SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DETEKSI DINI DAN PERAWATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT ANEMIA
Disusun Oleh : KELOMPOK 5 1. Andini Rizka Sefiola
( 16142014244010 )
2. Ari Rachmat
( 16142014249015 )
3. Ariq Fahmi
( 16142014250016 )
4. Dea Mitha Apriliani
( 16142014644114 )
5. Dita ayu Aulita
( 16142014605115 )
6. Nanjar Widiastuti
( 16142014298064 )
7. Widia Murti Hastari
( 16142014339105 )
8. Wiwin Agustina
( 16142014340106 )
9. Yanuar Prastu Wijaya
( 16142014341107 )
10. Yuliana Safitri
( 16142014344110 )
11. Yunis Febriansyah
( 16142014345111 ) Kelas : 3B Prodi : S1 Keperawatan
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN 2016 / 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan
: Anemia
Sub Pokok Bahasan
: Deteksi Dini dan Perawatan Pasien dengan Penyakit Anemia
Sasaran
: Mahasiswa S1 Keperawatan 3B STIKes Harapan Bangsa
Hari/Tanggal
: Senin, 18 Desember 2017
Tempat
: Ruang D3.07
Pukul
: 08.40WIB – selesai
A. TUJUAN
Tujuan Umum
:
Setelah mendapatkan penyuluhan 1 x 30 menit mahasiswa dapat mengerti tentang “ Deteksi Awal dan Perawatan Pasien dengan Anemia “.
Tujuan Khusus
:
Setelah mendapatkan penyuluhan 1 x 30 menit diharapkan mahasiswa mampu: Menjelaskan pengertian anemia Menjelaskan penyebab anemia Menjelaskan deteksi dini pasien dengan anemia Menjelaskan cara perawatan pada pasien dengan penyakit anemia
Penyuluh Ttd
Kelompok 5
B. KEGIATAN PENYULUHAN
No.
Waktu
1.
5 menit
Kegiatan Penyuluhan
Respon Peserta
Pembukaan :
08.40 – 08.45 -
Memberi salam
-
Menjawab salam
-
Memperkenalkan diri
-
Mendengarkan
-
Menjelaskan tujuan
-
Memperhatikan
-
Kontrak waktu
-
Menyetujui
Menjelaskan materi
-
Memperhatikan
Bertanya
-
Menjawab
Menjawab
-
Bertanya
Merangkum materi
-
Memperhatikan
Mengevaluasi
-
Menjawab
Mengakhiri kegiatan
-
Menjawab salam
Inti : 2.
15 menit
-
08.45 – 09.00 -
Penutup : 3.
10 menit
-
09.00 – 09.10 -
dengan mengucapkan salam
C. METODE PENYULUHAN Ceramah dan Tanya Jawab
D. MEDIA LCD, Power Point Leaflet E. MATERI (terlampir) F. EVALUASI Mahasiswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan.
MATERI
Pengertian Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin ( Hb ), hematocrit atau hitung eritrosit ( red cell count ) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut. Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai kekurangan salah satu atau lebih zat besi penting, apapun kekurangan tersebut. Kriteria anemia menurut WHO ( dikutip dari hoffbrand AV, et al. 2001 )
Kelompok
Kriteria Anemia ( Hb )
Laki-laki dewasa
<13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil
<12 g/dl
Wanita hamil
<11 g/dl
Penyebab Anemia a. Kurang nutrisi / kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, terutama yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap. b. Penyakit kronis. c. Kurang zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masa tumbuh kembang (untuk laki-laki sampai dengan usia 20 tahun, untuk perempuan sampai dengan usia 18 tahun), dan penyakit infeksi. d. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan seperti haid yang berlebihan, sering melahirkan, kecelakaan dan infeksi karena cacing. e. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
Deteksi Dini Pasien dengan Penyakit Anemia Cara mendeteksi pasien dengan anemia adalah dengan melihat dari tanda dan gejala dan pemeriksaan laboratorium. Tanda dan gejala Perasaan Mudah lelah, lemah, letih, lesu, lunlai (5 L) Sering Mengantuk Pandangan berkunang-kunang dari posisi jongkok ke posisi berdiri/ perubahan posisi Pucat pada wajah, telapak tangan, kuku, dan selaput dalam kelopak mata serta bibir Sering Pusing/ sakit kepala. Gangguan/ hambatan pada pertumbuhan badan dan perkembangan otak Tubuh menjadi lemah dan kurang bugar Produktivitas dan aktivitas menurun Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit. Perasaan dingin pada ekstremitas Elastisitas kulit menurun Rambut tipis dan halus Takikardi Telinga mendenging Kelemahan otot Sesak napas saat beraktivitas Pemeriksaan Laboratorium Untuk membantu diagnosis anemia defisiensi besi ada beberapa pemeriksaan yang penting yaitu pemeriksaan hematologi rutin atau darah rutin, gambaran darah tepi, retikulosit dan pemeriksaan ferritin. a. Hematologi rutin Pemeriksaan hematologi rutin mencakup pemeriksaan sel darah merah atau eritrosit, hemoglobin (Hb, protein yang berfungsi mengangkut oksigen), hematokrit (Hct, menunjukkan konsentrasi eritrosit), jumlah atau hitung jenis leukosit, dan trombosit. Komponen pemeriksaan hematologi rutin yang penting diperhatikan adalah Hb, Hct dan indeks eritrosit (MCV: menunjukkan ukuran eritrosit, MCH dan MCHC: menunjukkan konsentrasi Hb dalam eritrosit). Pada anemia nilai Hb, Hct dan indeks eritrosit menurun.
b. Gambaran darah tepi Melalui pemeriksaan gambaran darah tepi, dokter akan mendapatkan informasi mengenai bentuk atau ukuran dan warna sel-sel darah. Pada anemia defisiensi besi, akan ditemukan ukuran eritrosit lebih kecil (mikrositik) dan berwarna pucat (hipokromik). c. Retikulosit Retikulosit adalah sel darah merah muda yang baru saja dikeluarkan oleh sumsum tulang ke peredaran darah. Dalam kondisi normal, jumlah retikulosit dalam peredaran darah hanya sedikit. d. Ferritin Jika hasil pemeriksaan ferritin rendah, menunjukkan anemia defisiensi besi. Jika hasil ferritin normal atau tinggi, perlu diperiksa lebih lanjut untuk memastikan penyebab Anemianya. Perawatan Pasien dengan Penyakit Anemia 1. Menjalani diet dengan gizi seimbang. 2. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bias membahayakan yang menyebabkan sirosis, kardiomiopati, diabetes, dan kanker jenis tertentu. Suplememn zat besi hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter. 3. Memakan makan-makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12, seperti ikan, produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk dan biji-bijian. 4. Membatasi minum alcohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi asam folat. 5. Memastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk menghindari risiko kecacingan. 6. Menghindarkan pemeparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat kimia dan zat toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia. 7. Mengkonsultasikan kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui factor penyebab. 8. Mengajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindngi anak dari infeksi. 9. Mengenali tanda-tanda komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma.2015.aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dan nanda nic noc.Jogyakarta.Penerbit Mediaction jogja. http://penyakitanemia.com/ http://www.prodia.co.id/id/InfoKesehatan/PenyakitDiagnosisDetails/deteksi-dini-anemia-defisiensi-besi-untuk-tu