripsi DNA penting) dan AP-1 dari NAC sangat penting untuk memperbaiki keadaan glikemia, resistensi insulin, dan mencegah kerusakan DNA sel pada diabetes. Dengan demikian, NAC dapat berfungsi mencegah komplikasi diabetes, mempertahankan kadar gula darah, dan mencegah fluktuasi akut kadar gula dalam jangka waktu tertentu.

3. NADPH dan NADH 4. ubiquinone (koenzim Q10) Koenzim Q yang berperan sebagai antioksidan yang larut di dalam membran lemak. Nama ubiquinone berasal dari keberadaannya yang ada di mana-mana di alam (ubiquitous), dan struktur quinone yang menyerupai vitamin K. Ubiquinone ditemukan dalam mitokondria berbagai organ, seperti jantung, paru, hati, ginjal, anak ginjal, limpa, pankreas, dan otot rangka. oQ10 juga mempunyai efek antioksidan dan berperan dalam pengobatan penyakit Parkinson ketika diberikan dalam dosis tinggi.

5. uric acid Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan H. 2000

Daftar Pustaka: 1. Villarama CD, Maibach HI. 2005. Glutathione as a Depigmenting Agent: An Overview. International Journal of Cosmetics Science, 27: 147-153. 2. Bertram G. Katzung (Editor). Basic and Clinical Pharmacology 10th International Edition. Singapore: McGraw-Hill. 2007

More Documents from "Nada Savitri"

Laporan Fix Patogenesis.docx
December 2019 33
Jcpe.docx
December 2019 32
900.docx
November 2019 27
Pulp Capping.docx
December 2019 13
Antioksidan.docx
November 2019 18