Anak 1 Isi.docx

  • Uploaded by: Shinta Wahyu
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anak 1 Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,817
  • Pages: 15
BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bias dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya. Dalam hal ini kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas maka kita meguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak serta proses dan tahapannya? 2. Apa saja gangguan tumbuh kembang yang ada pada anak balita dan pra sekolah? 3. Apa saja aspek yang harus dipantau dalam perkembangan?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana proses dan tahap tumbuh kembang 2. Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 3. Untuk mengetahui aspek- aspek tumbuh kembang

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Periode dan tahapan tumbuh kembang anak Pertumbuhan (growth) adalah suatu ukuran kematangan fisik. Hal ini ditandai dengan peningkatan ukuran tubuh dan organ-organ yang berbeda.Oleh karena itu, pertumbuhan bisa diukur dalam satuan sentimeter atau meter dan kilogram (Suraj, 2004). Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Riyadi, 2009). Dalam tumbuh kembang anak tentunya memiliki proses dan tahap-tahap, sebagai berikut : Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terbagi atas : 1. Masa Pranatal mulai masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu), masa fetus (9 minggu sampai lahir), 2. Masa Pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1 tahun), masa anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun). Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas : 1. Sekolah (6-12 tahun) 2. Masa Remaja (12-18 tahun)

A. TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA 0-6 TAHUN 1. Masa Pranatal Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan. Masa pranatal terdiri atas dua fase yaitu :  Fase Embrio  Fase Fetus. 2. Masa Pascanatal 2

Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase berikut : a. Masa Neonatus (0-28 hari) Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus, yaitu dimana terjadinya kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi proses adaptasi semua sistem organ tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan, pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali permenit, perubahan ukuran jantung menjadi lebih besar di bandingkan dengan rongga dada, kemudian gerakan bayi mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi. b.

Masa Bayi (29 hari – 1 tahun) Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :  Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan berat badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil, tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhan tinggi badan.  Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan berat benda pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah 500-600 g/bulan, apabila mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak mengalamikecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur. Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat badan perbulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-12 bulan, bila memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan tinggi badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.

c.

Masa Anak (1-2 tahun) Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan penambahan tinggi badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan, kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, pertumbuhan fisik berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi badan sudah mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak usia 3 tahun, rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8 cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.

3

d. Masa Prasekolah (3-6 tahun) Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi dan sistem tubuh mencapai kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan lain-lain. Tinggi badan bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap tahun. Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola bakan, umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai menunjukkan kemandirian pada proses eliminasi.

B. TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA 6 TAHUN KEATAS

a. Masa Sekolah (6-12 tahun) Fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 12 tahun, sama dengan masa usia Sekolah Dasar. Anak-anak menguasai keterampilanketerampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

b. Masa Remaja (12-18 tahun) Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah, karena masa ini merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri. Masalah yang sering dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh. Perkembangan khusus yang terjadi pada masa ini adalah kematangan identitas seksual yang ditandai dengan perkembangan organ reproduksi. Masa ini merupakan masa krisis identitas dimana anak memasuki proses pendewasaan dan meninggalkan masa anak-anak, sehingga membutuhkan bantuan dari orang tua.

2.2.

Gangguan tumbuh baita dan anak prasekolah 7 Gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui : 1. Gangguan bicara dan bahasa Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistemlainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungansekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. 4

2. Cerebral palsy, Merupkan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel – sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh. 3. Sindrom down Individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis ataulingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik danketerampilan untuk menolong diri sendiri 4. Parawakan pendek, Penyebabnya dapat dikarenkan variasi normal, ganggua gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik, atau karena kelainan endokrin. 5. Gangguan social, Merupakan gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun 6. Retardasi mental, Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ < 70 ) yang masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. 7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ), Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk pemusatan perhatian yang seringkali disertai hiperaktivitas.

2.3. Aspek perkembangan yang dipantau

Aspek-aspek perkembangan anak meliputi: fisik, intelegensi, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama. 1.

Fisik Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/ badan/ jasmani seseorang. Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip cephalocaudal, yaitu bahwa kepala bagian atas tubuh berkembang lebih dulu sehingga bagian atas tampak lebih besar dari pada bawah. Seperti terlihat pada bayi dan anak yang memiliki bentuk tubuh atau fisik berbeda dengan orang dewasa dimana kepala mereka tampak lebih besar dengan bagian tubuh lainnya. Perkembangan badan, lengan, dan kaki pada tahap selanjutnya membuat tubuh mereka menjadi proposional seperti orang dewasa. Perkembangan fisik seseorang juga terjadi di dalam tubuhnya dengan perkembangan otot dan tulang. Sesungguhnya jaringan-jaringan otot manusia telah ada pada saat bayi lahir. Selama masa kanak-kanak 5

otot-tot menjadi lebih panjang dan lebih besar. Proses ini menjadi lebih cepat pada masa remaja, khususnya pada anak laki-laki. Anak usia 4 – 6 tahun berada pada tahap perkembangan. Masa kanak-kanak awal, tahap usia ini juga bisa disebut sebagai periode prasekolah. Pertumbuhan fisik pada tahap usia ini tetap mengalami peningkatan akan tetapi pertumbuhan tinggi dan berat badannya melambat (tidak secepat pada masa bayi). Perbedaan jenis kelamin terlihat di antara anak laki-laki dan perempuan pada tinggi dan beratnya, berat badan dimana anak laki-laki tampak lebih tinggi dan lebih berat. Tubuh mereka kelihatan lebih langsing dan semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan mereka mulai kehilangan lemak bayi, tulang dan otot berkembang lebih besar, serta pertumbuhan dada yang lebih besar dari perut. Pada usia ini proporsi tubuh semakin proposional dan mulai menyerupai orang dewasa. Adapun tahap perkembangan fisik/ jasmani adalah sebagai berikut: 1. Usia 3 tahun sudah mampu berjalan mundur, berjalan di atas jari kaki (berjinjit) dan berlari, mampu melempar dan menerima bola denagn kedua tangan yang diluruskan ke depann. 2. Pada usia 3 – 4 tahun anak mulai mampu mengenal lingkaran, segi empat, segitiga, dan mencontoh berbagai bentuk. 3. Gerakan anak prasekolah lebih terkendali dan terorganisir dalam pola-pola seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat berjuntai secara santai dan mampu melangkahkan tungkai kaki. Terbentuknya pola-pola tingkah laku ini memungkinkan anak untuk merespon dalam berbagai situasi.Saat anak mencapai tahapan prasekolah (3 – 6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara usia bayi dan anak pra sekolah yaitu terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, dan keterampilan yang mereka miliki. 4. Usia 4 tahun anak-anak telah memiliki keterampilan yang lebih baik, mereka mmapu melambungkan bola, melompat dengan satu kaki, telah mampu menaiki tangga dengan kaki yang berganti-ganti. 5. Pada usia 4 – 5 tahun mereka sudah mampu membuat gambar-gambar orang, bentuk gambar biasanya ditunjukkan dengan lingkaran yang besar yaitu kepala dan ditambahkan bulat kecil sebagai mata, hidung, mulut, dan telinga, kemudian ditarik garis-garis dengan maksud menggambar badan tangan dan kaki. 6. Pada usia 5 tahun mereka mampu berlari kencang dengan gaya seperti orang dewasa, mereka meloncat dengan mempertahankan keseimbangannya. 6

7. Usia 5 tahun telah mampu melompat dengan mengangkat dua kaki sdekaligus belajar melompat tali. 8. Usia 6 tahun diharapkan anak sudah mampu melempar dengan tujuan yang tepat dan mampu mengendarai sepeda roda dua. Anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat berlari kencang dan mampu melempar dengan sasaran yang tepat.

2.

Intelegensi ( Kecerdasan ) K. Bluher mendefinisikan intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. Sedangkan menurut David Wechsler, Intelegensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu seorang anak yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Menurut Chaplin (1975) mengartikan intelegensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Sedangkan menurut Anita (1995) intelegensi itu meliputi tiga pengertian yaitu: a) kemampuan untuk belajar, b) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan c) kemampuan beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Dan ia juga mengemukakan bahwa intelegensi merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan. Binet (dalam Sumadi, 1984) menyatakan bahwa sifat intelegensi itu ada tiga macam, yaitu: a) kecerdasan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu, b) kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan tersebut, dan c) kemampuan untuk melakukan otokritik, kemampuan untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuatnya.

3.

Emosi Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Menurut Sarwono, emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas. Namun ada pendapat lain yang mendefinisikan emosi adalah reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. 7

Menurut Syamsu Yusuf emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu: emosi sensoris dan emosi psikis.  Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar.  Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, seperti: 1) perasaan intelektual, yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran; (2) perasaan sosial, yaitu perasaan yang terkait dengan hubungan dengan orang lain, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok; (3) perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral); (4) perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian; dan (5) perasaan ke-Tuhan-an, sebagai fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan (Homo Divinas) dan makhluk beragama (Homo Religious). Canon Bard merumuskan teori tentang pengasuh fisiologis terhadap emosi, teori ini menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada proses syaraf. Suatu situasi yang saling mempengaruhi antara thalamus (pusat penghubung antara bagian bawah otak dengan susunan urat syaraf di suatu pihak dan alat keseimbangan atau carebellum) dengan creblar cortex (bagian otak yang terletak di dekat permukaan sebelahdalam dari tulang tengkorak, suatu bagian yang berhubungan dengan proses kerjanya pada jiwa taraf tinggi, seperti berfikir). Aspek – aspek emosi : Anak yang sehat emosinya mempunyai perkembangan emosi yang sehat dalam tiga aspek penting, yaitu : 1. Aspek pengenalan dan kesadaran jenis perasaan. Anak yang sehat lebih mampu mengenali, merumuskan, bahkan menyebut nama perasaannya maupun perasaan orang lain secara tepat. Contoh perasaan positif yang dapat dibedakannya adalah gembira, bangga, murah hati, belas kasih, setia, terharu, mulia, kagum, geli, rindu dan sabar. Selain itu, anak yang sehat juga berani mengakui perasaannya yang negatif, seperti takut, marah, kecewa, iri hati, sedih, bersalah, bosan, terhina dan kesal. Pengenalan perasaan, selain menyangkut jenis perasaan, juga mencakup intensitas tentang perasaan. 2. Aspek pengendalian dan pernyataan emosi Anak yang sehat lebih mampu mengendalikan dan menyalurkan perasaannya. Mereka mengetahui bahwa menyatakan kemarahan dengan memukul adalah salah. Sebaliknya, mereka dapat menyatakan kemarahannya dengan mengatakan secara langsung alasan kemarahan mereka. Mereka mampu mengenali harapan orang lain akan ekspresi pperasaan mereka dan berusaha menyesuaikan diri mereka sesuai dengan harapan itu. 8

3. Aspek arah dorongan emosi. Anak yang sehat dapat mengarahkan emosinya secara baik. Jika ia marah kepada orangtuanya, ia tidak mengarahkan agresinya kepada adiknya yang masih kecil. Ia tidak menghabiskan sepanjang waktunya untuk melamunkan pengalamannya yang buruk. Kesedihan tidak menenggelamkan dirinya, sebaliknya ia berusaha untuk segera bangkit dan melakukan usaha keras. Anak yang sehat memiliki target yang realistis dan berjuan untuk mencapai target itu. Ciri – ciri emosi anak :     

4.

Berlangsung singkat dan berakhir tiba – tiba Terlihat lebih hebat / kuat Bersifat sementara / dangkal Lebih sering terjadi Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya

Bahasa Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik wajah. Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berfikir individu, tampak dalam perkembangan bahasanya, yaitu kemampuan membentuk, pengertian menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Fungsi bahasa menurut Zulkifli (1986) antaranya : alat untuk menyatakan ekspresi, mempengaruhi orang lain, memberi nama. Clara dan William Stern, membagi perkembangan bahasa menjadi empat masa, yaitu : 1. 2. 3. 4.

Kalimat satu kata : 1-1,5 tahun Masa Memberi Nama : 1,5-2 tahun Masa Kalimat Tunggal : 2-2,5 tahun Masa Kalimat Majemuk : 2,5 tahun – seterusnya

Dalam perkembangan bahasa tersebut, ada 2 tipe bahasa anak, yaitu sebagai berikut :

9

1. Egosentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri ( monolog ) 2. Sosialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh faktor – faktor kesehatan, intelegensia, status sosial ekonomi, jenis kelamin dan hubungan keluarga. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut : 1. Faktor kesehatan, anak yang sehat dan normal akan dengan cepat mengungkapkan rangsangan yang diterimanya dengan bahasa lisan sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Intelegensi, perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensinya. Anak yang mempunyai intelegensi normal atau di atas normal maka perkembangan bahasanya cepat. 3. Status sosial ekonomi keluarga, beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. 4. Jenis kelamin, pada tahun pertama usia anak tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara anak laki – laki dengan perempuan. Namun pada usia 2 tahun, anak perempuan menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak laki – laki. 5. Hubungan keluarga, proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga turut mempengaruhi perkembangan bahasa anak.

5. Sosial Perkembangan sosial adalah proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama. Anak dilahirkan belum bersifat sosial, dalam arti dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma

10

tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang tua ini lazim disebut sosialisasi. Berkaitan dengan interaksi anak dengan lingkugannya, misalnya di usia setahun, anak sudah bisa bermain dengan teman – teman seusianya. Masa ini disebut masa prakelompok, dimana dasar sosial diletakkan dengan semakin meningkatnya hubungan anak dengan teman – teman sebayanya. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada dengan benda akan mengembangkan pola hubungan sosial yang lebih baik di masa depan, dan biasanya menjadi lebih populer daripada anak yang interaksi sosialnya terbatas. Pada masa ini umumnya anak lebih menyukai berteman dengan sesama jenis kelamin daripada dengan lawan jenis. Pada usia 2 – 3 tahun anak bermain dengan teman – temannya tetapi bermain sendiri, yang dikenal dengan bermain sejajar ( Havighurst, 1980 ). Kadang kalupun terjadi kontak, lebih cenderung pada perkelahian daripada kerjasama. Selanjutnya anak bermain asosiatif, yaitu anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai permainan anak lain. Semakin meningkat kontak sosial, anak dapat bermain kooperatif dimana masing – masing anggota kelompok saling berinteraksi. Ada beberapa pola bermain pada anak, yaitu : 1. Bermain dengan mainan Pada permulaan awal masa kanak – kanak, bermain dengan mainan merupakan bentuk dominan. Seiring dengan meningkatnya kontak sosial dan sadarnya anak bahwa mainannya tidak mempunyai sifat hidup lagi maka bermain seorang diri menjadi tidak menyenangkan lagi. 2. Drama / bermain peran Usia tiga tahun anak mulai melakukan permainan dengan berdasarkan pengalaman, dongeng – dongeng atau film – film yang pernah dilihatnya. 3. Konstruksi Anak – anak membuat konstruksi dari balok, pasir, tanah liat dan lain – lain. Biasanya berdasarkan apa yang dilihatnya. 4. Permainan Pada usia empat tahun anak – anak lebih suka bermain dengan teman sebayanya daripada dengan orang dewasa. Bentuk permainannyapun sudah mengenal aturan

6.Kepribadian Secara etimologi, kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ”personality”,sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari bahasa Latin ”person” (kedok) adan ”personare” (menembus), persona 11

biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan suatu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu, sedangkan ”personare” adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Jadi, persona itu bukan pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya. Secara terminologis, menurut Mc Dougal kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat dimana bisanya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan. Sedangkan menurut Gordon, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian sebagai berikut:      7.

Faktor fisik Tingkat intelegensi Keluarga Teman sebaya Kebudayaan

Moral Istilah moral berasal dari kata Latin ”mos” (moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/ nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilainilai atau prinsip-prinsip moral, nilai-nilai moral itu seperti: a) seruan untuk berbuat baik untuk orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan, dan memelihara berhak orang lain. b) larangan mencuri dan perbuatan-perbuatan jelek lainya. Beberapa sikap orang tua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral anak, diantaranya sebagai berikut :    

Konsisten dalam mendidik anak Sikap orang tua dalam keluarga Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut Sikap konsisten orang tua

Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu: 1. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya. 2. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yand dekat dengan dirinya atau yang menjadi idolanya 12

3. Proses coba – coba, yaitu dengan cara pengembangan tingkah laku moral secara coba – coba.

8.

Kesadaran Beragama Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah adalah dia dianugerahkan fitrah (perasaan dan kemmapuan) untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran-Nya. Dalam kata lain manusia dikaruniai insting religius (naluri beragama), karena memiliki fitrah ini, kemudia manusia dijuluki sebagai ”homo devians”, yaitu makhluk yang bertuhan atau beragama. Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama anak sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya. Perkembangan kesadaran beragama dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : 1.

2.

Faktor Internal : A. QS Al- ‘Araf Ayat 172 Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” Faktor Eksternal A. Lingkungan keluarga Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW, ”setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, hanya karena orang tuanyalah, anak itu menjadi yahudi, Nasrani atau majusi”. B. Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidiakn formal yang mempunyai program yang sistematis dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada siswa sesuai dengan potensinya. C. Lingkungan Masyarakat Situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosiokultural secara potensial berpengaruh terhadap fitrah beragama atau kesadaran beragama.

13

BAB 3

PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dari pembahasan di atas, tumbuh kembang adalah suatu peningkatan yang terjadi di seorang anak sejak lahir hingga tua baik dari aspek fisik hingga kepercayaan. Selain itu, tumbuh kembang anak juga harus selalu di pantau oleh orangtua agar tumbuh kembang itu tidak terganggu.

3.2 KRITIK DAN SARAN

14

DAFTAR PUSTAKA Riyadi Sujono.2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. http://semi-yanto.blogspot.com/2011/07/pertumbuhan-dan-perkembangan manusia.html Soetjiningsih, SpAk, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC. http://community.um.ac.id/showthread.php?75057-Hakikat-pertumbuhan-danperkembangan-peserta-didik. Anastasi, Anne, Susana Urbina, 2007. Tes Psikologi (Psychological Testing ). Jakarta: PT indeks. Purwanto, M.Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

15

Related Documents

Anak-anak
May 2020 56
Anak Anak
May 2020 46
Anak
October 2019 50
Anak
June 2020 42
Anak
November 2019 56
Anak
June 2020 32

More Documents from ""

Lp 1 Tb.docx
April 2020 20
Patient Safety.docx
May 2020 20
Anak 1 Isi.docx
December 2019 26