ANALISIS PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS (Studi kasus pada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya)
Disusun Oleh Kelompok 4 : 1. Maulidiyah Noor K
H75216040
2. Nadiatus Safaro
H75216041
3. Ninda Fatma Wati
H75216042
4. Nunik Rahmawati N
H75216043
5. Nurfitri Anggraeni H 6. Nurrahma Maya Oktavia
H75216044 H75216045
7. Rindri Ruri Suryani
H75216047
8. Shinta Meylina Hardiyanti H75216048 9. Trisca Deffy
H75216049
10. Yolanda Romadhanti
H75216050
Mata kuliah : Pengolahan Sampah
Dosen Pengampu : Shinfi Wazna Auvaria, S.T, M,T
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2018
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008, pengelola kawasan wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah , pengelola sampah wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan Salah satu tempat yang memiliki potensi yang memproduksi sampah yang tinggi dalam suatu kota adalah universitas.UIN Sunan Ampel Surabaya merupakan salah satu institusi yang memiliki banyak kegiatan setiap harinya. Dalam setiap kegiatan yang berada di UIN, tepatnya di Fakultas Gedung Fakultas Sains dan Teknologi, Gedung Pesantren Mahasiswi, Gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,Gedung Laboratorium dan Integrasi, Kantin Mahasiswa, Masjid Ulul Albab, Gedung Twin Tower, Gedung SAC, Gedung Akademik, Gedung Auditorium yang mana kita tahu bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kesadaran mengenai lingkungan terutama masalah sampah. Sampah yang dihasilkan berasal dari sisa makanan, penjual makanan di kantin, putung rokok, botol bekas, dan lain-lain. Faktor yang mempengaruhi antara lain perilaku konsumsi yang berlebihan dalam hal menggunakan barang, dan tingginya aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dan mahasiswa mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan. Sampah yang tidak dikelola akan berpotensi menyebabkan berbagai gangguan lingkungan, penyakit pada pekerja, terutama pada pekerja yang berinteraksi langsung dengan sampah. Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan sampah yang baik agar dapat mengurangi berbagai masalah kesehatan lingkungan dan meningkatkan kualitas lingkungan. UIN Sunan Ampel sebagai institusi pendidikan tinggi di Surabaya Selatan diharapkan bisa menjadi pelopor dan contoh dalam hal pengelolaan sampah bagi lingkungan sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah 1. Darimana sumber-sumber timbulan sampah yang dihasilkan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ? 2. Apa saja jenis-jenis sampah yang ada di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ? 3. Bagaimana proses pewadahan, pengumpulan, serta pengangkutan sampah yang ada di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ? 4. Bagaimana Proses Pengelolaan lanjutan yang ada di TPS Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui sumber-sumber timbulan sampah yang dihasilkan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah yang ada di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 3. Untuk mengetahui proses pewadahan, pengumpulan, serta pengangkutan sampah yang ada di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 4. Untuk mengetahui Proses Pengelolaan lanjutan yang ada di TPS Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 1.4 Ruang Lingkup 1. Daerah survey adalah lingkungan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya khususnya blok timur. 2. Mengidentifikasi sumber-sumber timbulan sampah serta menganalisis jenisjenis sampah. 3. Menganalisis pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah serta ada tidaknya pengelolaan di TPS/TPST.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sampah Definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah (UU-18/2008) adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Sampah menurut Word Health Organization (WHO) adalah barang yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, tidak dipakai,dan tidak disenangi. Dalam paradigma lama pengelolaan persampahan
terdiri dari sumber
sampah, pewadahan, pengumpulan/pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Jelas terlihat dan dirasakan tentang sampah hanya pantas untuk dibuang begitu saja tanpa ada tanggapan dan langkah lain yang dapat dilakukan. Pengelolaan sampah diidentikkan sebagai tanggung jawab satu pihak yang terkait saja. Dalam paradigma baru berbagai potensi kelembagaan dipacu untuk aktif berperan dan juga sekaligus mengawasi pengelolaan sampah. Kegiatan dan penanganan persampahan bukan hanya menjadi tugas dan kewajiban dari Dinas PU (Pekerjaan Umum) Cipta Karya atau Kebersihan, tapi juga masyarakat memegang peranan yang sama. Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi beberapa jenis.yaitu sampah cair, sampah padat,dan sampah dalam bentuk gas. Berdasarkan sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut: a. sampah hasil aktifitas domestik b. sampah hasil aktifitas non domestik c. sampah hasil kegiatan pertanian,perikanan, peternakan d. sampah hasil perdangan e. sampah hasil dari jalan raya
2.2
Laju Timbulan Sampah 2.2.1 Definisi Timbulan Sampah Timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya serta diukur komposisinya. Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas karton, kayu, kain tekstil, karet, kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lainlain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik). Jumlah timbulan sampah perlu diketahui agar pengelolaan sampah dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. 2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Timbulan Sampah Faktor yang mempengaruhi jumlah timbulan sampah: 1. reduksi di sumber sampah 2. recycling 3. kebiasaan pribadi masing-masing 4. peraturan 5. fisik dan geogreafi 2.2.3 Metode Pengukuran Jumlah Timbulan Sampah: Pengukuran jumlah timbulan sampah dapat dilakukan dengan pengukuran berat atau volume sampah atau kedua-duanya, pengukuran berat tergantung pada densitasnya, volume sampah harus mengetahui densitasnya kemudian pengukuran berat dan volume sampah harus diketahui densitasnya. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah timbulan sampah yaitu: Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung dengan mencatat: volume, berat, jenis angkutan dan
sumber sampah. Kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama periode tertentu. 1. Weight Volume (Analisis Berat Volume) Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung dengan mencatat: volume berat sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama periode tertentu. 2. Material Balance (Analisis Kesetimbangan Sampah) Material balance lebih baik menghasilakan dat untuk sampah rumah tangga, institusi. Imdustri dll, dan material balance juga diperlukan untuk program daur ulang (Wahyono, Sri, 2010). 2.3 Karakteristik Sampah Menurut Dirjen Cipta Karya (1992), sampah mempunyai karakteristik yang berbeda antara lain sebagai berikut: 1) Komposisi sampah
Komposisi sampah dibagi menjadi dua golongan, yaitu: a. Komposisi fisik
Komposisi fisik sampah mencakup besarnya prosentase dari komponen pembentuk sampah yang terdiri dari organik, kertas, kayu, logam, kaca, plastik, dan lain-lain. b. Komposisi kimia
Umumnya komposisi kimia sampah terdiri dari unsur Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Fosfor, serta unsur lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat, dan lemak. Komposisi kimia sampah erat kaitannya dengan pemilihan alternatif pengolahan dan pemanfaatan tanah. 2) Kepadatan sampah
Kepadatan sampah menyatakan berat sampah persatuan volume (Tchobanoglous, et al, 1993). Dirjen Cipta Karya (1992) menyebutkan bahwa informasi kepadatan sampah diperlukan untuk menentukan ketebalan dari lapisan sampah yang akan dibuang pada sistem Sanitary Landfill. Sedangkan bila menggunakan sistem
pengolahan maka informasi ini diperlukan untuk merencanakan dimensi unit proses. 3) Kadar air sampah
Kadar air sampah merupakan perbandingan antara berat air dengan dengan berat sampah total atau berat kering sampah tersebut.
2.4 Pengelolaan Sampah Menurut UU No 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. pengertian pengelolaan bukan hanya menyangkut aspek teknis, tetapi mencakup juga aspek non teknis, seperti bagaimana mengorganisir, bagaimana membiayai dan bagaimana melibatkan masyarakat penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktivitas penanganan tersebut. (Damanhuri dan Padmi 2010) Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 2 kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu: a.
Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan terjadinya sampah R1), guna-ulang (R2) dan daur-ulang (R3)
b.
Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari:
1) Pemilahan: Menurut UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pemilahan sampah, yaitu bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.
Contoh pemilahan sampah. Sumber (Ryan, Rombe, 2014)
Gambar 3.1 Pengelolaan sampah kumpul-angkut-buang
2) Pengumpulan: dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu 3) Pengangkutan: dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir 4) Pengolahan: dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah 5) Pemrosesan akhir sampah: TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Pada UU No 18 Tahun 2008 ini menekankan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan oleh semua fihak adalah bagaimana agar mengurangi sampah semaksimal mungkin. Bagian sampah atau residu dari kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa selanjutnya dilakukan pengolahan (treatment) maupun pengurugan (landfilling). Pengurangan sampah melalui 3R meliputi: (Damanhuri dan Padmi 2010) a.
Pembatasan (reduce): mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin
b.
Guna-ulang
(reuse):
bila
limbah
akhirnya
terbentuk,
maka
upayakan
memanfaatkan limbah tersebut secara langsung c.
Daur-ulang (recycle): residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber energy.
2.5 Peran Masyarakat terhadap Pengelolaan Sampah Tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah, semua program pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku yang sesuai dengan tujuan program itu. Hal ini antara lain menyangkut: (Damanhuri dan Padmi 2010) a.
Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib dan teratur
b.
Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat
c.
Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini. Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan, yaitu di antaranya:
a.
Tingkat penyebaran penduduk yang tidak merata
b.
Belum melembaganya keinginan dalam masyarakat untuk menjaga lingkungan
c.
Belum ada pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan
d.
Masih banyak pengelola kebersihan yang belum mencantumkan penyuluhan dalam programnya
e.
Kehawatiran pengelola bahwa inisiatif masyarakat tidak akan sesuai dengan konsep pengelolaan yang ada. Adanya peningkatan kesadaran berpartisipasi aktif secara tidak langsung akan menumbuhkan kebiasaan masyarakat untuk mau mengelola sampah rumah tangga, yang dimulai dari tempat tinggalnya sendiri. Secara sederhana peran
masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang dapat dilakukan, melalui : (Rhofita 2017) a.
Implementasi perilaku menjaga kebersihan lingkungan (sebagai contoh tidak membuang sampah sembarangan.
b.
Turut aktif dalam pemilahan sampah organik dan anorganik yang ada di tempat tinggalnya.
c.
Implementasi sistem pengelolaan sampah 3R.
d.
Kesediaan memberikan sejumlah biaya untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah.
e.
Turut aktif menularkan kebiasaan menjaga kebersihan kepada orang lain dan
f.
Mau memberikan masukan atau saran kepada pemangku kebijakan dalam upaya meningkatkan sistem pengelolaan sampah rumah tangga yang ada.
BAB 3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1
Identifikasi Sumber Pada penelitian ini kami melakukan survey pada hari Kamis, 13
September 2018, pada pukul 09.30 WIB - selesai. Kami melakukan survey timbulan sampah pada gedung : a. Gedung Fakultas Sains dan Teknologi, pada gedung ini menghasilkan sampah yang berupa botol, kain, kaca, plastik, daun, kertas, dan tissu. b. Geduung Pesantren Mahasiswi, pada gedung ini menghasilkan sampah 60% sampah sisa makanan, dan plastik kemasan makanan. c. Gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, pada gedung sebelah utara tarbiyah banyak menghasilkan sampah sisa makanan, sampah plastik. Namun banyak ditemukan juga sampah di saluran drainase berupa sampah plastik, sterofoam, kemasan makanan, dan lain-lain. Pada bagian akademik tarbiyah menghasilkan sampah kertas. d. Gedung Laboratorium Integrasi UINSA, pada gedung ini menghasilkan sampah cair dan padat. Sampah cair berupa bahan kimia hasil praktikum. Sampah padat berupah sarung tangan, masker, kultur atau media, sisa bagian tubuh hewan saat praktikum. e. Kantin Mahasiswa UINSA, pada tempat ini menghasilkan sisa makanan, plastik, sisa potongan sayur-sayuran. f. Masjid Ulul Albab UINSA, pada tempat ini menghasilkan sampah berupa botol, plastik, dan sisa makanan. g. Gedung Twin Tower UINSA, pada gedung ini menghasilkan sampah berupa kertas dan tisu. h. Gedung SAC UINSA, pada gedung ini menghasilkan sampah berupa plastik, botol-botol, dan kertas.
i. Gedung Akademik FST UINSA, pada gedung ini menghasilkan sampah berupa sampah kertas-kertas dan botol. j. Gedung Auditorium UINSA, pada gedung ini menghasilkan sampah berupa botol, sterofoam, plastik, dan sisa makanan.
Sumber Timbulan Sampah di Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya ini berasal dari kantin yang menjual makanan dan sampah konsumsi dari mahasiswa. Jenis sampah yang dihasilkan ini berasal dari sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah organik ini berupa sisa masakan yang tidak habis terjualyang berasal dari kantin. Sedangkan sampah anorganik berupa plastik minuman, botol minuman, kaleng minuman, sedotan, kantong kresek, kertas coklat (sisa bungkus makanan), dan kardus. 3.2 Analisa Pewadahan, Pengumpulan dan Pengangkutan A. Pewadahan Pewadahan yaitu cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya di tempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Pewadahan sampah dapat dilakukan dengan menggunakan tong sampah, keranjang sampah, dan bak permanen. pemilahan hanya terjadi pada bak sampah permanen yang hanya membedakan sampah basah dan sampah kering. Sampah basah biasanya memuat sampah organik yang berupa sisa makanan, buah-buahan, sayur-suran, daun-dauan, dan lain-lain. Sampah kering terdiri dari plastik, mika, kaca, kaleng, besi, karet, styrofoam, dan sejenisnya. Disamping itu dengan adanya wadah maka bau akibat pembusukan sampah yang dapat menarik lalat dapat diatasi, air hujan yang berpotensi menambah kadar air sampah dapat dikendalikan, pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.
Berdasarkan kebutuhan dan letak dalam sistem penanganan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level) yaitu: 1. level 1 : wadah sampah menampung langsung dari sumbernya 2. level 2 : sebagai pengumpul sementara 3. level 3 : sebagai wadah sentral, biasanya bervolume besar
B.
Pengumpulan Pengumpulan yaitu penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari
masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau ke pengolahan sampah skala kawasan atau langsung ke tempat pembuangan akhir atau pemrosesan akhir tanpa proses pemindahan. Pengumpulan dapat dilakukan dengan pengambilan sampah di setiap ruang kemudian di kumpulkan oleh petugas kebersihan dan di kumpulkan menjadi satu didepan gedung tersebut. Pada dasarnya pengumpulan sampah dapat dikelompokkan menjadi 2 pola pengumpulan: 1. Pola Individual Langsung yaitu pengumpulan yang dilakukan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap-tiap bangunan atau sumber sampah (door to door) dan langsung diangkut dibuang ke TPA 2. Pola Komunal Langsung yaitu pengumpulan yang dilakukan sendiri oleh penghasil sampah ke tempat-tempat yang telah disediakan atau truck sampah langsung mendatangi titik pengumpulan
C. Pengangkutan Pengangkutan yaitu kegiatan yang dimulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai ke TPA dengan pola pngumpulan individual langsung atau dari tempat pemindahan penampungan sementara atau
tempat penampungan komunal sampai ke tempat pengolahan atau pembuangan akhir. Setelah terkumpul sampah-sampah pada setiap gedung, diambil oleh petugas dari PT. Arinatama Persada, lalu sampah diangkut menggunakan tossa ke TPS yang terdapat di UINSA. 3.3
Analisa TPS TPS di UINSA dikelola oleh PT. Arina Tama Persada yang bergerak
dibidang pengelolaan kebersihan lingkungan. PT. Arina Tama Persada bekerja dengan sistem kontrak selama satu tahun dengan pihak UINSA. Sampah-sampah yang ada di gedung UINSA di kumpulkan menjadi satu dengan tong sampah beroda di depan gedung-gedung yang ada di UINSA, setiap jam 6 pagi sampah-sampah ini diangkut menggunakan tossa menuju tempat pembuangan sampah sementara yang berada di belakang gedung Sport Center UINSA. Dari tossa sampah dipilah, akan tetapi proses pemilihan kurang maksimal karena sampah-sampah yang dipilah hanyalah jenis sampah botol plastik. Karena, menurut para pekerjanya sampah jenis ini menjadi penghasilan tambahan (ceperan) bagi mereka. Sampah dikumpulkan ke dalam bak penampung sampah, namun ukuran bak penampung sangat tidak sesuai dengan kapasitas sampah yang dihasilkan di UINSA sehingga terjadi over load sebelum sampah diangkut oleh DKP setiap minimal 5 hari dan maksimal 7 hari. Tempat pembuangan sementara (TPS) yang berada di UINSA belum sesuai dengan SNI 19-2454-2002 dan PP Nomor 81 Tahun 2012. Menurut SNI 19-2454-2002, pewadahan sampah dibedakan menjadi beberapa jenis seperti pewadahan
untuk sampah organik, sampah anorganik, dan sampah bahan
berbahaya dan beracun (B3).
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Sumber timbulan sampah di UIN Sunan Ampel Surabaya berasal dari sampah yang dihasilkan oleh penghuni gedung dari tiap fakultas, seperti gedung saintek, SAC, Laboratorium, dll. Sampah yang dihasilkan berupa kertas, kaca, botol, plastik, dan sisa mkanan. Pengolaan sampah di UINSA setelah adanya timbulan sampah, petugas kebersihan hanya menyediakan pewadahan disetiap gedung.
Selanjutnya dilakukan
pengumpulan sampah dengan tujuan mengumpulkan sampah-sampah yang ada dan diletakkan di luar gedung. Setelah berada di TPS UINSA sampah-sampah dikelola oleh pihak luar yaitu PT. Arinatama Persada tanpa ada pengelolaan khusus. 2. Mahasiswa, dosen dan pegawai kampus membuang sampah ke tempat sampah yang sudah tersedia di berbagai sudut unversitas, sampah yang ditemukan berupa sampah plastik seperti botol minum, kantung plastik, kotak bekas makanan dan sedotan. 3. Sistem pengumpulan sampah dilakukan petugas kebersihan dimasingmasing fakultas dan gedung-gedung UINSA Surabaya kemudian di angkut menggunakan gerobak dan dibuang ke TPS UINSA Surabaya lalu diangkut DKP Surabaya. 4. Di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya belum ada pengolahan khusus tentang sampah dan menggunakan sistem pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan ke TPS. 4.2 Saran Diperlukan adanya perbedann pewadahab sampah organik dan non organik agar dapat dikelola, diolah, serta dimanfaatkan dengan baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri, and Tri Padmi. 2010. Diktat Kuliah TL-3104 PENGELOLAAN SAMPAH. Bandung: INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG. Fadhilah, Arief, Heri Sugianto, Kuncoro Hadi, Satriya Wahyu Firmandhani, Titien Woro Murtini, dan Edward Endrianto Pandelaki. 2011. “KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH KAMPUS JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO.” MODUL Vol.11 No.2 62-71. Mary Selintung, Irwan Ridwan Rahim, Ryan Rombe. 2014. "STUDI PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI TINGKAT KELURAHAN KOTA MAKASSAR ( STUDI KASUS : KELURAHAN PAROPO, KECAMATAN PANAKKUKANG )." 1-17. Rhofita, Erry Ika. 2017. "Peran masyarakat dalam sistem pengelolaan sampah rumah tangga (Studi Kasus di Desa Pasinan Lemahputih Kecamatan Wringinanom)." 1-6.
LAMPIRAN