BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Anatomi adalah ilmu yang mempelajari mengenai struktur tubuh. Struktur tubuh manusia amat berbeda, sehingga variasi anatomis umum dijumpai. Contohnya : tulang kerangka berbeda satu dari yang lain, tidak hanya pada bentuk dasar, namun juga dalam detail lebih kecil pada struktur permukaan. Anatomi dapat dipelajari melalui tiga pendekatan. Yaitu anatomi sistematis, anatomi regional dan anatomi klinis. Anatomi sistematis mempelajari mengenai tubuh sebagai rangkaian berbagai sistem organ. Sedangkan anatomi regional atau biasa disebut anatomi topografik adalah ilmu yang mempelajari mengenai daerah tertentu dari tubuh (misalnya bagian thorax atau bagian abdomen). Dan anatomi klinis memperhatikan aspek struktur dan fungsi tubuh yang penting dalam praktek kedokteran, kedokteran gigi dan ilmu kesehatan lainnya (Agur&Moore,2017). Pengetahuan anatomi ini selalu dipergunakan dalam perawatan pasien sehari-hari dan harus selalu disegarkan kembali. Namun, studi anatomi yang mendalam dan menghabiskan waktu hendaknya tidak ditinggalkan. Pengetahuan anatomi yang kuat dan intrinsik kemudian dapat diterapkan demi kepentingan pasien (Paulsen&Waschke, 2015). Anatomi merupakan suatu landasan pendidikan kesehatan. Ilmu ini sering dijadikan topik pertama pada kurikulum kedokteran atau kesehatan. “Anatomi, tentu saja tidak berubah, tetapi pengertian kita tentang anatomi dan signifikasi klinisnyalah yang berubah” (Netter,2017). 1.2 Rumusan Masalah 1.
Apakah pengertian dari anatomi?
2.
Bagaimana cara-cara pendekatan anatomi?
3.
Apakah posisi anatomis itu?
4. Apakah yang dimaksud dengan anatomical plane?
1
5. Bagaimana saja istilah-istilah dalam anatomi? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dari anatomi. 2. Untuk mengetahui apa saja cara-cara pendekatan anatomi. 3. Untuk mengetahui apa itu posisi anatomis. 4. Untuk mengetahui anatomical plane. 5. Untuk mengetahui istilah-istilah dalam anatomi. 1.4 Manfaat Penulisan Terdapat beberapa manfaat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Terdapat manfaat bagi mahasiswa, institusi, penulis serta kepada pembaca. a.
Manfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat mengerti dan memahami mengenai orientasi anatomi. Dimana orientasi anatomi merupakan pembelajaran kedokteran dasar. Sehingga bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran. Selain itu manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini juga dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa serta dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang sudah diberikan. Dan dengan memberikan tugas karya tulis ilmiah ini dapat mengajarkan para mahasiswa untuk mencari sumber-sumber yang benar.
b.
Manfaat bagi institusi yaitu pihak institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa dapat mengerti dan memahami mengenai tugas yang diberikan.
c.
Manfaat bagi penulis yaitu penulis dapat terlatih untuk mengembangkan keterampilan membaca karena sebelum menulis karya tulis ilmiah, penulis terlebih dahulu harus membaca. Selain itu, penulis dapat terlatih untuk menggabungkan berbagai sumber menjadi satu kesatuan serta penulis dapat terlatih dalam mencari sumber-sumber yang benar.
d.
Manfaat bagi pembaca yaitu pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai tulisan ini.
2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Anatomi Istilah anatomi berasal dari bahasa Yunani temnein , yang berati “memotong”. Secara umum, mempelajari anatomi berkaitan dengan pembedahan. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi permukaan mempelajari tubuh manusia hidup pada keadaan statis dan sewaktu aktif, dan dimanfaatkan dalam ketiga cara pendekatan. Tujuan utama anatomi permukaan ialah memperlihatkan struktur yang terletak di bawah kulit. Tanpa mempedulikan cara pendekatan mana yang dipakai, selalu harus dibayangkan struktur tubuh dalam tiga dimensi. Anatomi memiliki pembendaharaan kata internasional, sehingga penggunaan kata secara cermat amatlah penting. Istilah anatomis mempunyai arti yang tepat dan merupakan unsur terminologi medis utama. Meskipun eponim tidak dipakai dalam terminologi anatomis resmi, istilah yang digunakan secara umum, dicantumkan antara tanda kurung dalam seluruh isi buku ini untuk menghindari kedwiartian dan salah paham, karena beberapa ahli klinik masih mempergunakannya. (Drake et al.,2014; Agur&Moore,2017). 2.2 Cara Pendekatan Anatomi Anatomi dapat dipelajari melalui tiga cara pendekatan. Tiga cara pendekatan tersebut
yaitu
anatomi
sistematis,
anatomi
regional
dan
anatomi
klinis
(Agur&Moore,2017). a.
Anatomi Sistematis Anatomi sistematis mempelajari tubuh sebagai rangkaian berbagai sistem organ.
Terdiri dari: sistem integumenter, sistem kerangka, sistem sendi, sistem otot, sistem saraf, sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem kemih dan sistem endokrin. Sistem integumenter (dermatologi) terdiri dari kulit ( integument ) dan adneksa (misalnya rambut dan kuku ), kulit membentuk pembungkus yang melindungi tubuh. Sistem kerangka (osteologi) terdiri dari tulang dan tulang rawan, sistem ini menunjang tubuh dan melindungi organ tubuh yang vital (misalnya costa dan sternum
3
melindungi jantung dan paru-paru). Sistem sendi (artrologi) terdiri dari sendi dan ligamentum. Sistem otot (miologi) terdiri dari otot yang menggerakan bagian tubuh (misalnya tulang pada sendi). Sistem saraf (neurologi) terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan medulla spinalis) dan sistem saraf tepi (saraf otak dan saraf spinal, termasuk bentuk akhir motoris dan sensoris), sistem saraf mengawasi dan mengatur koordinasi fungsi organ tubuh (misalnya jantung) dan struktur lain (misalnya otot) dan menyelaraskan tubuh kepada lingkungan. Sistem sirkulasi (angiologi) terdiri dari sistem kardiovaskuler dan sistem limfatik yang berfungsi secara sejajar. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang mengantar darah melalui tubuh. Sistem limfatik merupakan anyaman pembuluh limfe untuk menyerap cairan jaringan (limfe) yang berlebih dari kompartemen cairan (intraseluler) interstisial tubuh, menyaringnya dalam kelenjar limfe, dan mengembalikannya ke dalam peredaran darah. Sistem pencernaan (gastroenterologi) terdiri dari organ yang berkaitan dengan proses menelan, pencernaan dan absorpsi makanan. Sistem pernafasan (respirologi) terdiri dari saluran udara dan paru-paru yang memasok oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Sistem kemih (urologi) terdiri dari kedua ren , kedua ureter, vesica urinaria dan uretra yang masing-masing menghasilkan , menyalurkan, menyimpan dan secara berkala membuang keluar urin (air kemih). Sistem reproduksi terdiri dari genital yang mengurus reproduksi. Sistem endokrin (endokrinologi) terdiri dari kelenjar buntu (misalnya glandula thyroidea) yang menghasilkan hormon untuk dibawa ke semua bagian tubuh oleh sistem sirkulasi, hormon mempengaruhi metabolisme dan proses lain dalam tubuh (misalnya siklus haid) (Agur&Moore,2017). b. Anatomi Regional Anatomi regional (anatomi topografik) adalah ilmu yang mempelajari mengenai daerah tertentu dari tubuh (misalnya bagian thorax atau bagian abdomen). Cara pendekatan ini menelusuri hubungan struktural bagian tubuh pada daerah bersangkutan. Kebanyakan pelajaran anatomi manusia di labolatorium berdasarkan atas pembedahan regional (Agur&Moore,2017).
4
c.
Anatomi Klinis Anatomi klinis memperhatikan aspek struktur dan fungsi yang penting dalam
praktek kedokteran, kedokteran gigi dan ilmu kedokteran terkait. Cabang ilmu ini mencakup pendekatan regional dan sistematik dan menitikberatkan penerapannya secara klinis. Disamping itu, teknik pembedahan dan teknik pencitraan (misalnya radiografi) dimanfaatkan untuk memperagakan anatomi hidup. Kajian kasus merupakan bagian integral anatomi klinis (Agur&Moore,2017). 2.3 Posisi Anatomis Posisi anatomis adalah posisi standar referensi tubuh yang digunakan untuk menggambarkan lokasi berbagai struktur tubuh. Tubuh dalam posisi anatomis adalah saat berdiri tegak dengan kedua kaki merapat, kedua tangan di samping, wajah menghadap lurus ke depan dan mulut tertutup dengan ekspresi wajah datar. Pada bagian tangan, telapak tangan /palma manus menghadap ke depan. Jari-jari kaki mengarah ke depan (Drake et al.,2014).
Gambar 1.1 posisi anatomis (Agur&Moore,2017) 2.4 Anatomical Plane Deskripsi anatomis didasarkan atas empat bidang anatomis yang melalui tubuh dalam posisi anatomis yang terdiri dari bidang median, bidang sagittal, bidang koronal dan bidang horisontal. Bidang median (bidang mediosagital) adalah bidang yang
5
membujur vertikal melalui tubuh dan membaginya menjadi belah kanan dan belah kiri. Bidang sagittal adalah bidang vertikal melalui tubuh , sejajar dengan bidang median (demi kejelasan sebaiknya ditentukan titik rujuk, seperti bidang sagittal melalui pertengahan tulang clavicula). Bidang koronal adalah bidang vertikal melalui tubuh, tegak lurus terhadap bidang median dan membagi tubuh menjadi bagian depan (frontal) dan bagian belakang (dorsal). Bidang horisontal adalah bidang melintang melalui tubuh, tegak lurus terhadap bidang median dan bidang koronal, sebuah bidang horisontal membagi tubuh menajdi bagian atas (superior) dan bagian bawah (inferior). Demi kejelasan sebaiknya ditentukan titik rujuk, seperti bidang horisontal melalui annulus umbilicalis (Agur&Moore,2017).
Gambar 1.2 bidang anatomis (Agur&Moore,2017) 2.5 Istilah Dalam Anatomi a.
Istilah Arah dan Posisi Bagian – Bagian Tubuh Terdapat beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam arah dan posisi bagian-
bagian dari tubuh. Seperti terdapat superior, inferior, anterior, posterior, medial, lateral, proksimal, distal, superfisial dan profunda. Superior (kranial) memiliki arti lebih dekat pada kepala. Penggunaannya seperti jantung terletak superior (kranial) terhadap gaster (ventriculus). Inferior (kaudal) memiliki arti lebih dekat pada kaki. Penggunannya seperti gester terletak inferior terhadap jantung. Anterior (ventral) memiliki arti lebih dekat ke depan. Contoh penggunaannya seperti sternum terletak anterior terhadap jantung. Posterior (dorsal) memiliki arti lebih dekat dengan ke belakang.
6
Penggunaannya seperti kedua ren terletak posterior terhadap intestinum. Medial yaitu mendekati bidang median. Contoh penggunaannya yaitu digitus V manus (jari kelingking) terletak pada sisi medial tangan. Lateral yaitu menjauhi bidang median. Contoh penggunaannya yaitu digitus I manus (ibu jari) terletak pada sisi lateral tangan. Proksimal memiliki arti lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal. Seperti siku terletak proksimal terhadap pergelangan tangan, bagian proksimal arteri adalah pangkalnya. Distal yaitu lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal. Contohnya pergelangan tangan terletak distal terhadap siku dan bagian distal extremitas inferior adalah kaki. Superfisial memiliki arti lebih dekat ke atau di permukaan. Contoh penggunaannya yaitu otot-otot lengan bawah adalah superfisial terhadap tulangnya (humerus). Profunda yaitu lebih jauh dari permukaan. Contohnya humerus terletak lebih profunda daripada otot-otot lengan atas (Gambar 1.3) (Agur&Moore,2017).
Gambar 1.3 istilah arah dan posisi tubuh (Agur&Moore,2017) b. Istilah Yang Berhubungan Dengan Gerak Berbagai istilah dipakai untuk menggambarkan gerak tubuh. Istilah ini dikemukakan sebagai pasangan yang berlawanan (misalnya fleksi dan ekstensi). Fleksi berati menekukan bagian tertentu atau mengecilkan sudut antara bagian-bagian tubuh (Gambar 1.4 a). Ekstensi berati meluruskan suatu bagian atau menambah besarnya sudut antara bagian-bagian tubuh (Gambar 1.4 a). Abduksi berati menjauhi bidang
7
median tubuh dalam bidang koronal (gambar 1.4 b). Aduksi berati menggerakan ke arah bidang median dalam bidang koronal. Rotasi berati bagian tubuh memutar poros panjangnya. Rotasi medial (endorotasi) yaitu memutarkan permukaan depan ke medial. Dan rotasi lateral (eksorotasi) yaitu memutarkan permukaan depan ke lateral (gambar 1.4 b). Sirkumduksi ialah gerak sirkular extremitas atau bagiannya dengan mempersatukan berturut-turut gerak fleksi, ekstensi , abduksi dan aduksi (gambar 1.4 c). Pronasi ialah rotasi medial lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke belakang (dorsal) (gambar 1.4 d). Supinasi yang berati rotasi lateral lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke depan, seperti pada posisi anatomis (gambar 1.4 d). Eversi berati memutarkan telapak kaki ke luar (lateral) (gambar 1.4 e). Inversi yang berati memutarkan telapak kaki ke dalam (medial) (gambar 1.4 e). Protrusi (protraksi) berati menggerakan rahang bawah ke depan (ventral) (gambar 1.4 f). Retrusi (retraksi) yang berati menggerakan rahang bawah ke belakang (dorsal) (gambar 1.4 f) (Agur&Moore,2017).
Gambar 1.4 b abduksi, aduksi dan rotasi (Agur&Moore,2017)
8
Gambar 1.4 a fleksi dan esktensi (Agur&Moore,2017)
Gambar 1.4 c sirkumduksi (Agur&Moore,2017)
9
Gambar 1.4 d pronasi dan supinasi (Agur&Moore,2017)
Gambar 1.4 e eversi dan inversi (Agur&Moore,2017)
Gambar 1.4 f retrusi dan protrusi (Agur&Moore,2017)
10
BAB III SIMPULAN
3.1 Simpulan Istilah anatomi berasal dari bahasa Yunani temnein , yang berati “memotong”. Secara umum, mempelajari anatomi berkaitan dengan diseksi/pembedahan. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi dapat dipelajari melalui tiga cara pendekatan : anatomi sistematis, anatomi regional dan anatomi klinis. Anatomi sistematis mempelajari tubuh sebagai rangkaian berbagai sistem organ. Anatomi regional (anatomi topografik) adalah ilmu yang mempelajari mengenai daerah tertentu dari tubuh (misalnya bagian thorax atau bagian abdomen). Anatomi klinis memperhatikan aspek struktur dan fungsi yang penting dalam praktek kedokteran, kedokteran gigi dan ilmu kedokteran terkait. Dalam anatomi terdapat posisi anatomi. Posisi anatomi adalah posisi standar referensi tubuh yang digunakan untuk menggambarkan lokasi berbagai struktur tubuh. Bidang anatomi terdiri dari bidang median, bidang sagital, bidang koronal dan bidang horisontal. Terdapat istilah-istilah dalam anatomi baik dalam arah, posisi maupun gerak.
11
DAFTAR PUSTAKA
Agur, A., dan Keith Moore. 2017. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates. Drake, Mitchell, dan Vogl. 2014. Dasar-Dasar Anatomi. Singapura : Elsevier. Netter, Frank H. 2017. Atlas Anatomi Manusia. Edisi 6. Singapura : Elsevier. Paulsen,F., dan Jens Waschke. 2015. Sobbota Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
12