Sistem Imun: Antigen dan Antibodi Antigen
Antigen adalah semua substansia yang dapat merangasang respon imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada. Secara fungsional antigen terbagi menjadi dua jenis yaitu imunogen dan hapten. imunogen adalah bahan yang dapat menimbulkan respon imun sedangkan hapten adalah molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada secara langsung, tetapi tidak dapat merangsang pembentukan antibodi secara langsung. Hapten dapat berubah menjadi imunogen apabila berikatan denagn protein pembawa (carrier).
Imunogenitas suatu substansia bergantung kepada beberapa faktor, yaitu:
Benda Asing : karena sistem imun normal dapat membedakan self dan non self maka untuk menjadi imunogenik substansia maka benda tersebut harus bersifat asing. Namun pada keadaan patologis, self dapat menjadi imunogenik substansia juga, seperti pada Sistemic Lupus Eritematosus (SLE).
Ukuran molekul : Ukuran molekul harus besar. untuk molekul yang berukuran kecil biasanya kurang atau tidak bersifak imunogenik. Ukuran molekul yang paling poten adalah yang lebih besar dari 100.000
Kompleksitas Molekul : Semakin tinggi kompleksitas molekul tersebut maka akan semakin tinggi derajat antigenitasya.
Latar Belakang Antibodi : Tiap hospes memiliki respon imun yang berbeda-beda. Walaupun mereka terpapar dengan anti gen yang sama, efek yang muncul tiap individu bervariasai, semua tergantung pada sifat antibodi yang terkandung di dalam tubuhnya.
Cara masuk antigen dan besar dosis yang masuk ke dalam tubuh. Dosis yang masuk harus tepat, karena bukan tidak mungkin dosis yang berlebihan malah tidak mampu merespon sistem imun.
Pembagian Antigen 1. Pembagian menurut Epitop o
Unideterminan univalen : hanya terdapat satu jenis determinan/ epitop pada satu molekul
o
Unideterminan multivalen : hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul
o
Multideterminan univalen : Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari tiap macamnya.
o
Multideterminan multivalen : Banyak macam pada satu molekul ( antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimia)
2. Pembagian antigen menurut spesifisitas o
heteroantigen : yang dimiliki oleh banyak spesies
o
Xenoantigen : yang dimiliki spesies tertentu
o
Alloantigen : yang spesifik untuk invidu dalam satu spesies
o
Antigen organ spesifik : yang hanya dimiliki oleh organ tertentu.
o
Autoantigen : yang dimiliki alat tubuh sendiri
3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap limfosit T o
T dependen : yang memerlukan pengenalan terhadap limfosit T dab B terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan respon imun
o
T antibodi : yang dapat merangsang limfosit B tanpa harus ada bantuan dari limfosit T. Umumnya antigen jenis ini merupakan antigen golongan molekul besar polomorfik yang dipecah secara perlahan-lahan.
4. Pembagian Antigen berdasarkan sifat kimia. o
Hidrat Arang ( Polisakarida)
o
Lipid
o
Asam nukleat
o
Protein
Hapten dapat pula dibagi berdasarkan strukturnya yang harus disesuaikan dengan bahan konjugasi agar dapat digabungkan dengan protein karier. Pembagian itu secara singkat sebagai berikut:
Hapten dengan kelompok karboksil
Hapten dengan kelompok asam amino
Hapten dengan kelompok hidroksil
Hapten dengan kelompok karbonil
Antibodi Antibodi adalah fraksi protein dalam cairan tubuh yang terbentuk atas rangsanganb masuknya antigen yang berasal dari luar, dan terjadi secara spesifik. Antibodi sudah ada pada manusia sejak ia lahir. Antibodi tersebut berasal dari ibunya. Struktur antibodi tersusun oleh 4 rantai polipeptida (2 rantai polipeptida berat atau "heavy chain" dan 2 polipeptida ringan atau "light chain". Antibodi mempunyai bentuk seperti huruf Y. Kedua lengan bagian atas disebut daerah variable, karena dapat berubah-ubah sesuai dengan antigen yang diikat. Sedangkan lengan bagian bawah disebut daerah constan, karena daerah tersebut tidak dapat berubah bentuk.
Jenis-jenis Antibodi 1. IgA : IgA merupakan antibodi yang paling dominan pada cairan sekresi ludah, usus, air mata, ASI, mukosa hidung, dan alat kelamin wanita. namun di dalam serum hanya sebanyak 15 % daris eluruh antibodi. Fungsi IgA adalah menahan antigen agar tidak menempel permukaan mukosa, menetralisisr virus, dsb. 2. IgD : merupakan satu-satunya antibodi yang sampai sekarang masih sukar diidentifikasi fungsinya. hal tersebut karena sangat sukar untuk mengisolasinya serta jumlahnya yang sangat sedikit. 3. IgE : konsentrasi IgE di dalam serum yang sangat rendah yaitu kurang dari 5000 ng/ml. namun level ini akan naik cepat apabila terdapat infeksi karena parasit, jamur, mikrobakteria, dan virus maupun kondisi alergei seperti atopik dan dermatitis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa IgE berhubungan dengan alergi. 4. IgG : merupakan antibodi yang paling dominan di dalam serum, yaitu hampir sebanyak 75% dari seluruh imunoglobulin. Salah satu fungsi ddari IgG alah mengaktivasi komplemen baik melalui jalur alternatif maupun jalur klasik. IgG merupakan satusatunya imunoglobulin yang dapat melewati sawar plasenta. 5. IgM : merupkan imunoglobulin terbesar. IgM merupakan antibodi dalam respon imun primer hampir terhadap kebanyakan antigen. IgM adalah imunoglobulin yang predominan yang diproduksi oleh janin. Kadarnya yang meningkat pada umbilikus menunjukan bahwa bayi tersebut mengalami infeksi sebelum lahir. Bayi yang baru lahir mempunyai 10% IgM dewasa, dan akan mencapai level 100%b pada saat berusia satu tahun. IgM juga merupakan antibodi yang dapat mengaktifkan komplemen yang kuat.
Daftar Pustaka Darwin, Eryati, 2006, Imunologi dan Infeksi, Padang: Andalas University Press