ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat dilakukan pada media pertumbuhan bakteri baik media padat maupun media cair, namun untuk memperjelas pengamtan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair. Di dalam medium atau media cair pertumbuhan bakteri dapat diamati akumulasinya dari sel-sel bakteri yang tumbuh. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah yang pertama temperatur, artinya bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 25oC – 35oC. Yang kedua kelembaban, artinya lingkungan yang lembab dan kadar air yang tinggi sangat mempercepat pertumbuhan bakteri. Yang ketiga sinar matahari, artinya sinar ultraviolet yang terdapat pada sinar matahari dengan mudah dapat mematikan bakteri. Yang keempat zat kimia, logam berat, antibiotik,dan senyawasenyawa kimia lain dapat menghambat atau mematikan bakteri. Utami (2004) menyatakan bahwa, kebutuhan oksigen bagi bakteri untuk respirasi sel sangat beragam, tergantung oleh sistem enzim biooksidatif yang ada pada setiap spesies sehingga dikenal dengan respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima electron, sedangkan respirasi anaerob menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima electron.
Pada praktikum
pengamatan respirasi bakteri, telah ditemukan bahwa bakteri I yang kami amati mengadakan respirasi secara aerob. Bakteri sangat terlihat jelas pada tabung reaksi pada daerah atas permukaan tabung reaksi. Kemudian pada bakteri II hasilnya adalah terdapat pengelompokan bakteri atau zona keruh terdapat pada permukan dan dasar medium cair, namun bakteri II sama seperti bakteri I termasuk respirasi aerob karena sebenarnya zona keruhnya atau pengelompokan bakteri hanya terletak pada permukaan medium saja, sedangkan keruh yang ada di dasar medium itu hanyalah hasil metabolism dari bakteri tersebut. Karena itu lah hasil dari bakteri I dan bakteri II sama. Utami (2004) menyatakan bahwa bakteri aerob akan berada dipermukaan atas tabung reaksi karena bakteri tersebut mengambil oksigen bebas dari udara. Respirasi aerob berarti reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Reaksi ini menghasilkan energy dalam jumlah besar, contoh : Nitrosomonas, Nitrobacter, Nitrosococcus. Pada respirasi aerob terdapat tahapan dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu glikolosis, siklus krebs dan transport elektron (Syamsuri, 1980). Glikolisis, berarti menguraikan gula. Glukosa berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Kemudian gula yang lebih kecil dioksidasi, dan sisa atom lainnya
disusun ulang agar dapat membentuk dua molekul piruvat (Champbell, 2002). Siklus krebs yaitu glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvet. Jika ada oksigen molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria dimana enzim siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya (Champbell, 2002). Yang dimaksud transpor elektron merupakan suatu reaksi pemindahan elektron melalui proses reaksi reduksioksidasi (redoks). Hidrogen yang terdapat pada molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon, pirodoksin, dan flavoprotein. Hasil akhir transport elektron, elektron dan ion Hidrogen (H) dioksidasi oksigen dan akan menghasilkan air (H2O). Transport elektron terjadi pada membran dalam mitokondria (Maskoeri,1989).
DAFTAR RUJUKAN Champbell, N.A, dkk. 2002. Biologi. Edisi lima Jilid satu. Jakarta : Erlangga. Maskoeri, Jaslin. 1989. Biologi Umum Untuk Perguruan Tinggi.Surabaya: Bina Pustakatama
Syamsuri, Istamar. 1980. Biologi SMA. Erlangga:Jakarta Utami, Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam Negeri Malang Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.