Alur Berobat Pasien Puskesmas Lempake

  • Uploaded by: colin bid
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Alur Berobat Pasien Puskesmas Lempake as PDF for free.

More details

  • Words: 1,724
  • Pages: 9
STRUKTUR DAN FUNGSI KULIT, RAMBUT DAN KUKU

Joey E lai-Cheong John A McGrath © 2013 Elsevier Ltd. All rights reserved/

Abstrak Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia. Kulit adalah jaringan mesenkimal dan epitelial yang meliputi epidermis yang berlapis, struktur-struktur adneksa seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dermis yang mengandung kolagen, serabut elastis dan lemak subkutan dibagian dalam. Lebih dari 1000 penyakit pada kulit telah berhasil dideskripsikan dan mencapai 20 % pasien datang kepada dokter umum karena penyakit kulit. Peyakit seperti psoriasis, eksema, urtikaria dan keganasan kulit memberi beban pada pelayanan kesehatan dan berdampak pada kesehatan pasien serta kualitas hidup secara signifikan. Kata kunci : dermis ; epidermis; folikel rambut, keratinosit, melanosit, aparatus kuku, lemak subkutan.

Struktur kulit Kulit menyumbang sekitar 15% dari total berat badan orang dewasa dan memiliki luas permukaan sekitar 2 m2. Pada orang dewasa dengan berat 70 kg, kulit memiliki berat sekitar 13 kg, sehingga menjadikannya organ terbesar dalam tubuh manusia. Kulit terdiri dari tiga zona utama (gambar 1a) : -

Epidermis

-

Dermis

-

Subkutis

Penyakit kulit dapat mengganggu semua bagian tersebut

Epidermis Epidermis adalah lapisan paling luar dari kulit. Tersusun oleh keratinosit (95 % sel). Melanosit, sel langerhans dan sel merkel sekitar 5 %. Epidermis terbagi menjadi 4 lapisan penting berdasarkan diferensiasi keratinosit. (gambar 1b)

1

lapisan dasar terdiri atas lapisan tunggal keratinosit. Sel ini berproliferasi dan menjadi sel anak yang berdiferensiasi menjadi stratum korneum. Proses diferensiasi ini membutuhkan waktu 40 hari, namun waktu yang kurang terjadi pada penyakit psoriasis. Melanosit merupakan derivat sel dendritik dari ujung saraf yang juga terdapat pada lapisan basal. Melanosit mensintesis melanin, yang tersimpan pada organel subseluler (melanosom) lalu dibagi ke keratinosit sekitarnya. Bentuk dari melanosom ‘melanin cap” melindungi keratinosit basal dari serangan radiasi ultraviolet. Ada perbedaan kecil variasi ras dalam jumlah melanosit. Warna kulit ditentukan dari jumlah dan ukuran melanosom dan sifat dari melanin (eumelanin versus pheomelanin). Bagian terluar stratum korrneum tersusun atas 10 lapis korneosit, meskipun lebih tebal pada telapak tangan dan kaki. Sel-sel ini tertanam dalam matriks hidrofobik ekstraseluler yang berasal dari prekursor lipid dan hidrolisis lipid, yang keduanya disekresikan oleh badan lamelar yang terdapat pada lapisan granular terdalam. Proses hidrolase membelah prekursor lipid sehingga membentuk asam lemak, kolesterol dan setidaknya 10 ceramid. Komponen lipid ini kemudian mengorganisir diri ke bilayer pipih yang mengintegrasikan korneosit, segel kedap air dan mempertahankan keutuhan epidermis. sel langerhans adalah derivat sumsum tulang, sel antigen-presenting dendritik terdapat pada epidermis. Sel merkel dalam epidermis mengirim informasi sensori dari kulit ke nervus sensorik.

Dermal-epidermal junction Epidermis dipisahkan dari dermis oleh cutaneus basement membrane zone (BMZ) (gambar 2) .meskipun ketebalannya kurang dari 200 nm. Daerah ini tersusun atas jaring-jariing makromolekul yang rumit yang menghubungkan filamen keratin intermediet dari keratinosit dengan serabut kolagen pada dermis duperfisial. Fungsi utama dari protein dan glikoprotein dalam BMZ adalah menghasilkan adhesi antara epidermis dan dermis. Kerusakan pada bagian ini menghasilkan blister.

2

Dermis Dermis memiliki ketebalan 0,5-5 mm, tergantung letaknya pada bagian tubuh, dermis yang tipis terdapat pada kelopak mata, dan dermis yang tebal pada kulit punggung. Dermis dibagi menjadi dua lapisan : -

Dermis papil, yang kontak dengan BMZ dan kaya akan pembuluh darah dan ujung saraf sensorik

-

Dermis retikuler, dermis yang kontak dengan subkutis

Dermis

terdiri dari interstitial (serat kolagen, jaringan elastis dan substansi dasar) dan

komponen seluler (fibroblast, sel mast, plasma sel, limfosit, sel dendritik dermal dan histiosit). dermis juga berisi pembuluh darah (plexi dangkal dan dalam ), saluran limfatik dan sel saraf (ujung saraf bebas dan ujung korpuskel, yang meliputi sel-sel Pacinian untuk rasa getaran, dan sel-sel Meissner yang bertanggung jawab untuk taktil dan sensasi tekanan ). Sekitar 70% dari berat kering dermis terdiri dari kolagen. Di antaranya yang dominan adalah jenis I dan III. Serat elastis kurang tangguh dibandingkan dengan serat kolagen, tetapi memberikan sifat extensible pada kulit. Serat elastis menyumbang sekitar 5% dari berat bersih dermis dan terdiri dari elastin dan mikrofibril elastis (misalnya fibrilin). Serat kolagen dan elastin penuh dengan substansi gelatin yang disebut substansi dasar, yang terdiri dari proteoglikan dan glikoprotein. Fibroblast adalah jenis sel utama dalam dermis, yang mensekresi kolagen, serat elastis dan substansi dasar. Fibroblast berasal dari mesenkim. dermis juga terdiri atas histiosit, sel-sel antigen-presenting yang memfagosit dan menurunkan zat-zat asing dan mempresentasikan antigen ke sel T. Sel mast didistribusikan didekat pembuluh darah dermal dan bertanggung jawab untuk sekresi kemotransminter seperti histamin pada reaksi alergi. Di dalam dermis terdapat 1.5-4 x 106 kelenjar keringat, yang dibagi lagi menjadi kelenjar ekrin dan apokrin. Sebagian besar termoregulasi dari berkeringat dan cairan keringat berasal dari kelenjar ekrin.

Subkutis Subkutis adalah lapisan terdalam dari kulit dan terdiri dari liposit. Liposit disusun menjadi lobulus

lemak,

yang

dipisahkan

satu

sama

lain

oleh

septa

fibrosa.

bundel

serat yang berasal dari dermis ke subkutis memperkuat hubungan antara dua kompartemen ini. Pada manusia yang tidak obesitas, sekitar 80% dari semua lemak tubuh berada dalam subkutis.

3

Gambar 1 a. Pewarnaan hematoksilin dan eosin kulit normal (dada) yang menunjukkan 3 lapisa kulit epidermis, dermis dan subkutis. Struktur adneksa seperti folikel rambut, muskulut erektor pili dan kelenjar keringat. b. Perbesaran lebih tinggi menunjukkan empat lapisan dari epidermis, melanosit tersisip di dalam lapisan basal epidermis. (bar=50 um).

Gambar 2

Ultrastruktur dari daerah BMZ dengan mikroskop transmisi elektron

4

Struktur rambut Manusia memiliki rambut hingga 5 juta rambut. Terdapat 3 jenis rambut : -

Lanugo, yang rontok segera setelah lahir

-

Rambut vellus, rambut yang halus yang terdistribusi ke hampir seluruh tubuh.

-

Rambut terminal, rambut yang lebih panjang dan kasar,

Kurang dari 2% dari laki-laki dan 45% perempuan menjalani hidup dengan kepala penuh rambut. Folikel rambut adalah struktur epitel yang kompleks (Gambar 3). Rambut dikelilingi oleh selubung akar rambut luar, yang membantu melindungi rambut untuk tumbuh, dan selubung akar rambut bagian dalam, yang melapisi batang rambut hingga ujung dari kelenjar sebasea. Dasar folikel rambut terdiri dari papilla dermal, yang kaya oleh pembuluh darah dan saraf sensorik. Dalam papilla rambut terdapat tonjolan rambut, yang merupakan bagian di mana asal rambut tumbuh. Struktur penting dalam folikel rambut adalah tonjolan rambut, yang

telah

terbukti

asal

kedua

sel

induk

epitel

dan

populasi

melanositik

(sel penghasilkan folikel rambut, kelenjar sebasea dan, selama penyembuhan luka, epitel interfollicular). tonjolan rambut adalah daerah penyisipan otot pil. Kontraksi otot erektor pili tersebut dapat menyebabkan 'Merinding'. Rambut terdiri dari 3 area konsentrik -

Kutikula, bagian terluar rambut

-

Korteks, bagian terbesar rambut dan bagian terkuat dari rambut

-

Medula, merupakan bagian tengah dari rambut, tidak selalu ada.

Rambut biasanya tumbuh 10-15 mm per bulan. Pertumbuhannya dinamis dan terdiri dari 3 fase : -

Fase anagen, fase rambut tumbuh aktif sekitar 84 % rambut pada fase ini hingga 3-10 tahun akhir masa hidup

-

Fase katagen, fase katagen selama rambut berhenti tumbuh tetapi aktivitas selular masih terus berlanjut pada pusat germinal dari folikel rambut; sekitar 1% dari rambut berada di fase katagen , yang berlangsung minggu 2-3 minggu

-

fase telogen, yang merupakan tahap akhir di mana tidak ada pertumbuhan rambut atau kegiatan di tonjolan rambut; sekitar 15% rambut berada dalam fase telogen, yang berlangsung bulan 3-4 bulan. 5

Pada manusia, ketiga fase terjadi secara simultan di rambut yang berbeda. Setiap rambut manusia biasanya mengalami 10-20 siklus lengkap anagen-katagen-telogen-anagen selama hidupnya. Gambar 3

Struktur kuku Seperti halnya rambut, kuku juga merupakan struktur epitelial terkeratinisasi (gambar 4) dan terdiri dari :

6

-

lempeng kuku adalah pelat cembung persegi panjang dari sel keratin (onikosit), yang berkembang dari matriks luar kuku

-

matriks kuku, adalah struktur berbentuk baji yang berisi epitel yang sangat khusus yang terdiri dari keratinosit, dan yang menghasilkan lempeng kuku

-

Lipatan kuku, terdiri dari lipatan kuku proksimal dan lateral , yang meliputi sisi lempeng kuku dan bantalan kuku

-

Bantalan kuku, terdapat pada dasar dari lempeng kuku. Sangat erat perlekatannya dengan

lempeng

kuku

dan

terus

menerus

mengalami

keratinisasi

untuk

mempertahankan adhesi. Kuku tumbuh sekitar 3 mm / bulan, sementara kuku jari kaki tumbuh lebih lambat. Gambar 4

Fungsi kulit rambut dan kuku -

Kulit menghasilan sawar fisik yang melindungi dari lingkungan dan membantu kehilangan air melalui sifat kedap air stratum korneum. Stratum korneum juga

7

menghambat penetrasi iritan dan alergen yang menyebabkan peradangan kulit seperti dermatitis. -

Kulit berkontribusi terhadap imunitas bawaan dan adaptif. peptida anti-mikroba derivat keratinosit endogen seperti defensin dan katelisidin aktif terhadap berbagai bakteri, virus dan jamur. Keringat yang mengandung demisidin

telah terbukti

memiliki aktivitas anti-mikroba yang ampuh melawan Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan jamur . Kulit memiliki jaringan sel Langerhans, yang bertindak sebagai sel sentinel untuk memulai respon imun terhadap ancaman mikroba. -

Kulit penting bagi termoregulasi. Pengaturan kehilangan panas dicapai dengan vasodilatasi dan vasokonstriksi kedua plexi vaskular kulit superfisial dan profunda. Termoregulasi juga dicapai dengan berkeringat diproduksi oleh kelenjar keringat ekrin.

-

Kulit penting dalam persepsi sensorik karena suplai ujung saraf yang banyak dan korpuskel

-

Kulit penting untuk sintesis vitamin D dan kontribusinya dalam pembentukan formasi tulang, metabolisme kalsium dan pengaturan sistem imun.

-

Lemak subkutan penting dalam meredam trauma, menyediakan penyimpanan bagi energi. Kulit juga mempunyai fungsi endokrin

-

Kuku melindungi jari dan berperan dalam persepsi sensorik.

Kesimpulan Kulit adalah jaringan epitel dan mesenkimal yang dapat meregenerasi diri secara kompleks. Pengetahuan tentang struktur kulit dan yang lengkap sangat penting untuk memahami berbagai penyakit kulit yang dihadapi oleh praktisi medis.

8

Referensi 1. Candi E, Schmidt R, Melino G. The cornified envelope: a model, of cell death in the skin. Nat Rev Mol Cell Biol 2005; 6: 328e40. 2. Lin JY, Fisher DE. Melanocyte biology and skin pigmentation. Nature 2007; 445: 843e50. 3. Elias PM, Menon GK. Structural and lipid biochemical correlates, of the epidermal permeability barrier. Adv Lipid Res 1991; 24: 1e26. 4. Elias PM, Wakefield JS. Therapeutic implications of a barrier-based pathogenesis of atopic dermatitis. Clin Rev Allergy Immunol 2011; 41:282e95. 5. Fassihi H, Wong T, Wessagowit V, et al. Target proteins in inherited, and acquired blistering skin disorders. Clin Exp Dermatol 2006; 31: 252e9. 6. Lai-Cheong JE, Arita K, McGrath JA. Genetic diseases of junctions. J Invest Dermatol 2007; 127: 2713e25. 7. Gniadecka M, Nielsen OF, Wessel S, et al. Water and protein structurein photoaged and chronically aged skin. J Invest Dermatol 1998; 111: 1129e33. 8. Oikarinen A. The aging of skin: chronoaging versus photoaging. Photodermatol Photoimmunol Photomed 1990; 7: 3e4. 9. Schittek B, Paulmann M, Senyurek I, et al. The role of antimicrobial, peptides in human skin and in skin infectious diseases. Infect Disord Drug Targets 2008; 8: 135e43.

Ucapan terima kasih Kepada St John’s Institute of Dermatology (King’s College London)

9

Related Documents


More Documents from "nisa"