Analisis Kromosom.docx

  • Uploaded by: Al Ikhlas
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Kromosom.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,352
  • Pages: 7
I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sel merupakan unit dasar kehidupan. Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler Pembelahan sel pada organisme uniseluler merupakan suatu cara organisme untuk melestarikan jenisnya. Sedangkan, bagi organisme multiseluler, pembelahan sel menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan organisme. Misalnya, pada manusia, sel-sel memperbanyak diri sehingga tubuh manusia tersebut menjadi besar dan tinggi. Selain itu reproduksi sel pada organisme multiseluler juga menghasilkan sel-sel gamet yang berguna pada saat perbanyakan secara generatif (reproduksi organisme melalui proses perkawinan). Reproduksi sel merupakan proses penggandaan mater genetik (DNA) yang terdapat di dalam nukleus. Sehingga menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik yang sama. Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel anakan mengandung jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik. Jika sel induk yang membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan mitosis adalah dua sel anakan yang juga diploid (2n). Dengan kata lain, pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan identik. Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi aseksual. Pada hewan dan manusia, mitosis terjadi pada sel meristem somatis(sel tubuh yang masih muda) yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap makhluk hidup pasti terdiri dari sel, sel ini mempunyai kemampuan untuk memperbanyak

diri

dengan

melakukan

pembelahan.

Sel

uniseluler pembelahan digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada sel multiseluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru. Pembelahan mitosis bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua sel anakan, dimana masing-masing mempunyai sifat-sifat genetik

yang sama. Pembelahan mitosis ini terjadi pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel kelamin. Mitosis merupakan peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatik, sangat aktif pada jaringan meristem dan menghasilkan dua sel anak yang memiliki genetik yang sama dan identik dengan sel induknya. Sel menduplikasikan materi genetik sebelum membelah untuk memastikan setiap sel anak menerima salinan materi genetik yang tepat sama. Kromosom eukariot terdiri atas kromatin, kompleks DNA dan protein yang terkondensasi saat mitosis. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelahan yang dilakukan sel dan perilaku kromosom yang terjadi.

B.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu agar praktikan mengetahui perilaku kromosom pada pembelahan mitosis.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Kromosom merupakan struktur yang terdiri atas benang-bengan halus, kromosom ini mulai tampak pada waktu sel akan melakukan pembelahan. Kromosom juga merupakan bagian inti yang membawa dan menentukan sifat-sifat yang akan diturunkan oleh induk kepada anakannya. Kromosom ini terdiri atas tiga koponen yaitu DNA, RNA, dan Nukleotida. Nukleotidaini terdiri atas berbagai jenis protein dan enzim (Subowo,1995). Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang). Sastrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel, sedangkan Masitah (2008) menjelaskan bahwa kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material kromatin yang disebut satelit, dan sebagainya (Suprihati et.al., 2007). Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom pada sel somatik) dan kromosom pada sel kelamin (Suryo, 1994). Pembelahan sel yang terjadi pada sel somatik disebut mitosis dan pembelahan yang terjadi pada sel kelamin disebut meiosis. Setjo (2004) menjelaskan bahwa mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metakinesis, metafase, anafase, dan telofase. Menurut Suryo (1994) fase pada mitosis terdiri dari interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.

Kromosom memiliki bagian yang menyempit dan terlihat lebih terang, yang disebut sentromer. Sentromer ini membagi membagi kromosom menjadi dua lengan.

Pengaturan kromosom secara setandar berdasarkan jumlah, panjang dan bentuk kromosom dari sel somatik suatu individu yang disebut karyotipe (Suryo, 1997).Karyotipe dibuat berdasarkan penyusunan kromosom pada tempat tertentu dalam deretan berdasarkan atas bentuknnya, letak sentromer, panjang kromosom dan sebagainya (Subowo,1995). Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel jaringan somatik (sel tubuh). Pada pembelahan mitosis ini, terjadi pemebelahan sel yang menghasilkan sifat kromosom berpasangan dan terjadi proses pembelahan menjadi dua nukleus dan masing-masing anakan menerima 1 set kromosom. Satu set kromosom tersebut berbentuk benang-benang halus yang jumlahnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya (Kusumawati,2007). Pembelahan ini berfungsi untuk mempertahankan fakor genetik dari generasi ke generasi berikutnya tetap normal dan menjaga sel anakan yang terbentuk tetap memiliki sifat induknya. Pembelahan mitosis terjadi dalam beberafase pembelahan yaitu profase, metafase, anafase dan telofase (kusumawati, 2007). Para pofase ditandai dengan hilangnya anak inti dan membran inti, benang-benang kromatin membentuk kromosom yang dilanjutkan dengan diplikasi kromosom menjari kromatin pada sel hewan sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bergerak kesisi yang berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang sepindel. Tahap metafase, masing-masing sentromer mempunyai dua kinetor dan masing-masing kinetor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bidang ekuator membentuk keping metafase. Fase inimerupakan penampakan kromosom yang paling jelas. Faseanafase, masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinektor ke kutub berlawanan. Fase telofase, tampak membran inti yang mulai terbentuk , menipisya kromati dan tebentuknya anak inti serta sitoplasma menebal (Campbell, 1999). Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu anggota dari familia Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis, akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk. Umbi

bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu (Deptan, 2005). Bawang merah memiliki kromosom yang besar dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Selain itu bawang merah ini mudah didapatkan dan cukup mudah untuk dibuat perparat. Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis mitosis pada tanaman (Stack,1979).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal

: Senin/17 Februari 2018

Waktu

: 14:00 SD Slesai Wib

Tempat

: Laboratorium Biologi Lantai II sebelah Timur Jurusan Biologi FMIPA UNM

B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan perilajku kromosom yaitu akar bawang merah, larutan 0,002 M hidroxichinolin, larutan 45% CH3COOH, larutan HCL dan larutan aceto orcein/ carmin. Alat yang digunakan yaitu kaca preparat, cover glass, beker glass,penangkas air, pembakar bunsen, mikroskop dan jarum. C. 1.

Prosedur Kerja Umbi bawang merah yang bagus dan sehat dipilih dan dikecambahkan di air

sampai muncul akar. 2.

Akar bawang merah dicuci dengan air sampai bersih.

3.

Ujung akar bawang merah dipotong sepanjang 1 cm dan dimasukkan kedalam larutan 0,002 M Hydroxychinolin, disimpan di ruang gelap dengan suhu 20 selama 1 jam.

4.

Ujung akar bawang merah difiksasi dengan mengunakan larutan 45% CH3COOH selama 10 menit.

5.

Bahan dimaserasi dengan campuran lrutan HCL dan CH3COOH dengan perbandingan 3 : 1 pada suhu 60 C selama 3 menit.

6.

1 mm bagian ujung akar bawang merah diambil dan diletakkan di atas gelas preparat.

7.

Dilakukan pewarnaan dengan aseto orcein atau aseto carmin (larutanstaining).

8.

Gelas ditutup dengan gelas penutup (cover glass) dan ujung akar bawang merah dihancurkan dengan cara ditekan.

9.

Dilewatkan diatas nyala api bunse.

10.

Preparat diamati dibawah mikroskop.

DAFTAR PUSTAKA

BPPP Deptan. 2005. Prospek dan rah Pengembangan Agrobisnis Bawamg Merah.

Jakarta. hal.25.

Campbell. 1999. Biologi. Erlangga. Jakarta. Imanuar, E. F. 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah (Allium cep L.) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal Simbiosis II (2): 173-183. Kusumawati, Siti. 2007. Biologi Molekuler dan Sel.Erlangga. Jakarta. Stack S. M., and D. E. Comings. 1979. The cromosomes and DNA of Allium cepa. CHROMOSOMA. Suryo. 2007. Genetika. UGM perss. Yogyakarta. Subowo. 1995. Bilologi Sel. Fakultas Kedokteran. UNPAD. Bandung. Yatim, Wildan. 1998. Genetika. Penerbit Tersindo. Bandung.

Related Documents

Analisis
June 2020 46
Analisis
June 2020 51
Analisis
October 2019 71
Analisis
September 2019 78
Analisis
November 2019 53
Analisis
November 2019 60

More Documents from ""

Gametogenesis-1.docx
December 2019 8
Analisis Kromosom.docx
December 2019 11
Praktikum Akhir.docx
December 2019 18
Lampiran.docx
June 2020 6