Anatomi Tumbuhan Akar, Batang, Daun.docx

  • Uploaded by: Ramlah puspita dewi asri
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anatomi Tumbuhan Akar, Batang, Daun.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,544
  • Pages: 16
ANATOMI AKAR, BATANG DAN DAUN -ANATOMI AKAR Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. System akar tersebut dinamakan akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau adventif (Fahn,1991). Akar tumbuhan memiliki fungsi sebagai penegak tubuh tumbuhan dan sebagai tempat penyerapan (absorbsi) air dan garam-garam mineral yang terlarut di dalamnya. Selain itu, akar juga dapat berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan dan sebagai alat transportasi. Air dan garam-garam mineral yang diabsorbsi dari tanah diangkut ke batang, daun dan organ-organ lainnya melalui akar. Zat-zat makanan yang dihasilkan di daun sebagian diangkut melalui akar ke jaringan-jaringan pertumbuhan yang terdapat pada akar primer, akar sekunder maupun cabang-cabang akar lainnya (Iserep, 1999). Keragaman bentuk dan struktur akar sering terkait dengan fungsinya. Karena itu dikenal akar penyimpan, akar sukulen, akar udara, pneumatofur, akar panjat, akar pembelit, akar tunjang, dan akar yang hidup bersimbiosis dengang jamur. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar. Ditanah kering tumbuhan biasanya memiliki sistem akar yang berkembang dengan lebih baik. Banyak tumbuhan yang tumbuh ditanah berpasir menghasilkan akar lateral yang horizontal dan tidak dalam, menyebar dekat dibawah permukaan tanah hingga berpuluh meter panjangnya, misalnya pada tamarix (Savitri, 2008). Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur, serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda (Iserep, 1999). Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, kortek, perisikel, floem, floem intraselular, sel

inti,

dan

kanal

laticiferous.

Struktur

anatomi

akarnya

mengikuti

garis

dan

membentuk dengan floem intrasirkular. Sel gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan

saja tidak mendalam tapi melebar dan dinding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal. Korteksnya sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya seperti papan, berwarna putih, seperti getah dan tidak berserat. Floemnya termasuk sel batu (Fahn, 1991). Menurut Loveless (1991). Susunan Jaringan Akar Primer : a. Tudung akar Tudung akar terdapat diujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar, yang terdiri dari sel hidup yang saling mengandung pati, terkadang selnya tersusun dalam deretan radial yang bera. sal dari pemula tudung akar, pada kebanyakan tumbuhan sel sentral ditudung akar membentuk struktur yang lebih jelas dan disebut kolumela. b. Epidermis Lapisan terluar akar tersusun dari sel-sel yang rapat satu sama lain tanpa antar sel, berdinding tipis. Namun kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Pada akar yang terendah pada udara dan bagian akar dalam tanah yang mempertahankan epidermisnya, dinding luar menebal, dapat berisi lignin dan zat lain. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel, tetapi terdapat perkecualian misalnya akar udara tumbuhan anggota Orchidaceae dan Araceae yang bersifat epifit, epidermisnya berlapis banyak dan terspesialisasi membentuk jaringan khusus disebut velamen. c. Korteks Akar Pada umumnya korteks akar terdiri dari sel-sel parenkim. Sel-sel korteks akar sering mengandung tepung, kadang-kadang kristal kalsium oksalat. Pada sejumlah besar monokotil sering membentuk serabut sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat. Lapisan terluar korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis, dapat mengadakan differensiasi menjadi hipodermis yang dinding-dindingnya mengandung mengandung suberin atau lignin yang disebut eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis sel atau lebih, terdiri dari sel panjang dan sel pendek bergantian atau hanya semacam saja. Sedangakan lapisan paling dalam korteks akar berkembang dan berdifferensiasi menjadi endodermis. Endodermis merupakan selapis sel dan struktur anatominya berbeda dengan jaringan di sebelah luar maupun di sebelah dalamnya. Sel endodermis selain mengalami penebalan dinding yang tersusun dari selulose dan lignin. Pada awal perkembangannya, sel-sel endodermis membentuk pita Caspary, yaitu

penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial dan tranversal. Ada tiga tipe endodermis, yaitu :1. tipe pertama, selnya berdinding tipis yang ada pada dinding radial dan tranversialnya mengalami penebalan pita dari zat gabus. 2. tipe kedua, disampng dinding primer, dinding juga dilapisi dengan gabus dan selulose. 3. tipe ketiga, penebalan dindingnya yang berlignin. Pada tipe ketiga, penebalan dinding dapat terjadi pada dinding radial, tranversal, dan tangensial bagian dalam atau luar. Rambut akar berkembang dari sel epidermis yang khusus, dan sel tersebut mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel peidermis, dinamakan trikoblas. Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan membentuk tabung. Selnya biasa terdapat dekat di belakang apeks akar sepanjang satu sampai beberapa sentimeter.

d. Eksodermis Pada kebanyakan tumbuhan dinding sel pada lapisan sel terluar membentuk gabus sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis, struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis, dinding primer dilapisi oleh suberin yang juga dilapisi oleh selulosa, ditemukan juga lignin, contoh tanaman yang memiliki eksodermis adalah smilax. e. Endodermis Untuk penyerapan pada daerah akar dinding sel mengandung selapis suberin didinding antiklinal yakni pada dinding radial dan melintang, kerampingan lapisan ini menyebabkan disebut pita kaspari, yang merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding primer tempat suberin dan lignin tersimpan. Bila sel terplasmolisis maka protoplas melepaskan diri dari dinding namun tetap melekat pada pita kaspari. f. Silinder Pembuluh Silinder pembuluah terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel disebelah luarnya yaitu perisikel. Sel trakeal terluar paling pendek garis tengahnya namun paling dulu menjadi dewasa, sel-sel itu merupakan protoxilem dan memiliki dinding skunder berpenebalan spiral atau cincin (sumardi, 1993). Pertumbuhan Sekunder pada Akar. Dalam akar yang mempunyai penebalan sekunder, kambiumnya berasal dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan parenkimatis yang terletak di antara kelompok-kelompok floem priem dan pusat stele. Disini

dibentuk deretan tangensial pendek initial kambium yang akan membentuk sel-sel xilem sekunder dan floem sekunder. Dari batas-batas strip kambium yang terbentuk pertama ini, satu lapisan initial diperluas ke arah lateral dengan diferensiasi initial baru dalam parenkima di antara benang-benang xilem dan floem primer sampai segmen kambium bertemu dalam perisikel di antara xilem dan endodermis. Sehingga terbentuklah silinder kambium yang utuh (Sutrian, 2004). -ANATOMI BATANG Struktur anatomi batang dari luar ke dalam adalah epidermis, korteks, stele, dan empulur. Epidermis merupakan lapisan sel yang terletak di bagian terluar, sering dilindungi oleh kutikula. Sel-selnya bersifat hidup. Pada batang muda, sel-sel epidermis berisi kloroplas, dan pada lapisan ini dapat berlangsung fotosintesis, pada lapisan ini juga terdapat sel-sel stomata yang juga berkloroplas (Kanama, 2006: 148). Korteks tersusun oleh sel-sel parenkim yang berisi kloroplas. Bagian terluar korteks sering tersusun oleh kolenkim dan bersifat hidup, berfungsi melindungi bagian-bagian lunak yang masih tumbuh. Pada korteks juga sering dijumpai adanya sklerenkim. Kolenkim tidak selalu dijumpai pada korteks tumbuhan, beberapa tumbuhan terdapat jaringan sklerenkim. Sel-sel korteks mungkin mengandung zat tepung, kristal, atau senyawa lain. Idioblas, seperti sklereida terdapat pula dalam sel-sel parenkim korteks. Pada batang yang muda, misalnya pada Phaseolus, sel-sel di bagian terdalam korteks banyak mengandung zat tepung. Lapisan ini kemudian disebut sarung tepung. Pada beberapa batang setelah mengalami etiolasi, sarung tepung ini kemungkinan mengalami diferensiasi menjadi endodermis dan pita Caspary. Stele adalah bagian batang yang ada di sebelah dalam korteks, atau disebut silinder pusat. Terdiri atas berkas-berkas pengangkut, empulur, prokambium dan jari-jari empulur (bila ada). Jaringan pengangkut mempunyai struktur dan ukuran yang bervariasi, letak xilem dan floem bervariasi Empulur merupakan bagian terdalam dari stele, terdiri atas sel-sel parenkimatis, seperti halnya sel-sel korteks, sel-sel empulur mungkin mengandung krital, sel minyak dan lain sebagainya. Perikambium adalah jaringan yang melingkupi jaringan vaskular, disebut juga perisikel. Perkambium berbatasan

dengan korteks apabila pada batang tidak dijumpai endodermis. Stele pada batang digolongkan ke dalam beberapa tipe didasarkan atas struktur jaringan pengangkut dan tingkat kemajuan tumbuhan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks (Ayuriana, 2006: 77). Pertumbuhan sekunder pada batang disebabkan oleh adanya aktifitas kambium pembuluh, sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem di dalam batang. Pertumbuhan sekunder terjadi pada batang utama, cabang atau tangkai daun. Tumbuhan dikotil dan Gymnospenmae mengalami pentumbuhan menebal sekunder, dengan adanya pertumbuhan menebal sekunder, diameter batang bertambah. Terjadi perubahan baik di dalam korteks maupun stele. Batang pada pertumbuhan sekunder terdiri atas: Periderm, yaitu jaringan yang sel-selnya bergabus, berasal dari epidermis atau subepidermal, berfungsi sebagai jaringan pelindung. Lentisel (mulut kulit) adalah berkas stomata dengan adanya sel-sel yang mengalami penebalan sekunder, terdesak ke arah luar daerah korteks, sel-selnya mengalami kerusakan. Floem dan xilem sekunder, jumlah lapisan xilem lebih banyak dibandingkan floem. Floem sekunder terdapat disebelah luar kambium. Kambium merupakan lingkaran tertutup (Sudjadi, 2006: 98). Struktur batang tumbuhan dikotil. Batang dikotil berkayu Kebanyakan tumbuhan dikotil berbentuk potion, misalnya batang Salix, Prunus, Quercus. Jaringan pembuluh merupakan suatu lingkaran tertutup. Xilem primer merupakan bagian yang sempit di sekitar empulur, dan dapat dibedakan dari xilem sekunder. Xilem sekunder tampak lebih padat dan daerahnya lebih luas dari pada xilem primer, tersusun oleh trakea, trakeida, serat, dan parenkim xilem yang tersusun paretrakheal. Jari-jari ada yang sempit dan ada yang luas. Floem sekunder menunjukkan susunan yang khas, karena adanya dilatasi dan jari-jari dan adanya serat yang letaknya bergantian dengan lapisan yang mengandung buluh tapisan, sel pengiring, dan sel-sel parenkim. Jaringan korteks tetap ada, dan mudah dibedakan dari floem primer karena floem mengandung serat dibagian perifer (serat floem primer). Di bagian yang agak dalam dijumpai serat floem sekunder. Empulur terdiri dari sel-sel parenkimatis, mengandung sel-sel lendir. Bagian terluar empulur merupakan jaringan penimbun (Muliyani, 2008: 22).

Batang dikotil herba Tumbuhan dikotil yang berbentuk herba mempunyai pertumbuhan sekunder dan strukturnya seperti tumbuhan berkayu, misalnya batang Hibiscus cannabmus (Malvaceae). Pada awal pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis tetap ada. Periderm dengan Iwentisel muncul pada epidermis. Satu atau dua lapisan korteks yang terdapat di bawah epidermis mengandung kloroplas. Floem primer menghasilkan serat dan letaknya berdekatan dengan korteks. Serat juga berkembang di daerah floem sekunder. Kambium pembuluh memisahkan floem dan xilem sekunder, dan membentuk silinder yang kompak. Jari-jari parenkim sekunder mula-mula uniseriat, kemudian terjadi pula jari-jari yang bersifat multiseriat. mengalami dilatasi di bagian floem luar, bersama dengan penuaan batang. Empulur yang parenkimatis mengandung sel-sel lendir. Tepung dan kristal juga ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari dan parenkim aksial. Selain mempunyai tipe kolateral terbuka, pada dikotil herba berkas pengangkut dapat bertipe bikolateral (misalnya pada Solanaceae) (Muliyani, 2008: 23). Struktur batang monokotil Batang monokotil tersusun oleh epidermis, korteks dan stele. Epidermis dilengkapi dengan stomata dan trikomata. Korteks seperti halnya pada batang dikotil terdiri atas sel-sel parenkim yang kadang berkloroplas. Bagian terluar korteks biasanya terdiri atas sel-sel berdinding tebal disebut hipodennis, misalnya pada batang jagung (Zea mays). Batas korteks dan stele dapat nyata atau tidak nyata. Pada tumbuhan Gramineae/Cyperaceae batas korteks dan stele tidak nyata karena stele berisi berkas pengangkut yang letaknya tersebar. Tipe berkas pengangkut kolateral tertutup atau konsentris amfivasal bagi tanaman monokotil berkambium (anggota ordo Liliales). Setiap berkas pengangkut diselubungi oleh sarung berkas pengangkut yang dindingnya tebal yaitu sklerenkim. Pada monokotil yang berkambium batangnya dapat mengalami pertumbuhan menebal sekunder (Muliyani, 2008: 24). Struktur batang Gymnospermae Pinus merupakan salah satu contoh batang tumbuhan Gymnospemiae (Comferales). Pinus batangnya berkayu, mempunyai kambium fasikuler dan interfasikuler pada pertumbuhan primer. Kambium pembuluh fasikuler dan interfasikuler membentuk silinder xilem sekunder dan floem sekunder. Xilem pada Conifer hanya terdiri dari

trakeid dan xilem primer dan ikatan pembuluh yang terapat pada awal perkembangan mungkin masih terlihat dekat empulur, tetapi floem primer menghilang. Apabila floem primer yang rusak masih ada, maka dapat ditemukan batas antara floem dan korteks. Jika tidak, maka batas antara floem dan korteks sukar ditentukan karena floem primer tidak membentuk serat. Korteks mengandung saluran resin. Periderm pertama muncul di bawah lapisan epidermis (Muliyani, 2008: 24). Batang mempunyai banyak fungsi penting: 1. Batang menghasilkan dan menyangga daun, yang merupakan pusat pembuatan makanan tumbuhan. 2. Batang menyediakan sarana jalan bagi berbagai bahan yang diangkut dalam tumbuhan. 3. Batang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan, misalnya tebu, sagu, dan aren. 4. Demikian pula, batang tertentu dapat berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara vegetatif. Pada tumbuhan dikotil antara xilem dan floem terdapat kambium. Kambium akan selalu membelah ke arah dalam membentuk xilem dan keluar membentuk floem sehingga batang menjadi bertambah besar.Kegiatan kambium tersebut dipengaruhi tersedianya zat yang dibutuhkan seperti air dan mineral. Pada musim kemarau air sulit didapat, maka pembelahan selsel kambium pun juga sedikit, sehingga xilem dan floem sekunder penambahannya sangat tipis. Tetapi di musim penghujan pembelahan sel-sel kambium sangat cepat, sebab kebutuhan air cukup, sehingga xilem dan floem sekunder penambahannya banyak(tebal).Jika batang tersebut dipotong melintang pertumbuhan xilem dan floem sekunder padamusim kemarau dan penghujan akan tampak berbentuk lingkaran-lingkaran yang konsentris, yang disebut lingkaran tahun. Umur tumbuhan secara garis besar dapat dilihat melalui banyaknya lingkaran pada batang tersebut. Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Batang berperan untuk mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu juga sebagai alat transportasi yaitu jalan

pengangkutan air dan zat makanan dari akarke daun dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik ada yang di bawah maupun di atas tanah (Savitri, 2008). Pada dasarnya pada irisan melintang batang akan tampak tiga daerah pokok atau tiga sistem jaringan yaitu (Savitri, 2008) : 1. Epidermis Jaringan ini terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang dan sering kali ditutupi oleh kutikula. Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis dapat lebih dari satu lapis sel (epidermis ganda dan multiple epidermis) (Iserep. 1993). 2. Korteks Korteks merupakan daerah diantara epidermis dan silinder pembuluh paling luar. Korteks batang sebagian besar terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas (Hidayat. 1996). 3. Stele (Silinder Pusat) Pada batang tumbuhan dikotil, stele tersusun atas perisikel (perikambium), berkas pengangkut dan empulur. Tipe stele yang dikenal dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar yaitu protostele dengan sumbu xylem padat tanpa empulur, dikelilingi floem dan sifonostele dengan xylem tidak padat, melainkan memiliki silender parenkim di tengah. a) Pada

batang

dikotil

terdapat

lapisan-lapisan

dari

luar

kedalam:

Epidermis Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Batang berperan untuk mendukung bagian tumbuhan di atas tanah, selain itu juga sebagai alat transportasi yaitu jalan pengangkutan air dan zat makanan dari akarke daun dan jalan pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik ada yang di bawah maupun di atas tanah (Savitri, 2008). Batang adalah satu bagian terpenting bagi tumbuhan, srtuktur batang tumbuhan pembuluh sangat bervariasi. Pada dasarnya pada irisan melintang batang akan tampak tiga daerah pokok atau tiga system jaringan adalah epidermis, korteks dan stele. (silender pusat). Bagian sayatan melintang.Pada pratikum kali ini kami akan mengamati tentang anotomi batang dimana pada pratikum kali ini kita akan mengetahui dimana batng uang termasuk

batang dikotil dan batang monokotilantar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus (fah. 1991). b) Korteks, Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. c) Endodermis, Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan

lapisan

pemisah

antara

korteks

dengan

stele.

Endodermis

tumbuhan

Angiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae. d) Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun (Fahn, 1991). Batang Monokotil, pada ujung batang di samping meristem apikal terdapat jaringan primer dari luar ke dalam berturut-turut terdiri dari jaringan: 1. prototema, yaitu jaringan yang terdapat di luar yang nanti membentuk epidermis

2. prokambium, yaitu jaringan meristem yang ke dalam membentuk xilem dan ke luar membentuk floem 3. meristem dasar, yaitu jaringan yang membentuk empulur dan korteks. Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya Epidermis.Epidermis pada batang tersusun atas selapis sel-sel yang hidup dan mempunyai kemampuan untuk membelah diri sehingga dapat menyesuaikan diri dengan bertambah besarnya batang

sampai

batas

maksimum.

Kemudian diganti dengan jaringan gabus yang dibuat dari kambium gabus, yang terletak diluar korteks. Pada epidermis terdapat lentisel yang terbentuk karena kegiatan kambium gabus yaitu sel-sel yang bulat, tidak bergabus, banyak rongga udara. Pada batang kelihatan lentisel, tampak sebagai celah-celah. -ANATOMI DAUN Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan

dan

akhirnya

menjadi

perang.

(Gembong

Tjitrosoepom

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna

hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit

juga

dapat

mengalami

peralihan

fungsi

menjadi

organ

penyimpan

air

(Dwidjoseputro,1992) JARINGAN PENYUSUN DAUN Pada dasarnya terdapat 3 sistem pada daun yaitu: 1. Sistem kulit (dermal system atau epidermis ) Tersusun oleh epidermis, baik pada permukaan atas maupun pada permukaan bawah daun. 2. Sistem jaringan dasar, terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke dalam palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun disebut isolateral atau isobilateral 3. Sistem jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan floem Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan (Lakitan, Benyamin. 1993) Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian : JARINGAN EPIDERMIS Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,.Untuk mencegah

penguapan

yang

terlalu

besar,

lapisan

epidermis

dilapisi

oleh

lapisan

kutikula. Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga

yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata (Dwidjoseputro,1992) Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis. Fungsi stomata: 

-Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis



-Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\



-Sebagai jalan pernafasan (respirasi) Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam

perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin. Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu: a. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae. b. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum. c. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae. d. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae. (Advinda, 2018) JARINGAN MESOFIL Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan

tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim spons. (Siti, 2016) - Parenkim Palisade Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang. Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien. Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau dorsiventral (Advinda, 2018) -Parenkim Spons Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya.Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel.

Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut daerah permukaan dalam daun dan daerah permukaan luar daun. (Siti, 2016) Jaringan Pembuluh Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu 1. Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun. 2. Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. (Grander,1991) Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil. Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh

karena itu, tulang daun yang besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil. Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer. (Estiti B. 1995.) JARINGAN PENYOKONG DAUN Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula sebagai pelindung. Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan memberikan sokongan pada helai daun. Jaringan penyokong lainnya adalah kolenkim. Pada daun Dikotil,kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tulang daun, di bawah epidermis dan juga di tepi daun. Selain kolenkim, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan skelrida. Tulang daun berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. Pada kebanyakan daun monokotil berkas pengangkut dikelilingi oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan berhubungan ke epidermis. (Estiti B. 1995)

DAFTAR PUSTAKA

Advinda, Linda, 2018. “Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan”. Deepublish : Yogyakarta. Ayuriana,Diah. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga. 2006. Dwidjoseputro, D.1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia Fahn A. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press. 1991. Grander, Pearce Dan R.L. Mithell. 1991. Anatomi Tanaman Budidaya. Jakarta : Universitas Indonesia Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit Itb Iserep, Sumardi. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Bandung : ITB. 1993. Kanama, Dr.Oman. Biologi. Bandung : PT Grafindo Pratama. 2006. Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers Mulyani,Sri. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius. 2008. Savitri,Evika Sandi. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang : UINMALANG PRESS. 2008.

Related Documents


More Documents from "cHuAz TeeKaa"

Pjt Lp.docx
December 2019 12
Klp 3 Dekontaminasi.docx
December 2019 15
Lp Nodul Tiroid.docx
December 2019 15
Bab I.docx
November 2019 52