Analisa Derajat Keasaman Larutan.doc

  • Uploaded by: Indah Puspita
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisa Derajat Keasaman Larutan.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,743
  • Pages: 7
ANALISA DERAJAT KEASAMAN (pH) LARUTAN

Disusun oleh: Kelompok 5 Cherin Novita (10011181621028) Eva Ariska Ritonga (10011381621149) Melisa Ismawati (10011381621155) Olga L Girisana (10011281621060) Yadindra Bonita (10011381621180) Hesti (10011281520227) Selma Atahya (10011381621194) Dosen Pengampuh: Imelda G Purba, S.K.M., M.K.M Elvi Sunarsih, S.K.M., M.Kes Dessy Widiyaristi, S.Si

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

I.

NOMOR :

I

II.

NAMA

ANALISA DERAJAT KEASAMAN (pH) LARUTAN

:

III. TUJUAN 1. Mampu menggunakan pH meter untuk analisis sampel 2. Mengetahui suhu, salinitas dan derajat keasaman (pH) berbagai larutan IV.

DASAR TEORI Air merupakan sumber kehidupan dibumi, selain udara. Air terdiri dari, air minum, air

bersih, air kolam renang, dan air pemandin umum. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan agar terhindar dari gangguan kesehatan, syarat yang ditentukan meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radio aktif. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa diganti perannya bagi makhluk hidup. Kualitas air merupakan penentu kelangsungan kehidupan makhluk hidup kedepannya, khususnya manusia. Pencemaran air memiliki pengertian bahwa adanya penyimpangan sifat – sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurnian air tersebut. Air yang tersebar di bumi ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni. Namun bukan berarti bahwa semua sudah tercemar. Sebagai contoh, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bebas dan bersih dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan–bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan N2, serta bahan – bahan tersuspensi seperti debu dan partikel–partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaranpencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum. Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.

Didalam manajemen kualitas air adalah merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi ikan (Widjanarko, 2005). Air yang baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa/ tawar dan suhu untuk air minum idealnya ±30 C. Padatan terlarut total (TDS) dengan bahan terlarut diameter <10-6 dan koloid (diameter 10-6-10-3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahanbahan lain (Effendi, 2003). Air untuk minum umumnya berasal dari Air Permukaan (Surface Water) seperti danau, sungai dan cadangan air lainnya di permukaan Bumi atau dari Air Tanah (Ground Water) atau air yang di pompa (melalui pengeboran) dari dalam tanah yang umumnya bebas dari kandungan zat berbahaya, namun tidak selalu bersih (Krisnandi, 2009). Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak lebih 5 mg/l. Oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke dalam air dengan menggunakan aerator atau air yang terus mengalir. Kelebihan plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang. Maka dengan itu plankton dalam kolam harus selalu dipantau (Ansori, 2008). Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untukpenggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dansebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dankelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujiantertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atauuji kenampakan (bau dan warna) (ICRF,2010). Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan benthos) (Sihotang, 2006). Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain didalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu,kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadarlogam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya. (effendi, 2003).

Dalam pengukuran kualitas air secara umum, menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengaan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah pengamatan (Fajri, 2013). Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung (Barus, 2003). Kecerahan suatu perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan secchi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. (Chakroff dalam Syukur, 2002). Suhu air merupakan factor yang banyak mendapatkan perhatian dalam pengkajianpengkajian. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja hanya untuk mempelajari gejalagejala fisika dalam laut tetapi juga dalam kaitannya dengan kehidupan hewan atau tumbuhan, bahkan dapat juaga dimanfaatkan untuk mengkaji metodologi (Notji, 1989). Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kualitas air. Oksigen terlarut akan langsung berpengaruh pada kemampuan organisme untuk bertahan di perairan tercemar. Pada perairan yang jenuh biasanya mengandung oksigen dalam rentang 815 mg / l. Tergantung pada salinitas dan tempertur bagi organisme – organisme akuatik biasanya membutuhkan dengan konsentrasi 5-8 mg/l untuk dapat hidup secara normal ( Naster,1991 dalam Wibowo, 2004). Amonium ( NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion amonium adalah bentuk transisi dari amoniak. Sumber amoniak di perairan adalah pemecahan nitrogen organik ( protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam limbah dan air, yang berasaal dari bahan organik yang terdapat di dalam limbah dan air,yang berasal dari bahan organik ( tumbuhan ) dan biota akuatik yang telah mati olwh mikrpba dan jamur ( Effendi, 2003) Kebutuhan masyarakat akan air minum layak dan aman untuk dikonsumsi semakin meningkat setiap hari sedangkan ketersediaan air layak minum yang berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Salah satu sumber air yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk untuk melakukan aktifitas sehari-hari adalah air PAM (Perusahaan Air

Minum). Jenis parameter yng digunakan dalam pengukuran kualitas air PAM adalah meliputi Bau, warna, Total Zat Padat Terlarut (TDS), Ph, Rasa, Disolve Oksigen, dll. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagaikologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (wkipedia). pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7. pH meter adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (kadar keasaman atau alkalinitas) ataupun basa dari suatu larutan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). PH meter yang biasa terdiri dari pengukuran Probe pH (elektroda gelas) yang terhubung ke pengukuran pembacaan yang mengukur dan menampilkan pH yang terukur. Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitu pun sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah. Alat ini ada yang digital dan juga analog. pH meter banyak digunakan dalam analisis kimia kuantitatif. Probe pH mengukur pH seperti

aktifitas

ion-ion

hidrogen

yang

mengelilingi

bohlam

kaca

berdinding tipis pada ujungnya. Probe ini menghasilkan tegangan rendah (sekitar 0.06 volt per

unit

pH)

yang

diukur

dan

ditampilkan

sebagai

pembacaan

nilai

pH.

Rangkaian pengukurannya tidak lebih dari sebuah voltmeter yang menampilkan pengukuran dalam pH selain volt. Pengukuran Impedansi input harus sangat tinggi karena adanya resistansi tinggi (sekitar 20 hingga 1000 MΩ) pada probe elektroda yang biasa digunakan dengan pH meter. Rangkaian pH meter biasanya terdiri dari amplifier operasional yang memiliki konfigurasi pembalik, dengan total gain tegangan kurang lebih -17. Amplifier meng-konversi tegangan rendah yang dihasilkan oleh probe (+0.059 volt/pH) dalam unit pH, yang mana kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi untuk memberikan hasil

pembacaan pada skala

pH.

Untuk pengukuran yang sangat presisi dan tepat, pH meter harus dikalibrasi setiap sebelum dan sesudah melakukan pengukuran. Untuk penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan setiap hari. Alasan melakukan hal ini adalah probe kaca elektroda tidak diproduksi e.m.f. dalam

jangka waktu lama.

Kalibrasi harus dilakukan setidaknya dengan dua macam cairan standard buffer yang sesuai dengan rentang nilai pH yang akan diukur. Untuk penggunaan umum buffer pH 4 dan pH 10 diperbolehkan. pH meter memiliki pengontrol pertama (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan pengukuran agar sama dengan nilai standard buffer pertama dan pengontrol kedua (slope) yang digunakan menyetel pembacaan meter sama dengan nilai buffer kedua. Pengontrol ketiga untuk men-set temperatur. Dalam penggunaan pH meter ini, Tingkat keasaman/kebasaan dari suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dan ion hodroksida dalam larutan. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan. pH = - log [H+]

V.

ALAT DAN BAHAN Alat : 1. pH meter 2. Beaker gelas 250 ml 3. Batang pengaduk 4. Gelas ukur 25ml 5. Pipet tetes 6. Corong gelas 7. Kertas saring 8. Kertas pH Bahan : 1. Sampel: Air PAM

VI.

PROSEDUR KERJA A. Kalibrasi Alat B. Analisa Sampel Air 1. Lepaskan tutup elektroda sebelum pengukuran 2. Hubungkan elektroda pH ke konektor alat. Hubungkan probe suhu ke konektor (penghubung) 3. Hidupkan alat dengan menekan “ ON/OFF” 4. Pilih pH mode dengan menekan tombol “OK” 5. Untuk pengukuran pH batang elektroda harus tercelup minimal 4 cm dan

probe temperatur diletakkan juga di dalam cairan sampel yang akan dianalisa. VII.

Data Hasil Pengamatan

A. Waktu

:

Pukul 13:00-15:30 WIB

B. Tempat

:

Laboratorium Kesehatan Masyarakat

C. Identifikasi Bahan

:

Air PAM merupakan air yang jernih, tidak berkarat, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

Related Documents

Derajat Keasaman
June 2020 15
Derajat Dehidrasi.docx
June 2020 14
Derajat Luka
June 2020 16
Analisa
October 2019 73
Analisa
May 2020 59

More Documents from "Dicky Seprianto"

Bab I,ii,iii,iv,v.docx
November 2019 25
3. Bab I.docx
November 2019 22
Angket Tik.doc
December 2019 32
Pemfis Wajah Leher.doc
June 2020 11