Analisis Agregat Permintaan Dan Penawaran.docx

  • Uploaded by: Muh Aldy Jabir
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Agregat Permintaan Dan Penawaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,280
  • Pages: 11
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT Definisi Permintaan Agregat Permintaan dan Penawaran Agregat - berikut adalah penjelasan mengenai Defisini Permintaan dan Penawaran Agregat, Permintaan Agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa oleh pengguna dalam ekonomi.) Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan Agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregat dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. Kurve permintaan agregat mempunyai slope negatif. .Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif adalah: Efek Kekayaan o Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki. Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga)  Dampak Harga Bunga o Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi  Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor) o Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic & asing Kurva Permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga ketika semua variabel lain dianggap konstan. ada dua cara yang digunakan untuk menurunkan kurva permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling sederhana adalah penekatan teori jumlah uang dimena permintaan agregat ditentukan semata-mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua didasarkan pada pengujian perilaku bagian-bagian komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih. Pendekatan ini juga mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan permintaan agregat, tetapi tidak secara langsung, meleinkan dengan cara mempertimbangkn bagaimana perubahan jumlah uang mempengaruhi komponen-komponen permintaan agregat. 

Pendekatan Teori Jumlah Uang terhadap Permintaan Agregat Teori jumlah uang menghubungkan jumlah uang M dengan jumlah pengeluaran nominal atas barang dan jasa P X Y dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah output riil agregat atau secara ekuivalen adalah pendapatan riil agregat. Keterkaitan antara jumlah uang dan total pengeluaran dari barang dan jasa akhir dikemukakan oleh Irving Fisher. Untuk memperoleh hubungan ini, teori jumlah uang menggunakan konsep percepatan uang (velocity of money ) yaitu rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang (misalya rupiah ) yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Percepatan (velocity-V ) dinyatakan secara lebih jelas sebagai total pengeluaran P xY dibagi dengan jumlah uang M : V=PxY

M

Misalkan PDB nominal (P xY ) dalam setahun adalah Rp.5 triiun, jumlah uang sebesar Rp, 1 triliun, barang dan jasa akhir dalam perekonomian adalah sebanyak 5 kali. Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, akan didapatkan persamaan pertukaran (equation of change) yang menghubungkan pendapatan nominal dengan jumlah uang dan percepatan. MxV=PxY Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa kali uang ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan nominal, yaitu total jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa pada tahun tersebut. Persamaan pertukaran ini tidak lebih dari satu identitas suatu hubungan yang benar menurut definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan bahwa ketika uang beredar M berubah, pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan arah yang sama ; kenaikan M misalnya dapat diimbangi dengan penurunan V yang membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak berubah. Teori jumlah permintaan uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman menyatakan bahwa percepatan berubas sepanjang waktu dalam cara yang dapat diprediksi yang tidak dihubungkan denagn perubahan uang beredar. Dengan analisis ini, prsamaan pertukaran dibah menjadi suatu teori mengenai bagaimana pengeluaran agregat ditentukan dan disebut sebagai teori jumlah uang ( quantity theory of money ). Dengam demikian, teori jumlah uang menyimpulkan bahwa perubahan pengeluaran agregat terutama ditentun oleh perubahan uang beredar.

Menurunkan Kurva Permintaan Agregat Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan kurva permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu : 1. Pengeluaran konsumen ( customer expenditure ) Yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen. 2. Pengeluaran investasi yang direncanakan ( planned investment spending ) Yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin pabrik, dan barang modal lain yang bar ditambah pengeluaran yang direncanakan atas rumah baru. 3. Pengeluaran pemerintah ( goverment spending ) Yaitu pengeluaran oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa . 4. Ekspor bersih (net export ) Yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama dengan ekspor dikurangi impor. Maka persamaan permintaan agregat dapat diperoleh :

Dimana : C = pengeluaran konsumen, I = pengeluaran investasi G = pengeluaran pemerintah NX = ekspor bersih

Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin rendah tingkat harga (P ↓), dengan juml uang nominal yang konstan, menyebabkan jumlah uang riil ( dalam arti barang dan jasa yang dapat dibeli, (M/P ↑ ) yang semakin besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil (M/P ↑ ) yang dihasilkan dan tingkat harga yang semain rendah menyebabkan suku bunga menurun (i ↓ ). Biaya investasi yang murah untuk membeli modal fisik baru membuat investasi menjadi lebih menguntungkan dan menstimulasi pengeluaran investasi yang direncanakan. Karena kenaikan pengeluaran investasi yang direncanakan secara langsung menambah permintaan agregat (Yαd ), tingkat harga yang lebih rendah mengakibatkan tingkat jumlah output agregat yang diminta lebih tinggi (P↓ →Yαd↑ ), secara sistematis, persamaan itu dapat dituliskan sebagai berikut : P ↑→M/P ↑→ i ↓ Yαd↑ Mekanisme lain yang menghasilkan kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan yang menurun beroperasi melalui perdagangan luar negeri. Karena tingkat harga yang lebih rendah, mengakibatkan jumlah uang dalam arti riil yang lebih besar dan menurunkan suku bunga. Hal ini menyebabkan penurunan nilai aset dollar relatif terhadap nilai mata uang lain. Nilai dollar yang semakin rendah membuat barang-barang domestik relatif menjadi lebih murah terhadap barang-barang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an meningkatkan permintaan agregat. P ↓→M/P ↑→ i ↓E↓→ Yαd↑

Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan uang beredar riil meningkat (M/P↑), yang menyebankan kenikan permintaan agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan kenaikan uang beredar akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi yang direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain juga merupakan penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.

Definisi Kurva Penawaran Agregat Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output (pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.

Definisi Kurva Permintaan Agregat Jangka Panjang Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dalam tingkat pengerjaan penuh (full employment).beberapa pengangguran tidak dapat dibantu karena pengangguran bersifat friksional ataupu struktural. Dengan demikian, pada pengerjaan penuh, pengangguran tidak sama dengan nol, tetapi pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja. Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of employment) adalah dimana perekonomian bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang dihasilkan pada tingkat pengangguran alamiah disebut tingkat output natural (natural rate of output), tingkat dimana perekonomian berada pada jangka panjang untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian kurva penawaran jangka panjang (long-run aggregate supply-LRAS) adalah vertikal pada tingkat output alamiah, dinyatakan oleh Yn, sebagaimana digambarkan pada Figur 2. FIGUR 2.Kurva Penawaran Jangka Panjang

Keterangan Figur 2 : jumlah output yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu merupakan tingkat ouput alamiah (natural ratelevel of output) dalam jangka panjang, sehingga kurva penawaran agregat jangka panjang LRAS meupakan garis vertikal pada Yn.

Kurva Permintaan Agregat Jangka Pendek Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan bahwa upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas (Figur 3). Karena tujuan perusahaan memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat, lebih banyak output agregat yang akan dihasikan, dan jumah outut yang ditawarkan akan meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output agregat yang akan dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan. Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi dengan biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini bersifat tetap dalam jangka pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik, harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi dan keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat harga yang lebih tinggi menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek, perushaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki kemiringan ke atas.Faktor-faktor yang mendorong pergeseran kurva permintaan agregat adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Jumlah uang yang beredar, M Pengeluaran pemerintah, G Pajak, T Ekspor bersih, NX Optimisme konsumen, C Optimisme dana usaha

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Jika biaya produksi suatu outpu meningkat, keuntungan atas suatu unit output menurun, dan umlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun. Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun. Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ; 1. tingkat kekakuan pasar tenaga kerja, 2. perkiraan inflasi, 3. upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan 4. perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).

Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain. 1. Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja. Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja bersifat kaku (Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja (perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri. Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan. FIGUR 3 Kurva Penawaran Jangka Pendek

2. Perkiraan Tingkat Harga Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri. Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.

3. Dorongan Upah Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser ke kiri. 4. Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan dengan Upah. Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat. Guncangan penawaran negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya. Perkembangan teknologi baru akan menurunkan biaya produksi, dengan menaikkan produktivitas pekerja hal ini juga dapat disebut dengan guncangan penawaran positif, yang dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan.

Keseimbangan Jangka Panjang dan Jangka Pendek Dalam Analisis Permintaan Dan Penawaran Agregat 1. Keseimbangan dalam Jangka Pendek Figur 4 mengilustrasikan keseimbangan jangka pendek dimana agregat yang diminta sama dengan jumlah ouput yang ditawarkan. Dimana kurva permintaan agregat jangka pendek AD dan kurva penawaran agregat jangja pendek AS berpotongan dititik E. tingkat keseimbangan output agregat Y* dan tingkat harga keseimbangan sama dengan P*.Ketika tingkat harga (katakanlah P”)berada di atas tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah ouput yang ditawarkan akan lebih besar daripada jumlah output yang diminta (kelebihan penawaran). Sebaliknya ketika tingkat harga (katakanlah P’) berada dibawah tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah output yang diminta lebih besar daripada jumlah output yang ditawarkan (kelebihan permintaan).

FIGUR 4 Keseimbangan dalam Jangka Pendek

Keseimbangan terjadi pada titik E pada perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva penawaran agregat jangka pendek AS.

2.Keseimbangan dalam Jangka Panjang Pada panel (a) Figur 5, keseimbangan awal terjadi pada titik 1, perpotongan kurva permintaan agregat AD dan kurva penawara agregat awal jangka pendek AS1. Karena tingkat output keseimbangan Y1 lebih besar daripada tingkat alamiah Yn, pengangguran lebih rendah daripada tingkat alamiahnya dan kekakuan yang berlebihan terjadi di pasar tenaga kerja. Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya produksi, dan menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang berada pada titik 2, dan output menurun ke Y2. Karena output agregat Y2 masih berada di tingkat alamiah Yn, upah terus didorong naik dan secara perlahan-lahan menggeser kurva penawaran agregat ke AS3. Keseimbangan yang dicapai pada titik 3 berada pada kurva penawaran agregat jangka panjang yang vertical (LRAS) pada Yn dan merupakan keseimbangan jangka panjang. Karena output tidak ada kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat untuk bergeser. Pergerakan pada panel (a) menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap pada tingkat output yang lebih besar daripada tingkat alamiah karena kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser kekiri, meningkatkan tingkat harga dan menyebabkan perekonomian (kekseimbangan) meluncur naik sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai titik di sepanjang kurva penawaran jangka panjang pada tingkat output natural Yn. Pada panel (b) keseimbangan awal pada titik 1 adalah salah satu dimana output Y1 berada dibawah tingkat alamiah. Karena pengangguran lebih tinggi daripada tingkat alamiahnya, upah menurun, yang menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kanan hingga berada pada AS3. Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu perpotongan kurva permintaan agregat (AD) dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana pada panel (a), perekonomian tidak lagi bergerak ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah. Hal yang menonjol dari kedua panel Figur 5 bahwa terlepas dimana output awalnya berbeda, secara perlahan-lahan output kembali ke tingkat alamiahnya. Sifat ini dijelaskan dengan mengatakan bahwa perekonomian mempunyai mekanisme koreksi diri ( selfcorrecting mechanism). Pada kedua panel, keseimbangan jangka pendek awal adalah pada titik 1 pada perpotongan AD dan AS1. Pada panel (a), Y1>Yn sehingga kurva penawaran agregt jangka pendek terus bergeser ke kiri hingga mencapai AS2, dimana output telah kembali ke Yn. Pada panel (b), Y1
Penyebab Perubahan Keseimbangan 1. perubahan keseimbangan yang disebabkan oleh guncangan permintaan agregat. Pada Figur 6 menunjukkan dampak pergeseran ke kanan dalam kurva permitaan agregat karena adanya guncangan permintaan positif : kenaikan jumlah uang beredar (M ), kenaikanengeluran pemerintah (G ), dan kenaikan ekspor bersih (NX ), penurunan pajak (T ), atau kenaikan keinginan konsumen dan perusahaan untuk brbelanja karena mereka lebih optimis (C , I ). Figur tersebut menunjukkan perekonomian pada awalnya berada pada keseimbangan jangka panjang di titik 1, dimana kurva permintaan agregat awal AD1 berpotongan degan kurva penawaran jangka pendek AS1, perekonomian bergerak ke titik 1 dan output maupun harga meningkat. Tetapi perekonomian tidak akan tetap berada pada titik 1 dala jangka panjang, karena output pada Y1 berada ada tingkat alamiah. Upah akan meningkat, menaikkan biaya produksi pada semula tingkat harga, dan kurva penaaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kiri ke AS2, dimana perekonomia akan tetap berada. Dengan demikian, perekonomian (keseimbangan) menggeser kurva permintaan jangka panjang (LRAS) pada Yn.

Meskipun dampak awal jangka pendek dari pergeseran ke kanan kurva permintaan agregat adalah kenaikan tingkat harga da utput, dampak akhir jangka panjang hanya berupa kenaikan tingkat harga. FIGUR 6 Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Pergesern Kurva Permintaan Agrgat Pergeseran kurva permintaan agregat dari ke , menggerakkan perekonomian dari titik 1 ke titik 1'. Karena > Yn, kurva penawaran agregat jangka pendek mulai bergeser ke kiri, secara perlhan mencapai , dimana output kembali ke Yn dan tingkat harga meningkat menjadi .

2. Perubahan Keseimbangan yang Disebabkan oleh Guncangan Penawaran Agregat Seandainya perekonomian pada awalnya berada pada tingkat output alamiah pada titik 1 ketika kurva penawarn agregat jangka pendek bergeser dari ke pada Figur 7 karena guncangna penawaran negatif (kenaikan harga energi yang tajam, misalnya). Perekonomian akan bergerak dari titik 1 ke titik 2, dimana tingkt harga meningkat tetapi output agregat menurun. Keadaan dari harg ayang menngkt, tetapi utput agregat menurun, sebagaimana digambarkan pada figur 7 disebut sebagai stagflasi. Meskipun pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka pendek pada awalnya menaikkan tingkat harga dan menurunkan output, dampak akhir adalah bahwa tingkat harga dan output tidak berubah.

FIGUR . Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang : Teori Siklus Usaha Rill dan Histeresis Teori siklus usaha riil ( rel business cycle theory ) di mana guncangan penawaran agregrat ( rill ) mempengaruhi tingkat output alamiah Yn. Teori ini memandang guncangan terhadap selera ( kenginan para pekerja untuk bekerja, misalnya ; teknologi ( produktivitas ) sebagai dorongan – dorongan utama di belakang fluktuasi jangka pendek dalam siklus usaha, karena guncangan – guncangan ini mengakibatkan fluktuasi jangka pendek yang substansial dalm Yn. Sebaliknya, pergeseran kurva permintaan agregat, mungkin akibat dari perubahan – perubahan kebijakan moneter, tidak di pandang sebagai sesuatu yang penting bagi fluktuasi output agregat. Karena teori siklus usaha riil memandang sebagian besar fluktuasi siklus usaha sebagai akibat dari fluktuasi tingkat output alamiah, teori ini tidak melihat perlunya kebijakan aktivis untuk menghilangkan pengguran yang tinggi. Teori siklus usaha riil sangat kontroversial dan dibatasi oleh perlunya riset intensif. Teori histeresis ( hysteresis ), yaitu pergerakan dari tingkat pengerjaan penuh akibat pengangguran yang tinggi di masa lalu. Ketika pengangguran meningkat karena penurunan permintaan agregat yang menggeser kurva AD ke dalam, tingkat pengangguran alamiah dipandang meningkat di atas tingkat pengerjaan penuh. Hal ini dapat terjadi karena penganggur menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pengangguran menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pemberi kerja enggan untuk mempekerjakan pekerja yang telah menganggur cukup lama, melihatnya sebagai sinyal bahwa pekerja tidak diinginkan. Hasilnya adalah bahwa tingkat pengangguran alamiah bergeser ke atas setelah pengangguran menjadi tinggi dan Yn turun di bawah tingkat pengerjaan penuh. Dalam situasi ini, mekanisme koreksi diri dalam dapat mengembalikan perekonomian hanya kepada tingkat pengerjaan penuh. Hanya dengan kebijakan ekspansioner untuk menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dan meningkatkan output agregat tingkat pengangguran alamiah dapat diturunkan ( Yn dinaikkan ) ke tingkat pengerjaan penuh. Pendukung histeresis kemungkinan besar mendukung para aktivis, kebijakan ekspansioner untuk mengembalikan perekonomian kepada pengerjaan penuh.

Related Documents


More Documents from "shasa faran"