LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN REPTILIA
Disusun Oleh: Nama
: Zakia Yolanda
NIM
: K4316070
Kelas
:B
Kelompok
:2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017
Laporan Resmi Praktikum Anatomi Hewan
I.
Judul
: Reptilia
II.
Tujuan
:
1.
Mengetahui topografi reptil melalui Mabouya multifasciata, Trachemys scripta, Ptyas mucosus, dan Gekko gecko,
2.
Mengetahui fungsi masing-masing organ pada Mabouya multifasciata, Trachemys scripta, Ptyas mucosus dan Gekko gecko,
3.
Mengetahui berbagai sistem organ pada Mabouya multifasciata, Tranchemys scripta, Ptyas mucosus, dan Gekko gecko.
III.
Alat dan Bahan
:
1. Alat :
a. Mabouya multifasciata
a. Papan bedah,
b. Gekko gecko
b. Jarum pentul,
c. Trachemys scripta
c. Pisau bedah,
d. Ptyas mucosus
d. Gunting bedah, e. Pinset, 2. Bahan : f. Lup, g. Alat tulis. IV.
Langkah Kerja : 1. Meletakkan reptil pada papan bedah dan menusuk kepala Mabouya multifasciata , Trachemys scripta, Ptyas mucosus dan Gekko gecko, 2. Menancapkan jarum pentul pada bagian-bagian tertentu, 3. Mengamati morfologi dan anatomi Mabouya multifasciata, Trachemys scripta, Ptyas mucosus dan Gekko gecko, 4. Membedah reptil untuk mengetahui topografi, memotong dimulai dari bagian anus hingga bagian bawah kepala menggunakan gunting dan pisau bedah, 5. Mengamati organ dan sistem organ, dan mencatat hasil pengamatan.
V.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan Morfologi Gambar Pengamatan 1. Ular (Ptyas mucosus)
Keterangan Gambar
2
8
1
5
6
4
3 7
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Caput Organonvisus Cavumoris Lingua Trunchus Caudal Kloaka Nares
GambarReferensi
Deskripsi 1. Ular (Ptyas mucosus) Morfologi: a. Caput Berbentuk pipih dan meruncing pada bagian ujungnya. Terdapat cavum oris, yang terbagi menjadi rahang atas dan bawah yang mana pada ular antara rahang atas dan bawah terpisah(tidak menempel). Terdapat gigi yag berukuran sama pada ular tidak berbisa yang susunannya biasa disebut ‘Aglypha’. Nampak juga lingua yang pendek dan bercabang. Pada bagian luar terdapat sepasang nares dan organonvisus. Tidak dijumpai adanya lubang telinga pada ular. b. Cervix(tidak nyata) c. Trunchus Trunchus pada ular bersifat memanjang dan tidak dijumpai adanya tungkai. Tidak terdapat gelang bahu dan gelang panggung, melainkan hanya tubuh memanjang yang dilindungi sisik. Sisik bagian dorsal berwarna coklat dan tidak kasar. Sisik bagian ventral berwarna putih kekuningan. d. Cauda
Panjang dan silindris yang meruncing ke ujung. Ventral dari pangkal caudal terdapat kloaka. Kloaka merupakan celah transfersal yang biasanya digunakan untuk alat urogenital. 2. Kadal (Mabouya multifasciata) a. Caput Berbentuk pipih dan meruncing pada bagian ujungnya. Pada cavum oris terdapat rahang atas dan rahang bawah, yang mana rahang atas terdapat gigi halus yang sama bentuknya. Rahang atas dengan rahang bawah pada kadal menyatu. Pada mulut juga terdapat lidah yang tidak bercabang. Di bagian luarnya, terdapat sepasang nares pada ujung moncongnya serta organonvisus. Terdapat lubang telinga yang mempunyai membrane tymphani yang letaknya agak dalam. b. Cerviks Panjang dan berlanjut sebagai truncus. c. Truncus Ditutupi oleh sisik(derivat epidermis kulit). Tersusun atas bahan tanduk sehingga terbentuknya melalui proses cornifikasi. Sisik ini terbentuk karena adanya lipatan-lipatan corium yang kemudian masing-masing lipatan tertutup oleh epidermis yang menanduk tebal. Badan memanjang convex dalam arah dorsolateral dan datar di bagian ventral.
Pada badan (truncus) terdapat ektremitas cranialis dan ekstremitas caudalis. a. Ekstremitas cranialis terletak di sebelah craniolateral, terdapat sepasang pada kanan dan kiri yang terdiri dari : 1) Brachium (lengan atas), 2) Antebrachium (lengan bawah) 3) Manus (tangan), 4) 5 digiti (jari-jari) yang berfacula : pollux, secundus, medius, annulus, dan minumus. b. Ekstremitas caudalis (posterior) terletak di sebelah caudal lateral, terdapat sepasang pada kanan dan kiri yang terdiri dari : 1) Femur (paha), 2) Crus (tungkai), 3) Pes (kaki), 4) 5 digiti (jari-jari) yang berfacula : hallux, secundus, medius, annulus, dan minumus.
d. Caudal berukuran panjang, berbentuk silindris, dan meruncing ke bagian ujung. Ventral dari pangkal caudal terdapat cloaca yang disebut apertura cloacis. Lubang cloaca ditutupi sisik tanduk yang disebut lamina praecloacalis. Terdapat ekor yang digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari dan dapat terputus untuk mengelabuhi pemangsa. 3. Tokek (Gekko gecko) a. Caput Berbentuk pipih dan meruncing pada bagian ujungnya. Pada cavum oris terdapat rahang atas dan rahang bawah, terdapat gigi halus sama bentuk. Rahang atas dengan bawah pada tokek menyatu. Pada mulut terdapat lingua tidak bercabang. Di bagian luarnya, terdapat sepasang nares pada ujung moncong, serta organonvisus. Terdapat lubang telinga yang mempunyai membrane tymphani yang letaknya agak dalam. b. Cerviks Panjang dan berlanjut sebagai truncus. c. Truncus Tubuhnya lebih lebar dan besar dari kadal. Panjang dan ditutupi oleh kulit yang bertekstur bulat-bulat kecil. Terdapat pigmen warna berupa titik titik orange pada badan, dan garis garis putih pada bagian ekornya.
Pada badan (truncus) terdapat ektremitas cranialis dan ekstremitas caudalis. a. Ekstremitas cranialis terletak di sebelah craniolateral, terdapat sepasang pada kanan dan kiri yang terdiri dari : 1) Brachium (lengan atas), 2) Antebrachium (lengan bawah) 3) Manus (tangan), 4) 5 digiti (jari-jari) yang berfacula : pollux, secundus, medius, annulus, dan minumus. 5) Bantalan perekat b. Ekstremitas caudalis (posterior) terletak di sebelah caudal lateral, terdapat sepasang pada kanan dan kiri yang terdiri dari : 1) Femur (paha), 2) Crus (tungkai), 3) Pes (kaki),
4) 5 digiti (jari-jari) yang berfacula : hallux, secundus, medius, annulus, dan minumus. 5) Bantalan perekat
d. Caudal berukuran panjang, berbentuk silindris, dan meruncing ke bagian ujung. Ventral dari pangkal caudal terdapat cloaca yang disebut apertura cloacis. Terdapat ekor yang digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari dan dapat terputus untuk mengelabuhi pemangsa. 4. Kura-kura Brazil(Trachemys scripta) a. Caput Berbentuk pipih, pendek, dan meruncing pada bagian ujungnya. Caputnya bersifat fleksible, dapat dijulurkan atau ditarik. Di bagian luarnya, terdapat sepasang nares pada ujung moncong, organonvisus dengan kelopak mata yang dapat digerakkan, serta cavumoris yang terdiri dari rahang atas dan bawah yang menempel. Tidak terdapat lubang telinga. Pada bagian caput terdapat pola perpaduan antara garis-garis kuning, hijau tua, dan muda. Pada bagian samping kanan yang kiri caput, terdapat warna merah ke orange sebagai ciri khas. b. Cerviks Fleksibel dapat membuat caput pada kura-kura bergerak untuk dijulurkan ataupun ditarik kembali kedalam karapas. c. Trunchus Trunchus pada kura-kura umumnya tidak terlihat secara langsung, hal ini dikarenakan adanya organ keras pelindung pada bagian atasnya yang disebut juga dengan ‘karapas’. Karapas pada Trachemys scripta berbentuk bulat yang sedikit memanjang, dan tidak terlaku timbul, berwarna hijau, dan terdiri dari 24 sisik marginal. Selain adanya karapas pada bagian atas, kura-kura juga memiliki pelindung pada bagian bawah yang disebut juga dengan ‘plastron’. Plastron pada Trachemys scripta berbentuk kurang lebih lonjong, berwarna kuning dengan kombinasi warna hijau tua dan hijau muda sebagai corak pada bagian bawahnya. Pada badan (truncus) terdapat ektremitas cranialis dan ekstremitas caudalis. a.
Ekstremitas cranialis terletak di sebelah craniolateral, terdapat sepasang pada kanan dan kiri yang terdiri dari : 1) Brachium (lengan atas), 2) Antebrachium (lengan bawah) 3) Manus (tangan), 4) 5 digiti (jari-jari) yang berfacula : pollux, secundus, medius, annulus, dan minumus. 5) Selaput renang, pada celah digiti 6) Cakar, pada ujung digiti
b.
Ekstremitas caudalis (posterior) terletak di sebelah caudal lateral, terdapat sepasang pada kanan dan kiri yang terdiri dari : 1) Femur (paha),
2) Crus (tungkai), 3) Pes (kaki), 4) 5 digiti (jari-jari) yang berfacula : hallux, secundus, medius, annulus, dan minumus. 5) Selaput renang, pada celah digiti 6) Cakar, pada ujung digiti d. Caudal Berukuran pendel, berbentuk silindris, dan meruncing ke bagian ujung. Ventral dari pangkal caudal terdapat kloaka, sebagai alat ekskresi ataupun alat reproduksi(urogenitalia).
Perbandingan morfologi : Pembeda
Mabouya multifasciata Kecil
Suara
Ptyas mucosus
bahkan Biasanya
berdesis
cenderung tidak samar
Digiti (jari-jari)
Ukuran jari
Gigi
Mata
Sisik
Leher
Tidak
mempunyai
digiti
Trachemys scripta Tidak
terdengar
suara
terdapat Mempunyai perekat, Terdapat
5
lebih panjang, lebih mempunyai
digiti, selaput
perekat dan lebih
tumpul dan lebar- renang, dan cakar.
runcing
lebar
Lebih kecil-kecil
Gigi kecil dan lebih jarang
Tidak
terlalu
menonjol
terdapat Lebih
digiti
dan lebar
Berukuran
sama
dengan
Bulat
besar-besar Kecil-kecil
tipe
dan
pendek
Gigi jelas dan lebih
Tidak memiliki gigi
rapat
lumayan
Bulat kecil, kelopak
besar, kelopak tidak Bulat dan menonjol
dapat di gerakkan
dpt digerakkan
Lebih halus dan mengkilat Lebih panjang
halus,
Tidak
Aglypha
Permukaan Punggungnya badan
Lebih besar, samapi jelas terdengar
bersuara Tidak
Gekko gecko
pada
Halus mengkilat
dan
Terdapat
tonjolan-
tonjolan
Tubuh tidak bersisik, hanya karapas dan plastronnya saja.
Tidak nyata
Lebih pendek
Badannya halus
Terdapat
Pendek, fleksibel
tonjolan- Dilindungi
tonjolan yang kasar, dan plastron
karapas
bagian belakang
juga terdapat pori-
terdapat
pori
sisik
sasmoid
preanal
atau
preano-femoral, serta bintil post-anal
Panjang, Ekor (caudal)
meruncing
Panjang,
silindris,
di dan meruncing
bagian ujungnya,
Panjang, ukurannya besar
ukuran kecil Sumber
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya. Rahardjo. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga. Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : UM Press.
namun lebih
Pendek, meruncing
kecil,
Topografi Gambar Pengamatan
Keterangan Gambar
1. Ular (Ptyas mucosus)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2 5
1
6
3
4
9
8
GambarReferensi
7
Cor Pulmo Pericardium Fasa Trakea Esophagus Intestinum Empedu Ventrikel
Deskripsi topografi Ptyas mucosus, Trachemys scripta, Mabouya multifasciata dan Gekko gecko Adapun bagian-bagian organ yang terlihat dalam topografi reptil yaitu : 1. Jantung (cor) Cor pada reptilia terdiri dari atrium kanan dan atrium kiri, ventrikel kanan dan kiri, mempunyai 4 ruang tetapi sekat belum sempurna sehingga nampak hanya mempunyai 3 ruang, berwarna merah terletak di atas paru-paru. Jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. 2. Paru-paru (pulmonum) Pada bagian distal, dinding tidak respiratoris (dinding lebih kecil dan tidak mengandung darah), paru-paru memanjang dan strukturnya seperti rumah tawon, berwarna merah muda, sepasang di atas cor. Pulmo berfungsi sebagai alat pernapasan yaitu tempat pertukaran O2 dan CO2. 3. Trakhea Memanjang dan terdapat garis-garis seperti cincin yang besar. 4. Hati (hepar) Hepar pada reptilia berwarna coklat, berfungsi sebagai penawar racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan juga sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah tua. 5. Empedu (vesica fellea) Terletak di bagian tengah hepar dan berwarna hijau. 6. Lambung (ventriculus) Berwarna putih, panjang, terletak sebelah sisi kiri, dan melengkung ke sebelah kanan. 7. Intestinum Saluran yang berbentuk pipa, terdiri dari usus kecil dan usus besar. 8. Telur Tempat berkembangbiaknya anak, terdapat pada betina, berjumlah sepasang, dan berwarna putih. 9. Kandung kemih (vesica urinaria) Merupakan kantong berdinding tipis di ventral pada ujung posterior coelom. 10. Kloaka Merupakan lubang pengeluaran 3 saluran, yaitu ekskresi, reproduksi, dan pencernaan. 11. Ginjal Berjumlah sepasang, berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, dan berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
Perbandingan Topografi:
Pembeda
Mabouya multifasciata Lebih
Paru-paru
Ptyas mucosus
pendek, Memanjang
berwarna
Trachemys scripta Kecil, pendek
lebih
panjang, lebih
gelap
Garis-garisnya
Memanjang
lebih kecil
berwarna gelap Memanjang
Lambung
Lebih berwarna
terang Trakhea
Gekko gecko
Berlekuk
Garis-garis samar
Garis-garisnya besar
Mirip seperti usus dengan
ukuran
yang lebih besar Seperti Hati
bulat Memanjang
sedikit memanjang
Usus
Berlekuk-lekuk
Memanjang
Berlekuk-lekuk
Sumber Ismawati. 2008. Biologi. Solo: Bumi Aksara Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya Kastowo. 1986. Zoologi Umum Alumni Dago. Bandung : Rineka Cipta. Kimbal, J. W. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga Sutoyo, Daryaono. 2006. Anatomi Hewan Chordata. Surakarta UNS Press.
Berlekuk-lekuk
Sistem Respirasi GambarPengamatan
KeteranganGambar
1. Ular (Ptyas mucosus)
1. Trakea 2. Esophagus 3. Pulmo
1 3 2
GambarReferensi
Deskripsi 1. Ular(Ptyas mucosus) Sistem pernapasan ular meliputi trakea (tenggorokan), bronkus, paru-paru, dan kantung udara. Trakea berasal di belakang rongga mulut, dan berakhir di dekat jantung, dimana cabang menjadi dua bronkus. Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri, yang sangat kecil atau sama sekali vestigial. Organ sisa kecil, merosot, dan tidak berfungsi.
Bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang. Bagian depan dari paru-paru adalah pembuluh darah (dengan pembuluh darah) dan fungsi dalam pertukaran gas, tetapi paruh kedua paru-paru adalah avascular (tanpa pembuluh darah) kantung udara yang meluas ke daerah ekor. Kantung udara melakukan fungsi hidrostatik di sebagian besar ular, mengatur tekanan di dalam rongga tubuh. Karena ular tidak memiliki diafragma, udara masuk dan keluar paru-paru karena aksi otot tubuh dan gerakan tulang rusuk. 1. Rima glotidis : sebagai celah di belakang lingua menuju keluar laring. 2. Laring : dindingnya dibentuk oleh beberapa tulang rawan. 3. Trachea : sebagai lanjutan laring, terletak di sebelah ventral collum, dindingnya tersusun atas lingkaran-lingkaran tulang rawan. Di daerah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcation) menjadi bronchus sinister dan bronchus dexter, yang masing-masing menuju ke pulmo bagian dekster dan sinister. Di daerah torak, trachea bercabang menjadi bronchus. 4. Bronchus : pendek, berjumlah sepasang (dextrum dan sinistrum), bercabang-cabang yang disebut biforcatio trachea. 5. Pulmo : berjumlah sepasang yaitu dekster dan sinister, memanjang
Sumber
Campbell.2000.Biologi Kelima Jilid 3.Jakarta:Erlangga Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta:P.T Rineka Cipta Sukiya.2005.Anatomi Ikan.Jakarta:Indonesia Press Winarni, Susi.2009.Diklat Anatomi Hewan.Semarang:IAIN Walisongo Semarang Zander.2009.Morfologi dan Anatomi Ikan.Jakarta:PT.Rineka Cipta
Sistem Pencernaan GambarPengamatan
KeteranganGambar
1. Ular(Ptyas mucosus)
1. Cavum oris 2. Ventriculus 3. Intestinum 4. Anus 2
2
3
6
Gambar Referensi
1. Ular(Ptyas mucosus)
Sumber : http://kliksma.com/wp-content/uploads/2014/09/Fisiologidan-Anatomi-Ular-300x275.jpg
Deskripsi 1. Ular (Ptyas mucosus) 1. Berawal dari masuknya makanan ke cavumoris. Ulat memiliki esofagus panjang dan dapat menutupi hingga setengah panjang tubuh. Kerongkongan ular memiliki lipatan lebih internal daripada reptil lain, yang memungkinkan untuk menelan mangsanya yang besar secara utuh. Gerakan peristaltik dalam kerongkongan menggerakkan makanan menuju perut. 2. Lambung adalah organ berbentuk ‘j’ di mana sebagian besar pencernaan terjadi pada ular. Sel-sel perut mensekresikan enzim pencernaan dan asam lambung untuk menghancurkan protein / breakdown proteins . Makanan kemudian melewati katup pilorus dan masuk ke dalam intestinum. 3. Intestinum adalah tabung melingkar yang panjang dan sempit di mana absorbansi nutrisi berlangsung, yang dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu: o duodenum, o ileum, dan o jejenum. 4. Hepar, berfungsi dalam membuang air limbah nitrogen, menyimpan nutrisi, dan memproduksi empedu , mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam duodenum dari usus kecil . 5. Pankreas, yang menghasilkan insulin dan glikogen, juga menghasilkan enzim pencernaan seperti lipase , protease dan karbohidrase lalu mengeluarkan mereka ke duodenum. 6. Usus besar adalah yang paling berotot dan struktur yang paling berdinding tipis dari sistem pencernaan ular. Ini melewati ruang cloacae/cloacae chamber . Ruang ini dibagi menjadi :
copradaeum untuk menerima kotoran urodaeum untuk urin dan produk dari organ kelamin . 7. Kloaka, memainkan peran penting dalam reabsorpsi air. Tingkat pencernaan tergantung dari suhu tubuh karena mereka adalah hewan berdarah dingin .
2. Mabouya multifasciata
a.
Cavum oris (rongga mulut) : terdapat rahang atas dan bawah, dan pada rahang terdapat gigi yang rata serta terdapat lidah. Jaringan penyusun dari organ ini adalah jaringan ikat, yaitu jaringan tulang rawan dan keras sebagai penyokong dan pembentuk organ mulut. b. Lingua (lidah) : terdapat pada dasar mulut dan melekat pada typhagus. Tidak bercabang, kecil dan panjang, lidah menghasilkan kelenjar c. Faring : setelah melewati mulut, kemudian makanan akan melawati faring, yaitu suatu organ yang tersusun atas jaringan tulang rawan, syaraf, otot, dan epitel. d. Esophagus : setelah melewati faring, makanan akan menuju esofagus. e. Ventriculus : merupakan pelebaran dari esophagus yang silindris sebagai tempat penampung makanan dan tempat berlangsungnya pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi. f. Intestinum : bentuknya mirip dengan selang atau saluran, mulai dari bagian pylorus sampai pada bagian kloaka atau anus. Terdiri dari intestinum tenue yang mana terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang dan instestinum crassum berfungsi sebagai rectum. g. Caecum : sangat pendek yang terdapat di antara intestinum tenue dan intestinum crassum. h. Rechim : tempat ini merupakan fase tunggu untuk dikeluarkan. Pada rechim sudah tidak terjadi proses apapun, kecuali menunggu instruksi saraf pusat agar otototot berkontraksi dan feses akan dikeluarkan melalui kloaka. i. Kloaka : merupakan tempat keluarnya semua kotoran tubuh. 2. Glandula Digestoria : a. Pada dasar rongga mulut terdapat berbagai macam kelenjar : 1) Kelenjar ludah, yang letaknya di dasar rongga mulut, 2) Kelenjar mandibularis, 3) Kelanjar keykoarytaenoidea, 4) Kelenjar vomarales dalam atap rongga mulut, 5) Kelenjar palatinae, 6) Kelenjar sfenopterygoideae, 7) Kelenjar gigi. b. Hepar (hati) : mempunyai dua lobus yaitu dekster dan sinister. Pada bagian caudal, lobus dekster terdapat vesica fellea dan berwarna kemerahan. c. Vesica fellea : terdapat pada tepi caudal lobus dekster hepatis yang berfungsi untuk menampung cairan empedu. d. Pankreas : terletak di antara ventriculus dan duodenum. Berbentuk pipih berwarna putih. 3. Alat penggantung, sebagai derivat peritoneum yang berbentuk seperti lembaran dan berwarna putih. 3. Gekko gecko
a. Cavum oris (rongga mulut) : terdapat rahang atas dan bawah, dan pada rahang terdapat gigi yang rata serta terdapat lidah. Jaringan penyusun dari organ ini adalah jaringan ikat, yaitu jaringan tulang rawan dan keras sebagai penyokong dan pembentuk organ mulut. b. Lingua (lidah) : terdapat pada dasar mulut dan melekat pada typhagus. Tidak bercabang, kecil dan panjang, lidah menghasilkan kelenjar c. Faring : setelah melewati mulut, kemudian makanan akan melawati faring, yaitu suatu organ yang tersusun atas jaringan tulang rawan, syaraf, otot, dan epitel. d. Esophagus : setelah melewati faring, makanan akan menuju esofagus. e. Ventriculus : merupakan pelebaran dari esophagus yang silindris sebagai tempat penampung makanan dan tempat berlangsungnya pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi. f. Intestinum : bentuknya mirip dengan selang atau saluran, mulai dari bagian pylorus sampai pada bagian kloaka atau anus. Terdiri dari intestinum tenue yang mana terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang dan instestinum crassum berfungsi sebagai rectum. g. Caecum : sangat pendek yang terdapat di antara intestinum tenue dan intestinum crassum. h. Rechim : tempat ini merupakan fase tunggu untuk dikeluarkan. Pada rechim sudah tidak terjadi proses apapun, kecuali menunggu instruksi saraf pusat agar otototot berkontraksi dan feses akan dikeluarkan melalui kloaka. i. Kloaka : merupakan tempat keluarnya semua kotoran tubuh. 4. Glandula Digestoria : a. Pada dasar rongga mulut terdapat berbagai macam kelenjar : 1) Kelenjar ludah, yang letaknya di dasar rongga mulut, 2) Kelenjar mandibularis, 3) Kelanjar keykoarytaenoidea, 4) Kelenjar vomarales dalam atap rongga mulut, 5) Kelenjar palatinae, 6) Kelenjar sfenopterygoideae, 7) Kelenjar gigi. b. Hepar (hati) : mempunyai dua lobus yaitu dekster dan sinister. Pada bagian caudal, lobus dekster terdapat vesica fellea dan berwarna kemerahan. c. Vesica fellea : terdapat pada tepi caudal lobus dekster hepatis yang berfungsi untuk menampung cairan empedu. d. Pankreas : terletak di antara ventriculus dan duodenum. Berbentuk pipih berwarna putih. 5. Alat penggantung, sebagai derivat peritoneum yang berbentuk seperti lembaran dan berwarna putih.
4. Trachemys scripta
Sumber Campbell.2000.Biologi Kelima Jilid 3.Jakarta:Erlangga Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta:PT Rineka Cipta Sukiya.2005.Anatomi Ikan.Jakarta:Indonesia Press Winarni, Susi.2009.Diklat Anatomi Hewan.Semarang:IAIN Walisongo Semarang Zander.2009.Morfologi dan Anatomi Ikan.Jakarta:PT.Rineka Cipta
Sistem Peredaran Darah
Gambar Pengamatan 1. Ular (Ptyas mucosus)
Keterangan Gambar 1. Jantung 2. Pericardium
1
2
GambarReferensi 1. Ular (Ptyas mucosus)
Sumber: http://circulatory-excretoryannika.weebly.com/circulatory-system.html
Deskripsi
1. Ular(Ptyas mucosus) Sistem cardiovascular terdiri dari organ-organ sebagai berikut. 1. Cor (jantung) Terdiri dari 3 ruang, yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Ventrikel dekster dan sinister belum terpisah sempurna, sehingga masih terjadi percampuran daerah yang mengandung banyak oksigen dan yang kurang oksigen. Terdapat septum ventriculus, yaitu batas antara ventrikel dekster dan sinister. 2. Vasa (pembuluh darah) a. Yang keluar dari ventrikel dekster : 1) Arcus aortae sinister yang membelok ke kiri dorsal, 2) Arteri pulmonalis yang kemudian bercabang menjadi 2, masing-masing ke pulmo. b. Yang keluar dari ventrikel sinister : I. II.
Arcus aortae dexter yang membelok ke kanan dorsal, Arteri carotis communis, cabang dari arcus aortae dekster.
c. Yang masuk atrium dexter : sinus venosus. d. Yang masuk atrium sinister : vena pulmonalis.
Peredaran darah panjang/besar/sistemik : Darah kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu , darah yg kaya karbondioksida dibawa vena serambi kanan (atrium) jantung. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal : Darah kaya karbondioksida dari bilik kanan paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen -- ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Sumber Campbell.2000.Biologi Kelima Jilid 3.Jakarta:Erlangga Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta:P.T Rineka Cipta Sukiya.2005.Anatomi Ikan.Jakarta:Indonesia Press Winarni, Susi.2009.Diklat Anatomi Hewan.Semarang:IAIN Walisongo Semarang Zander.2009.Morfologi dan Anatomi Ikan.Jakarta:PT.Rineka Cipta
Sistem Urogenitalia
Gambar Pengamatan
Keterangan Gambar
Ptyas mucosus (Ular)
1. 2. 3. 4.
2
Ren Vesika urinaria Kloaka Ovarium
4 1
3
Mabouya multifasciata (kadal)
Mabouya multifasciata 1. Ovarium 2. Kloaka (Pada saat praktikum,ginjal tidak terlihat)
Trachemys scripta Trachemys scripta 1. Vesica urinaria 2. Kloaka
3
1
3. Ginjal 4. Gonad 2
4
Gekko gecko
Gekko gecko 1. Testis 2. Kloaka
Gambar Referensi
Sumber :www. Ecologyasia.com/reptils.html
Sumber : Biologigonz.blogspot.com/sistemurogenitalsistemreproduksi-reptil.html
Deskripsi 1. Sistem Urogenital Geckko gekko a. Sistem uropecticum 1) Ren, bersifat methanophreus, terdiri dari sepasang retroperitroneal, dua lobus, lobus posterior agak pipih, berwarna merah kecoklatan 2) Ureter, saluran berjumlah sepasang keluar dari ren. 3) Vesica urinaria, sebagai kantong tipis merupakan tonjolan dari dinding ventral kloaka. b. Sistem genitalia jantan 1) Testis, berbentuk oval relativ kecil, berwarna keputihan, terletak pada bagian dorsa rongga abdomen. Testis membesar saat musim kawin 2) Epididimis, sebelah lateral dari testis dan salurannya berkelok 3) Saluran reproduksi, bermuara pada kloaka. 4) Hemipenis, terdapat sepasang merupakan organ penyalur sperma, terletak di sisi kiri dan kanan lubang kloaka 5) Mempunyai femoralis pori-pori bertanda V dibagian bawah paha 6) Terlihat dua tonjolan dipangkal ekor c. Sistem genitalia betina 1) Ovarium, berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan permukaan benjolbenjol. Letak pada bagian ventral columna vertebralis. Alat penggantung mesovarium 2) Uterus, saluran telur 3) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung, bermuara pada kloaka. Dinding bersifat glanduler. Alat penggantungnya disbut mesorchium. Sistem reproduksi: fertilisasi secara internal
2. Sistem Urogenital Mabouya multifasciata a. Sistem uropecticum 1) Ren, bersifat methanophreus, terdiri dari sepasang retroperitroneal, dua lobus, lobus posterior agak pipih, berwarna merah kecoklatan 2) Ureter, saluran berjumlah sepasang keluar dari ren. 3) Vesica urinaria, sebagai kantong tipis merupakan tonjolan dari dinding ventral kloaka b. Sistem genitalia jantan 1) Testis, berbentuk oval relativ kecil, berwarna keputihan, terletak pada bagian dorsa rongga abdomen. Testis membesar saat musim kawin 2) Epididimis, sebelah lateral dari testis dan salurannya berkelok 3) Saluran reproduksi, bermuara pada kloaka. 4) Hemipenis, terdapat sepasang merupakan organ penyalur sperma, terletak di sisi kiri dan kanan lubang kloaka 5) Mempunyai femoralis pori-pori bertanda V dibagian bawah paha 6) Terlihat dua tonjolan dipangkal ekor 7) Ukuran kepala lebih besar c. Sistem genitalia betina 1) Ovarium, berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan permukaan benjolbenjol. Letak pada bagian ventral columna vertebralis. Alat penggantung mesovarium 2) Uterus, saluran telur 3) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung, bermuara pada kloaka. Dinding bersifat glanduler. Alat penggantungnya disbut mesorchium. Sistem reproduksi: fertilisasi secara internal 3. Sistem Urogenital Ptyas mucosus a. Sistem uropecticum 1) Ren, bersifat methanophreus, terdiri dari sepasang retroperitroneal, dua lobus, lobus posterior agak pipih, berwarna merah kecoklatan 2) Ureter, saluran berjumlah sepasang keluar dari ren. 3) Vesica urinaria, sebagai kantong tipis merupakan tonjolan dari dinding ventral kloaka b. Sistem genitalia jantan 1) Testis, berbentuk oval relativ kecil, berwarna keputihan, terletak pada bagian dorsa rongga abdomen. Testis membesar saat musim kawin 2) Epididimis, sebelah lateral dari testis dan salurannya berkelok 3) Saluran reproduksi, bermuara pada kloaka. 4) Hemipenis, terdapat sepasang merupakan organ penyalur sperma, terletak di sisi kiri dan kanan lubang kloaka 5) Mempunyai femoralis pori-pori bertanda V dibagian bawah paha 6) Terlihat dua tonjolan dipangkal ekor 7) Ukuran kepala lebih besar c. Sistem genitalia betina
1) Ovarium, berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan permukaan benjolbenjol. Letak pada bagian ventral columna vertebralis. Alat penggantung mesovarium 2) Uterus, saluran telur 3) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung, bermuara pada kloaka. Dinding bersifat glanduler. Alat penggantungnya disbut mesorchium. Sistem reproduksi: fertilisasi secara internal 4. Trachemys scripta a. Sistem uropecticum 1) Ren, bersifat methanophreus, terdiri dari sepasang retroperitroneal, dua lobus, lobus posterior agak pipih, berwarna merah kecoklatan 2) Ureter, saluran berjumlah sepasang keluar dari ren. 3) Vesica urinaria, sebagai kantong tipis merupakan tonjolan dari dinding ventral kloaka. b. Sistem genitalia jantan 1) Testis, berbentuk oval relativ kecil, berwarna keputihan, terletak pada bagian dorsa rongga abdomen. Testis membesar saat musim kawin 2) Epididimis, sebelah lateral dari testis dan salurannya berkelok 3) Saluran reproduksi, bermuara pada kloaka. 4) Hemipenis, terdapat sepasang merupakan organ penyalur sperma, terletak di sisi kiri dan kanan lubang kloaka 5) Mempunyai femoralis pori-pori bertanda V dibagian bawah paha 6) Terlihat dua tonjolan dipangkal ekor c. Sistem genitalia betina 1) Ovarium, berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan permukaan benjolbenjol. Letak pada bagian ventral columna vertebralis. Alat penggantung mesovarium 2) Uterus, saluran telur 3) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung, bermuara pada kloaka. Dinding bersifat glanduler. Alat penggantungnya disbut mesorchium. Sistem reproduksi: fertilisasi secara internal
Perbedaan Geckko gekko
Mabouya multifasciata
Jantan: - Mempunyai femoralis pori-pori dibagian bawah paha - Memiliki pori-pori bertanda V - Terlihat dua tonjolan dipangkal ekor
Jantan: - Ukuran kepala lebih besar - Terdapat sepasang testis - Testis sebelah kiri lebih tinggi daripada testis sebelah kanan
Betina: - Tidak mempunya femoralis pori-pori dibagian bawah paha - Pori pori bagian ekor tidak bertanda V - Tidak memiliki 2 hemipenal
Betina: - Ukuran kepala lebih kecil - Memiliki ovarium - Memiliki sepasang ostium tuba, oviduct, dan ovarium
Sumber Campbell, Neil. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga Djuanda, Tatang. 1983. Analisa Struktur Dasar Vertebrata Jilid 1. Bandung: Armico Bandung. Jasin, Maskoeri. 1992. Zoology Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya Kastowo. 1986. Zoologi Umum Alumni Dago. Bandung : Rineka Cipta. Puspita, Dewi; Harlita dan Tim Asistensi 2016. 2016. Modul Praktikum Anatomi Hewan. Surakarta : UNS Press
Siste Saraf Gambar Pengamatan
Keterangan Gambar
1. Ular 1. Otak (berada di dalam kepala) 2. Sumsum tulang belakang
2 1
1
Gambar Referensi
https://endrosambodo1984.wordpress.com/2012/04/02/ pengenalan-ular/
DESKRIPSI 1. Ular (Ptyas mucosus) Sistem syaraf pada reptil terdiri dari dua organ utama yaitu : otak (cephalon) dan medulla oblongata atau sumsum tulang belakang. - Otak atau cepalon : adalah bagian yang dilindungi oleh tulang-tulang kepala, dan letaknya pada V nares atau hidungnya. Dibedakan menjadi : lobus olfatocoris, hemispherium, lubus optacus Cerebellum - Medulla oblongata merupakan tulang yang memipih dan melanjutkan diri menjadi corda spinalis , pada otak kemudian akan muncul percabangan saraf-saraf yang disebut nervus cranalis, yang berjumlah 10. Ular memiliki organ respon reseptor bau (atau rasa) yang sangat baik, yaitu organ Jacobson. Organ ini terletak di langit-langit mulut. Secara bergantian mereka mengeluarkan lidahnya ke udara dan kemudian ke dalam organ Jacobson. Tingkah laku seperti itu membuat mereka dapat merasakan udara dan mendeteksi adanya bau. Sumber Aryulina, Diah. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga. Raharjo. 1985. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga. Sutoyo. 2007. Anatomi Hewan Chordata. Surakarta : UNS Press.
VI.
Kesimpulan
VII. DaftarPustaka VIII. Lampiran Foto dokumentasi hasil praktikum
IX.
LembarPengesahan Surakarta, 8 November 2017
Asisten Praktikum
Praktikan
( ) NIM. K43150
(Zakia Yolanda) NIM.K4316047