UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PROSEDUR AUDIT ATAS TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI PT XYZ
LAPORAN MAGANG
DANANG HERU UTOMO 0906525043
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PROSEDUR AUDIT ATAS TRANSAKSI PIHAK-PIHAK BERELASI PT XYZ
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
DANANG HERU UTOMO 0906525043
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
i Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
ii Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
iii Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
iv Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil „alamin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Shalawat dan salam tak lupa saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang karena jasa beliaulah cahaya iman dan islam bisa sampai kepada kita semua. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan penulisan laporan magang ini. Maka dari itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Vita Silvira, S.E., MBA., selaku dosen pembimbing yang di tengah kesibukannya bersedia membantu saya untuk bisa menyelesaikan laporan magang ini. 2. Bapak Dr. Gede Harja Wasistha, CMA. dan Ibu Dr. Vera Diyanti, S.E., M.M, selaku dosen penguji yang telah meluluskan dan memberikan banyak masukan untuk laporan magang ini. 3. Seluruh dosen, pengajar, dan karyawan FEUI atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada saya selama menjalani masa perkuliahan. 4. Orang tua saya, Ibu Ayemi dan Bapak Djuwarsin, atas segala bentuk dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak pernah putus diberikan kepada anakmu ini. 5. Kakak-kakak saya beserta keluarga yang selalu menjadi inspirasi, Mas Pung, Mbak Nduk, Mas Mamik, Mbak Woro, dan Mas Hari. Terima kasih atas segala bentuk dukungan, doa, dan motivasi yang terus diberikan. 6. Keponakan-keponakan saya, Tian dan Dian, yang selama ini selalu menjadi “kakak” dan teman bagi saya. Juga kepada Wisnu, Dani, Icha, Fina, Adi, Rifki, Aisyah, Aziz, Azizah, Tana, dan Rafi yang selalu membawa keceriaan dalam keluarga. Tak lupa juga kepada cucuku tercinta, Kiandra.
v Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
7. KAP ABC beserta teman-teman auditor selama pelaksanaan magang, Mbak Rini, Mas Irwan, Rangga, Putri, Ratih, yang telah banyak membagikan ilmu bagi saya. Juga kepada rekan-rekan magang di KAP ABC, Windu, Reda, Dito, Edwin, Sugeng, dan Haris. 8. Teman-teman sekota seperjuangan di Duta Generasi Magelang, Toyib, Iwan, Kekrek, Windu, Bagus, Ernita, Desi, Permadi, Mbak Nia, Mas Burhan, Mas Betty, Mas Ucox, Mbak Ratih, Angga, Awid, Teguh, Rere, Linda, Sigit, Lely, Ema, dan yang lainnya. 9. Teman-teman di Departemen MP FSI FEUI, Mas Bayu, Mas Wasis, Mbak Dhani, Kak Diang, Mbak Tika, Enggar, Akbar, Sasha. Juga kepada temanteman Biro MTI, Anis, Aji, Handy, dan Rizka. Terima kasih telah menjadi partner kerja yang baik dan selalu mengingatkan tentang kebaikan. 10. Teman-teman ngeband “The Payback”, Boby, Aji, Reda, Vito, dan Gromy, yang telah bersama-sama berhasil menorehkan prestasi di masamasa akhir kuliah. Let’s rock!! 11. Teman-teman di gamelan Laras Udan Asih, Rakryan, Mas Betty, Mbak Nia, Ernita, Mas Mone, Kak Sari, Kak Imel, Nunung, Mas Pri, Mas Pras, Mas Eko, Mas Bombom, dan yang lainnya. Teruslah nguri-uri kabudayan Jawi! 12. Teman-teman “Jong Java”, “Hantu Labkom”, dan futsal FEUI 2009, Fachri, Renno, Arizal, Awa, Ony, Aan, Sugeng, Asep, Rafly, Suryawan, Sidiq, Boby, Jerry, Aji, Ikhsan, Wahyu, Thantowi, Sobud, Christan, Yogi, Ruri, Adit, Yudhis, Ivan Chebe, Adiguna, serta teman-teman lain yang selalu membawa keceriaan di kehidupan kampus. Serta seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan magang ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan kebaikan yang tak terhingga.
Depok, 15 Juli 2013
Danang Heru Utomo
vi Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
vii Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama
: Danang Heru Utomo
Program Studi : Akuntansi Judul
: Analisis Prosedur Audit atas Transaksi Pihak-pihak Berelasi PT XYZ
Laporan magang ini membahas mengenai prosedur audit yang dilakukan oleh KAP ABC atas transaksi pihak-pihak berelasi pada PT XYZ. Pembahasan dimulai dengan identifikasi pihak-pihak berelasi yang dimiliki PT XYZ serta analisis atas transaksi pihak-pihak berelasi pada PT XYZ. Selanjutnya dibahas mengenai prosedur audit yang diterapkan, hasil dari proses audit tersebut, serta analisis atas prosedur audit yang dilakukan oleh KAP ABC. Laporan magang ini menyimpulkan bahwa pengungkapan yang dilakukan PT XYZ terkait pihak-pihak berelasi belum sepenuhnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, yaitu SAK ETAP.
Kata Kunci: pihak berelasi, prosedur audit
viii Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Danang Heru Utomo
Study Program : Accounting Title
: Analysis of Audit Procedure of Related Parties Transactions in PT XYZ
This internship report discusses the audit procedure of related parties transactions in PT XYZ performed by KAP ABC. The discussions start with the identification of PT XYZ‟s related parties and analysis of related parties transactions in PT XYZ. Furthermore, this internship report discusses the audit procedure performed by auditor, the audit result, and analysis of procedure performed by KAP ABC. The result of this internship report concludes that the disclosure of PT XYZ‟s related parties was not fully accordance with the accounting standard, SAK ETAP.
Key Words: related parties, audit procedure
ix Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................... ii TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Penulisan Laporan Magang .............................................. 1 1.2. Permasalahan ........................................................................................... 2 1.3. Tujuan Penulisan Laporan Magang ........................................................... 3 1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang .................................................. 3 1.5. Penjelasan Aktivitas Magang Secara Umum ............................................. 3 1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................... 4 2. LANDASAN TEORI...................................................................................... 6 2.1. Transaksi Pihak Berelasi........................................................................... 6 2.1.1. Definisi Transaksi Pihak Berelasi ..................................................... 6 2.1.2. Hal-hal yang Wajib Diungkapkan dalam Laporan Keuangan ............ 8 2.1.3. Perbandingan SAK ETAP Bab 28 dengan PSAK 7 (Revisi 2010) ... 10 2.2. Audit ...................................................................................................... 11 2.2.1. Definisi audit .................................................................................. 11 2.2.2. Tujuan Audit .................................................................................. 12 2.2.3. Materialitas .................................................................................... 14 2.2.4. Risiko Audit ................................................................................... 14 2.2.5. Bukti Audit .................................................................................... 15 2.2.6. Proses Audit ................................................................................... 17 2.3. Audit untuk Transaksi Pihak Berelasi ..................................................... 21
x Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2.3.1. Penentuan keberadaan pihak-pihak berelasi .................................... 22 2.3.2. Identifikasi atas transaksi antarpihak berelasi ................................. 23 3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................................... 26 3.1. Profil Kantor Akuntan Publik ................................................................. 26 3.2. Profil Perusahaan Klien .......................................................................... 27 3.2.1. PT XYZ........................................................................................... 27 3.2.2. PCF Group ...................................................................................... 29 3.2.3. HAS Group ..................................................................................... 30 3.2.4. Gambaran Singkat Pihak-pihak Berelasi Perusahaan ........................ 31 3.3. Sistem Akuntansi.................................................................................... 32 4. PEMBAHASAN ........................................................................................... 36 4.1. Identifikasi Pihak-pihak Berelasi Perusahaan .......................................... 36 4.2. Transaksi Pihak-pihak Berelasi ............................................................... 39 4.3. Prosedur Audit Laporan Keuangan PT XYZ ........................................... 42 4.4. Audit atas Transaksi Pihak Berelasi .................................................. 51 4.5. Analisis Prosedur Audit atas Transksi Pihak Berelasi PT XYZ........... 59 4.6. Penyajian dalam Laporan Keuangan ................................................ 63 5. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 67 5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 67 5.2. Saran ..................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69 LAMPIRAN ..................................................................................................... 70
xi Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT XYZ .................... 27 Tabel 3.2 Susunan Pemegang Saham PT XYZ ................................................... 29 Tabel 4.1 Kepemilikan Saham pada PCF Group ................................................ 37 Tabel 4.2 Preliminary Analytical Procedures..................................................... 45 Tabel 4.3 Perhitungan Altman’s Z-score ............................................................ 46 Tabel 4.4 Penentuan Tingkat Materialitas .......................................................... 46 Tabel 4.5 Hubungan antara Asersi Manajemen dengan Prosedur Audit .............. 55 Tabel 4.6 Analisis Kesesuaian Prosedur Audit dengan PSA 34 .......................... 59 Tabel 4.7 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PT XYZ..................................... 63 Tabel 4.8 Saran Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PT XYZ ........................... 65
xii Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT XYZ ........................................................... 28 Gambar 4.1 Ilustrasi Pihak-pihak Berelasi PT XYZ ........................................... 36
xiii Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Entity Level Controls – Risk Analysis .............................................. 70
xiv Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan Laporan Magang Globalisasi ekonomi, bisnis, dan investasi menyebabkan semakin meningkatnya transaksi internasional. Untuk memperkukuh usaha globalnya, tak jarang suatu perusahaan mengoperasikan cabang atau anak perusahaan atau instrumen bisnis lain dalam berbagai bentuk di beberapa negara luar tempat kedudukannya. Selanjutnya, untuk mengendalikan dan mengkoordinasi bisnis regionalnya, perusahaan membentuk holding company (Gunadi, 2007). Dalam menjalankan kegiatan bisnis melalui anak, cabang, atau holding company, akan sangat umum ditemui transaksi bisnis dengan pihak-pihak berelasi yang tergabung dalam grup perusahaan itu sendiri. Dalam transaksi antarpihak berelasi, biasanya terdapat ketentuan atau perjanjian khusus yang mana tidak dapat dilakukan dengan pihak-pihak yang bukan pihak berelasi. Pada umumnya, perlakukan khusus dalam transaksi antarpihak berelasi terlihat dari penetapan harga, pemberian potongan harga, atau pemberian pinjaman dengan syarat yang lebih longgar. Di Indonesia, pengungkapan pihak-pihak berelasi diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 (Revisi 2010). Untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik, hal tersebut diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 28. Kedua standar tersebut sama-sama mendefinisikan pihak berelasi sebagai orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor, baik secara langsung maupun tidak langsung, di antaranya entitas induk, entitas anak, entitas asosiasi, entitas yang memiliki pengendalian bersama atas suatu entitas lain, anggota manajemen kunci, dan
sebagainya.
Entitas
yang
melakukan
pelaporan
keuangan
harus
mengungkapkan pihak-pihak berelasi yang dimilikinya, walaupun tidak terdapat transaksi dengan pihak-pihak berelasi tersebut.
1 Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2
Dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) bahkan dijelaskan bahwa laba atau rugi dan posisi keuangan entitas pelapor dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak berelasi, sekalipun tidak terjadi transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Misalnya, perusahaan anak dapat mengakhiri hubungan dengan suatu mitra dagangnya karena entitas induk mengakuisisi perusahaan lain (fellow subsidiaries) yang kegiatan bisnisnya sama dengan mitra dagang tersebut. Atas dasar alasan tersebut, sangatlah penting untuk mengetahui transaksi entitas, saldo, termasuk komitmen, dan hubungan antara pihak-pihak yang berelasi yang dapat memengaruhi penilaian dari operasi entitas oleh pengguna laporan keuangan. Dalam pelaksanaan audit terhadap PT XYZ, terdapat berbagai transaksi dengan pihak-pihak berelasi yang terkait dengan kegiatan bisnis utama perusahaan. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi merupakan isu penting yang perlu mendapat perhatian tersendiri dalam pelaksanaan prosedur audit terhadap PT XYZ, mengingat PT XYZ merupakan bagian dari suatu grup usaha dengan potensi jumlah pihak berelasi yang cukup banyak dan tersebar di berbagai negara. Maka dari itu, tema “Analisis Prosedur Audit atas Transaksi Pihak-pihak Berelasi PT XYZ” dipilih sebagai bahan dalam pembuatan laporan magang ini.
1.2 Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam laporan magang ini adalah: 1. Identifikasi pihak-pihak berelasi yang dimiliki oleh perusahaan, serta transaksi yang terjadi dengan pihak-pihak berelasi tersebut. 2. Kepatuhan perusahaan dalam menerapkan SAK ETAP Bab 28. 3. Akurasi dari nilai transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi. 4. Analisis prosedur audit atas transaksi pihak berelasi PT XYZ dan kesesuaiannya dengan PSA No. 34.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
3
1.3 Tujuan Penulisan Laporan Magang Laporan magang ini disusun dengan tujuan antara lain: 1. Memberikan gambaran mengenai pihak-pihak berelasi yang dimiliki oleh PT XYZ serta transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi tersebut. 2. Memberikan gambaran kepatuhan PT XYZ terhadap standar akuntansi yang berlaku, dalam hal ini SAK ETAP Bab 28. 3. Mengetahui keakurasian dari nilai transaksi pihak-pihak berelasi yang dilakukan PT XYZ. 4. Mengetahui apakah prosedur audit yang dilakukan telah sesuai dengan pedoman audit yang berlaku, dalam hal ini PSA 34.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang Pelaksanaan magang dilakukan di Kantor Akuntan Publik ABC (KAP ABC), yang berkantor di Jakarta. Program magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu tanggal 7 Januari 2013 – 7 April 2013. Laporan magang ini dibuat berdasarkan proses audit yang dilakukan oleh auditor KAP ABC di divisi yang menjalankan fungsi audit assurance.
1.5 Penjelasan Aktivitas Magang secara Umum Pada minggu pertama, KAP ABC menyelenggarakan training audit di dalam kelas selama satu minggu. Di dalam training ini, peserta magang diajarkan tentang dasar-dasar audit, peraturan KAP ABC, serta penggunaan sistem audit yang digunakan oleh KAP ABC. Mulai pada minggu kedua, dilakukan proses staffing oleh KAP ABC untuk melakukan audit atas perusahaan-perusahaan berikut ini:
PT XYZ PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi consumer goods serta ekspor dan impor merchandise goods. Perusahaan ini
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
4
berkedudukan di Jakarta Selatan dan merupakan anggota dari PCF Group. PCF Group berkedudukan di Indonesia, dan merupakan grup anak dari HAS Group yang berkedudukan di Yaman dengan anak dan cabang perusahaan yang tersebar di berbagai Negara di kawasan Asia dan Afrika. Pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT XYZ dilakukan selama kurang lebih satu bulan.
PT IPP PT IPP merupakan anggota dari ARM Group, yang bergerak di bidang jasa konsultasi perminyakan dan tambang, dengan kantor pusat di Malaysia. Pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT IPP dilakukan selama dua minggu.
PT KNC PT KNC merupakan anggota dari KNC Group, yang bergerak di bidang jasa dan produksi alat berat, dengan kantor pusat di Finlandia. Pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT KNC dilakukan selama dua minggu.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan ini tersusun atas lima bab utama, yaitu sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penulisan laporan magang, permasalahan, tujuan penulisan laporan magang, waktu dan tempat pelaksanaan magang, penjelasan aktivitas magang secara umum, serta sistematika dari penulisan laporan magang ini. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan topik laporan magang yang akan menjadi dasar analisis dan pembahasan yang dituangkan pada BAB 4. Landasan teori ini dibuat dengan menggunakan berbagai referensi seperti buku teks kuliah, buku umum, jurnal ilmiah, standar akuntansi, dan sumber-sumber lain yang relevan.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
5
BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN Bab ini berisi tentang profil perusahaan tempat pelaksanaan magang serta perusahaan klien yang diaudit, yang digunakan sebagai objek pelaporan magang. Selain itu, dibahas pula mengenai gambaran secara umum pihak-pihak berelasi yang dimiliki oleh perusahaan klien. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis dan pembahasan yang telah disinggung pada BAB 1. Akan dibahas mengenai analisis transaksi pihak-pihak berelasi perusahaan klien serta kepatuhan perusahaan klien dalam menerapkan SAK ETAP Bab 28. Selain itu, dibahas pula mengenai prosedur audit yang dilakukan terkait transaksi pihakpihak berelasi, serta kesesuaian prosedur tersebut dengan PSA No. 34. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan magang yang berisi kesimpulan mengenai program magang yang dilakukan dan kesimpulan atas analisis dan pembahasan terkait topik laporan ini. Laporan magang ini juga memberikan saran terkait prosedur-prosedur audit atas transaksi pihak-pihak berelasi PT XYZ.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Transaksi Pihak Berelasi 2.1.1 Definisi Transaksi Pihak Berelasi Transaksi antara pihak-pihak berelasi (related party transaction) merupakan transaksi yang normal terjadi dalam suatu kegiatan bisnis, karena banyak perusahaan yang sering melakukan kegiatan usahanya melalui anak perusahaan, ventura bersama, dan entitas asosiasi. Related party transaction memiliki efek yang signifikan terhadap laporan keuangan suatu entitas karena pihak-pihak yang terlibat dapat melakukan transaksi yang tidak dapat dilakukan oleh entitas independen (entitas yang bukan merupakan pihak berelasi). Bahkan laporan keuangan entitas pelapor dapat dipengaruhi oleh pihak-pihak berelasi, sekalipun tidak terjadi transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Maka dari itu, pengetahuan atas transaksi, saldo, termasuk komitmen dan hubungan dengan pihak-pihak berelasi dapat memengaruhi pandangan pengguna laporan keuangan terhadap kinerja, laporan keuangan, risiko, dan peluang dari entitas pelapor. Keberadaan related party transaction sangat penting bagi perusahaan karena dapat memberikan implikasi dalam berbagai bidang, di antaranya: pelaporan akuntansi, audit, kepatuhan perpajakan, manajemen stratejik, tata kelola perusahaan, dan lain-lain (Corlaciu dan Tudor, 2011). Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011), transaksi pihak berelasi muncul ketika suatu perusahaan melakukan transaksi dengan salah satu pihak mempunyai kemampuan untuk memengaruhi kebijakan yang akan diambil oleh pihak lain secara signifikan. Selain itu, transaksi pihak berelasi juga dapat terjadi pada saat sebuah pihak yang tidak melakukan transaksi (non-transacting party) mempunyai kemampuan untuk memengaruhi kebijakan dari dua pihak yang bertransaksi. Beberapa contoh transaksi pihak berelasi di antaranya:
Perusahaan induk dengan perusahaan anak.
Antara perusahaan anak yang memiliki perusahaan induk yang sama.
6 Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
7
Perusahaan dengan perusahaan penyedia jasa imbalan kerja karyawan perusahan.
Perusahaan dengan pemegang saham utama, manajemen, maupun anggota keluarga dekat, serta afiliasinya.
PSAK No. 7 (Revisi 2010) dan SAK ETAP Bab 28 memberikan definisi yang sama terhadap transaksi pihak-pihak berelasi, yaitu “suatu pengalihan sumber daya, jasa, atau kewajiban antara pihak-pihak berelasi, tanpa memperhatikan apakah suatu harga dibebankan.” Adapun yang dimaksud dengan pihak-pihak berelasi adalah pihak-pihak yang memenuhi kriteria berikut: a) secara langsung, atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, pihak tersebut: i.
mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan, entitas (termasuk entitas induk, entitas anak, dan fellow subsidiaries);
ii. memiliki kepemilikan di entitas yang memberikan pengaruh signifikan atas entitas; atau iii. memiliki pengendalian bersama atas entitas; b) pihak tersebut adalah entitas asosiasi dari entitas; c) pihak tersebut adalah joint ventures, dengan entitas pelapor sebagai salah satu venturer-nya; d) pihak tersebut adalah personel manajemen kunci entitas atau entitas induknya; e) pihak tersebut adalah keluarga dekat dari setiap orang yang diuraikan dalam (a) atau (d); f) pihak tersebut adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh, atau memiliki hak suara secara signifikan, secara langsung atau tidak langsung, setiap orang yang diuraikan dalam (d) atau (e); atau g) pihak tersebut adalah program imbalan pasca kerja untuk imbalan pekerja entitas, atau setiap entitas yang merupakan pihak-pihak berelasi bagi entitas tersebut.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
8
Selain menjelaskan mengenai definisi pihak-pihak berelasi, dalam SAK ETAP Bab 28 juga didefinisikan pihak-pihak yang bukan merupakan pihak berelasi. Pihak-pihak berikut tidak dianggap sebagai pihak-pihak berelasi: a) dua entitas yang memiliki satu direktur atau anggota personel manajemen kunci secara umum, tetapi tidak memenuhi ketentuan (d) dan (f) dalam definisi “pihak-pihak berelasi”, b) dua venturer karena mereka berbagi pengendalian bersama atas joint venture, c) pihak-pihak berikut dalam pelaksanaan urusan normal dengan entitas (meskipun pihak-pihak tersebut dapat memengaruhi kebebasan entitas atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan): i.
penyandang dana;
ii. serikat dagang; iii. entitas pelayanan umum; dan iv. departemen dan instansi pemerintah. d) pelanggan, pemasok, pemilik hak waralaba (franchisor), distributor atau agen umum yang mana entitas mengadakan transaksi usaha dengan volume signifikan, semata-mata berdasar atas akibat ketergantungan ekonomi.
2.1.2 Hal-hal yang Wajib Diungkapkan dalam Laporan Keuangan Dalam SAK ETAP 28 dijelaskan bahwa pengungkapan-pengungkapan terkait pihak berelasi yang harus dilakukan meliputi pengungkapan hubungan, pengungkapan kompensasi personel manajemen kunci, dan pengungkapan transaksi yang terjadi dengan pihak-pihak berelasi. SAK ETAP Bab 28 mensyaratkan pengungkapan-pengungkapan tersebut sebagai berikut: a) Pengungkapan Hubungan. Dalam pengungkapan hubungan, setiap hubungan dengan pihak-pihak berelasi yang dimiliki harus dilakukan terlepas apakah ada transaksi dengan pihak-pihak tersebut.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
9
b) Pengungkapan Kompensasi Personel Manajemen Kunci. Kompensasi personel manajemen kunci harus diungkapkan secara total. Yang dimaksud dengan personel manajemen kunci adalah orang yang memiliki otoritas dan tanggung jawab untuk merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan aktivitas entitas secara langsung atau tidak langsung, termasuk direksi. Kompensasi yang dimaksud adalah semua imbalan, termasuk semua bentuk dari beban yang dibayarkan, terutang atau disediakan oleh entitas atau atas nama entitas (misalnya, oleh entitas induknya atau pemegang sahamnya) dalam pertukaran untuk jasa yang diberikan kepada entitas. Imbalan kerja juga termasuk beban yang dibayarkan atas nama entitas induk. c) Pengungkapan Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi. Jika terdapat transaksi antara pihak-pihak berelasi, maka harus diungkapkan sifat dari hubungan tersebut, juga informasi yang diperlukan tentang transaksi dan saldonya untuk memahami dampak potensial hubungan tersebut terhadap laporan keuangan. Sekurang-kurangnya, pengungkapan harus meliputi: 1. jumlah transaksi; 2. jumlah saldo dan: i.
syarat dan kondisinya (termasuk apakah dijamin) dan sifat pembayaran yang disediakan dalam penyelesaian; dan
ii. rincian jaminan yang diberikan atau diterima; 3. penyisihan kerugian piutang tidak tertagih terkait dengan jumlah saldo piutang; 4. beban yang diakui dalam periode yang berkaitan dengan piutang ragu-ragu yang jatuh tempo dari pihak-pihak berelasi. Pengungkapan-pengungkapan tersebut harus dibuat secara terpisah untuk setiap kategori berikut ini: 1. pihak yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas entitas; 2. entitas anak, joint venture, entitas asosiasi dari entitas;
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
10
3. personel manajemen kunci dari entitas dan entitas induknya (secara agregat); 4. pihak-pihak berelasi. SAK ETAP Bab 28 juga memberikan contoh-contoh transaksi dengan pihak berelasi yang harus diungkapkan oleh entitas pelapor, antara lain sebagai berikut: 1. pembelian atau penjualan barang (jadi atau belum jadi); 2. pembelian atau penjualan properti dan aset lainnya; 3. pemberian atau penerimaan jasa; 4. sewa; 5. pengalihan riset dan pengembangan; 6. pengalihan dalam perjanjian lisensi; 7. pengalihan dalam perjanjian keuangan (termasuk pinjaman dan kontribusi ekuitas dalam bentuk kas atau bentuk lainnya); 8. ketentuan penjaminan atau agunan; 9. penyelesaian kewajiban atas nama entitas atau oleh entitas atas nama pihak lain; 10. partisipasi oleh entitas induk atau entitas anak dalam program manfaat pasti yang berbagi risiko antarkelompok entitas.
2.1.3 Perbandingan SAK ETAP Bab 28 dengan PSAK 7 (Revisi 2010) Dalam konteks pengungkapan pihak-pihak berelasi, secara garis besar PSAK 7 (Revisi 2010) dan SAK ETAP Bab 28 memberikan definisi dan aturan yang sama. Hanya saja dalam PSAK 7 (Revisi 2010) untuk beberapa hal diatur secara lebih rinci dan disertai contoh dan penjelasan yang lebih detail. Misalnya, dalam PSAK 7 (Revisi 2010) dijelaskan mengenai tujuan dari pengungkapan pihak-pihak berelasi, juga mengenai pengungkapan bagi entitas yang pihak berelasinya adalah pemerintah, sedangkan dalam SAK ETAP Bab 28 hal tersebut tidak dijelaskan. Hal ini sangat wajar karena SAK ETAP memang khusus ditujukan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan dan biasanya siklus akuntansinya lebih sederhana.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
11
Dalam laporan magang ini SAK ETAP Bab 28 digunakan sebagai landasan teori utama karena perusahaan yang menjadi objek pembuatan laporan magang mengacu pada SAK ETAP untuk pelaporan akuntansinya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan teori-teori dari PSAK akan digunakan jika hal-hal yang dibahas dalam laporan ini tidak diatur dalam SAK ETAP.
2.2 Audit 2.2.1 Definisi audit Elder, Beasley, dan Arens (2009) mengungkapkan definisi audit sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person” Dalam definisi yang diterangkan tersebut, terdapat beberapa kata kunci, antara lain:
Information and Established Criteria Suatu kriteria khusus dibutuhkan dalam pelaksanaan audit untuk mengevaluasi informasi yang didapatkan dari proses audit tersebut. Kriteria untuk mengevaluasi informasi tersebut tergantung dengan jenis informasi yang diaudit. Contohnya untuk audit laporan keuangan, standar kriteria yang umum digunakan adalah International Financial Reporting Standard (IFRS).
Accumulating and Evaluating Evidence Bukti audit mencakup segala informasi yang dapat digunakan untuk menentukan apakah informasi yang sedang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang digunakan.
Competent, Independent Person Kompetensi yang baik harus dimiliki oleh seorang auditor. Selain itu, seorang auditor harus memiliki pemahaman yang baik atas proses audit yang akan dijalankan, terutama pemahaman atas kriteria audit dan buktibukti audit yang harus dikumpulkan. Selain kompetensi, independensi
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
12
juga penting bagi auditor. Independent Auditor adalah seorang auditor yang memiliki tingkat independensi yang tinggi yang dapat menjaga kepercayaan dari para pengguna laporan audit.
Reporting Tahap pelaporan merupakan tahap terakhir dari pelaksanaan audit. Laporan audit yang dihasilkan harus dapat mengkomunikasikan temuantemuan auditor kepada para pengguna laporan keuangan dengan baik.
2.2.2 Tujuan Audit PSA 02 (SA 110) menyatakan bahwa: “The objective of the ordinary audit of financial statements by the independent auditor is the expression of an opinion on the fairness with which they present fairly, in all material respects, financial position, results of operations, and cash flows in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia” Paragraf tersebut menyatakan bahwa tujuan utama dari audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan opini tentang kewajaran atas posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Elder, Beasley, dan Arens (2009) membagi tujuan audit menjadi tiga tujuan yang lebih fokus sebagai berikut: 1. Tujuan Audit terkait Transaksi (Transaction-Related Audit Objectives) Beberapa tujuan audit terkait transaksi berikut ini harus dicapai oleh auditor untuk memastikan bahwa informasi terkait transaksi yang ada telah disajikan secara wajar. Tujuan audit yang terkait transaksi antara lain:
Existence: transaksi benar-benar terjadi.
Completeness: semua transaksi yang terjadi telah tercatat.
Accuracy: transaksi telah tercatat secara akurat.
Classification: setiap transaksi yang terjadi telah diklasifikasikan dengan tepat.
Timing: transaksi dicatat pada periode/waktu yang tepat.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
13
Posting and summarization: transaksi telah di-posting dengan tepat.
2. Tujuan Audit terkait Saldo (Balance-Related Audit Objectives) Tujuan audit terkait saldo antara lain:
Existence: saldo yang terdapat di laporan keungan memang benarbenar harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
Completeness: semua nilai yang harusnya dicatat telah tercatat.
Accuracy: saldo akun telah tercatat dengan akurat.
Classification: masing-masing akun yang tercatat telah diklasifikasikan dengan tepat.
Cut-off: semua transaksi yang terjadi berdekatan dengan tanggal rencana telah tercatat pada periode yang tepat.
Detail tie in: detail masing-masing akun telah cocok dengan master file dan nilai total rincian telah sesuai dengan nilai di buku besar dan neraca maupun laporan laba/rugi.
Realizable value: aset dicatat pada nilai yang akan terealisasi di masa yang akan dating.
Rights and Obligation: aset dan kewajiban yang tercatat memang benar-benar dimiliki oleh klien.
Presentation and disclosures: saldo setiap akun telah disajikan dengan benar di laporan keuangan dan dengan pengungkapan yang mencukupi.
3. Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure-Related Audit Objectives) Terdapat empat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan, yaitu:
Occurrence and Rights and Obligation: transaksi dan kejadian yang diungkapkan telah terjadi dan berkaitan dengan entitas.
Completeness: semua pengungkapan yang seharusnya dicantumkan ke dalam laporan keuangan telah dicantumkan.
Accuracy and valuation: informasi keuangan dan lainnya telah diungkapkan dengan tepat dan pada jumlah yang tepat.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
14
Classification and understandability: informasi keuangan dan lainnya telah disajikan dengan tepat serta deskripsi dan pengungkapan dinyatakan dengan jelas.
2.2.3 Materialitas FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu. Dalam melakukan audit atas laporan keuangan, auditor menggunakan konsep materialitas untuk menentukan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
Materialitas pada tingkat laporan keuangan.
Materialitas pada tingkat saldo akun.
2.2.4 Risiko Audit Elder, Beasley, dan Arens (2009) membagi risiko audit menjadi tiga macam, yaitu:
Risiko Bawaan (Inherent Risk): kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang terkait.
Risiko Pengendalian (Control Risk): risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas.
Risiko Deteksi (Planned Detection Risk): risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
15
2.2.5 Bukti Audit Bukti audit adalah segala jenis informasi yang dapat digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan sudah sesuai dengan standar kriteria yang telah ditentukan. Elder, Beasley dan Arens (2009) menyatakan bahwa terdapat empat hal utama yang menentukan jenis dan tingkat bukti audit yang harus dikumpulkan dalam suatu proses audit laporan keuangan, yaitu: 1. Prosedur audit yang diterapkan. 2. Ukuran sampel untuk tiap prosedur audit. 3. Sampel yang diambil dari populasi. 4. Waktu pelaksanaan prosedur audit. Untuk dapat mengumpulkan bukti audit yang dapat diandalkan, auditor harus memperhatikan tingkat persuasiveness dari bukti audit tersebut. Bukti audit yang diperoleh harus dapat meyakinkan pengguna laporan keuangan atas pendapat auditor terkait penyajian laporan keuangan klien. Tingkat persuasiveness dari bukti audit dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu: 1. Appropriateness of evidence Appropriateness of evidence merupakan ukuran dari kualitas bukti audit yang menentukan tingkat relevansi dan reliabilitas dari bukti-bukti audit untuk dapat mencapai tujuan audit terkait transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Relevansi berarti bahwa bukti audit yang dikumpulkan harus memiliki keterkaitan dengan tujuan audit, sedangkan reliabilitas berarti bahwa bukti audit harus handal dan dapat dipercaya. 2. Sufficiency of evidence Sufficiency of evidence merupakan kecukupan dari bukti audit untuk dapat diandalkan persuasiveness-nya. Hal ini sangat ditentukan oleh tingkat kuantitas dari bukti audit yang dikumpulkan, salah satunya dipengaruhi oleh ukuran sampel yang diambil saat audit dilakukan. Dalam menentukan prosedur audit yang akan diterapkan, auditor dapat memilih berbagai tipe bukti audit. Berikut ini adalah delapan tipe dari bukti audit yang dapat dipilih oleh auditor (Elder, Beasley dan Arens, 2009):
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
16
1. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melakukan perhitungan oleh auditor atas aset berwujud yang dimiliki oleh klien. Bukti pemeriksaan fisik merupakan cara utama untuk melakukan verifikasi terkait asersi existence dan completeness. 2. Konfirmasi Konfirmasi adalah bukti berupa tanggapan dari pihak ketiga terkait suatu informasi mengenai klien yang diajukan oleh auditor. Konfirmasi dapat berupa tanggapan melalui tulisan maupun lisan. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah bukti audit yang dikumpulkan melalui inspeksi atas dokumen dan catatan yang dimiliki klien yang akan menentukan apakah informasi terkait harus dicantumkan dalam laporan keuangan. Salah satu bukti audit yang populer dilakukan oleh auditor adalah vouching, yaitu auditor melakukan prosedur dokumentasi untuk membuktikan kewajaran dari transaksi yang dicatat klien. 4. Prosedur Analitis Prosedur analitis merupakan bukti audit dengan melakukan analisis atas perbandingan dan keterkaitan untuk melihat apakah saldo akun yang disajikan sudah wajar dan sesuai dengan ekspektasi auditor. Prosedur ini sangat penting karena dilakukan untuk setiap tahap audit, mulai dari perencanaan hingga tahap penyelesaian. 5. Tanya Jawab dengan Klien Bukti audit yang diperoleh disini bersumber dari klien sendiri, sehingga auditor harus memperhatikan tingkat independesi dan bias dari bukti itu sendiri. Oleh karena itu, bukti tanya jawab umumnya didukung oleh bukti lanjutan seperti dokumentasi dan observasi. 6. Penghitungan Ulang Penghitungan ulang merupakan bukti audit yang dikumpulkan melalui pemeriksaaan ulang perhitungan yang dilakukan oleh klien selama periode audit. Hal ini dapat berupa pengecekan ulang atas penghitungan klien yang
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
17
meliputi akurasi aritmetika, pengecekan penghitungan beban depresiasi, penjurnalan yang dilakukan oleh klien, dan lain-lain. 7. Pelaksanaan Kembali Pelaksanaan kembali merupakan pengujian independen yang dilakukan auditor terhadap prosedur dan kontrol yang dimiliki klien yang sebenarnya telah dilaksanakan dalam sistem akuntansi dan pengendalian internal klien. Contohnya auditor memeriksa apakah harga yang tercantum dalam invoice telah sesuai dengan price list klien. 8. Observasi Obervasi merupakan suatu proses yang melibatkan panca indra yang dimiliki auditor untuk melakukan evaluasi atas suatu hal. Misalnya, auditor mengamati suatu pekerjaan yang dijalankan klien untuk mengevaluasi apakah proses tersebut telah sesuai dengan kriteria. Dari berbagai bukti audit yang dapat digunakan tersebut, auditor harus memilih bukti audit yang memiliki appropriateness dan sufficiency yang memadai sesuai dengan kebutuhan audit. Selain itu, auditor juga harus memperhatikan biaya dari masing-masing
bukti
audit
yang
akan
dilakukan.
Diharapkan
auditor
menggunakan bukti audit yang memadai dengan biaya yang serendah mungkin.
2.2.6 Proses Audit Elder, Beasley dan Arens (2009), membagi tahapan-tahapan audit sebagai berikut: 1. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit Proses perencanaan audit sangat penting bagi kelangsungan proses audit secara keseluruhan. Tiga alasan utama dibutuhkannya perencanaan audit adalah:
Membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang dapat diandalkan.
Membantu menjaga kewajaran biaya audit.
Menghindari kesalahpahaman dengan klien.
Ada beberapa tahapan dalam proses perencanaan dan perancangan pendekatan audit, yaitu:
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
18
a. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal. Ada empat kegiatan utama dalam tahap ini, yaitu:
Pengambilan keputusan terkait penerimaan klien baru maupun melanjutkan pemberian jasa kepada klien yang sudah ada.
Identifikasi alasan klien terkait permintaaan jasa audit.
Membangun kesepahaman dan kesepakatan dengan klien untuk menghindari kesalahpahaman.
Pengembangan strategi audit keseluruhan, termasuk staffing atau bahkan mempekerjakan audit specialist bila diperlukan.
b. Memahami bisnis dan industri klien Auditor harus mendapatkan pemahaman yang cukup mengenai perusahaan klien dan lingkungannya, yang meliputi lingkungan industri dan bisnis klien, proses operasi, dan strategi bisnis klien, manajemen, serta tata kelola dan kinerja perusahaan klien. c. Menilai risiko bisnis klien. Setelah auditor mendapatkan pemahaman dasar mengenai situasi bisnis dan industri dari klien yang ditangani, auditor dapat menggunakan pemahaman tersebut untuk mengukur risiko bisnis klien. Fokus utama auditor dari tahap ini adalah adanya risiko salah saji material yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. d. Melakukan prosedur analitis awal (perform preliminary analytical procedures). Salah satu metode yang lazim digunakan dalam tahap ini adalah dengan membandingkan rasio keuangan klien dengan benchmark yang dipilih, dapat dengan rasio keuangan industri, kompetitor, maupun rasio keuangan tahun lalu dari klien sendiri. Fungsi utama dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan pemahaman lebih mengenai bisnis klien maupun risiko bisnisnya. e. Menentukan tingkat materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko yang melekat pada klien. PSA 25 mengharuskan auditor untuk menentukan tingkat materialitas pada
awal
mula
proses
audit
berbarengan
dengan
proses
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
19
pengembangan strategi audit keseluruhan, yang mana tingkat materialitas tersebut masih dapat berubah sewaktu-waktu dalam proses audit. Manfaat utama penentuan materialitas pada tahap awal audit adalah untuk membantu auditor merencanakan tingkat kepantasan dari bukti-bukti audit yang akan dikumpulkan. f. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian. Auditor harus memiliki pemahaman yang baik terkait pengendalian internal perusahaan klien untuk dapat memperkirakan risiko dalam setiap tahap audit. Hal utama yang harus menjadi perhatian auditor adalah pengendalian terkait reliabilitas laporan keuangan dan pengendalian atas kelas-kelas transaksi. g. Mendapatkan informasi untuk menilai risiko kecurangan. Auditor harus memiliki proffesional sceptisizm serta mengumpulkan informasi yang mendukung terkait risiko terjadinya kecurangan dalam perusahaan klien. Dengan informasi tersebut, diharapkan auditor dapat menentukan langkah untuk merespon risiko kecurangan yang mungkin terjadi. h. Membangun perencanaan audit secara keseluruhan dan program audit. Berdasarkan informasi-informasi yang didapat dari tahap-tahap sebelumnya (tahap a sampai g), kemudian auditor membuat perencanaan secara keseluruhan proses audit yang akan dilakukan dan program audit yang akan digunakan.
2. Melakukan Test Of Control (TOC) dan Substantive Test Of Transactions (STOT) Pada tahap ini, auditor melakukan TOC untuk mengumpulkan bukti pendukung terkait kontrol yang berhubungan dengan risiko kontrol yang telah diukur dan juga STOT guna mengumpulkan bukti-bukti yang dapat mendukung monetary correctness dari tiap transaksi. Kedua tahap ini dijalankan secara simultan pada transaksi yang sama. Jika internal control terbukti tidak efektif, maka STOT dapat diperdalam baik dalam tahap ini maupun tahap berikutnya (tahap ke 3).
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
20
3. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Test Of Detail Balances (TODB). Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti memadai untuk menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki pada laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Prosedur analitis seringkali dilakukan baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca, namun waktu yang paling tepat adalah setelah klien selesai menyusun laporan keuangan. Prosedur analitis ini juga akan menentukan seberapa dalam test balances yang nantinya akan dilakukan. Berbeda dengan prosedur analitis, TODB normalnya hanya dilakukan setelah tanggal neraca. 4. Penyelesaian Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Tahap penyelesaian audit sendiri memiliki beberapa tahapan utama, yaitu: a. Perform additional test for presentation and disclosure Auditor melakukan evaluasi atas bukti-bukti audit yang telah dikumpulkan untuk melihat apakah diperlukan bukti-bukti tambahan terkait dengan tujuan presentasi dan pengungkapan laporan keuangan. Selain itu, auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan presentasi dari laporan keuangan dan catatan kaki terkait telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. b. Review for contingent liabilities Tanggung jawab terkait identifikasi dan perlakuan akuntansi terhadap contingent liabilities adalah tanggung jawab manajemen. Terkait hal ini, auditor memiliki kewajiban sebatas verifikasi atas contingent liabilities tersebut, yaitu mengevaluasi perlakuan akuntansi terkait dan juga melakukan identifikasi jika terdapat contingent liabilities yang belum teridentifikasi oleh manajemen. c. Review for subsequent events Auditor berkewajiban untuk melakukan review atas berbagai transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca. Tujuan dari review ini adalah untuk menentukan apakah transaksi atau kejadian tersebut memiliki pengaruh terhadap presentasi dan pengungkapan laporan keuangan terkait.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
21
d. Accumulate final evidence Auditor memiliki kewajiban untuk mengakumulasi beberapa bukti final yang berkaitan dengan seluruh siklus yang ada. Ada lima tipe utama dari proses akumulasi bukti final audit, yaitu: melakukan prosedur
analitis
final,
mengevaluasi
asumsi
going-concern,
mendapatkan surat representasi manajemen, mempertimbangkan informasi tambahan atas laporan keuangan dasar, dan membaca informasi lain yang ada dalam laporan tahunan. e. Evaluate result Auditor melakukan integrasi atas hasil-hasil audit menjadi sebuah konklusi keseluruhan dari laporan keuangan. Auditor juga harus memastikan apakah telah terkumpul bukti audit yang cukup untuk mendukung konklusi final dari laporan keuangan yang dibuat. f. Issue audit report Setelah tahap penyelesaian audit dari a sampai dengan f terpenuhi, kemudian auditor dapat menerbitkan laporan audit. g. Communicate with audit committee and management Komunikasi antara auditor dengan komite audit atau manajemen dapat saja terjadi setelah proses audit selesai dilakukan. Standar audit yang ada menyatakan kewajban auditor untuk memastikan bahwa komite audit atau siapapun yang bertanggung jawab mengenai corporate governance klien telah mendapat informasi terkait penemuan audit dan juga rekomendasi auditor. Dalam hl ini, auditor diperbolehkan untuk memberikan management letter kepada manajer terkait yang isinya mengenai saran atas proses operasi perusahaan agar dapat berjalan lebih efisien.
2.3 Audit untuk Transaksi Pihak Berelasi Telah disebutkan bahwa keberadaan transaksi pihak-pihak berelasi sangat penting bagi perusahaan karena dapat memberikan implikasi dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang audit atas laporan keuangan. Dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) Nomor 34, dijelaskan bahwa auditor harus memandang
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
22
transaksi antarpihak berelasi dengan penekanan pada cukup atau tidaknya pengungkapannya. Selain itu, auditor harus menyadari bahwa substansi suatu transaksi dapat secara signifikan menjadi berbeda dari bentuknya dan bahwa laporan keuangan harus mengidentifikasi substansi transaksi tersebut dan bukan hanya bentuk hukumnya semata.
2.3.1 Penentuan keberadaan pihak-pihak berelasi Paragraf 7 PSA No. 34 menjelaskan mengenai prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor untuk menentukan keberadaan pihak-pihak berelasi. Untuk beberapa kasus hubungan tertentu, misalnya hubungan anak perusahaan dengan induk perusahaan, hubungan investor dengan penerima investasi, mungkin terlihat jelas bahwa terdapat hubungan pihak berelasi. Akan tetapi, auditor juga harus menentukan apakah ada atau tidak pihak berelasi lainnya. Beberapa prosedur berikut ini digunakan untuk mendeteksi apakah terdapat hubungan pihak berelasi dengan entitas-entitas selain yang sudah disebutkan: a. Mengevaluasi
prosedur
perusahaan
untuk
pengidentifikasian
dan
pencatatan memadai atas transaksi antarpihak berelasi. b. Meminta keterangan dari pejabat manajemen yang berwenang tentang nama pihak-pihak berelasi dan menanyakan apakah ada transaksi antarpihak berelasi selama periode yang diperiksa. c. Me-review dokumen yang dilaporkan oleh entitas kepada Bapepam atau instansi pemerintah yang lain mengenai nama pihak-pihak berelasi, dan bisnis lain yang di dalamnya para direktur entitas yang diperiksa menduduki jabatan direksi atau manajemen. d. Menentukan nama semua dana pensiun yang dibentuk untuk kesejahteraan karyawan dan nama para pejabat dan dewan pengawasnya. e. Me-review
daftar
pemegang
saham
perusahaan
tertutup
untuk
mengidentifikasi pemegang saham utama. f. Me-review kertas kerja audit tahun lalu untuk mengidentifikasi nama pihak-pihak berelasi.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
23
g. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu, auditor utama atau auditor pihak-pihak berelasi yang lain, mengenai pemahaman mereka akan adanya hubungan dan lingkup keterlibatan manajemen dalam transaksi-transaksi yang material. h. Me-review transaksi investasi yang material selama periode yang diperiksa untuk menentukan apakah sifat dan luas investasi selama periode tersebut menimbulkan pihak berelasi. i.
Meminta pendapat hukum dari konsultan hukum independen apabila diperlukan.
2.3.2 Identifikasi atas transaksi antarpihak berelasi Dalam paragraph delapan PSA No. 34 dijelaskan mengenai prosedur-prosedur dalam mengidentifikasi transaksi yang material yang diketahui merupakan transaksi antarpihak berelasi dan dalam mengidentifikasi transaksi material yang mungkin merupakan indikasi adanya hubungan yang sebelumnya belum ditentukan. Prosedur-prosedur yang dilakukan adalah: a. Membekali staf audit yang melaksanakan audit dengan nama-nama yang dikenal sebagai pihak-pihak berelasi sehingga staf audit menjadi waspada terhadap transaksi antarpihak tersebut selama audit. b. Me-review catatan rapat dewan komisaris dan direksi mengenai informasi transaksi material yang diotorisasi atau dibahas dalam rapat. c. Me-review surat kuasa (proxy) dan hal lain yang dilaporkan kepada Bapepam dan data pembanding lainnya yang dilaporkan kepada instansi lain untuk mengidentifikasi transaksi material antarpihak berelasi. d. Me-review pernyataan benturan kepentingan (conflict of interest) yang diperoleh dari manajemen perusahaan. e. Me-review lingkup dan sifat transaksi usaha dengan customers utama, pemasok, pemberi pinjaman, dan penerima pinjaman utama untuk memperoleh indikasi hubungan yang belum diungkapkan. f. Mempertimbangkan apakah transaksi
telah
terjadi,
tetapi belum
memperoleh perlakuan akuntansi, seperti menerima atau memberikan jasa
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
24
akuntansi, manajemen atau jasa lain tanpa dipungut biaya, atau pemegang saham utama menanggung biaya-biaya perusahaan. g. Me-review catatan akuntansi yang berisi transaksi atau saldo yang besar, luar biasa atau tidak sering terjadi, hat ini dilakukan terutama dengan menaruh perhatian khusus pada transaksi yang terjadi pada atau dekat akhir periode pelaporan. h. Me-review konfirmasi saldo kompensasi perjanjian untuk memperoleh indikasi bahwa saldo dicatat untuk atau oleh pihak-pihak berelasi. i.
Me-review faktur tagihan dari kantor penasihat hukum atas jasa yang telah diterima perusahaan secara teratur atau khusus, untuk memperoleh indikasi adanya pihak-pihak berelasi atau transaksi berelasi.
j.
Me-review konfirmasi pinjaman yang diberikan atau yang diterima untuk memperoleh indikasi adanya penjaminan. Jika terdapat penjaminan, tentukan sifat dan hubungan, jika ada, antara penjamin dengan entitas pelapor.
Setelah mengidentifikasi adanya transaksi antarpihak berelasi, auditor harus menerapkan prosedur yang dipandang perlu untuk memperoleh keyakinan mengenai tujuan, sifat, dan luas transaksi tersebut dan dampaknya pada laporan keuangan. Prosedur audit harus diarahkan untuk memperoleh dan mengevaluasi bahan bukti yang cukup dan kompeten serta harus diperluas sampai di luar batas manajemen. Prosedur-prosedur tersebut harus mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Memperoleh pemahaman tentang tujuan bisnis dari transaksi. b. Memeriksa faktur, dan me-review surat perjanjian, kontrak dan dokumen relevan lainnya, seperti laporan penerimaan dan dokumen pengiriman. c. Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris atau direksi atau pejabat yang berwenang. d. Melakukan pengujian kewajaran terhadap perhitungan jumlah yang diungkapkan, atau yang dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan. e. Merancang audit atas rekening koran antarperusahaan yang dilaksanakan pada tanggal yang bersamaan, walaupun tahun fiskalnya berbeda, dan
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
25
audit atas transaksi antarpihak berelasi yang khusus, penting dan representatif yang dilakukan oleh auditor dari masing-masing pihak dengan tukar-menukar informasi relevan memadai. f. Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh keyakinan atas nilai, dan mudah atau tidaknya jaminan dialihkan.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN
3.1
Profil Kantor Akuntan Publik
KAP ABC telah melaksanakan operasinya dalam pemberian jasa auditing dan assurance services selama 28 tahun. KAP ABC memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jakarta. Beberapa jenis jasa yang ditawarkan oleh KAP ABC kepada klien-kliennya antara lain sebagai berikut: Audit and Assurance Service Terdiri dari jasa audit umum, audit khusus, review and compliance, jasa atestasi, dan due diligence. Risk and Internal Audit Advisory Terdiri dari jasa konsultasi corporate governance, internal auditor outsourcing, internal control and Sarbanes-Oxlet Advisory, information technology advisory, serta pengembangan sistem dan prosedur. Transaction Support and Capital Market Terdiri dari jasa solusi bisnis, pre-IPO advisory, capital market valuation, dan jasa lainnya. Business Establishment and Corporate Secretarial Terdiri dari jasa konsultasi bagi pihak yang mendirikan bisnis di Indonesia serta kepatuhan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Tax Advisory Terdiri dari jasa konsultasi perpajakan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan. Accounting and Administration Terdiri dari jasa pembukuan dan penyusunan laporan keuangan baik interim maupun tahunan, jasa analisis laporan keuangan, dan jasa administrasi gaji.
26 Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
27
IFRS (International Financial Reporting Standard) Terdiri dari jasa konversi IFRS, due diligence on an IFRS environment, audit laporan keuangan berstandar IFRS, dan pelatihan IFRS.
3.2
Profil Perusahaan Klien
3.2.1 PT XYZ PT XYZ didirikan pada tahun 1999 berdasarkan akta notaris Atrino Leswara Nomor 231. Pada bulan Maret 2000, perusahaan ini didaftarkan di Departemen Industri dan Perdagangan dengan nomor registrasi 165/BH.09.03/III/2000. Kegiatan utama perusahaan adalah distribusi consumer goods serta ekspor dan impor merchandise goods. PT XYZ memiliki kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Untuk mendukung kegiatan operasinya, perusahaan memiliki beberapa warehouse di Jakarta dan Surabaya. Perusahaan ini mulai menjalankan kegiatan bisnisnya pada Desember 1999. Struktur organisasi PT XYZ dapat dilihat pada Gambar 3.1 di halaman 28. Sejak pertama kali didirikan, PT XYZ telah mengalami beberapa kali perubahan susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
PT XYZ No. 16
tanggal 12 Oktober 2012 oleh Notaris
Sastriany Josoprawiro, SH, saat ini susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT XYZ terdiri dari: Tabel 3.1 Susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT XYZ 2012 Presiden Komisaris Presiden Direksi Direksi
Mr. GBR Mr. FHS Mr. RMI Mr. SLH Mr. MRW
2011 Mr. ABD Mr. FHS Mr. GBR Mr. SLH Mr. MRW
Sumber: Laporan Keuangan PT XYZ Tahun 2012
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Sumber: PT XYZ “Telah Diolah Kembali”
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT XYZ 28
Universitas Indonesia
29
Saham PT XYZ terdiri dari 10.500.000 lembar saham, dengan komposisi pemegang saham sebagai berikut: Tabel 3.2 Susunan Pemegang Saham PT XYZ Lembar Saham 10.300.000 200.000
CHI Ltd. Mr. FHS
Presentase 98% 2%
Sumber: Laporan Keuangan PT XYZ Tahun 2012
PT XYZ merupakan perusahaan anggota dari PCF Group. PCF Group berkedudukan di Indonesia, dan merupakan grup anak dari HAS Group yang berkedudukan di Yaman dengan anak dan cabang perusahaan yang tersebar di berbagai negara di kawasan Asia dan Afrika.
3.2.2 PCF Group PCF Group terdiri dari perusahaan-perusahaan berikut ini: 1. PT XYZ Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, PT XYZ yang menjadi objek dalam penyusunan laporan magang ini berkedudukan di Jakarta Selatan, bergerak di bidang distribusi consumer goods dan ekspor dan impor merchandise goods. 2. PT PMI PT PMI merupakan anggota dari PCF Group yang kegiatan bisnis utamanya di bidang pengolahan kelapa sawit, kaleng timah, dan kemasan dari plastik. Perusahaan ini berkedudukan di Medan. Produk-produk yang dihasilkan meliputi minyak goreng, vegetable ghee, margarin, dan metega. 3. PT PPI PT PPI merupakan anggota dari PCF Group yang bergerak di bidang penyulingan minyak kelapa sawit. Perusahaan ini berlokasi di Medan.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
30
4. PT OSI PT OSI merupakan anggota dari PCF Group yang kegiatan bisnisnya memproduksi gliserin, soap noddle, sabun mandi, sabun toilet, dan sabun cuci. Perusahaan ini berkedudukan di Medan. 5. PT PII PT PII merupakan anggota dari PCF Group yang berkedudukan di Dumai. Kegiatan bisnisnya sama dengan PT PPI, yaitu penyulingan minyak kelapa sawit. 6. PT PAG PT PAG merupakan anggota dari PCF Group yang berkedudukan di Tangerang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi teh. 7. PT PID PT PID merupakan anggota dari PCF Group yang berkedudukan di Tangerang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengemasan susu bubuk. 8. PT PTI PT PTI merupakan anggota dari PCF Group yang berkedudukan di Tangerang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang tekstil, mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. 9. PIL Representative Office PIL Representative Office merupakan kantor representatif dari PIL Sdn. Bhd., yang kegiatan utamanya adalah untuk memfasilitasi ekspor komoditas yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan di PCF Group ke luar negeri, terutama ke Malaysia. Dari perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam PCF Group tersebut, tujuh perusahaan (PT XYZ, PT PMI, PT PPI, PT OSI, PT PAG, PT PID, dan PT PTI) memiliki susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi yang sama.
3.2.3 HAS Group HAS Group didirikan di Yaman pada tahun 1938. Grup ini telah memiliki banyak cabang, anak perusahaan, holding company, dan kantor perwakilan di berbagai
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
31
negara yang tersebar di kawasan Asia dan Afrika. Negara-negara yang berperan penting dalam kegiatan bisnis grup perusahaan ini antara lain Arab Saudi, Mesir, Malaysia, dan Indonesia. Kegiatan bisnisnya meliputi berbagai bidang investasi (industri, perdagangan, dan jasa). Beberapa produk dan jasa yang dihasilkan antara lain makanan bayi, plastik, minyak dan ghee, susu, jus, makanan kaleng, rokok, kosmetik, parfum, tekstil, rokok, jasa transportasi, pariwisata, ekspor, impor, dan lain-lain. Susunan Dewan Direksi HAS Group adalah sebagai berikut:
Presiden Direksi
Wakil Presiden Direksi : Mr. GBR
Direksi
: Mr. ABD
: Mr. FHS, Mr. AA, Mr. BB, Mr. CC, Mr. DD, Mr. EE, Mr. FF, Mr. GG, Mr. HH, Mr. II, dan Mr. JJ.
3.2.4 Gambaran Singkat Pihak-pihak Berelasi Perusahaan Sebagai bagian dari kelompok usaha yang cukup besar, yaitu HAS Group, PT XYZ memiliki potensi pihak berelasi dalam jumlah yang cukup banyak. Transaksi pihak-pihak berelasi berdasarkan informasi yang disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan PT XYZ Tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1. PT PMI PT PMI merupakan associate entity dan berperan sebagai pemasok utama untuk produk minyak goreng bagi PT XYZ. Transaksi antara PT XYZ dengan PT PMI melibatkan akun pembelian dan utang dagang. Pada tahun 2012, 85% dari total pembelian yang dilakukan PT XYZ merupakan pembelian ke PT PMI. Sedangkan utang dagang PT XYZ ke PT PMI mencapai 69% dari total utang dagang. 2. PT PPI PT PPI merupakan associate entity dan berperan sebagai pemasok untuk produk minyak kelapa sawit bagi PT XYZ. Transaksi antara PT XYZ dengan PT PPI melibatkan akun pembelian dan utang dagang. Pada tahun
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
32
2012, pembelian ke PT PPI sebesar 9% dari total pembelian. Sedangkan utang dagang PT XYZ ke PT PPI mencapai 28% dari total utang dagang. 3. PIL Sdn. Bhd. Transaksi antara PT XYZ dengan PIL Sdn. Bhd. meliputi transaksi penjualan
minyak
kelapa
sawit.
Transaksi
ini
melibatkan
PIL
Representative Office yang berkedudukan di Indonesia, yang kemudian akan melakukan ekspor produk minyak kelapa sawit ke PIL Sdn. Bhd. di Malaysia. Pada tahun 2012, penjualan ke PIL Sdn. Bhd. mencapai 11% dari total penjualan. Piutang dagang ke PIL Sdn. Bhd. sebesar 33% dari total piutang. Selain itu, terdapat akun utang jangka panjang dari PIL Sdn. Bhd. sebesar Rp11.844.372.734,00. 4. PT PII Meliputi transaksi penjualan minyak kelapa sawit. Pada tahun 2012, transaksi pihak berelasi dengan PT PII tidak terlalu signifikan karena tidak dilakukan lagi penjualan ke PT PII pada tahun tersebut. 5. PT OSI PT OSI merupakan pemasok untuk produk sabun bagi PT XYZ. Natur transaksi PT XYZ dengan PT OSI adalah pembelian produk sabun. Namun, pada tahun 2012 transaksi tersebut tidak signifikan karena PT XYZ menghentikan penjualan produk sabun dan memfokuskan usahanya untuk penjualan produk minyak. 6. PIL HAS Construction PIL HAS Construction merupakan salah satu anggota HAS Group yang bergerak di bidang konstruksi. Terdapat akun utang jangka panjang dari PIL HAS Construction. Namun, transaksi ini tidak material. Analisis lebih mendalam mengenai pihak berelasi perusahaan akan dibahas dalam Bab 4, yaitu analisis dan pembahasan.
3.3
Sistem Akuntansi
Dalam penyusunan laporan keuangannya, PT XYZ berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
33
ETAP merupakan standar akuntansi yang diresmikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada bulan Mei 2009. SAK ETAP mulai berlaku efektif pada Januari 2011. Dalam Bab 1 SAK ETAP dijelaskan mengenai ruang lingkup dari standar ini. SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang: a. tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan b. menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika: a. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau b. entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Dari segi peraturan, SAK ETAP lebih longgar dan sederhana jika dibandingkan dengan PSAK. Dalam SAK ETAP tidak terdapat berapa batas ukuran maksimal suatu perusahaan diperbolehkan menggunakan standar ini dan diwajibkan menggunakan PSAK. Mulai tahun 2011, PT XYZ beralih dari menggunakan PSAK menjadi SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangannya. Hal ini dapat dibenarkan karena PT XYZ masih memenuhi syarat sebagai perusahaan yang diperbolehkan untuk menggunakan SAK ETAP. Terkait perubahan standar akuntansi dari PSAK ke SAK ETAP, dalam Bab 29 mengenai Ketentuan Transisi dijelaskan bahwa entitas dapat menerapkan SAK
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
34
ETAP secara retrospektif, namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP secara prospektif. Penerapan SAK ETAP secara prospektif ini dilakukan oleh PT XYZ mulai tahun 2011. Entitas yang menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan keuangan, maka: a. mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya dipersyaratkan dalam SAK ETAP; b. tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan tersebut; c. mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset, kewajiban atau komponen ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi merupakan jenis aset, kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda berdasarkan SAK ETAP; d. menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang diakui. Jika terdapat perbedaan saldo awal neraca pada saat entitas mulai menerapkan SAK ETAP dibandingkan jika entitas menggunakan PSAK, maka harus dilakukan penyesuaian saldo. Hasil penyesuaian yang muncul dari transaksi, kejadian, atau kondisi lainnya sebelum tanggal efektif SAK ETAP diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal penerapan SAK ETAP. Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1 Januari 2011, entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Dengan demikian, per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK ETAP.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
35
Selanjutnya, dalam ketentuan transisi juga dijelaskan bahwa entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Misalnya, jika suatu entitas memutuskan untuk go public setelah pada tahun 2011 memilih untuk menerapkan SAK ETAP. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali. Sebaliknya, entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Pihak-pihak Berelasi Perusahaan Dalam Bab 3 telah dibahas mengenai profil PT XYZ beserta grup usaha yang menaunginya, yaitu PCF Group dan HAS Group. Berdasarkan informasi mengenai profil perusahaan beserta grup usahanya tersebut, hubungan antara PT XYZ dengan beberapa associate entity yang dimilikinya dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.1 Ilustrasi Pihak-pihak Berelasi PT XYZ Sumber: Laporan Keuangan PCF Group “Telah Diolah Kembali”
Untuk dapat melakukan analisis lebih lanjut terhadap transaksi antara pihak-pihak berelasi, terlebih dahulu harus dijelaskan siapa saja yang merupakan pihak-pihak berelasi bagi PT XYZ. Selain itu, perlu dilakukan identifikasi apakah masih ada pihak-pihak berelasi lain yang belum diungkapkan. Berikut ini adalah identifikasi atas pihak-pihak berelasi yang dimiliki oleh PT XYZ: 1. CHI Ltd. CHI Ltd. merupakan pemegang saham mayoritas bagi PT XYZ. Kepemilikan sahamnya di PT XYZ sebesar 98%. Selain itu, CHI Ltd. bersama dengan Mr. FHS juga memiliki kepemilikan saham pada perusahaan-perusahaan
lain
anggota
PCF
Group
dengan
porsi
kepemilikan masing-masing sebagai berikut:
36 Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
37
Tabel 4.1 Kepemilikan Saham pada PCF Group CHI Ltd. PT XYZ PT PMI PT PPI PT OSI PT PII PT PAG PT PID PT PTI
Mr. FHS
98.00% 99.40% 97.19% 97.96% 95.00% 90.00% 95.77% 96.49%
2.00% 0.60% 2.81% 2.04% 5.00% 10.00% 4.23% 3.51%
Sumber: Laporan Keuangan PCF Group “Telah Diolah Kembali”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CHI Ltd. merupakan pihak berelasi bagi PT XYZ karena merupakan entitas induk yang memiliki kepemilikan signifikan pada PT XYZ. 2. PT PMI PT PMI merupakan associate entity yang juga berperan sebagai pemasok utama untuk produk minyak goreng bagi PT XYZ. PT PMI memiliki susunan dewan komisaris dan dewan direksi yang sama dengan PT XYZ. Selain itu, PT PMI dan PT XYZ merupakan perusahaan-perusahaan di bawah pengendalian bersama CHI Ltd. (fellow subsidiaries). Berdasarkan alasan-alasan tersebut, PT PMI dikategorikan sebagai pihak berelasi bagi PT XYZ. 3. PT PPI Seperti halnya dengan PT PMI, PT PPI merupakan perusahaan di bawah pengendalian bersama dengan PT XYZ. PT PPI juga memiliki personel manajemen kunci yang sama dengan PT XYZ. Dengan demikian, PT PPI merupakan pihak berelasi dengan PT XYZ. 4. PT OSI Berdasarkan alasan yang sama dengan PT PMI dan PT PPI, PT OSI juga termasuk sebagai pihak berelasi bagi PT XYZ.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
38
5. PT PII PT PII merupakan perusahaan di bawah pengendalian bersama dengan PT XYZ. Susunan dewan komisaris dan dewan direksi PT PII tidak sama dengan ketujuh perusahaan lain yang terdaftar dalam Tabel 4.1, tetapi masih memiliki presiden direktur yang sama. Dapat disimpulkan bahwa PT PII merupakan pihak berelasi bagi PT XYZ. 6. PT PAG, PT PID, dan PT PTI PT PAG, PT PID, dan PT PTI merupakan pihak berelasi bagi PT XYZ karena berada dalam satu pengendalian bersama dengan PT XYZ dan memiliki personel manajemen kunci yang sama. 7. PIL Representative Office PIL Representative Office dapat dikategorikan sebagai pihak berelasi bagi PT XYZ karena merupakan entitas asosiasi yang masih tergabung dalam PCF Group. 8. PIL Sdn. Bhd. PIL Sdn. Bhd. merupakan entitas asosiasi, sesuai dengan informasi pada Catatan atas Laporan Keuangan PT XYZ, sehingga termasuk pihak berelasi bagi PT XYZ. 9. PIL HAS Construction PIL HAS Construction juga dapat dikategorikan sebagai pihak berelasi bagi PT XYZ karena merupakan entitas asosiasi. Berdasarkan identifikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa 11 perusahaan yang teridentifikasi merupakan pihak-pihak berelasi bagi PT XYZ. Sesuai dengan SAK ETAP Bab 28, semua pihak berelasi harus diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan, yang mencakup informasi hubungan pihak-pihak tersebut dengan perusahaan pelapor.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
39
4.2 Transaksi Pihak-pihak Berelasi Transaksi dengan pihak-pihak berelasi merupakan kegiatan normal yang dilakukan PT XYZ dalam menjalankan bisnisnya. Berdasarkan informasi pada laporan keuangan PT XYZ, diketahui bahwa akun-akun yang terlibat dalam transaksi pihak-pihak berelasi adalah akun piutang, utang, penjualan, pembelian, dan liabilitas jangka panjang. Sebanyak 33,17% dari total piutang PT XYZ merupakan piutang kepada pihak berelasi, 97,90% dari total utang merupakan utang kepada pihak berelasi, dan 100% liabilitas jangka panjang merupakan liabilitas kepada pihak berelasi. Sementara itu, dari total penjualan yang dilakukan PT XYZ, 11,10% dilakukan kepada pihak-pihak berelasi. Dan sebanyak 94,17% dari total pembelian berasal dari pihak-pihak berelasi. Dalam mencatat transaksi dengan pihak-pihak berelasi, PT XYZ menggunakan prosedur dan jurnal pencatatan yang sama dengan pencatatan akuntansi pada umumnya. Tidak terdapat perbedaan antara pencatatan untuk pihak berelasi dan pencatatan untuk pihak ketiga (bukan pihak berelasi). Untuk keperluan pengidentifikasian transaksi antarpihak berelasi, PT XYZ secara rutin melakukan prosedur konfirmasi nonformal atas saldo akun intecompany balances dengan anggota PCF Group lainnya setiap akhir bulan. Berikut ini adalah identifikasi atas transaksi yang dilakukan oleh PT XYZ dengan pihak-pihak berelasi: 1. PT PMI Telah dijelaskan sebelumnya bahwa PT PMI merupakan pemasok utama bagi PT XYZ untuk produk minyak goreng. Seperti transaksi pembelian pada umumnya, akun-akun yang terlibat dalam transaksi ini meliputi akun utang dagang dan akun pembelian: Utang dagang Utang dagang PT XYZ ke PT PMI sejumlah Rp75.062.778.152 atau 69,52% dari total utang dagang yang dimiliki. Angka ini telah mengalami peningkatan dari saldo tahun sebelumnya, yaitu Rp44.720.375.249. Peningkatan utang dagang terjadi karena
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
40
adanya peningkatan pembelian produk minyak goreng ke PT PMI, disebabkan pada tahun 2012 PT XYZ memfokuskan kegiatan usahanya untuk menjual produk minyak dan menghentikan penjualan produk-produk lain. Pembelian Kebijakan perusahaan untuk memfokuskan kegiatan usahanya dalam penjualan produk minyak mendorong peningkatan saldo pembelian kepada PT PMI dari Rp417.225.859.043 pada tahun 2011 menjadi Rp517.528.508.804 pada tahun 2012, atau sebesar 85% dari total pembelian di tahun 2012. 2. PT PPI PT PPI merupakan associate entity dan berperan sebagai pemasok untuk produk minyak kelapa sawit bagi PT XYZ. Sama dengan PT PMI, transaksi antara PT XYZ dengan PT PPI melibatkan akun utang dagang dan akun pembelian. Utang dagang Utang dagang PT XYZ ke PT PPI meningkat dari Rp0 di tahun 2011 menjadi Rp30.642.389.499, atau 28,38% dari total utang dagang di tahun 2012. Pada tahun sebelumnya tidak terdapat saldo utang dagang ke PT PPI karena transaksi pembelian minyak kepala sawit pada tahun 2011 memang sedikit. Pembelian Pembelian PT XYZ ke PT PPI di tahun 2012 sebesar Rp55.360.000.000, atau 9,10% dari total pembelian di tahun itu. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp2.973.589. 3. PIL Sdn. Bhd. PIL Sdn. Bhd. merupakan perusahaan yang berperan dalam memasarkan komoditas yang dihasilkan oleh PCF Group dan perusahaan-perusahaan lain di wilayah Asia Tenggara untuk diekspor ke pasar global. Transaksi antara PT XYZ dengan PIL Sdn. Bhd. meliputi transaksi penjualan minyak kelapa sawit.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
41
Seperti transaksi penjualan pada umumnya, akun-akun yang terlibat meliputi akun penjualan dan akun piutang dagang. Penjualan Pada tahun 2012, penjualan ke PIL Sdn. Bhd. mencapai 11% dari total penjualan, yaitu sebesar Rp75.316.551.200. Dibandingkan dengan penjualan pada tahun sebelumnya, terjadi peningkatan penjualan sebesar 176% ke PIL Sdn. Bhd. Piutang dagang Piutang dagang ke PIL Sdn. Bhd. sebesar Rp47.076.899.274 atau 33,13% dari total piutang dagang di tahun tersebut. Selain itu, terdapat juga saldo utang jangka panjang dari PIL Sdn. Bhd. sebesar Rp11.844.372.734,00. Saldo tersebut merupakan saldo utang jangka panjang dari tahun sebelumnya sebesar Rp11.390.129.103, yang telah di-adjust dengan kerugian akibat nilai tukar mata uang sebesar Rp454.243.630. Dalam pinjaman jangka panjang tersebut tidak dibebankan atas bunga pinjaman. 4. PT PII Transaksi antara PT XYZ dengan PT PII meliputi transaksi penjualan minyak kelapa sawit. Pada tahun 2012, transaksi pihak berelasi dengan PT PII tidak terlalu signifikan karena pada tahun tersebut tidak dilakukan penjualan lagi kepada PT PII. Saldo penjualan kepada PT PII di tahun 2012 sebesar Rp0 dan saldo piutang dagang sebesar Rp61.888.949, yang merupakan sisa saldo piutang tahun sebelumnya yang belum dibayar. 5. PT OSI PT OSI merupakan pemasok untuk produk sabun bagi PT XYZ. Natur transaksi PT X dengan PT OSI adalah pembelian produk sabun. Namun, pada tahun 2012 transaksi tersebut tidak signifikan karena PT XYZ menghentikan penjualan produk sabun dan memfokuskan usahanya untuk penjualan produk minyak. Terdapat saldo piutang dagang Rp1.000.000 kepada PT OSI, saldo tersebut berasal dari retur produk kepada PT OSI pada tahun sebelumnya yang belum dilunasi pembayarannya.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
42
6. PIL HAS Construction Terdapat saldo utang jangka panjang dari PIL HAS Construction sebesar Rp4.220.149. Nilai tersebut dianggap tidak material.
4.3 Prosedur Audit Laporan Keuangan PT XYZ PT XYZ merupakan klien audit tahun pertama bagi KAP ABC. Selain PT XYZ, perusahaan-perusahaan lain yang tergabung dalam PCF Group juga pertama kali diaudit oleh KAP ABC pada tahun 2012. Dalam melakukan proses audit, KAP ABC memiliki prosedur audit sebagai pedoman bagi para karyawannya yang terangkum dalam program ABC Smart. Prosedur audit yang dilakukan berdasarkan pedoman tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit Prosedur-prosedur yang dilakukan pada tahap awal ini adalah: a. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal. Karena PT XYZ merupakan klien baru, maka dilakukan identifikasi awal oleh auditor apakah akan menerima PT XYZ sebagai klien atau tidak. Identifikasi ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti potensi risiko yang akan diterima auditor jika menerima klien, prospek dari kegiatan usaha klien dalam lingkungan bisnisnya, serta stabilitas keuangan klien. Dalam tahap ini, auditor melakukan komunikasi dengan auditor terdahulu yang mengaudit laporan keuangan klien pada tahun sebelumnya. Komunikasi dengan auditor terdahulu ini merupakan prosedur yang harus dilakukan berdasarkan PSA 16. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam komunikasi ini adalah apakah klien tersebut memiliki integritas yang baik dalam menaati standar akuntansi yang berlaku, kesediaan mematuhi prosedur audit yang
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
43
dijalankan, serta adakah perselisihan dengan auditor terdahulu terkait fee audit. Selanjutnya, auditor melakukan identifikasi alasan klien terkait permintaan jasa audit. Dalam hal ini PT XYZ bukan merupakan perusahaan terbuka, sehingga alasan klien meminta jasa audit adalah terbatas untuk memenuhi kebutuhan pemegang saham dan merupakan syarat untuk memenuhi ketentuan perpajakan. Dalam tahap ini, auditor membangun kesepahaman dan kesepakatan dengan
klien
untuk
ditandatanganinya
menghindari
engagement
letter
kesalahpahaman yang
memuat
melalui tujuan
perjanjian, tanggung jawab manajemen dan auditor, serta batasanbatasan dalam perjanjian. Berdasarkan pemahaman awal mengenai PT XYZ, auditor KAP ABC menyimpulkan untuk menerima PT XYZ sebagai klien audit di tahun 2012. Selanjutnya, auditor merancang strategi audit awal. Dalam tahap ini dilakukan staffing dan menentukan apakah akan dibutuhkan audit specialist pada proses selanjutnya. Audit specialist tidak dibutuhkan dalam penugasan ini. b. Memahami Bisnis dan Industri Klien Dalam tahap ini, auditor menggali informasi mengenai industri dan lingkungan eksternal dari bisnis klien. Hal ini sangat penting karena dapat memengaruhi pertimbangan auditor atas acceptable audit risk. Selain itu, dalam setiap industri akan terdapat inherent risk yang dibawa, dan terkadang terdapat perlakuan akuntansi spesifik yang hanya diterapkan pada industri-industri tertentu. Pengidentifikasian atas pihak-pihak berelasi merupakan salah satu bagian yang menjadi perhatian dalam tahap ini. Selain itu, auditor juga menggali pengetahuan mengenai tata kelola perusahaan klien,
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
44
proses bisnis yang dilakukan klien, objektif, dan kinerja perusahaan klien. Dalam tahap ini, auditor menyimpulkan bahwa inherent risk dari bisnis PT XYZ adalah rendah. Siklus bisnis dari industri klien berada dalam growth stage, produk yang dijual klien merupakan kebutuhan pokok, sehingga keberlangsungan bisnisnya masih menjanjikan. Aspek operasi dan aspek pembiayaan pada perusahaan klien berjalan dengan baik dan tidak memiliki risiko yang tinggi. Selain itu, dari segi peraturan tidak terdapat regulasi khusus dan perlakuan akuntansi yang unik terhadap bisnis klien. c. Menilai Risiko Bisnis Klien Setelah auditor mengumpulan pemahaman dasar mengenai situasi bisnis dan industri dari klien, maka auditor dapat menggunakan pemahaman tersebut untuk mengukur risiko bisnis klien. Fokus utama auditor dari tahap ini adalah adanya risiko salah saji material yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Dalam tahap ini, auditor menetapkan bahwa risiko salah saji material dari bisnis PT XYZ adalah rendah. d. Melakukan
Prosedur
Analitis
Awal
(perform
preliminary
analytical procedures) Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mendapatkan pemahaman lebih mengenai bisnis klien maupun risiko bisnisnya. Dalam melakukan prosedur analitis awal, auditor membandingkan rasio-rasio keuangan klien tahun audit dengan rasio-rasio pada tahun sebelumnya. Prosedur analitis awal atas laporan keuangan PT XYZ dapat dilihat pada Tabel 4.2. Auditor KAP ABC juga menilai going concern PT XYZ pada tahap awal audit. Metode yang digunakan adalah Altman’s Zscore, yaitu metode menganalisa laporan keuangan perusahaan dan
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
45
kemampuannya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jika angka yang dijasilkan di bawah 2,6, maka kesanggupan perusahaan dalam membayar utangnya perlu dipertimbangkan secara seksama. Jika di bawah 1,1, ada potensi yang kuat dalam ketidakmampuan dalam membayar utang dalam waktu dua tahun mendatang. Tabel 4.3 adalah
perhitungan Altman’s Z-score
terhadap PT XYZ. Tabel 4.2 Preliminary Analytical Procedures 31-Dec-12 Rp Sales
31-Dec-11 Rp
Change %
678,594,460,845
513,522,709,305
32.1%
70,264,679,112 10%
47,038,148,189 9%
49.4% 13.0%
(26,007,762,522)
(22,213,677,079)
17.1%
Net income
2,846,963,700
1,996,817,558
42.6%
Cash
3,357,039,249
641,261,562
423.5%
142,099,479,780 76
87,105,483,119 62
63.1% 23.5%
20,951,022,734 1.64
22,398,771,086 2.31
-6.5% -29.3%
Accounts payable Number of days purchases in trade payables (Trade payables/purchases x 365 days)
107,972,663,024
49,285,959,507
119.1%
Debt
137,843,381,189
68,679,449,482
100.7%
89,167,993,878 1.55
86,321,030,177 0.80
3.3% 94.3%
Gross Margin Gross Margin (% ) (Gross profit/sales) Selling general & administration (SG&A)
Accounts receivable Number of days in receivables (average receivables/sales x 365 days) Capital assets Working capital (Current assets/current liabilities)
Equity Debt / Equity
Sumber: Working Paper KAP ABC
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
46
Tabel 4.3 Perhitungan Altman’s Z-score Factor 6.6 3.3 6.7 1.0
Components 1. (Current Assets - Current Liabilities)/Total Assets 2. Retained Earnings/Total Assets 3. (Income Before Tax + Interest)/Total Assets 4. Owners' Equity/Total Debt
Des 31, 2012 2.33 -0.06 0.14 0.67
Des 30, 2011 3.206219613 -0.141345372 0.158482598 1.346836655
3.08 2.60
4.57 2.60
Z Score
Sumber: Working Paper KAP ABC
Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa PT XYZ tidak ada masalah terkait keberlanjutan usahanya karena memiliki nilai Zscore di atas 2,6. e. Menentukan Tingkat Materialitas Penentuan tingkat materialitas yang didasarkan pada ABC Methodology adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Penentuan Tingkat Materialitas Total Revenue
$71,430,964 Kurs Range
Percentage (%)
9,500 Materiality
First
$25,000,000
2.00
$500,000
Next
$46,430,964
1.50
$696,464
Next
1.00
$0
Next
0.75
$0
Balance
0.50
$0
Total Overall Materiality
OM
$1,196,464
OM
Rp11,366,412,299
70% from overall materiality
PM
$837,525
karena high risk client
PM
Rp7,956,488,609
SUD
$358,939
SUD
Rp3,409,923,690
30% SUD Summary Of Unadjusted Differences 3% Treshold Materiality
Treshold
$35,894
Treshold
Rp340,992,369
Sumber: Working Paper KAP ABC
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
47
Pada tahap ini, auditor menentukan materialitas secara keseluruhan terlebih dahulu. Ada beberapa benchmark yang digunakan dalam pengukuran materialitas, yaitu total aset, pendapatan, aset bersih, pendapatan yang telah dinormalisasi dari operasi yang berjalan sebelum pajak, dan lain-lain. Dalam pelaksanaan audit PT XYZ, auditor memilih pendapatan memiliki angka yang paling besar. Persentase yang ditentukan sebesar 0,5%. Auditor KAP ABC juga menentukan materialitas kinerja berdasarkan risiko audit secara keseluruhan. Risiko audit secara keseluruhan PT XYZ adalah tinggi sehingga materialitas kinerja ditentukan sebesar 70% dari materialitas keseluruhan. Hal terakhir yang dilakukan dalam tahap ini adalah membuat ringkasan dari perbedaan yang tidak disesuaikan. Besarnya salah saji yang tak perlu disesuaikan adalah 3% dari materialitas keseluruhan, yaitu Rp340.992.369. f. Memahami
Pengendalian
Internal
dan
Menilai
Risiko
Pengendalian Dalam tahap ini, auditor mengumpulkan pemahaman yang memadai mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk internal control, untuk dapat mengukur risiko dari salah saji material laporan keuangan dan juga untuk mengukur control risk dari tiap audit. Hasil dari pengumpulan informasi terkait internal control ini dirangkum dalam form Entity Level Control – Risk Analysis, yang dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Melakukan Test Of Control (TOC), Substantive Test Of Transactions (STOT), dan Test of Detail Balances (TODB)
Test of Control Pemahaman mengenai kontrol internal perusahaan yang dilakukan pada prosedur sebelumnya digunakan sebagai pedoman untuk menetukan risiko kontrol pada setiap transaksi terkait tujuan audit.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
48
Untuk memberikan bukti pendukung yang cukup atas risiko yang telah ditentukan tersebut, maka dilakukan test of control. Dalam
melakukan
TOC,
KAP
ABC
mengevaluasi
apakah
pengendalian kunci dalam perusahaan klien berjalan dengan semestinya. Hal-hal yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan tentang aplikasi pengendalian kunci perusahaan klien adalah sebagai berikut: Menanyakan ke klien terkait kebijakan dan prosedur pengendalian. Melakukan pengamatan atas kinerja kebijakan dan prosedur pengendalian klien. Melakukan inspeksi atas dokumen yang terkait dengan kebijakan dan prosedur pengendalian. Melakukan ulang atas pengendalian secara independen yang dilakukan oleh auditor. Secara garis besar PT XYZ telah melakukan aktivitas pengendalian internal yang memadai, sehingga risiko-risiko yang terdapat dalam setiap siklus transaksi dapat diatasi. Namun, PT XYZ belum membuat flowchart formal atas masing-masing siklus akuntansinya sehingga menyulitkan proses pemahaman atas siklus tersebut. Dalam proses audit terhadap PT XYZ, pelaksanaan TOC ini belum sepenuhnya sesuai dengan prosedur karena masih terdapat beberapa asersi audit yang tidak dijabarkan dalam risk control matrix serta beberapa pengendalian klien tidak dipaparkan dalam control documentation. Terkait transaksi pihak-pihak berelasi, prosedur TOC tidak dilakukan oleh auditor karena PT XYZ tidak memiliki pengendalian khusus atas akun-akun pihak berelasi.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
49
Substantive Test of Transactions dan Test of Detail Balance Prosedur audit pada tahap ini merupakan tugas yang harus dilakukan oleh peserta magang. Para peserta magang melakukan prosedur analitis serta tes detail atas akun-akun yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan PT XYZ. Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai tugas-tugas yang dilakukan saat menjalankan Substantive Test of Transactions dan Test of Detail Balance pada proses audit PT XYZ secara umum. Prosedurprosedur yang dilakukan terkait transaksi pihak-pihak berelasi secara khusus akan dijelaskan pada sub bab 4.4, yaitu Audit atas Transaksi Pihak Berelasi. Secara garis besar, hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah: a. Membuat lead schedule Lead schedule merupakan ringkasan saldo dari kertas kerja untuk setiap akun utama yang datanya berasal dari trial balance yang dibuat oleh klien. Dalam lead schedule ini, biasanya terdapat tiga kolom utama, yaitu kolom yang berisi angka saldo dari trial balance, kolom untuk jurnal penyesuaian, serta kolom untuk audited balance (saldo yang telah disesuaikan). b. Mengisi isian nature of account Nature of account merupakan penjelasan dari sifat akun tersebut, yang dapat berupa sifat transaksi ataupun perlakuan akuntansi atas akun tersebut pada perusahaan klien. Nature of acount ini harus diutarakan dengan jelas, terutama untuk akun-akun spesifik yang tidak biasa ditemukan di perusahaan-perusahaan lain. Untuk mengetahui nature of account yang tidak biasa, auditor dapat menanyakannya kepada klien. c. Melakukan Analitical Review Procedures Prosedur ini dilakukan dengan membandingkan saldo tahun ini dengan saldo tahun sebelumnya untuk masing-masing akun. Dari
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
50
hasil perbandingan tersebut, dianalisis apakah terjadi peningkatan atau penurunan saldo serta apa yang menyebabkannya. Jika terdapat perbedaan yang sangat tidak wajar antara saldo tahun ini dengan tahun sebelumnya, maka akan dilakukan penelusuran lebih dalam atas saldo tersebut ke general ledger. d. Melakukan Konfirmasi Konfirmasi merupakan prosedur yang dilakukan untuk memenuhi asersi keberadaan (existence). Biasanya prosedur konfirmasi ini dilakukan untuk akun-akun utang, piutang, dan kas di bank. Surat konfirmasi disiapkan oleh auditor dan dicetak pada kertas dengan kop surat perusahaan klien, serta ditandatangani oleh pihak yang memiliki otorisasi di perusahaan klien. Setelah ditandatangani, surat konfirmasi akan dikirim langsung oleh auditor ke pihak terkait (kreditor, debitor, atau bank), dan balasannya harus dikirim langsung ke alamat auditor. Jenis konfirmasi yang digunakan adalah konfirmasi negatif, auditor menuliskan jumlah saldo piutang usaha kemudian penerima
surat
konfirmasi
membalas
dengan
pernyataan
setuju/tidak setuju dengan jumlah saldo tersebut. e. Memeriksa Subsequent Event Tujuan dari prosedur audit ini adalah asersi keberadaan. Auditor meminta rekening koran periode periode setelah 31 Desember 2012 ke klien. Dari rekening koran tersebut dicek uang keluar dan masuk, apakah terdapat pembayaran untuk utang atau penerimaan dari piutang. f. Vouching Prosedur ini bertujuan untuk memenuhi asersi keberadaan, kelengkapan, dan keakuratan. Dalam prosedur ini, dilakukan pemeriksaan invoice serta dokumen pendukung terkait akun-akun yang akan diperiksa untuk memastikan bahwa seluruh dokumen pendukung yang ada telah masuk semuanya ke dalam saldo akun
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
51
usaha dan angka yang terdapat di dalam dokumen pendukung sama dengan yang terdapat di general ledger. 3. Penyelesaian Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Tahap ini meliputi evaluasi apakah perlu tambahan bukti-bukti audit, sampai akhirnya dikeluarkannya laporan audit, dan mengkomunikasikan hasil audit kepada klien. Dalam tahap ini, auditor menyimpulkan tidak diperlukan tambahan bukti audit.
4.4 Audit atas Transaksi Pihak Berelasi Pada dasarnya transaksi dengan pihak-pihak berelasi memiliki sifat yang dapat memberikan tingkat risiko yang tinggi terhadap pelaksanaan prosedur audit. Biasanya risiko dari transaksi pihak-pihak berelasi ini muncul dari beberapa hal berikut: Auditor tidak menyadari adanya pihak-pihak berelasi. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi tidak dicatat secara komersial. Hubungan dengan pihak-pihak berelasi tidak dijelaskan secara benar dalam akun. Dalam beberapa hal, risiko dari transaksi pihak-pihak berelasi muncul karena adanya upaya oleh manajemen untuk tidak mengungkapkan hubungan pihak berelasi. Auditor harus menyadari masalah ini dan menggunakan pendekatan sistematis untuk mempertimbangkan pengungkapan pihak-pihak berelasi. Dalam proses audit laporan keuangan, auditor harus melakukan prosedur yang ditujukan untuk mengidentifikasi pihak-pihak berelasi entitas yang diaudit dan untuk memahami hubungan antara pihak-pihak yang diidentifikasi. Jika dirasa perlu, maka surat konfirmasi kepada pihak berelasi dapat dikirimkan. Salah satu tujuan dari audit atas transaksi pihak-pihak berelasi adalah untuk menentukan apakah transaksi yang dilakukan telah memenuhi prinsip arm's length, yaitu transaksi dilakukan secara wajar. Suatu transaksi dikatakan wajar
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
52
jika penyerahan maupun perolehan barang/jasa benar-benar terjadi, terdapat manfaat ekonomis dari transaksi tersebut, dan nilai transaksi terhadap pihak-ihak berelasi sebanding dengan nilai transaksi pada pihak ketiga. Dalam pencatatan akuntansinya, PT XYZ tidak melakukan prosedur khusus terhadap akun-akun yang terkait transaksi dengan pihak-pihak berelasi yang dimiliki. Prosedur yang dilakukan hanyalah konfirmasi kepada pihak-ihak berelasi atas saldo yang dimilikinya. Konfirmasi dilakukan secara nonformal melalui telepon dan tidak terdapat dokumen-dokumen khusus dalam konfirmasi ini. Karena PT XYZ tidak memiliki pengendalian khusus atas akun-akun pihak berelasi, maka dalam mengaudit transaksi pihak-pihak berelasi PT XYZ, prosedur audit ditekankan pada test of detail balances dan tidak dilakukan test of control. Tujuan utama dari dilakukannya test of detail balances adalah memastikan bahwa saldo transaksi pihak berelasi yang terdapat dalam laporan keuangan benar benar ada (existence) dan telah disajikan dengan akurat (accuracy). Prosedur audit yang dilakukan untuk transaksi pihak-pihak berlasi hampir sama dengan prosedur audit pada transaksi dengan pihak yang bukan pihak berelasi. Namun, dalam audit atas transaksi pihak-pihak berelasi, prosedur audit ditekankan pada pengidentifikasian pihak-pihak berelasi, hubungan perusahaan dengan pihakpihak berelasi, transaksi yang dilakukan sudah wajar atau belum, kemungkinan adanya transaksi dengan pihak berelasi yang tidak diungkapkan, dan kecukupan pengungkapan yang dilakukan. Asersi-asersi terkait transaksi dengan pihak berelasi yang harus diperhatikan adalah: 1. Existence: saldo yang terdapat di laporan keungan memang benar- benar harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan. (Ex) 2. Completeness: semua nilai yang harusnya dicatat telah tercatat. (Com) 3. Accuracy: saldo akun telah tercatat dengan akurat. (Acc) 4. Valuation: Transaksi dicatat dengan nilai yang wajar. (Val)
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
53
5. Cut-off: semua transaksi yang terjadi berdekatan dengan tanggal neraca telah tercatat pada periode yang tepat. (Cut) 6. Rights and Obligation: aset dan kewajiban yang tercatat memang benarbenar dimiliki oleh klien. (RO) 7. Presentation and disclosure: saldo setiap akun telah disajikan dengan benar di laporan keuangan dan dengan pengungkapan yang mencukupi. (PD) Prosedur dalam melakukan audit atas transaksi pihak-pihak berelasi yang digunakan KAP ABC menekankan pada auditor agar lebih berhati-hati terhadap adanya kemungkinan transaksi dengan pihak-pihak berelasi yang belum teridentifikasi, baik secara disengaja ataupun tidak oleh manajemen perusahaan klien. Berdasarkan program audit di ABC, prosedur yang harus dilakukan untuk mengaudit transaksi pihak-pihak berelai adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis para pemegang saham, direksi, saldo, dan transaksi pihakpihak berelasi, serta: a. Memeriksa dokumentasi dan otorisasi untuk transaksi yang material. (P.1a) b. Mendiskusikan dengan manajemen tujuan transaksi material yang tidak biasa. (P.1b) c. Mengkonfirmasi saldo dengan pihak-pihak berelasi. (P.1c) 2. Meninjau catatan klien untuk bukti keberadaan pihak berelasi dan transaksi pihak berelasi, serta mencatat setiap pihak berelasi dan transaksi pihak berelasi yang belum diinformasikan oleh klien. (P.2) 3. Bertanya kepada personel yang bertanggung jawab atau akrab dengan pihak berelasi dan kegiatan operasi perusahaan, apakah mereka memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Kemungkinan adanya transaksi atau perjanjian (yang belum teridentifikasi) dengan pihak berelasi. (P.3a) b. Kemungkinan adanya transaksi atau saldo yang tidak tercatat. (P.3b)
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
54
c. Setiap pembayaran atau preferensial tidak diungkapkan secara terbuka. (P.3c) 4. Mempertimbangkan apakah ada atau tidak salah satu kondisi berikut ini yang menunjukkan adanya transaksi dengan pihak berelasi yang tidak diungkapkan: a. Kontrak perdagangan, seperti harga, suku bunga, jaminan, dan persyaratan pembayaran yang tidak wajar. (P.4a) b. Transaksi yang tidak biasa mengenai sifat atau ukuran, terutama yang dilakukan dalam kondisi berikut ini: (P.4b)
diakui pada atau mendekati tanggal neraca;
dilakukan dengan perusahaan asing yang tidak dikenal,
transaksi terjadi dengan alasan yang tidak logis.
c. Transaksi yang substansi berbeda dengan bentuknya. (P.4c) d. Kemungkinan perusahaan mengalami kekurangan modal kerja. (P.4d) e. Pendapatan perusahaan menurun. (P.4e) f. Aset perusahaan sudah usang dan kelebihan kapasitas. (P.4f) 5. Jika terdapat pihak-pihak atau transaksi yang belum diungkapkan oleh manajemen dan terdapat indikasi bahwa terdapat hubungan pihak berelasi di dalamnya, maka komunikasikan hal tersebut dengan tim audit dan: a. Meminta manajemen untuk mengidentifikasi semua transaksi tersebut. (P.5a) b. Tanyakan alasan mengapa pengendalian perusahaan gagal dalam mengidentifikasi adanya pihak berelasi atau transaksi pihak-pihak berelasi. (P.5b) c. Lakukan prosedur konfirmasi yang tepat terkait transaksi baru yang ditemukan dengan pihak-pihak yang berelasi. (P.5c) d. Mempertimbangakan kemungkinan adanya transaksi yang tidak teridentifikasi di masa yang akan datang dan memperkirakan pengaruhnya terhadap proses audit. (P.5d)
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
55
e. Jika manajemen sengaja untuk tidak mengungkapkan hubungan atau transaksi tersebut, evaluasi pengaruhnya terhadap proses audit. (P.5e) f. Ketika klien menyatakan bahwa transaksi dilakukan secara arm's length, periksa semua dokumen yang mendukung transaksi tersebut. (P.5f) Kesesuaian antara prosedur audit yang digunakan KAP ABC dengan tujuan asersi audit yang telah dijelaskan di atas adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hubungan antara Asersi Manajemen dengan Prosedur Audit Prosedur
Asersi
Keterangan
P.1a
Ex, Acc
Prosedur ini telah dilakukan oleh auditor dan tidak terdapat temuan yang material. Asersi Existence dan Accuracy dalam prosedur ini telah terpenuhi.
P.1b
Val, RO
Prosedur ini dilakukan dan tidak terdapat temuan material. Asersi Valuation dan Rights and Obligations dalam prosedur ini terpenuhi.
P.1c
Ex, Acc
Prosedur ini dilakukan oleh auditor dan tidak terdapat temuan yang material. Asersi Existence dan Accuracy terpenuhi dalam prosedur ini.
P.2
Ex, Com, PD
Prosedur ini telah dilakukan. Terdapat beberapa pihak berelasi yang belum diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan.
P.3a
Com, PD
Prosedur ini telah dilakukan. Assersi Completeness dan Presentation and Disclosure dalam prosedur ini terpenuhi.
P.3b
Com, PD
Prosedur ini telah dilakukan. Assersi Completeness dan Presentation and Disclosure dalam prosedur ini terpenuhi.
P.3c
Com, PD
Prosedur ini telah dilakukan. Assersi Completeness dan Presentation and Disclosure dalam prosedur ini terpenuhi.
Com, Acc,
Prosedur ini telah dilakukan. Tidak terdapat kontrak perdagangan, harga, suku bunga, jaminan, dan persyaratan embayaran yang tidak wajar.
P.4a
Val, PD
P.4b
Com, Cut, PD
Prosedur sudah dilakukan. Tidak terdapat transaksi yang tidak biasa.
P.4c
PD
Tidak terdapat transaksi yang substansi berbeda dengan bentuknya.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
56
P.4d
PD
P.4e
Acc, PD
Pendapatan perusahaan mengalami peningkatan.
P.4f
Val, PD
Tidak terdapat aset perusahaan yang sudah usang dan kelebihan kapasitas.
P.5a
PD
P.5b
Com, PD
P.5c
Val, Acc, PD
P.5d
Com
Pertimbangan yang dilakukan hanya berdasar informasi dari klien dan hasil konfirmasi dengan pihak-pihak berelasi klien.
P.5e
Com, PD
Tidak dilakukan. Tidak terindikasi unsur kesengajaan dari manajemen untuk tidak mengungkapkan transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
P.5f
Ex, Acc, Val
Tidak terdapat indikasi bahwa perusahaan kekurangan modal kerja.
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan, tetapi pengungkapan hubungan dalam laporan keuangan belum mencantumkan semua pihak-pihak berelasi yang dimiliki. Tidak dilakukan. Tidak terdapat pengendalian khusus untuk transaksi pihak-pihak berelasi. Tidak dilakukan. Tidak teridentifikasi transaksi baru dengan pihakpihak berelasi.
Prosedur ini telah dilakukan untuk transaksi penjualan, piutang dagang, dan liabilitas jangka panjang. Akan tetapi, untuk akun pembelian dan utang dagang belum dilakukan.
Sumber: Working Paper KAP ABC “Telah Diolah Kembali”
Dalam pelaksanaan magang, tidak semua working paper untuk akun terkait pihakpihak berelasi menjadi tugas bagi satu auditor. Akun-akun terkait pihak berelasi yang menjadi tugas auditor adalah akun penjualan, piutang, dan sebagian akun utang. Berdasarkan pedoman dari KAP ABC, tugas-tugas yang dilakukan auditor terkait transaksi pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: 1. Membuat lead schedule Lead schedule dibuat berdasarkan trial balance yang telah disiapkan oleh klien. Lead schedule berisi nilai-nilai saldo dari trial balance klien, saldo penyesuaian, dan saldo yang telah diaudit. 2. Mengisi isian nature of account Nature of account dari transaksi pihak-pihak berelasi meliputi penjualan, pembelian, utang dagang, piutang dagang, dan liabilitas jangka panjang.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
57
Untuk akun penjualan, pembelian, utang dagang, dan piutang dagang tidak terdapat ketidakwajaran dalam transaksi maupun saldo. Transaksi yang tidak biasa terdapat pada akun liabilitas jangka panjang, nilai saldo liabilitas tersebut masih merupakan nilai saldo yang sama dengan saldo tahun sebelumnya. Dalam liabilitas jangka panjang tersebut tidak dibebankan bunga pinjaman ataupun denda. Syarat-syarat dan ketentuan transaksi yang lebih longgar ini cukup lazim terjadi untuk transaksi antarpihak yang berelasi. 3. Melakukan analytical review procedures Prosedur ini dilakukan dengan membandingkan saldo tahun ini dengan saldo tahun sebelumnya. Dari hasil analytical procedures, tidak terdapat ketidakwajaran transaksi ataupun saldo. Meskipun terdapat saldo yang sangat fluktuatif, seperti pada beberapa akun penjualan, piutang, dan pembelian, hal tersebut dapat dijelaskan karena adanya perubahan strategi bisnis klien yang mulai memfokuskan kegiatan operasinya pada penjualan produk minyak dan untuk sementara menghentikan penjualan lini produk yang lain. 4. Melakukan konfirmasi Dalam proses audit laporan keuangan PT XYZ, surat konfirmasi dibuat untuk akun-akun utang, piutang, bank, dan ekuitas. Dari beberapa konfirmasi yang dikirim, sampai masa berakhirnya tugas magang, baru dua konfirmasi balasan dari bank dan satu konfirmasi dari kreditor yang juga merupakan pihak berelasi. Untuk konfirmasi dari bank, tidak terdapat perbedaan saldo dengan informasi yang dikirimkan oleh pihak bank. Sementara untuk akun utang, terdapat selisih yang tidak material dengan balasan konfirmasi. Selisih ini disebabkan karena perbedaan nilai tukar mata uang asing yang digunakan kedua perusahaan. 5. Melakukan pengecekan translasi saldo Prosedur yang dilakukan adalah menelusuri general ledger untuk melihat kemungkinan adanya transaksi dengan pihak berelasi yang menggunakan
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
58
kurs mata uang asing. Terdapat beberapa transaksi menggunakan mata uang asing yang jumlahnya cukup material. Dalam penghitungan ulang translasi saldo tersebut, terdapat selisih saldo yang disebabkan perbedaan nilai tukar mata uang yang digunakan klien dengan yang digunakan auditor untuk mengaudit. Perbedaan tersebut dikarenakan rate yang digunakan
klien
merujuk
pada
rate
pajak,
sedangkan
auditor
menggunakan kurs nilai tengah Bank Indonesia. 6. Memeriksa penerimaan kas setelah tanggal neraca (subsequent event) Prosedur yang dilakukan adalah memeriksa rekening koran dan general ledger periode Januari 2013, berfokus pada penerimaan/pengeluaran kas dan penurunan/peningkatan jumlah jumlah piutang dan utang perusahaan. Hasil dari kegiatan ini adalah ditemukannya beberapa transaksi yang merupakan pembayaran utang dan penerimaan kas atas utang dari periode sebelumnya. Setelah dicek transaksinya, seluruhnya sesuai dengan yang tertera dalam invoice. 7. Vouching Prosedur yang dijalankan adalah melakukan pengecekan semua dokumen pendukung terkait dengan penjualan, piutang, dan utang untuk asersi keberadaan, kelengkapan, dan keakuratan. Dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah semua dokumen pendukung telah dimasukkan ke dalam saldo transaksi dan kesamaan angka yang terdapat dalam dokumen pendukung dan general ledger. Dokumen pendukung yang diperiksa antara lain invoice, voucher pembelian, perjanjian dengan distributor, bukti pengiriman barang, dan lain-lain. Berdasarkan hasil dari proses audit lapangan atas laporan keuangan PT XYZ secara keseluruhan, tidak ditemukan salah saji yang material. Auditor KAP ABC menyimpulkan bahwa tidak dibutuhkan tambahan bukti audit dan kemudian mengkomunikasikan hasil audit kepada klien. Selanjutnya auditor menerbitkan laporan audit atas laporan keuangan PT XYZ. Dalam laporan audit tersebut, opini
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
59
yang diberikan oleh partner auditor adalah wajar tanpa pengecualian. Laporan audit yang berisi opini tersebut ditulis dalam laporan auditor bentuk baku. 4.5 Analisis Prosedur Audit atas Transksi Pihak Berelasi PT XYZ Berdasarkan hasil proses audit secara keseluruhan, auditor menyimpulkan bahwa tidak terdapat indikasi fraud maupun misstatement pada laporan keuangan PT XYZ. Namun, perlu digarisbawahi bahwa dalam pelaksanaan prosedur audit atas transaksi pihak-pihak berelasi, auditor KAP ABC belum menjalankan semua prosedur yang ditetapkan. Prosedur P.5b, P.5c, dan P.5e tidak dilakukan karena kondisi yang dinyatakan dalam prosedur-prosedur tersebut tidak sesuai dengan keadaan pada PT XYZ. Sementara itu, prosedur P.5d dan P.5f juga belum sepenuhnya dilakukan oleh auditor. Dalam menjalankan prosedur P.5d, seharusnya auditor lebih waspada dan menggunakan professional skepticism yang dimiliki untuk menanggapi informasi yang diperoleh. Terkait prosedur P.5f, auditor seharusnya melakukan prosedur lain untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan secara arm’s length, terutama transaksi yang berhubungan dengan akun utang dagang dan pembelian dari pihakpihak berelasi. Isu tentang kewajaran harga transfer dari pihak-pihak berelasi ke PT XYZ (akun utang dagang dan pembelian) seharusnya menjadi perhatian utama karena sangat rentan untuk dipermainkan nilai transaksinya. Analisis atas kesesuaian prosedur audit yang dilakukan KAP ABC dengan pedoman audit berdasarkan PSA 34 dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Analisis Kesesuaian Prosedur Audit dengan PSA 34 PSA 34
Implementasi Prosedur pada KAP ABC
1. Penentuan keberadaan pihak-pihak berelasi a. Mengevaluasi prosedur perusahaan untuk pengidentifikasian dan pencatatan memadai atas transaksi antarpihak berelasi. b. Meminta keterangan dari pejabat manajemen yang
P.5b
P1.a, P.2, P.5a
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
60
berwenang tentang nama pihak-pihak berelasi dan menanyakan apakah ada transaksi antarpihak berelasi selama periode yang diperiksa. c. Me-review dokumen yang dilaporkan oleh entitas kepada Bapepam atau instansi pemerintah yang lain mengenai nama pihak-pihak berelasi, dan bisnis lain yang di dalamnya para direktur entitas yang diperiksa menduduki jabatan direksi atau manajemen.
P1.a, P.2
d. Menentukan nama semua dana pensiun yang dibentuk untuk kesejahteraan karyawan dan nama para pejabat dan dewan pengawasnya.
P.2
e. Me-review daftar pemegang saham perusahaan tertutup untuk mengidentifikasi pemegang saham utama.
P.2
f.
Me-review kertas kerja audit tahun lalu untuk mengidentifikasi nama pihak-pihak berelasi.
P.2
g. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu, auditor utama atau auditor pihak-pihak berelasi, mengenai pemahaman mereka akan adanya hubungan dan lingkup keterlibatan manajemen dalam transaksi-transaksi yang material.
P.2
h. Me-review transaksi investasi yang material selama periode yang diperiksa untuk menentukan apakah sifat dan luas investasi selama periode tersebut menimbulkan pihak berelasi.
P.1a
i.
Meminta pendapat hukum dari konsultan hukum independen apabila diperlukan.
-
2. Identifikasi atas transaksi antarpihak berelasi a. Membekali staf audit yang melaksanakan audit dengan nama-nama yang dikenal sebagai pihak-pihak berelasi.
P.1a
b. Me-review catatan rapat dewan komisaris dan direksi mengenai informasi transaksi material yang diotorisasi atau dibahas dalam rapat.
P.1a, P.2
c. Me-review surat kuasa (proxy) dan hal lain yang dilaporkan kepada Bapepam dan data pembanding lainnya yang dilaporkan kepada instansi lain untuk mengidentifikasi transaksi material antarpihak berelasi.
P.1a, P.2
d. Me-review pernyataan benturan kepentingan (conflict of interest) yang diperoleh dari manajemen perusahaan.
-
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
61
e. Me-review lingkup dan sifat transaksi usaha dengan customers utama, pemasok, pemberi pinjaman, dan penerima pinjaman utama untuk memperoleh indikasi hubungan yang belum diungkapkan. f.
P.1a, P.2
Mempertimbangkan apakah transaksi telah terjadi, tetapi belum memperoleh perlakuan akuntansi, seperti menerima atau memberikan jasa akuntansi, manajemen atau jasa lain tanpa dipungut biaya, atau pemegang saham utama menanggung biaya-biaya perusahaan.
P.3a, P.3b, P.3c
g. Me-review catatan akuntansi yang berisi transaksi atau saldo yang besar, luar biasa atau tidak sering terjadi, hal ini dilakukan terutama dengan menaruh perhatian khusus pada transaksi yang terjadi pada atau dekat akhir periode pelaporan.
P.1b, P.4a, P.4b
h. Me-review konfirmasi saldo kompensasi perjanjian untuk memperoleh indikasi bahwa saldo dicatat untuk atau oleh pihak-pihak berelasi. i.
j.
P.1c
Me-review faktur tagihan dari kantor penasihat hukum atas jasa yang telah diterima perusahaan secara teratur atau khusus, untuk memperoleh indikasi adanya pihak-pihak berelasi atau transaksi dengan pihak berelasi.
P.2
Me-review konfirmasi pinjaman yang diberikan atau yang diterima untuk memperoleh indikasi adanya penjaminan.
P.1c
3. Pemeriksaan atas transaksi pihak-pihak berelasi yang berhasil diidentifikasi a. Memperoleh pemahaman tentang tujuan bisnis dari transaksi.
P.1b
b. Memeriksa faktur, dan me-review surat perjanjian, kontrak dan dokumen relevan lainnya, seperti laporan penerimaan dan dokumen pengiriman.
P.2
c. Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris atau direksi atau pejabat yang berwenang.
P.1a
d. Melakukan pengujian kewajaran terhadap perhitungan jumlah yang diungkapkan, atau yang dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.
P.1f
e. Merancang audit atas rekening koran antarperusahaan yang dilaksanakan pada tanggal yang bersamaan, walaupun tahun fiskalnya berbeda, dan audit atas transaksi antarpihak berelasi yang khusus, penting dan representatif yang
Tidak ada dalam prosedur, tetapi dilakukan tukar-menukar informasi dengan auditor lain.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
62
dilakukan oleh auditor dari masing-masing pihak dengan tukar-menukar informasi relevan memadai. f.
Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh keyakinan atas nilai, dan mudah atau tidaknya jaminan dialihkan.
P.5f
Sumber: PSA No. 34 “Telah Diolah Kembali”
Pada dasarnya, PSA 34 tidak mengharuskan seluruh prosedur di atas dilakukan, melainkan disesuaikan dengan kondisi yang terdapat pada entitas yang akan diaudit. Berdasarkan Tabel 4.6, secara garis besar prosedur yang ditetapkan oleh KAP ABC untuk audit atas transaksi pihak-pihak berelasi telah sesuai dengan pedoman yang ada pada PSA 34. Beberapa prosedur dalam PSA yang tidak terdapat pada KAP ABC antara lain adalah prosedur meminta pendapat dari konsultan hukum, memeriksa pernyataan benturan kepentingan, dan merancang audit atas rekening koran antarperusahaan secara bersamaan. Berdasarkan pedoman yang ada pada PSA 34, sebaiknya KAP ABC menambahkan prosedur untuk memeriksa pernyataan benturan kepentingan (conflict of interest) dari manajemen perusahaan serta prosedur untuk merancang audit atas rekening koran antarperusahaan secara bersamaan. Pernyataan mengenai benturan kepentingan dimaksudkan untuk menyediakan informasi bagi dewan komisaris tentang ada atau tidak adanya hubungan antara orang yang melaporkan dengan pihak yang melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan. Prosedur pemeriksaan pernyataan conflict of interest ini akan bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman dan keyakinan auditor atas hubungan entitas dengan pihak-pihak berelasi yang dimiliki, serta objektifitas dari informasi dalam laporan keuangan. Dalam audit atas transaksi pihak-pihak berelasi PT XYZ, sebenarnya prosedur audit yang ditetapkan oleh KAP ABC sudah dapat memenuhi tujuan audit dari pedoman yang terdapat dalam PSA 34 jika prosedur tersebut dilakukan seluruhnya dengan benar. Akan tetapi, pada pelaksanaan audit atas transaksi pihak-pihak berelasi PT XYZ tidak semua prosedur audit dijalankan, sehingga
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
63
beberapa tujuan terkait kewajaran nilai transaksi belum dapat seluruhnya terpenuhi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, transaksi antara PT XYZ dengan pihakpihak berelasi yang dimiliki sangat signifikan. Terlepas dari apakah terdapat temuan yang material atau tidak, isu terkait transaksi pihak-pihak berelasi ini seharusnya memengaruhi opini dan bentuk dari laporan auditor. Berdasarkan PSA No. 29, laporan auditor yang dikeluarkan seharusnya menyertakan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku. Bahasa penjelasan ini harus disajikan dalam paragraf yang terpisah dengan paragraf opini. Paragraf penjelasan dicantumkan untuk memberikan penekanan atas suatu hal yang berhubungan dengan laporan keuangan. Dalam hal ini, auditor KAP ABC seharusnya menekankan informasi bahwa entitas memiliki transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi.
4.6 Penyajian dalam Laporan Keuangan Telah dibahas dalam sub bab sebelumnya bahwa berdasarkan informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan PT XYZ, terdapat enam perusahaan yang merupakan pihak-pihak berelasi bagi PT XYZ. Keenam perusahaan tersebut adalah PT PMI, PT PPI, PIL Sdn. Bhd., PT PII, PT OSI, dan PIL HAS Construction. Pengungkapan yang dilakukan oleh PT XYZ meliputi pengungkapan hubungan dan pengungkapan transaksi. Dalam pengungkapan hubungan, hanya tiga perusahaan yang dilaporkan sebagai pihak-pihak berelasi, yaitu PT PMI, PT PPI, dan PIL Sdn. Bhd. Tidak terdapat pengungkapan terkait kompensasi personel manajemen kunci yang dilakukan oleh PT XYZ. Bentuk dari penyajian informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan PT XYZ terkait keenam pihak berelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7 di halaman 64.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
64
Tabel 4.7 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PT XYZ Related Parties Transactions Company Name Nature of Relation
Nature of Transactions
PT PMI
Associated Entity
Purchase of Cooking Oil
PT PPI
Associated Entity
Purchase of Palm Oil
PIL Sdn. Bhd.
Associated Entity
Sale of Palm Oil
The detail of accounts balances and transactions with related parties are as follows: 2012 Rp Account Receivables PIL Sdn. Bhd. PT PII PT OSI Total Accounts Payable PT PMI PT PPI Total
2011 Rp
47,076,899,274 61,888,949 1,000,000 47,139,788,223
708,167,622 10,708,877,562 4,404,695 11,421,449,879
75,062,778,152 30,642,389,500 105,705,167,652
44,720,375,249 -44,720,375,249
Long Term Liabilities PIL Sdn. Bhd. PIL HAS Construction
11,844,372,734 4,220,149
11,390,129,103 4,220,149
Sales PIL Sdn. Bhd. PT PII
75,316,551,200 --
27,280,099,487 4,636,362,000
517,528,508,804 55,360,000,000 572,888,508,804
417,225,859,043 2,973,589 417,228,832,632
Purchases PT PMI PT PPI Total
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan PT XYZ Tahun 2012
Sementara itu, dari hasil identifikasi pihak-pihak berelasi PT XYZ, pada sub bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa setidaknya terdapat 11 perusahaan yang menjadi pihak-pihak berelasi PT XYZ. Seharusnya pengungkapan hubungan dilakukan untuk seluruh pihak-pihak berelasi, terlepas apakah terjadi transaksi atau tidak dengan pihak-pihak tersebut. Sehingga PT XYZ harus tetap mengungkapkan hubungan dengan CHI Ltd., PT PID, PT PAG, PT PTI, dan PIL Rep. Office meskipun tidak terjadi transaksi dengan perusahaan-perusahaan
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
65
tersebut. Selain itu, PT XYZ seharusnya juga mengungkapkan informasi mengenai kompensasi personel manajemen kunci secara total, sesuai dengan pedoman pada SAK ETAP. Berikut ini adalah saran terkait pengungkapan pihak-pihak berelasi PT XYZ: Tabel 4.8 Saran Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PT XYZ Related Parties Transactions Company Name
Nature of Relation
Nature of Transactions
CHI Ltd. PT PMI PT PPI PIL Sdn. Bhd. PT PII PT OSI PIL HAS Construction PIL Rep. Office PT PAG PT PID PT PTI
Parent Associated Entity Associated Entity Associated Entity Associated Entity Associated Entity Associated Entity Associated Entity Associated Entity Associated Entity Associated Entity
Purchase of Cooking Oil Purchase of Palm Oil Sale of Palm Oil Sale of Palm Oil Purchase of Soap Long Term Liability -
The detail of accounts balances and transactions with related parties are as follows: 2012 Rp Account Receivables PIL Sdn. Bhd. PT PII PT OSI Total Accounts Payable PT PMI PT PPI Total
2011 Rp
47,076,899,274 61,888,949 1,000,000 47,139,788,223
708,167,622 10,708,877,562 4,404,695 11,421,449,879
75,062,778,152 30,642,389,500 105,705,167,652
44,720,375,249 -44,720,375,249
Long Term Liabilities PIL Sdn. Bhd. PIL HAS Construction
11,844,372,734 4,220,149
11,390,129,103 4,220,149
Sales PIL Sdn. Bhd. PT PII
75,316,551,200 --
27,280,099,487 4,636,362,000
517,528,508,804 55,360,000,000 572,888,508,804
417,225,859,043 2,973,589 417,228,832,632
Purchases PT PMI PT PPI Total
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
66
The detail of key management personnel compensation are: President Commissioner President Director Directors Directors Directors Types of Compensation Short Term Employee Benefits Share-Based Payments Equity compensation benefits
Mr. GBR Mr. FHS Mr. RMI Mr. SLH Mr. MRW Amount Rpxxx,xx Rpxxx,xx Rpxxx,xx
Sumber: Catatan atas Laporan Keuangan PT XYZ Tahun 2012 “Telah Diolah Kembali”
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Bagi PT XYZ, transaksi dengan pihak-pihak berelasi merupakan bagian dari siklus bisnis sehari-hari. Transaksi-transaksi tersebut melibatkan entitas-entitas asosiasinya dan dalam jumlah yang sangat signifikan. Transaksi tersebut mencakup akun-akun piutang dagang (33,17% dari total piutang dagang), utang dagang (97,90% dari total utang dagang), liabilitas jangka panjang (100% dari total liabilitas jangka panjang), penjualan (11,10% dari total penjualan), dan akun pembelian (94,17% dari total pembelian). Hasil analisis dari laporan magang ini menyimpulkan bahwa pengungkapan yang dilakukan dalam Catatan atas Laporan Keuangan PT XYZ belum sepenuhnya menaati ketentuan terkait transaksi pihak-pihak berelasi yang diatur dalam SAK ETAP Bab 28. Hanya 3 perusahaan yang diungkapkan sebagai pihak-pihak berelasi oleh PT XYZ. Sementara itu, berdasarkan laporan magang ini terdapat 11 perusahaan yang teridentifikasi dan harus diungkapkan sebagai pihak-pihak berelasi. PT XYZ juga belum mengungkapkan kompensasi kepada personel manajemen kunci. Meskipun demikian, hasil audit yang dilakukan KAP ABC menyatakan bahwa tidak terdapat salah saji material dalam saldo akun transaksi pihak-pihak berelasi dan asersi keakurasian dalam saldo akun ini telah terpenuhi. Auditor menyimpulkan bahwa tidak ada indikasi PT XYZ melakukan kecurangan terkait transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Prosedur yang dimiliki KAP ABC terkait audit atas transaksi pihak-pihak berelasi sudah sesuai dengan PSA 34. Namun, dalam melakukan audit atas transaksi pihak-pihak berelasi, auditor KAP ABC belum menerapkan keseluruhan prosedur yang dimiliki tersebut dengan benar.
67 Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
68
5.2 Saran Saran untuk PT XYZ:
Sebaiknya PT XYZ memperbaiki pengungkapan pihak-pihak berelasi dalam Catatan atas Laporan Keuangannya, yang meliputi pengungkapan hubungan, pengungkapan transaksi, serta pengungkapan kompensasi personel manajemen kunci.
Sebaiknya PT XYZ meningkatkan pengendalian internal terkait transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Prosedur konfirmasi antarpihak berelasi yang selama ini telah dilakukan bisa diperbaiki dengan diformalisasikannya prosedur tersebut dan pembuatan laporan resmi sebagai dokumentasi atas hasil prosedur tersebut.
PT XYZ seharusnya melakukan analisis lebih lanjut mengenai transaksi dengan pihak-pihak berelasi untuk memastikan bahwa tidak ada pihakpihak berelasi dan transaksi yang belum teridentifikasi.
Ada baiknya jika PT XYZ melakukan konsultasi dengan konsultan pajak terkait kewajaran nilai transaksi dengan pihak-pihak berelasi agar transaksi yang dilakukan tetap sesuai dengan peraturan, serta mengurangi potensi dikenakan penalti oleh lembaga perpajakan.
Saran untuk KAP ABC
Sebaiknya KAP ABC lebih meningkatkan kepatuhan terhadap prosedur audit yang telah ditetapkan.
Sebaiknya KAP ABC memperbaiki prosedur terkait transaksi pihak-pihak berelasi, terutama dengan menambahkan prosedur untuk pemeriksaan pernyataan conflict of interest.
Dalam laporan opini auditor yang dikeluarkan oleh KAP ABC seharusnya ditambahkan paragraf penjelasan mengenai transaksi pihak-pihak berelasi yang dilakukan PT XYZ untuk memberikan penekanan atas nilai transaksi yang signifikan.
Sebaiknya KAP ABC mempertahankan adanya program magang bagi mahasiswa. Hal ini dapat memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi mahasiswa.
Universitas Indonesia Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin, Beasley, Elder, dan Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services an Integrated Approach - An Indonesian Adaption. New Jersey: Pearson Education. Corlaciu, A. & Tudor, Adriana T. (2011). Related Party Transactions-Overview. Annales Universitatis Apulensis Series Oeconomica, 13(2). 241-248. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (n.d.). Visi dan Misi
Departemen
Akuntansi
FEUI.
5
November
2011.
http://accounting.fe.ui.ac.id/visi_misi.htm Gunadi. (2007). Pajak Internasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: IAI. -------------. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2010. Jakarta: IAI. Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. KAP ABC. (2012). Employee Handbook, Version.12.01. KAP ABC. (2012). Working Paper Audit PT XYZ. Kieso, Donald E., dan Jerry Weygandt, Warfield, Terry. (2011). Intermediate Accounting, Vol 1, IFRS Edition. John Wiley and Sons. -------------. (2011). Intermediate Accounting, Vol 2, IFRS Edition. John Wiley and Sons. PCF Group. (2012). Laporan Keuangan Konsolidasi PCF Group untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012. Medan: PCF Group. PT XYZ. (2012). Laporan Keuangan PT XYZ untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012. Jakarta: PT XYZ. Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia. Depok: Universitas Indonesia. Website Internal HAS Group
69 Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
70
LAMPIRAN 1 Entity Level Controls – Risk Analysis This form should be completed in conjunction with 351.MO Entity Level Controls Walkthroughs to document our assessment of the entity level control environment, risk assessment process, and monitoring process. This assessment aims in identifying potential risks of material misstatements. If sufficient controls are not in place to cover the risk, the risk should be carried forward to form Key Issues Identified 0740.MPQ. Step 1: Review each risk and identify controls that mitigate the risk. Step 2: Describe the control in the “Control Summary” below. Step 3: In the “What Can Go Wrong” section, if there is a control that mitigates the risk, specify the control number from the “Control Summary”. Step 4: Once the “Control Summary” and the “What Can Go Wrong” is populated, perform your walkthrough, ensuring that each control is addressed. What Can Go Wrong A No.
A1.
A2.
A3.
A4.
A5.
Control Environment Risk
Description of Control
How does management ensure The company owns certain an emphasis is placed on the policies and rules emphasizing need for integrity and ethical the management to maintain values? good ethical values as well as integrity. The management applies several standards before hiring a How does management ensure new employee or while that incompetent employees are considering whether one not hired and retained? employee is worth to be retained by the Company. How does management ensure Board of Directors will conduct a that there is effective oversight review before one decision is provided by those charged with executed.. governance? How does management ensure The company own certain that they do not have a poor policies and rules emphasizing attitude towards internal controls the management to maintain or managing business risks? good internal control How does management ensure The company documenting that there is an appropriate and organizational structure which is effective organizational structure formulated based on for planning, controlling and management consideration to achieving objectives? achieve objectives.
KAP ABC Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013
Sufficient controls in place to cover risk Y or N or N/a
Ref to Key Issues Identified 740.MPQ Y or N
Y
N
N
Y
N
Y
N
Y
N
71
No.
Risk
Description of Control
A6.
How does management ensure that there are clear lines of accountability and reporting to ensure there are no errors in the financial statements and to promote quality decision making?
All the financial reports prepared are reviewed by the management. The supporting documents are verrified.
A7.
The management applies several standards before hiring a new employee or while How does management ensure considering whether one that there are policies and employee is worth to be retained procedures in place to ensure by the Company. effective HR management? Also applies reward and punishment system to enforce the obedience on company’s rules.
B No.
B1.
C
Sufficient controls in place to cover risk Y or N or N/a
Ref to Key Issues Identified 740.MPQ Y or N
Y
N
Y
N
Ref to Key Issues Identified 740.MPQ Y or N
Risk Assessment Risk
Description of Control
Sufficient controls in place to cover risk Y or N or N/a
How does management ensure that they are not often surprised by events that were not properly identified/assessed or is continually reacting to events rather than planning ahead?
The management settles a well-built planned as well as anticipates the worst case if the plan does not work accordingly. The management will consider further if they should react according to plan or events.
Y
N
Sufficient controls in place to cover risk Y or N or N/a
Ref to Key Issues Identified 740.MPQ Y or N
Y
N
Monitoring
No.
Risk
Description of Control
C1.
How does management ensure that procedures exist to monitor whether internal controls are operating as intended or to correct identified control weaknesses on a timely basis (including on a group level where applicable)?
There is a clear segregation of duty regarding those who execute and those who review. Any deviatiation or irrelevancy will be treated accordingly.
KAP ABC Analisis prosedur..., Danang Heru, FE UI, 2013