Analisis_laporan_keuangan_-_pt._ramayana.docx

  • Uploaded by: Sepdifa D. Rifayana
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis_laporan_keuangan_-_pt._ramayana.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,411
  • Pages: 27
ANALISIS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK. Perhitungan dan penjelasan analisis rasio yang digunakan untuk analisis laporan keuangan PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. dapat dilihat dalam tabel berikut. (data setiap unsur yang digunakan dalam rumus terdapat dalam laporan keuangan perusahaan) Alat Analisis No.

Jenis

Rumus

Hasil Th. 2008

Th. 2007

Artinya (dilihat dari kenaikan atau penurunan hasil perhitungan dari tahun ke tahun)

πΎπ‘Žπ‘  Hutang Lancar

1,4719

1,1089

Perusahaan semakin likuid (semakin tinggi kemampuan perusahaan melunasi utangnya dengan kas yang tersedia pada perusahaan) Perusahaan efisien dalam penggunaan kas, sehingga perusahaan bisa memaksimalkan laba

1

Rasio Kas

2

Rasio Perputaran Kas

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž (Aktiva Lancar βˆ’ Hutang Lancar)

4,8727

4,0425

3

Rasio Perputaran Piutang

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› πΎπ‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ [(Piutang Awal + Piutang Akhir)/ 2]

0,0003

0,0422

4

Rasio Periode Penagihan Ratarata

365 Hasil Rasio Perputaran Piutang

1186433

8656,746

5

Rasio Persediaan

π»π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘ƒπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜ π΅π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘—π‘’π‘Žπ‘™ [(Persediaan Kini + Persediaan Thn Kemarin)/ 2]

8,2202

7,3294

Penurunan rasio perputaran piutang terjadi karena adanya penurunan jumlah piutang dari tahun 2007 ke tahun 2008 Adanya peningkatan ekstrim akibat selisish penjualan kredit pada perhitungan rasio perputaran piutang yang terlalu drastis. Perusahaan semakin efisien dalam menyediakan persediaan, atau dengan kata lain persediaan yg ada di perusahaan semakin cepat keluar (terjual)

365 Hasil Rasio Perputaran Persediaan

44

50

Perusahaan semakin baik dalam penjualan produk,sehingga persediaan produk tidak lama disimpan pada perusahaan

Rasio Perputaran Aset Tetap

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘‘π‘œ Total Aktiva tetap (Bersih)

1,8395

1,6955

Perusahaan semakin efektif menggunakan aset yang dimilikinya

8

Rasio Utang terhadap Ekuitas

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” Ekuitas Pemegang Saham

1,5231

1,6470

Perusahaan memiliki resiko yang semakin rendah terhadap likuiditas perusahaannya.

9

Rasio Utang terhadap Aset

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” Total Aset

0,2252

0,2535

10

Analisis ROI Terganggu

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΏπ‘Žπ‘π‘Ž Total Investasi

0,5248

0,6959

11

Analisis ROI

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘ƒπ‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› Total Aset

2,9815

2,0562

12

Analisis Laba

Laba Tahun 𝑛 (Laba tahun 𝑛 + laba (𝑛 βˆ’ 1))

0,5395

0,5399

13

Analisis Pendapatan

Pendapatan Tahun 𝑛 (Pendapatan tahun 𝑛 + Pendapatan (𝑛 βˆ’ 1))

0,5301

0,5247

6

Rasio Lama Produk Terjual

7

Semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan perusahaan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan. Laba yang diperoleh perusahaan semakin banyak digunakan untuk berinvestasi Perusahaan (manajemen) semakin efektif dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pandapatan. Terjadi kenaikan laba dari tahun sebelumnya

Terjadi kenaikan sebelumnya

pendapatan

dari

tahun

Catatan : *) Pendapatan = penjualan bersih + penghasilan bunga + laba selisih kurs + laba penjualan investasi jangka pendek + lain-lain bers

Analisis Pendapatan Dilihat dari data yang terdapat pada laporan keuangannya, PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. melaporkan pendapatan yang meningkat dari setiap tahunnya. Pada tahun 2006, pendapatan yang diperoleh sebesar 4,5 Trilyun. Kemudian pada tahun 2007 dan 2008 berurutan sebesar 4,9 Trilyun dan 5,6 Trilyun. Pendapatan ini berasal dari penjualan bersih, penghasilan bunga, laba selisih kurs, laba penjualan investasi jangka pendek, dan lain-lain bersih. Sebagai perusahaan yang berbasis pada sekrot retail, pendapatan terbesar dari PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. berasal dari pendapatan hasil penjualan produk yang tersebar di berbagai segmen lokasi geografis gerai yang dimiliki PT. Ramayana Lestari Sentosa. Jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam sektor industri yang sama (perusahaan retail), analisis pendapatan PT. Ramayana Lestari Sentosa berada di bawah nilai rata-rata industri. Hasil perhitungan analisis pendapatan PT. Ramyana Lestari Sentosa hanya sebesar 0,530 atau 53% , sedangkan hasil analisis pendapatan (terhadap tiga perusahaan lain sejenis) sebesar 0,5517 atau sekitar 55%.

Persentase analisis pendapatan PT.

Ramayana Lestari Sentosa Tbk. tidak signifikan perbedaannya dengan perusahaan lain dalam industri sejenis, hal ini dapat dilihat dari perbedaaan persentase yang tidak mencolok. Ditinjau dari hasil perhitungan analisis ROI dari PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. dari tahun 2007 ke tahun 2008 yang mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,93. Hal ini mengindikasikan perusahaan (atau dalam hal ini manajemen) semakin efektif dalam menggunakan aktiva atau aset perusahaan untuk memperoleh pandapatan. Jika dibandingkan dengan

perusahaan sejenis, PT. Ramayana memiliki nilai ROI diatas rata-rata nilai industri yang sebesar 1,34. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. memiliki proporsi terbesar dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjadi pembanding, yaitu PT. Matahari Putra Prima, PT. Ace Hardware, dan PT. Hero Supermarket. Analisis Laba Laba operasi berkelanjutan (yang merupakan laba bersih yang tercantum padalaporan laba rugi) PT. Ramayanna Lestari

Sentosa Tbk.

meningkat dari tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 62,9 Milyar. Laba bersih ini diperoleh dari pendapatan penjualan pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik, dan keperluan sehari-hari yang terdiri dari sebagian besar persediaan barang dagang milik perusahaan dan kurang lebih sekitar sepertiga dari total keseluruhan merupakan bagian dari konsinyasi. Ditinjau dari segmen geografis perusahaan yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan, segmen geografis perusahaan berdasarkan lokasi gerai meliputi Sumatera; Jawa, Bali, Nusa Tenggara; Kalimantan; dan Sulawesi. Hasil atau pendapatan segmen terbesar berasal dari wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang memiliki proporsi sekitar 60% pada tahun 2008 dan 2007. Ditinjau dari nilai rata-rata analisis industri terhadap pergerakan laba yang sebesar 0,4647 atau sekitar 46,5% , PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. berada di atas rata-rata yaitu sebesar 0,54 atau 54%. Pergerakan laba terendah dimiliki oleh PT. Matahari Putra Prima yang hanya sebesar 0,055 atau sebesar 5,5% dan yang tertinggi dimiliki oleh PT. Ace Hardware. Laba operasi tidak berkelanjutan PT. Ramayana Lestari Sentosa yang berasal dari perubahan nilai wajar efek sebesar 3,2 Milyar (disajikan pada

laporan perubahan ekuitas) pada tahun 2008. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sejumlah -5 Milyar pada tahun 2007. Investasi dalam efek hutang (obligasi dan notes), ekuitas (saham) dan reksadana merupakan bagian dari investasi jangka pendek yang dimiliki PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. dan diklasifikasikan sebagai efek terssedia untuk dijual. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. tidak mendapatkan pendapatan investasi maupun dividen selama tahun 2008 sehingga untuk laba non operasi tidak muncul dalam perhitungan pendapatan.

Analisis Perubahan Akuntansi Pada tahun 2008 terjadi perubahan akuntansi terkait kepemilikan langsung aset tetap. Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dkikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang disusutkan). Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), β€œAset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), β€œAktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), β€œAkuntansi Penyusutan”. Berdasarkan penyataan ini, Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (β€œcarrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan

yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Untuk penjelasan lebih rinci terakit perubahan akuntansi terkait kepemilikan langsung aset tetap dapat dilihat dalam catatan atas laporan keuangan poin 2f. Sebelum tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan mencatat transaksi sewa dengan menggunakan metode sewa operasi (operating lease). Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), β€œSewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990), ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Semua transaksi sewa Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode sewa operasi. Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straightline basis) selama masa sewa. Dalam sewa menyewa biasa, Perusahaan mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa

operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. Bagian sewa yang akan dibebankan pada usaha dalam satu tahun diklasifikasikan ke aktiva lancar sebagai bagian dari akun β€œBagian Lancar Sewa Jangka Panjang”. Untuk penjelasan lebih rinci terakit perubahan akuntansi terkait kepemilikan langsung aset tetap dapat dilihat dalam catatan atas laporan keuangan poin 2h.

Daftar Pustaka http://www.britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profilsingkat-rals/ Subramanyam, K.R., John J. Wild. (2013). Analisis Laporan Keuangan (Edisi10). Jakarta, Indonesia: Salemba Empat www.idx.co.id (File) Analisis Aktifitas Investasi.pptx (File) Analisis Aktifitas Investasi Antar Perusahaan.pptx

More Documents from "Sepdifa D. Rifayana"