Analisis Profitabilitas Perusahaan.docx

  • Uploaded by: istiqamahma
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Profitabilitas Perusahaan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,770
  • Pages: 6
Analisis Profitabilitas Perusahaan A. Menganalisis Pendapatan 1. Sumber Utama Pendapatan Perusahaan Sumber pendapatan usaha perusahaan sangat bergantung pada karakteristik perusahaan. Dalam hal ini, ada perusahaan yang beroperasi hanya satu lini bisnis dan ada pula yang lebih dari satu unit bisnis (terdiversifikasi). Pada perusahaan yang memiliki satu lini bisnis biasanya sumber pendapatan usahanya hanya satu. Sedangkan perusahaan yang terdiversifikasi biasanya sumber pendapatannya lebih dari satu. Dewasa ini, hampir semua perusahaan memiliki unit bisnis yang terdiversifikasi sehingga sumber pendapatan usaha juga lebih dari satu. Tujuan Analisis: 1. Pertumbuhan penjualan Analisis tren atau kecenderungan atas penjualan setiap segmen berguna dalam menilai profitabilitas. Pertumbuhan penjualan sebagai hasil dari satu atau lebih faktor, seperti perubahan harga, perubahan volume penjualan, akuisisi, dan perubahan nilai tukar. 2. Pertumbuhan aktiva Analisis tren atau kecenderungan pada aktiva setiap segmen adalah relevan untuk analisis profitabilitas. Ini dilakukan untuk menganalisis tingkat efektivitas pengelolaan aktiva atau investasi dalam menghasilkan pendapatan. 3. Profitabilitas Pengukuran laba operasi terhadap penjualan dan laba operasi terhadap aktiva setiap segmen berguna dalam menganalisis profitabilitas. 2. Ketahanan sumber pendapatan perusahaan Ketahanan pendapatan dapat digambarkan oleh stabilitas dan kecenderungan (trend) pendapatan. Hal ini penting sebagai dasar untuk menganalisis profitabilitas suatu perusahaan. Pada bagian ini dapat digunakan dua alat analisis untuk menilai ketahanan pendapatan yaitu: (1) analisis trend (trend analysis), dan (2) evaluasi terhadap diskusi dan analisis manajemen (Management’s Discussion and Analysis = MD&A). a. Analisis tren (trend analysis) terhadap pendapatan Analisis tren merupakan suatu metode yang berguna dalam menilai ketahanan pendapatan, baik secara keseluruhan maupun segmen. Analisis ini menjadi dasar pertimbangan untuk menganalisis beberapa hal sebagai berikut:  Sensitivitas pendapatan terhadap kondisi bisnis  Antisipasi permintaan melalui produk baru atau pengembangan produk baru b. Diskusi dan Analisis Manajemen (Management’s Discussion and Analysis) terhadap pendapatan Diskusi dan Analisis Manaemen (MD&A) terhadap kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan berguna dalam analisis ketahanan pendapatan.

Informasi ini membantu dalam memahami dan mengevaluasi perubahan akunakun keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu termasuk pendapatan. Manajemen membutuhkan laporan atas perubahan komponen-komponen pendapatan dan biaya yang relevan untuk memahami aktivitas operasi suatu perusahaan. Manajemen juga perlu mengetahui mengenai hubungan antara pertumbuhan pendapatan terhadap peningkatan harga, volume, inflasi, atau pengenalan produk baru. Manajemen didorong untuk menggambarkan hasil secara finansial, tinjauan atas informasi masa akan datang, serta kecenderungan dan kekuatan yang tidak tampak dalam laporan keuangan. 3. Hubungan antara Pendapatan, Piutang, dan Persediaan Hubungan antara pendapatan dengan piutang usaha serta pendapatan dengan persediaan akan memberikan petunjuk yang penting untuk mengevaluasi hasil operasi serta berguna dalam memprediksi kinerja di masa yang akan datang. 1. Hubungan pendapatan dengan piutang usaha Analisis hubungan antara pendapatan dan piutang usaha penting dalam mengevaluasi kualitas laba. Sebagai contoh, jika piutang usaha tumbuh pada tingkat yang melebihi pendapatan, kita perlu mengevaluasi untuk mengidentifikasi penyebabnya. 2. Hubungan pendapatan dengan persediaan Sebagaimana telah diketahui bahwa perputaran persediaan berhubungan dengan kualitas persediaan dan perputaran aktiva. Analisis terhadap komponen-komponen persediaan menunjukkan pendapatan dan kegiatan operasi di masa yang akan datang. Sebagai contoh ketika peningkatan barang jadi disertai oleh penurunan bahan baku dan/atau barang dalam proses maka dapat diperkirakan bahwa akan terjadi penurunan produksi.

B. Menganalisis Biaya & Marjin Laba 1. Menganalisis Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan (HPP) atau cost of goods sold (CoGS) merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan perolehan output untuk siap dijual. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead (biaya-biaya tidak langsung). Analisis terhadap harga pokok penjualan diperlukan dalam rangka menganalisis laba kotor (gross profit). Sementara laba kotor mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menutupi beban-beban operasi. Analisis perubahan laba kotor memberikan perhatian khusus terhadap faktor-faktor yang menyebabkan perubahan pada penjualan dan harga pokok penjualan. Analisis terhadap perubahan laba kotor biasanya dibentuk secara internal sebab membutuhkan data non masyarakat, seperti jumlah unit yang dijual, harga jual per unit, dan biaya per unit. Untuk mengukur hubungan antara harga pokok penjualan dengan profitabilitas perusahaan digunakan alat ukur yang disebut marjin laba kotor. Ini hanya ditemukan pada jenis perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Sementara bagi jenis perusahaan jasa tidak ada harga pokok penjualan. Marjin

laba kotor (gross profit margin) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba kotor atas penjualan yang dilakukan. Untuk menghitung besarnya margin laba kotor (gross profit margin) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan berikut:

Penjualan  H arg a Pokok Penjualan Penjualan Laba Kotor Marjin Laba Kotor  Penjualan 2. Menganalisis Beban-beban Operasi Beban-beban operasi merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi, seperti beban-beban penjualan, beban depresiasi, beban pemeliharaan dan perbaikan, beban-beban administrasi dan umum. Analisis terhadap beban-beban operasi perusahaan diperlukan dalam rangka menganalisis laba operasi (operating profit) perusahaan. Sementara laba operasi mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menutupi beban-beban non operasi terutama beban-beban finansial atas pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan, seperti beban bunga atas pinjaman. Untuk mengukur hubungan antara beban-beban operasi dengan profitabilitas perusahaan secara spesifik digunakan alat ukur marjin laba operasi (operating profit margin). Untuk menghitung besarnya margin laba operasi dapat Penjualan  HPP  Beban Operasi Marjin Laba Operasi  .. Penjualan Laba Operasi Marjin Laba Kotor  . Penjualan digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan berikut: Marjin Laba Kotor 

3. Menganalisis Beban-beban Non Operasi Beban-beban non operasi merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan kegiatan pendanaan dan kegiatan lain yang tidak termasuk kegiatan operasi, seperti beban-beban pendanaan dan beban pajak. Analisis terhadap beban-beban non operasi diperlukan dalam rangka menganalisis laba bersih (net profit). Sementara laba bersih mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menutupi beban-beban pendanaan berupa beban dividen.Untuk menghitung besarnya margin laba bersih dapat digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan berikut: C. Menganalisis Profitabilitas berdasarkan Investasi Perusahaan

Penjualan  HPP  Beban Operasi  Beban non Operasi Penjualan Laba Bersih Marjin Laba Bersih  . Penjualan

Marjin Laba Bersih 

Sebagaimana telah kemukakan di atas bahwa pengukuran profitabilitas perusahaan, selain didasarkan atas pendapatan juga didasarkan atas investasi. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan menghasilkan output berupa barang atau jasa, kemudian output tersebut dijual untuk menghasilkan pendapatan, dan akhirnya dari pendapatan akan dihasilkan laba. Investasi ditunjukkan oleh besarnya pengeluaran modal untuk membiayai aktiva perusahaan. Beberapa teknik dan pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan antara lain adalah: pengembalian atas modal yang diinvestasikan (return on invested capital), pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa (Return on Common Shareholders’ Equity), dan pengembalian kas atas aktiva (cash return on assets).  Analisis Pengembalian atas Modal yang Diinvestasikan Analisis laporan keuangan mencakup penilaian terhadap risiko dan return. Analisis terhadap pengembalian atas modal yang diinvestasikan atau return on invested capital (ROIC) merupakan suatu analisis tentang kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atas modal yang diinvestasikan. Jadi analisis ini menunjukkan keberhasilan perusahaan menggunakan pendanaan untuk menghasilkan laba, baik dana ditinjau dari penggunaan maupun sumbernya. Secara filosofis hubungan antara laba dengan modal yang diinvestasikan adalah bahwa investasi dilakukan untuk menghasilkan output yang selanjutnya output dijual untuk menghasilkan pendapatan dan akhirnya dari pendapatan tersebut diperoleh laba. Secara umum, untuk menghitung pengembalian atas modal yang diinvestasikan (PMD) dapat digunakan rumus pada Persamaan berikut: Laba PMD  Modal yang Diinvestasikan Pada dasarnya, tidak ada ukuran umum tentang modal yang diinvestasikan dalam menghitung tingkat keuntungan. Definisi tentang modal yang diinvestasikan bergantung pengguna laporan keuangan. Pengembalian atau return suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif total aktiva dan total pendanaan (kewajiban dan ekuitas). Apabila konsep modal yang diinvestasikan berdasarkan total aktiva maka hasil pengukuran adalah pengembalian atas aktiva atau yang lebih dikenal sebagai return on total assets (ROA). Hasil pengukuran ini adalah relevan untuk mengukur efisiensi operasi. Untuk menghitung ROA dapat digunakan rumus pada Persamaan berikut. Laba Bersih  Beban Bunga sebelum Pajak ROA  Rata  rata Aktiva Penghitungan ini sering juga dikenal sebagai pengembalian atas investasi atau return on investment (ROI). Laba Aktiva ROA atau ROI  Marjin Laba x Perputaran Aktiva

ROA atau ROI 

ROA atau ROI 

Laba Laba Penjualan  x Aktiva Penjualan Aktiva

 Pengembalian atas Ekuitas Pemegang Saham Biasa Pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa atau return on common shareholders’ equity (ROCE) juga lebih dikenal sebagai return on equity (ROE) merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Secara spesifik, ROCE menggambarkan sejauhmana produktivitas ekuitas saham biasa dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. ROCE  Marjin Laba Disesuaika n x Perputaran Aktiva x Leverage Laba Bersih  Rata  rata Dividen Saham Pr eferen Penjualan Aktiva ROCE  x x Penjualan Rata  rata Aktiva Rata  rata Ekuitas Saham Biasa Laba Bersih  Dividen Saham Pr eferen ROCE  Rata  rata Ekuitas Saham Biasa

 Pengembalian Kas atas Aktiva Pengembalian kas atas aktiva atau cash return on assets (CROA) merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan aktiva yang diinvestasikan dapat menghasilkan kas dari kegiatan operasi. Untuk menghitung CROA dapat digunakan rumus sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan beriku: CROA 

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Total Aktiva

D. Analisis Du Pont Dikembangkan pada 1919 oleh seorang eksekutif keuangan di EI du Pont de Nemours dan Co Analisis DuPont memberitahu kita bahwa ROE dipengaruhi oleh tiga hal: -

Operasi efisiensi, yang diukur dengan profit margin. Aset menggunakan efisiensi, yang diukur oleh perputaran total aset. Leverage Keuangan diukur oleh multiplier ekuitas

Syamsudin (2001:64) " Analisis Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan melalui pekalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. Sutrisno (2001:256) "Adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan net profit margin dan seberapa besar pengaruhnya terhadap ROI. Syafarudin(1993:128) "Analisis Du Pont penting bagi manajer untuk mengetahui faktor mana yang paling kuat pengaruhnya antara profit margin dan total asset turnover terhadap ROI.

Disamping itu dengan menggunakan analisis ini, pengendalian biaya dapat diukur dan efisiensi perputaran aktiva sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat diukur. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Du Pont System Adapun keunggulan analisis Du Pont System antara lain (Harahap,1998:333):  Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva.  Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih integrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya. Sedangkan kelemahan dari analisis Du Pont System adalah (Harahap:1998:341):  ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan lain yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akutansi yang digunakan.  Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

Sumber: Bahtiar Usman. 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis dan Manajemen.Vol.3. No.1. April.2003. pp.59-74. Bambang riyanto. 1995. Dasar- dasar pembelanjaan perusahaan. Yogyakarta : Yayasan penerbit badan Gadjah Mada. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Yogyakarta: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Related Documents

Analisis
June 2020 46
Analisis
June 2020 51
Analisis
October 2019 71
Analisis
September 2019 78

More Documents from "Segas Andrade"