ANALISIS CEMARAN LINGKUNGAN PADA AIR SUNGAI DENGAN CARA MENGUKUR pH AIR SUNGAI YANG BERADA DI WILAYAH SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI JEMBER (UNEJ)
Dosen Pengampu: Prof.Drs.Bambang Kuswandi,M.Sc.,Ph.D.
Disusun Oleh: Monika Tri Wulandari
(162210101077)
Khoirun Nisak
(162210101079)
Viola Dea Maya Anjelina
(162210101080)
Intan Mauren Octavianti S.
(162210101082)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2018
Kata Pengantar Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberkati kami sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapak Prof.Drs.Bambang Kuswandi,M.Sc.,Ph.D. yang telah membantu kami dalam pembuatan tugas ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada tugas ini. Kami mengakui bahwa kami manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan tugas yang telah kami selesaikan ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam tugas ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami menginginkan kritik dan saran dari pembaca. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki tugas kami di masa yang akan datang. Sehingga tugas berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan menyelesaikan tugas ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.
Jember, 11 April 2018
ABSTRAK Keadaan air sungai sekarang ini sangat memprihatinkan,beberapa masalah yang terjadi karena ulah manusia yaitu menjadikan suatu sungai menjadi tempat pembuangan sampah rumah tangga dan tempat pembuangan limbah industri yang semakin banyak di jumpai di pinggir-pinggir desa, padahal fungsi sungai adalah sebagai pengaliran air dan jalan air menuju ke laut sebagai resapan. Sungai merupakan nadi kepada kehidupan. Sejarah awal tamadun manusia bermula disepanjang lembangan sungai. Menyadari interaksi yang penting antara sungai dan hidupan manusia ini, seharusnya penilaian perlu dibuat agar sumber alam ini diurus sebaik mungkin dan memberi manfaat yang berguna untuk seluruh kehidupan. Pencemaran sungai akan mengganggu aktiviti kehidupan manusia untuk mendapatkan bekalan air minuman dan juga untuk kegunaan domestik yang lain. Suatu sumber asli dikatakan mengalami pencemaran apabila berlakunya perubahan kepada kualitinya. Pencemaran air disebabkan oleh gabungan jenis komponen alam sekitar seperti organisma, bahan organik, bahan non organik dan lain-lain. Kebiasaannya pencemaran sungai adalah dihasilkan dari aktivitasaktivitas manusia yang menjadi pencemaran air yang berlaku seperti berikut :· Agen pembawa penyakit (patogen). Organisme seperti bakteria, virus, protozoa dan parasit merupakan contoh agen penyakityang memasuki air melalui air kumbahan domestik dan juga bahan cernaan manusia dan hewan. Kata kunci : Limbah; Pencemaran; Sungai
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Cemaran Lingkungan adalah salah satu problematika yang banyak ditemui dalam kehidupan masyarakat. Banyak sekali pencemaran yang terjadi atau kita temui khususnya di kabupaten Jember ini. Ada beberapa contoh dari pencemaran lingkungan yang dapat kita amati yaitu polusi udara, pencemaran air, dan sebagainya. Pencemaran ini biasanya disebabkan oleh kecerobohan masyarakat yang kurang menghargai lingkungan serta biasanya juga disebabkan oleh adanya polusi udara dari pabrik. Masyarakat biasanya membuang sampah sembarangan di sungai sehingga mempengaruhi kualitas air yang ada disungai tersebut.
Air
sebagai sumber daya alam mempunyai arti dan fungsi sangat vital bagi manusia. Air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya dengan tetap dilakukan Pengendalian Pencemaran Air. Tidak hanya disungai, masyarakat juga biasanya membuang segala sesuatu seenaknya sendiri tanpa memfikirkan dampaknya terhadap lingkungan. Dumping (pembuangan) itu sendiri merupakan
kegiatan membuang, menempatkan,
dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu. Selain pencemaran air, ada juga cemaran lingkungan yang lainnya yaitu pencemaran udara. Polusi merupakan salah satu cemaran udara yang dihasilkan oleh pabrik, pabrik juga biasanya membuang limbahnya sembarangan di sungai. Hal tersebut bisa menyebabkan matinya biota-biota yang ada disungai. Selain itu, masyarakat juga biasanya melakukan aktivitasnya disungai seperti mencuci baju, bahkan buang air besar.
Pada beberapa kota besar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, pencemaran air kian meningkat seiring dengan pertumbuhan industri. Pemerintah telah menetapkan limbah industri tidak boleh dilepaskan ke perairan bila belum memenuhi suatu standar. Artinya, pihak industri harus membangun dan mengoperasikan IPAL. Namun dalam kenyataannya, hal itu sering dilanggar dan diacuhkan. Oleh karena itu kami mencoba untuk
melakukan analisis cemaran
lingkungan di Sungai Bedadung bagian bawah jembatan Kecamatan Kebonsari. Dengan begitu diharapkan kita bisa mengetahui apa penyebab dari adanya pencemaran tersebut, dengan begitu kita bisa memberikan solusi
untuk
meminimalisir terjadinya pencemaran yang terjadi.
1.2 Tujuan Analisis 1. Mahasiswa mampu melakukan analisis cemaran lingkungan yang dilakukan di Sungai Bedadung bagian bawah jembatan Kecamatan Kebonsari. 2. Mahasiswa mengetahui kualitas air yang baik 3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadi pencemaran lingkungan di Sungai Bedadung bagian bawah jembatan Kecamatan Kebonsari. 4. Mahasiswa mampu mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi di Sungai Bedadung bagian bawah jembatan Kecamatan Kebonsari. .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cemaran air Pencemaran lingkungan hidup menurut undang-undang No.23 tahun 1997, yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitas lingkungan menurun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Anonim, 1997). Sumber pencemaran adalah setiap kegiatan yang membuang bahan pencemar. Bahan pencemar tersebut dapat berbentuk padat, cair, gas atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu ke dalam lingkungan, baik melalui udara, air maupun daratan pada akhirnya akan sampai pada manusia. Daur pencemaran lingkungan akan memudahkan di dalam melakukan penelitian dan pengambilan contoh lingkungan serta analisis contoh lingkungan (Wardhana, 2001). Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah
tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya (pasal 1).
Dalam pasal 2, penggolongan kegunaan air di golongkan menjadi beberapa bagian, diantaranya yaitu: 1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik negara.
Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri. Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/ tinta warna, percetakan, bahan agrokimia dll. Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan ( Wisnu, 1995). 2.2 Sumber polutan Sumber cemaran pada sungai bedadung berasal dari berbagai macam sumber. Salah satu sumber limbah nya adalah berasa dari libah rumah tangga. Ciri- ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi,tergantung dari jenis air dan polutannya ataupun komponen komponen yang mengakibatkan adanya polusi. Misalny adalah jika iar minum terkontaminasi maka rasa dan warnanya akan beubah,adanya bau menyengat pada air tersebut. Sungai yang terpolusi kehidupan biota airnya pun akan terganggu bahkan akan berkurang. Menurut Josua (2013), ada 3 jenis limbah rumah tangga yaitu limbah pertama berupa sampah, kemudian limbah kedua berupa air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci, kemudian limbah ketiga adalah kotoran yang dihasilkan manusia. Limbah-limbah ini, jika tak dikelola dengan baik, dapat berpotensi tinggi mencemari lingkungan sekitar. a) Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Berdasarkan sumbernya : 1) Sampah alam 2) Sampah manusia 3) Sampah konsumsi 4) Sampah nuklir 5) Sampah industri 6) Sampah pertambangan Berdasarkan sifatnya : 1) Sampah organik dapat diurai (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daundaun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos 2) Sampah anorganik tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. 2) Air limbah. Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah. Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit. Sumber cemaran
yang marak ditemui pada lingkugan air adalah Limbah domestik. Dimana limbah domestik kerapkali mengandung sabun dan deterjen. Keduanya merupakan sumber potensial bagi bahan pencemar organik. Sabun adalah senyawa garam dari asam lemak tinggi, seperti natrium stearat. Pencucian dengan sabun dihasilkan dari kekuatan pengemulsi dan kemampuan menurunkan tegangan air. Sabun dapat mengemulsi dan mensuspensi bahan organik dalam air. Sabun yang masuk ke air buangan biasanya langsung terendap sebagai garam-garam kalsium dan magnesium. Pengaruh sabun dalam larutan dapat dihilangkan dengan biodegradasi. Sedangkan detergen adalah bahan surfaktan atau bahan aktif permukaan yang beraksi dalam menjadikkan air menjadi lebih basah. Pengaruh detergen dalam air buangan adalah estetik dan dapat berbahaya pada kehidupan akuatik. 3) Sampah manusia. Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. Selain itu sampah manusia juga dapat berupa sampah konsumsi. Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri. 2.3 Sifat air yang terpolusi
Untuk mengetahui apakah air tersebut tercemar atau tidak,perlu diadakan pengujian
untuk
menentukan sifat-sifat
air
sehingga diketahui
adanya
penyimpangan. Sifat air yang umum diujikan dan digunakan sebagai parameter polusi adalah 1. Nilai PH,keasaman dan alkalinitas Nilai PH air normal adalah antara pH 6 sampai 8. Sedangkan untuk air yang terpolusi oleh bungan pH nya kisaran antara 6,2 sampai 7,6. Adanya eningkatan keasaman pada air terpolusi menyebabkan terganggunya kehidupan biota air dan sekitarnya. Selain itu air buangan yang mempunyai pH rendah bersifat korosif. Alkalinitas Merupakan kapasitas air untuk menerima protein. Alkalinitas penting dalam perlakuan air seperti pada proses pengolahan air limbah industri atau domestik. Dengan mengetahui alkalinitas, dapat dihitung jumlah bahan kimia yang harus ditambahkan dalam pengolahan air limbah. Air yang sangat alkali atau bersifat basa mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi. Alkalinitas memegang peranan penting dalam penentuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan lainnya. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peranan dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion karbonat, ion bikarbonat dan ion hidroksil. Karena alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam, sehingga penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah air tidak menjadi asam. Air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hidrogen dalam air mengurangi alkalinitas 2. Suhu Suhu
air
yang
terkena
oleh
polutan
cenderung
meningkat.
Meningkatnya suhu air akan menyebabkan beberapa akibat sebagai berikut: a. Jumlah oksigen terlarut dalam air akan menurun
b. Kecepatan reaksi kimia meningkat c. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui ikan dan biota lainnya mungkin saja mati Biota yang hidup di air yang suhu nya meingkat akan mengalami
kenaikan
kecepatan
respirasi,
selain
itu
meningkatnya suhu akan menurunkan kadar okesigen terlarut dalam air,akibatnya biota yang tinggal di air tersebut akan kekurangan oksigen.
3. Warna,bau dan rasa Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi,misalnya untuk rawa-rawa warna airnya cenderung kuning,coklat ataupun hijau. Warna air yang menunjukkan ketidaknormalan menunjukkan adanya polusi. Warna air dibedakan menjadi dua macam yaitu, warna sejati yang disebabkan oleh bahan bahan terlarut ,dan warna semu yang disebabakan oleh adanya bahan-bahan terlarut dan adanya bahan-bahan tersuspensi,termsuk diantaranya bersifat koloid. Bau air tergantung dari sumbernya. Bau air dapat diakibatkan oleh bahan-bahan kimia,ganggang,plankton maupun tumbuhan air dan hewan air. Air yang mamiiki bau sulfit dapat disebabkan oleh adanya reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organik dan mikroorganisme aerobik Air yang normal sebenarnya tidak memiliki rasa. Timbulnya rasa yang aneh dapat disebabkan oleh adanya polusi. Air yang memiliki bau tidak normal biasanya juga memiliki rasa yang tidak normal pula. 4. Jumlah padatan
Padatan atau Sedimen merupakan tempat tinggal tumbuhan dan hewan yang ada di dasar. Sedimen terdiri dari bahan organik yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang membusuk kemudian tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur dan bahan anorganik yang umumnya berasal dari pelapukan batuan (Anonim, 2004). Karakteristik sedimen akan mempengaruhi morfologi, fungsional, tingkah laku serta nutrien hewan 5. Kandungan Pencemar Anorganik Unsur logam berat merupakan logam yang paling berbahaya dari unsurunsur zat pencemar. Seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg). Logam-logam ini mempunyai afinitas sangat besar terhadap belerang sehingga dapat menyerang ikatan-ikatan belerang dalam enzim sehingga enzim yang diserang menjadi tidak berfungsi. Unsur metaloid, yaitu Arsen (As), Selenium (Se), dan Antimon (Sb) juga merupakan zat pencemar air yang berbahaya. Jika kandungan pencemar anorganik dalam air tinggi maka dipastikan air tersebut bahaya untuk dikonsumsi. Tidak hanya airnya,
biota
yang
hidup
dalam
air
tersebut
dikonsumsi,karena terkadung bahan logam yang tinggi.
bahaya
untuk
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Penelitian Pengamatan sungai dilakukan pada hari minggu, 1 April 2018. 3.2 Tempat Penelitian Tempat melakukan pengamatan sungai yaitu di Sungai Bedadung bagian bawah jembatan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Jember. 3.3 Metode Analisis Lingkungan ini dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan langsung (observasi). Dimana kelompok kami langsung mengamati Sungai Bedadung bagian bawah jembatan Kecamatan Kebonsari, kemudian kami amati organoleptisnya dan mengamati daerah sekitar. Analisis organoleptis yang kami lakukan seperti pengukuran pH, mengamati bau air, warna air, kondisi lingkungan sungai, seperti adanya polusi air atau udara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
2.4 Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan sungai Bedadung di bawah jembatan kecamatan Kebonsari maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Pengukuran pH Berdasarkan
pengukuran
pH
yang
kami
lakukan
dengan
menggunakan indikator pH, didapatkan bahwa pH air dari Sungai Bedadung bagian bawah jembatan Kecamatan Kebonsari adalah netral (pH=7). Dikethui bahwa nilai pH air yang normal adalah sekitar pH 6-8. Sedangkan pH air yang terpolusi, misalya air buangan, berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya. Sebagai contoh, air buangan pabrik susu dan produk-produk susu biasanya mempunyai pH 5,3-7,8, dan air buangan pulp dan kertas biasanya mempunyai pH 7,6-9,5.
Bau air Bau air yang berada di sungai Bedadung di bawah jembatan kecamatan Kebonsari ini tidak spesifik. Tetapi, kita dapat mencium bau
sampah di sekitar sungai karena adanya tumpukan sampah di bibir sungai tersebut.
Warna Air Warna air yang kita peroleh pada analisis cemaran lingkungan yang kita amati adalah jernih kekeruhan sedikit hijau. Warna tersebut kemungkinan terjadi akibat limbah rumah tangga seperti sampah-sampah organic maupun anorganik di dasar, tengah, dan pinggir sungai serta adanya lumpur di dasar sungai.
Kondisi sekitar sungai Selain mengamati hal-hal diatas, kami juga mengamati adanya
penumpukan sampah atau limbah yang berada di dekat perumahan warga. Posisis perumahan warga sangat dekat sekali dengan sungai yang kita amati. Di sisi lain, kami juga mengamati adanya sampah dan limbah di bibir sungai yang terkadang bisa menyebabkan penyumbatan ketika terjadi banjir. Limbah tersebut berupa limbah rumah tangga, dedaunan dan juga plastik-plastik.
Polusi/ Pencemaran Air Menurut kami terdapat sedikit pencemaran air di sungai tersebut
karena adanya sampah organic dan non-organik di sekitar dan dasar sungai, sehingga menyebabkan warna air menjadi sedikit kehijauan. Tetapi pencemaran tersebut tidak mengubah pH normal air. Sehingga pencemaran air pada sungai tersebut masih tergolong normal.
Polusi Udara Menurut kami udara disana masih asli sekali. Karena sungainya
dikelilingi oleh pepohonan yang hijau dan dekat perumahan warga.
Untuk pabrik, disana kami masih belum menemukan adanya pabrik. Sehingga bisa diindikasikan bahwa udara disana masih aman (terhindar dari pencemaran udara).
4.2 Pembahasan
Pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan bahaya yang senantiasa mengancam kehidupan dari waktu ke waktu.. Air sebagai sumber daya alam mempunyai arti dan fungsi sangat vital bagi umat manusia. Air dibutuhkan oleh manusia, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya.salah satu bentuk pencemaran lingkungan dapat berupa pencemaran udara (polusi), pencemaran air dan berupa limbah. Limbah adalah sisa dari suatu barang dan/atau kegiatan yang keberadaannya dapat menimbulkan kerusakan. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusak lingkungan. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
Bahan
berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Untuk limbah yang kita temukan di sungai ini menurut kami bukanlah limbah yang berbahaya. Karena mayoritas limbahnya berupa limbah-limbah organik seperti dedaunan dan limbah anorganik berupa plastik. Secara umum, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Pencemarn dan perusakan lingkungan menimbulkan kerugian, (1) Kerugian ekonomi dan sosial (econoic and social injury), (2) Gangguan sanitari (sanitary hazard), (3) Gangguan keseimbangan dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal ekologi. Kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat digolongkan kepada beberapa kelompo, yaitu: (1) Kronis, dalam keadaan ini kerusakan dan pencemaran lingkungan terjadi secara progresif tetapi prosesnya lambat, (2) Akut, dalam keadaan ini perusakan dan pencemaran lingkungan terjadi secara mendadak dan kondisinya sangat berat, (3) Berbahaya, terjadi kerugian biologis cukup berat, dan dalam hal ini ada radioaktivitas maka akan terjadi kerusakan genetis, (4) Katastrofis, disini kematian organisme hidup cukup banyak, organisme hidup menjadi punah sama sekali (Sutamiharja, 1978). Perumusan Indek Kualitas Air (IKA) Indeks kualitas air adalah petunjuk atau informasi guna menterjemahkan tingkat pencemaran yang didasarkan kualitas tiap parameter air. Adanya penurunan kualitas air dapat diketahui dari informasi IKA. Disamping itu, IKA juga merupakan perangkat analisis untuk menyederhanakan informasi sehingga dalam menyajikan kualitas suatu badan air cukup disajikan dalam nilai tunggal, sehingga dapat dibandingkan antara kualitas perairan yang satu dengan yang lain. Penilaian IKA didasarkan atas pengaruh tiap parameter bahan pencemaran terhadap peruntukkan kualitas air. Langkah awal yang ditempuh dalam membuat perumusan IKA adalah meterjemahkan pengaruh parameter pencemar dalam bentuk fungsi subindek. Angka Indek Kualitas Air disajikan antara 0 hingga 100, nilai menyatakan kualitas badan air yang paling jelek, sedangkan nilai 100 nilai yang paling bagus, dimana IKA merupakan penjumlahan antara perkalian parameter yang ditinjau dengan bobot setiap parameter. Mempertimbangkan kondisi data kualitas air dari berbagai pengamatan yang tidak seragam, indeks
kualitas air yang iinformasikan juga sangat terbatas. Namun demikian informasi ini paling tidak dapat membantu untuk program pengendalian lingkungan.
Untuk penentuan indek kualitas air pada analisis cemaran ini tidak bisa dilakukan karena keterbatasan pengetahuan mengenai paremeter yang bisa digunakan. Selain itu untuk mengetahui indek kualitas air kita juga harus melakukan beberapa pengujian, sehingga sangat sulit untuk kami lakukan. Karena kami hanya melakukan pengamatan secara langsung dan hanya terbatas pada pengamatan organoleptis saja ( pengamatan secara fisik, tetapi tidak secara kimia). Indeks polusi udara umumnya skala naik, sedangkan indek polusi air (atau kualitas air) berbentuk skala turun. Data kualitas air diperoleh dari data sekunder hasil pengamatan maupun studi yang pernah dilakukan oleh beberapa instansi.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada analisis cemaran lingkungan yang kami lakukan di sungai Bedadung di bawah jembatan kecamatan kebonsari, kami memperoleh beberapa data diantaranya pH yang didapatkan adalah 7 (netral). Bau air dari sungai tersebut yang kami amati masih terlihat sama seperti bau air pada semestinya. Warna air sungai adalah jernih kekeruhan sedikit hijau dikarenakan adanya lumpur dan sampah di dasar serta pinggir sungai. Ada beberapa bagian dari sungai tersebut yang mengalami penumpukan sampah khususnya dekat perumahan warga Bisa diindikasikan bahwa sedikit terjadi pencemaran air di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius Husnul, Muhammad. 2004. Hidrosfer & Pencemaran Air. Bandung : Departemen Biologi ITB Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius. Zaman, Bardun. Syarifudin. 2012. Buku Ajar Pengelolaan Kualitas Lingkungan. Semarang: UNDIP Press