All About Fo.docx

  • Uploaded by: rofi azman
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View All About Fo.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,537
  • Pages: 33
Perkembangan zaman menuntut keterbukaan informasi dan tentunya, komunikasi menjadi salah satu aspek penting yang menandai majunya suatu peradaban. Dewasa ini, masyarakat dimudahkan untuk berkomunikasi, bahkan dengan orang di belahan bumi yang lain. Sejak ditemukan telegram, radio, dan jaringan seluler, komunikasi semakin mudah dan cepat. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan sebagai media komunikasi adalah teknologi fiber optik. Fiber optik populer untuk sektor pengguna tetap seperti perkantoran, bangunan tinggi, sekolah, atau rumah seperti produk terbaru Telkom Indonesia yaitu IndiHome atau produk First Media. Fiber optik sendiri merupakan kabel dari material silika (kaca) yang mampu menyalurkan cahaya. Jadi, alih-alih dikirimkan melalui arus listrik di kawat tembaga seperti pada jaringan telepon, data dikirimkan dalam bentuk cahaya yang merambat melalui kaca fiber optik. Bahkan selain sebagai media menyalurkan informasi, fiber optik juga dapat digunakan sebagai sensor dengan berbagai aplikasi. Salah satunya adalah fiber optik sebagai sensor pernapasan. Keuntungan memilih teknologi fiber optik ini diantaranya adalah kecepatan yang tinggi dan kapasitas lebih besar, baca juga Keunggulan Serat Optik – Perevolusi Dunia Telekomunikasi. Bayangkan bila data dikirimkan dengan kecepatan cahaya! Tidak ada di alam semesta ini yang melebihi kecepatan cahaya. Tentunya informasi dapat mencapai tujuan lebih dulu jika dibandingkan dengan kecepatan rambat arus listrik di kabel tembaga. Kapasitas atau bandwidth dari jaringan ini juga besar karena dalam satu kabel, beberapa rangkaian data dapat dikirim dalam waktu yang bersamaan, menggunakan teknik WDM (Wavelength Division Multiplexing). Dengan berbagai penelitian yang dilakukan saat ini, tidak menutup kemungkinan kecepatan komunikasi dengan fiber optik akan terus meningkat, apalagi adanya teknik DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) [5]. Baca juga Teknik Multipleksing Optik: OTDM vs OFDM/OWDM Seperti halnya segala bentuk komunikasi, diperlukan komponen pengirim (transmitter), jalur komunikasi, dan penerima (receiver) dalam membentuk suatu sistem komunikasi fiber optik. Selain itu, diperlukan beberapa peralatan yang dapat dikategorikan dalam komponen aktif dan pasif [1]. Komponen aktif adalah alat yang membutuhkan sumber listrik untuk beroperasi. Contohnya adalah laser, amplifier, modulator, attenuator, dan switch. Sedangkan komponen pasif adalah alat yang tidak membutuhkan sumber energi lain dan hanya bekerja menyalurkan sinyal cahaya. Contohnya adalah fiber optik, konektor, splices, filter optik, dan coupler.

Gambar 1. Susunan dasar komunikasi optik Struktur dasar sistem komunikasi fiber optik ditunjukkan pada gambar 1. Terdapat tiga aspek penting yaitu transmitter, jalur komunikasi, dan receiver. Masing-masing akan dijelaskan dalam uraian berikut :



Transmitter

Transmitter terdiri atas beberapa bagian. Bagian utamanya adalah sumber cahaya yang dibantu oleh komponen multiplexer, modulator, coupler, dll. Sumber cahaya yang digunakan dalam bidang komunikasi adalah laser dioda atau LED. Keduanya dibedakan berdasarkan mekanisme pembangkitan cahaya yang terjadi. Multiplexer adalah suatu komponen yang memungkinkan peningkatan kapasitas fiber optik melalui sistem TDM (Time Division Multiplexing) dan WDM (Wavelength Division Multiplexing). Pada TDM, informasi dari banyak sumber dikirimkan berurutan ke satu tujuan, sedangkan pada WDM, sinyal tidak dikirimkan satu persatu melainkan tiap sumber memiliki panjang gelombang yang berbeda, sehingga dapat dikirimkan bersamaan dalam satu fiber. Hal ini menyebabkan kapasitas pada jaringan fiber optik WDM jauh lebih besar. [1]

Gambar 2. Konsep dasar WDM [1] Komponen transmitter berikutnya adalah modulator [1]. Sinyal elektrik diubah kedalam sinyal optik melalui proses modulasi. Modulasi adalah bagaimana sebuah sinyal informasi diterjemahkan ke sinyal lain yang bekerja sebagai pembawa (carrier). 

Jalur komunikasi

Sebuah jaringan tidak mungkin hanya terdiri dari sebuah kabel lurus melainkan terdapat sambungan ataupun percabangan dari fiber optik. Beberapa jenis sambungan pada fiber optik adalah coupler, konektor, dan splice. Coupler adalah lensa mikro pada ujung fiber optik yang berfungsi memfokuskan cahaya dari transmitter agar terpandu dalam fiber secara maksimal. Konektor adalah sambungan antara ujung fiber optik dengan ujung lain yang sifatnya bisa dipasang dan dilepas berulang kali.

Gambar 3. Konektor SC (a) dan ST (b) [2] Berbeda dengan konektor, sambungan berupa splice sebagian bersifat permanen. Sambungan splice adalah hubungan langsung antar dua ujung fiber yang diperoleh melalui fusion atau mechanical splicing [1]. Pada metode fusion splicing, ujung fiber optik dipanaskan hingga lebur dan disambungkan secara permanen. Pada mechanical splicing, ujung fiber ditempelkan satu sama lain dan diikat dengan clamp atau tempat khusus.

Gambar 4. Perbedaan Mechanical splice dan fusion splice. (Sumber: www.fo4sale.com) 

Receiver

Optical Receiver berfungsi untuk menerima sinyal cahaya yang disalurkan fiber optik lalu merubahnya kembali kedalam bentuk sinyal elektrik. Receiver terdiri dari beberapa komponen yaitu coupler, untuk memfokuskan sinyal yang diterima menuju photodetector, photodetector sebagai penerima sinyal, dan demodulator untuk mengubah sinyal kembali ke sinyal elektronik. Dua jenis photodetector yang memenuhi syarat tersebut adalah PIN Photodioda dan Avalanche photodioda (APD).

Baca juga:

Fiber To The Home (FTTH) Fiber To The Home (FTTH) adalah sistem penyediaan akses jaringan fiber optik dimana titik konversi optik berada di rumah pelanggan [3]. Titik konversi optik merupakan ujung jaringan fiber optik di sisi client yang berfungsi sebagai tempat konversi sinyal optik ke sinyal elektrik sebelum diakses oleh berbagai perangkat. FTTH adalah satu dari berbagai alternatif jaringan FTTX. Istilah yang lainnya adalah Fiber To The Building (FTTB), Fiber To The Curb (FTTC), Fiber To The Tower (FTTT), atau Fiber To The Zone (FTTZ). Arsitektur jaringan komunikasi fiber optik yang digunakan dalam FTTH adalah Passive Optical Network (PON). PON merupakan jaringan point-to-multipoint yang tidak memiliki komponen aktif selain di sisi Central Office (CO) dan sisi pelanggan / user. Dengan kata lain, sinyal optik dikirimkan hanya melalui komponen pasif yaitu fiber optik, splices, dan splitter/combiner. PON merupakan teknologi terbaru setelah Point-to-point fiber connection, dimana tiap client memiliki jalur fiber optik pribadi untuk menuju CO, dan Active Optical Network (AON), yaitu jaringan yang membutuhkan komponen aktif berupa switch elektronik sebagai penyalur informasi. [4] Sejak ditemukan oleh British Telecom pada 1980-an, PON terus dikembangkan karena memiliki fleksibilitas tinggi. Terbukti dari munculnya berbagai skema jaringan baru yang berakar dari PON, yaitu GE-PON, Broadband PON (BPON), GPON [5], XGPON, dan Ethernet PON (EPON) [6]. Pengembangan PON juga dilakukan pada cara sharing data yang dilakukan, yaitu TDM-PON, WDM-PON, dan Hybrid-PON [4]. Topologi dari PON juga dapat divariasikan seperti jaringan pada umunya menggunakan topologi tree, bus, atau ring. Seperti halnya sistem komunikasi optik yang dibahas sebelumnya, PON memiliki komponen utama yang disebut dengan Optical Line Terminal (OLT), Optical Network Unit (ONU) / Optical Network Termination (ONT), dan Optical Distribution Network (ODN) [3]. Konfigurasi umum FTTH berbasis PON ditunjukkan oleh gambar berikut :

Gambar 5. Konfigurasi umum FTTH [3]       

OLT adalah ujung fiber optik pada bagian CO yang menghubungkan jaringan ke backbone Metro Ethernet (ME) atau ke jaringan yang lain. ONU atau ONT adalah ujung fiber optik pada sisi pelanggan, dimana terdapat titik konversi optik Daerah Akses Fiber (DAF) atau bagian ODN yang dibagi menjadi 4 segmen berdasarkan jenis kabel fiber optik yang digunakan, yaitu: Segmen 1 : kabel feeder menghubungkan Optical Distribution Frame (ODF) dan Optical Distribution Cabinet (ODC) Segmen 2 : kabel distribusi dan Optical Distribution Point (ODP). ODC dan ODP merupakan lokasi sambungan (splice) dan splitter Segmen 3 : kabel drop dan Optical Terminal Premises (OTP) Segmen 4 : kabel indoor yang diletakkan dalam rumah dan Optical Indoor Outlet (Roset)

Skema jaringn FTTH sedang digemari karena walau sedikit mahal, teknologi fiber optik akan mampu bertahan lama dan merupakan investasi yang menjanjikan. Tidak hanya untuk akses internet, saat ini televisi kabel (IPTV) dan Wireless (Wi-Fi) juga mulai diintegrasikan kedalam komunikasi fiber optik. Walau masih hanya ada di kota besar, kita berharap seluruh indonesia dapat menikmati teknologi Ini kedepannya. Baca juga:   

Mengapa Kita Perlu Menguasai Ilmu Optik dan Fotonika? Kisi Bragg – Definisi, Keunggulan dan Aplikasi Prof. Harith Ahmad – Ilmuan Fotonika Terkemuka di Asia Tenggara

Referensi :

[1] G. Keiser, Optical Fiber Communications, 4th edition, Singapore: McGraw-Hill International Edition, 2010. [2] N. Massa, “Fiber Optic Telecommunication,” in SPIE Fundamental of Photonics, Society of Photo-optical Instrumentation Engineers, 2000, pp. 293-374. [3] G. D. Hantoro and Karyada, Fiber Optik : Teknologi, Material, Instalasi, dan Implementasi, Bandung: Informatika, 2015. [4] J. Chen, “Design, Analysis and Simulation of Optical Access and Wide-area Networks,” Doctoral Thesis : KTH School of Information and Communication Technology, Stockholm, 2009. [5] N. Kumar, “Improved Performance Analysis of Gigabit Passive Optical Networks,” Optik, vol. 125, p. 1837– 1840, 2014. [6] S. M. Gillani, M. A. Khan and M. K. Shahid, “Reach Extendibility of Passive Optical Network Technologies,” Optical Switching and Networking, vol. 18, p. 211–221, 2015.

Anda merasa artikel ini bermanfaat? Mari bantu Warstek untuk bisa bermanfaat lebih besar dengan cara memberikan donasi.

Ada 6 jenis kabel Fiber Optik, yaitu ; 1. Kabel Udara atau juga disebut dengan Aerial Cables 2. Kabel Tanah Tanam lansung atau juga disebut dengan Direct Buried Cables 3. Kabel Tanah dengan Duct atau juga disebut dengan Duct Cables. 4. Kabel Laut / Sungai atau juga disebut dengan Submarine Cables 5. Dropp Optic kabel penaggal yang ditambatkan untuk catuan user. 6. Indoor Optic, yaiu kabel yang konstruksinya untuk didalam gedung ( patchcord) Kabel Fiber Optik harus memenuhi standard internasional dan standard Nasional yaitu yang disebut dengan ITU-T Recomendation and STEL-K. Arti kode notifikasi standard pada kabel Fiber Optik 48 / 4 T = menunjukkan jumlah Fiber Optik dan jumlah tube. SM = jenis Fiber Single Mode MM = Multi Mode A = Aerial , kabel udara D = kabel duct DB = Direct Burried atau kabel tanam langsung LT = Lose Tube atau tube yang berongga ST = Straight Tube atau tube tanpa rongga. SCPT = Single Core Per Tube digunakan untuk kabel distribution NZDS = Non Zero Dispersion Shifted Fiber, atau Fiber tipe G.655 yaitu Fiber yang mempunyai dispersi sangat kecil.

Contoh Jka pada kulit kabel Fiber Optik tertulis seperti gambar dibawah ini,

Maka dapat disimpulkan bahawa kabel Fiber Optik tersebut adalah kabel yang digelar untuk kabel Duct dengan kapasitas 36 Fiber 3 Tube, jenis fiber optiknya adalah single mode dan jenis tube adalah berongga.

Konstruksi Kabel Fiber Optik, terdiri dari 1. Bagian luar disebut juga outer PE Jacket 2. Rip Cord benang pengupas Outer maupun Inner PE Jacket 3. Aramid Yarn berfungsi untuk memperkuat kabel dan melindungi panas. 4. Gel , atau jelly lilin cair yang berfungsi penahan air atau binatang / serangga. 5. Strength Member yang berfungsi untuk penguat pada sambungan di closure. 6. Tube sebagai tempat atau selubung Fiber Optik yang berfungsi untuk, a. Mengelompokkan urutan Fiber Optik berdasakan warna. b. Melindungi Fiber Optik. Ada dua jenis tube yaitu, Loose Tube atau tube yang beronngga, sehingga fiber dapat fleksibel Tight Tube atau Tube yang menyatu dengan Fiber seoerti pada Patchcord. 7. Pita Binder yang berfungsi untuk penahan air. 8. Filler yang berfungsi unuk memperkuat kabel saat penarikan, dan untuk penahan puntiran.

9. Armouring atau lilitan baja pelindung dalam kabel Fiber Optik. A. Instalasi Kabel Udara atau aerial cables

Kabel udara adalah kabel yang ditambatkan pada tiang telepon, dimana penambatan pada bearer kabel yang terbuat dari lilitan kawat baja atau juga disebut dengan messenger Wire. Jika tidak tersedia berarer, maka kabel dijepit dengan clip yang ditautkan pada tiang. Kabel udara ditempatkan pada tiang telepon dengan ketentuan sebagai berikut ; a. Terbuat dari tiang besi dengan panjang 7 meter, 9 meter dan 12 meter. dipasang untuk didalam kota b. Terbuat dari tiang beton dengan panjang 12 meter dipasang untuk luar kota. Pemasangan tiang ; a. Ditanam 1/5 bagian yang masuk kedalam tanah b. Untuk tiang besi di pasang pondasi penguat tiang dari adukan semen setinggi 30 cm c. Jarak antar tiang antara 40 - 50 meter d. Penempatan tiang jangan menutup akses jalan atau didepan pintu gerbang rumah.

Sambungan Kabel Udara ditempatkan didekat tiang telepon, karena a. Memudahkan pemasangan b. memudahkan pemeliharaan.

Didekat sambungan biasanya diberi spare kabel (kabel cadangan ) yang diloop agar tidak terjadi gangguan bending, hal ini jika terjadi gangguan masih terdapat sisa kabel yang dapat disambung. Loop kabel ini panjangnya antara 4 - 6 meter.

Cara pemasangan kabel udara pada tiang ada dua metode yaitu '; a. Cara Gantung. Yaitu kabel digantung pada tiang, dengan tidak memotong bearer, digunakan untuk ; a. Rute lurus dengan jarak kurang dari 50 meter. b. Peralatan yang dipasang pada tiang adalah 1. Stainless steel band. 2. Suspension Clamps 3. Stainless Steel Band

2. Cara Tambat Cara tambat digunakan untuk ; a. Rute Belok atau melengkung dan ujung akhir kabel. b. Jarak antar tiang lebih dari 50 meter c. Memotong bearer untuk ditambatkan pada tiang dengan menggnakan span wartel

ditambat karena rute belok atau melengkung

ditambat karena anar tiang lebih dari 50 meter

Penggunaan Tiang 7 meter atau T-7 adalah untuk ; Tiang yang digunakan untuk kabel Distribution atau kabel yang menuju ke pelanggan atau sekitar perumahan. Penggunaan Tiang 9 meter atau T-9 adalah untuk Tiang yang digunakan untuk jarak 60 meter yang ditempatkan diluar kota, atau penyeberangan jalan raya. Penggunaan Tiang 12 atau penyeberangan

meter atau sungai

T-12 untuk penyeberangan yang kebarnya >

rel kereta api, 50 meter.

B. Instalasi Kabel Tanah. Definisi : Kabel Tanah adalah kabel yang diletakkan atau digelar dibawah permukaan tanah. dan harus memenuhi standard dari ITU-T serie G dan Standard Nasional seri STEL-K

a. Kabel Tanah Tanam Langsung atau Direct Burried Cables. Yaitu kanel yang ditanam dibawah permukaan tanah tanpa pelindung pipa baik PVC atau Galvanis, dan memenuhi standard STEL-QA-K-016 Single Mode Jelly Filled Loose Tube For Direct Burried. 1. Pemasangan Penggelaran Kabel Tanah Tanam Langsung di bahu jalan dan di trotoar. Lebar galian bagian atas adalah 40 cm sedangkan bagian bawah 30 cm.

kedalaman galian untuk trotoar atau bahu jalan adalah sebagi berikut a. Tanah yang lembek sedalam 100 cm b. Tanah yang keras atau berbatu sedalam 80 cm Pada bagian bawah menggunakan lapisan pasir setebal 20 cm sedangkan bagian atas diutup dengan batu koral setinggi 30 cm. 2. Pemasangan melintas Jalan Raya Kabel tanah Tanam Langsung yang melintas Jalan Raya agar dilindungi dengan pipa Galvanis dengan diameter 4", dan menggunakan subduct HDPE dan harus disediakan satu pipa Galvanis sebagai cadangan.

3.

Pemasangan

melintas

parit.

Jika melewati parit agar diberi pengaman dengan melindungi kabel menggunakan pipa Galvanis diameter 2,5", yang ditempatkan dengan dengan dua cara, yaitu; a. Dibawah parit, jika kedalaman parit kurang dari 100 cm

Pipa

galvanis

ditempatkan

dibawah

parit

dengan

jarak

minimal

20

cm.

b. Dipermukaan parit, jika kedalaman parit lebih dari 100 cm.

untuk parit terbuka pipa galvanis diusahakan ditempatkan diatas permukaan air agar tidak menghalangi aliran, dan diberi kawat berduri untk mencegah pencurian dan perusakan

Untuk parit tertutup ditempatkan dibawah penutup dan dipasang rapi agar penutup teteap sejajar dengan permukaan semula. 4. Ada a.

tiga

cara

Dengan

Pemasangan kabel tanah melalui

yang

tiang

melitas melintasi untuk

sungai,

Sungai yaitu ;

melintas

sungai.

b.

Dengan

menumpang

pada

jemabtan

yang

sudah

c. Dengan membuat konstruksi jembatan kabel

Untuk mengamnkan kabel, maka pada jembatan diberi penghalang dan sekitar pipa dipasang dengan kawat duri.

ada.

d. Pemasangan melintas Rel atau Jalan Toll Pada umumnya pihak PT KAI atau Operator Jalan Toll tidak mengijinkan untuk melakukan pengeboran dibawah konstruksi jalan atau rel, oleh sebab itu harus melalui lintasan parit, sungai atau duct yang sudah tersedia.

b. Kabel Tanah Duct. Kabel Duct adalah kabel yang digelar dibawah tanah dengan menggunakan pelindung pipa PVC diameter 4"-5" dan dilapisi dengan cor beton. Sambungan dan penarikan dilakukan melalui MANHOLE. Kabel duct pada umumnya tidak menggunakan lapisan armouring yang terbuat dari lilitan baja, atau selubung aluminium.

Karena sudah mendapat pengamanan dari pipa PVC dan lapisan cor beton. 1. Manhole Manhole adalah salah satu sarana yang penting, digunakan untuk instalasi kabel duct, yang dipasang dengan jarak setiap 250 meter.

Fungsi dari Manhole adalah ; a. Tempat penarikan untuk penggelaran kabel duct b.Tempat sambungan kabel duct c. Tempat percabangan jalur pada kabel duct. d. Tempat pemeliharaan kabel duct. disebut dengan Manhole karena lubang tersebut dapat memuat orang yang bekerja. Konstruksi Manhole dengan beton bertulang dengan campuran semen : kerikil : pasir = 1:1,5:2,5 kedap air yang mampu menahan tekanan beban > 50 ton. Penampang Manhole seperti pada gambar dibawah ini

Konstruksi duct antar Manhole secara umum adalah sebagai berikut ; Type duct ada dua macam : 1. Menggunakan pipa PVC diameter 4 inchi, ketebalan 2,2 mm, dengan selubung beton tak bertulang campuran 2:3:5 2. Menggunakan pipa PVC diameter 4 inchi, ketebalan 5,5 mm, hanya diselubungi pasir urug dengan pemisah (spacer).

Ketentuan operasional Manhole adalah sebagai berikut ; 1. Lubang Pipa duct di MH, yang belum terpakai, ditutup rubber stopper. 2. Pipa duct yang telah terpakai celah-celahnya diisi dengan busa seal untuk mencegah air masuk sepanjang pipa duct. 3. Dinding Manhole di cat anti lumut agar tembok tetap terjaga dengan baik. 4. Jika terdapat air dalam Manhole di kuras/ dipompa keluar untuk menjaga supaya accesries Manhole tidak mudah rusak atau sambungan kemasukan air.

1). Manhole type S Manhole type S digunakan untuk rute lurus disepanjang jalan

pada

tabel

cara

membaca

demensi

ukuran

sebagai

berikut

:

Type H1S5-S, artinya memiliki 2 lubang pipa dengan jumlah susun dari atas kebawah 5 pipa atau sama dengan 2×5 =10 lubang pipa duct, atau 3x10 subduct untuk kabel Fiber Optik. Type H2S7-S, artinya, memiliki 4 lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 4×7=28 lubang pipa duct atau 3 x 28 subduct untuk kabel Fiber Optik Type H3S7-S, artinya, memiliki 3 pasang lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 6×7=42 lubang pipa duct atau 3 x 42 subduct untuk kabel Fiber Optik Type H4S7-S, artinya memiliki 4 pasang lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 8×7=56 lubang pipa duct atau 3 x 56 subduct untuk kabel Fiber Optik Type H5S7-S, artinya memiliki 5 pasang lubang pipa dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan jumlah 10×7=70 lubang pipa duct atau 3 x 70 sub duct untuk kabelFiber Optik. Contoh gambar Manhole tipe S pandangan melintang.

2) Manhole Tipe L Manhole type L digunakan untuk tikungan jalan, sehingga membentuk huruf L

tabel cara membaca demensi ukuran sebagai berikut : Type H1S5-L, artinya memiliki 1 pasang pipa PVC dengan jumlah susun dari atas kebawah 5 pipa atau sama dengan 2×5 =10 lubang pipa duct, baik input maupun output. Type H2S7-L, artinya, memiliki 2 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 4×7=28 lubang pipa duct, baik input maupun output. Type H3S7-L, artinya, memiliki 3 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 6×7=42 lubang pipa duct, baik input maupun output. Type H4S7-L, artinya memiliki 4 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan 8×7=56 lubang pipa duct, baik input maupun output. Type H5S7-L, artinya memiliki 5 pasang pipa PVC dengan jumlah susun pipa dari atas kebawah 7 pipa atau sama dengan jumlah 10×7=70 lubang pipa duct, baik input maupun output. 3) Mahole type T Manhole type-T, diperuntukan untuk rute jaringan yang membelok dua arah di disudut/ persimpangan jalan, pada tabel cara membaca demensi ukuran seperti pada type S maupun L Konstruski Manhole T seperti pada gambar dibawah ini;

Cara penarikan kabel Duct' Sebelum dilakukan penarikan optik melalui polongan pada system duct, polongan tersebut harus dipasang sub duct terlebih dahulu. Dalam satu polongan duct dipasang sub duct. Sub duct ini perlu karena digunakan untuk memudahkan penarikan optik. Sesuatu yang perlu diperhatikan dalam pemasangan sub duct yaitu : Tegangan penarikan dan kelengkungan sub duct harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang berlaku. Pemasangan maupun penarikan sub duct ada baiknya dilakukan oleh tenaga manusia. Bila menggunakan winch, tegangan tarik harus terus diawasi melalui pengukur tegangan yang umumnya terpasang pada winch truck. Tegangan dan speed tarik sub duct harus lebih rendah dari spesifikasi teknis yang berlaku. Hindari penarikan yang dapat menyebabkan sub duct cacat atau rusak, missal yaitu penarikan yang dilakukan secara paksa, karena dapat merusak serat bagian dalam. Tegangan dan kecepatan tarik yang diizinkan pada waktu pemasangan adalah sbb:

Pemasangan Sub Duct Sub Duct digunakan untuk membagi ruangan di dalam duct utama menjadi tiga bagian agar penggunaanya lebih efektif. Batasan dan ukuran Sub Duct : 1. Diameter luar 32 mm dengan ketebalan 3,0 mm 2. Bahan dari Polyethelene dan karbon hitam

Manfaat Sub Duct adalah : 1. Lebih efisien (ekonomis) 2. Melindungi kabel 3. Memudahkan pemasangan maupun pencabutan kabel

Hal-hal yang perlu diketahui 1. Harus memperhatikan spesifikasi 2. Memperhatikan daftar alokasi haspel

Material bantu 1. Sub duct 2. Klem penjepit

Nama Peralatan 1 Swivel fungsinya Mencegah 2 Sakel-D fungsinya Menghubungkan tali 3 Tali untuk menarik Sub Duct 4 Pisau potong Memotong subduct 5 Handy talky untuk Komunikasi antar pekerja 6 Kunci manhole Membuka tutup manhole 7 Pompa air kotor Membuang air yang ada di manhole 8 Mandril Roding Pengecekan pipa duct 9 Sikat baja Pembersih pipa duct 10 Tension meter Mengetahui tegangan tarik

Fungsi Pemuntiran dan kabel

11 Winch/katrol Menarik subduct Alat yang digunakan untuk penaikan kabel 1.Cable Cutter pemotong kabel 2. Swivel untuk mencegah kabel agar tidak terpilin sewaktu penarikan 3. D-Shakel untuk menyambung tali dengan cable grip 4. Generator set untuk Pembangkit listrik 5. Chain block untuk Memasang pullay 6. Handy talky Alat komunikasi 8.Kunci manhole untuk membuka tutup manhole 9. Pompa air untuk memompa air Pemeriksaan Duct Cara pemeriksaan duct/subduct antar lain dengan Duct Rodder (Super Yellow) dan Air Compressor (Parachute) 1. Duct Rodder 2. Rodding menggunakan Air Compressor / Parachute Umum 1. Dalam pelaksanaan instalasi harga kuat tarik dan kelengkungan serta kecepata tarik yang diberikan oleh pabrik harus dijadikan standart 2. Harus dihindarkan tarikan dengan sentakan atau menghentikan tarikan secara tibatiba. 3. Harus dijaga agar tegangan tarik konstan selama penarikan 4. Penarikan kabel dapat dilakukan dengan tenaga manusia (tangan) atau mesin winch. Bila dengan mesin maka tension meter harus selalu dimonitor 5. Putaran haspel untuk mengeluarkan kabel harus pada arah yang benar sesuai dengan arah yang diberikan oleh pabrik. 6. Dalam penempatan haspel kabel memerlukan ruang sedemikian rupa agar haspel dapat diputar 7. Penurunan dan penaikan kabel pada haspel harus menggunakan papan peluncurdan dilakukan secara hati-hati sehingga tidak merusak kulit kabel yang dapat menyebabkan cacat pada serat optik 8. Haspel kabel yang akan ditarik harus sesuai dengan rencana (drum plan) Langkah penarikan sub duct duct dari Manhole adalah sebagai berikut ;

Penarikan Kabel Duct melalui Manhole

Alat yang digunakan untuk penarikan kabel duct'

1. Lakukan roding pada sub dict antar manhole untuk memeriksa sub duct

2. Pasang ujung roding dengan swivel dan shackel dn ikatkan pada pulinh eye yang sudah terikat dengan kabel

3. Tarik kawat penarik secara pelan pelan , perhatikan ketegangan kabel agar tidak putus. 4. Hendaknya sebelum ditarik, kabel dilepas dari drum dan buat angka 8 agar tidak melintir

2. Peta dan Kabel Kabel Optik pada Jaringan FTTH. Gambar penjelasan pengelaran kabel terbagi menjadi tiga gambar , yaitu ; a. Peta Kabel yaitu menggambarkan jalan yang dilewati dan panjang, serta jalur yang dilewati kabel, juga menggambarkan Manhole dan Handhole yang dilewati.

b. Skema Kabel yatiu menjelaskan jenis kabel, jumlah core kabel dan panjang kabel dari STO

c. Skema Duct, yaitu menggambarkan Jakur duct yang dilewati, pamjamg kabel Jenis dan kapasitas Man Hole (MH) dan Hand Hole (HH)

OTDR atau Optical Time Domain Reflectometer, yaitu salah satu alat ukur yang digunakan untuk instalasi, operasi dan pemeliharaan Jaringan Kabel Fiber Optik. Fungsi dari OTDR adalah ; a. Menampilkan grafis loss dan jarak kondisi kondisi kabel serat optik. 1. Tampilan Loss ditampilkan pada skala garis vertikal 2. Tampilan jarak (meter atau kilometer) ditampilkan pada skala garis horizontal. b. Mengukur jarak total kabel serat optik c. Mengukur loss total kabel serat optik baik secara partial maupun secara total dalam satuan dB d. Menghitung attenuation (redaman kabel) dalam satuan dB/km e. Menampilkan jenis sambungan splice dan konektor f. Menghitung loss sambungan dan mengukur jarak sambungan. Kegunaan dari OTDR dalam instalasi, operasi dan pemeliharaan pada jaringan Kabel Fiber Optik: 1. Untuk uji terima hasil pembangunan atau penggelaran kabel Fiber Optik 2. Untuk memeriksa kualitas kabel Fiber Optik yang beroperasi. 3. Untuk menganalisa jenis gangguan dan mengetahui jarak gangguan kabel fiber optik.

Prinsip Kerja OTDR Prinsip kerja OTDR adalah menghitung perbedaan waktu antara sinyal cahaya yang dikirim dengan waktu sinyal yang dipantulkan (refleksi), dan kemudian dikonversi kedalam satuan meter atau kilo meter. Dimana menggunakan asumsi bahwa kecepatan cahaya adalah 3x 108 mtr/det, rumus umum adalah sebagai berikut Jarak kejadian (event) = ( 3 x 108 mtr/det x waktu detik) / ( 2 x indeks bias core)

Contoh : suatu kabel fiber optik akan diukur panjangnya, jika perbedaan waktu kirim dan waktu terima sinyal cahaya yang dipantulkan adalah 0,3 milli second, dan indeks bias core adalah 1,5. Berapa panjang kilometer kabel Jawab : Jarak = 3 x 108 mtr/det x 0,3 x 10-3 detik / (2 x 1,5 ) = 0,9 x 100.000 mtr = 90 kilo meter. Tampilan pada Display OTDR dan artiya. Hasil dari pengukuran akan ditampilkan secara grafis pada layar/ display OTDR seperti pada gambar dibawah ini.

Jenis kejadian yaitu : a. Dead Zone, yaitu are kabel fiber optik yang tidak dapat dianalisa karena jarak antara OTDR dengan patccord terlalu pendek, sehingga cahaya pantulan masih mempunyai daya yang besar. b. Fusion Splice Loss, yaitu terjadinya loss dikarenakan sambungan splicer c. Connector Loss, yaitu terjadinya loss akibat adanya konektor d. Bending Loss, yaitu terjadinya loss akibat macro maupun micr bending e. Mechanical Splice Loss yaitu loss yang diakibatkan adanya penyambngan secara mekanik. f. End Fiber Loss, yaitu ujung akhir kabel, dan merupakan loss total dari kabel Fiber Optik. Contoh dari tampilan display pengukuran OTDR seperti pada gambar di bawah ini ;

Display OTDR S = adalah dead zone point-1 = adalah sambungan splice dengan jarak 312,11 mtr dari OTDR dan loss splice = 0,163 dB point-2 = adalah sambungan konektor dengan jarak 568,78 mtr dan mempunyai loss 0,065 dB point-3= adalah bending dengan jarak 976,38 mter dan mempunyai loss = 0,16 dB point-E = adalah ujung akhir kabel (end fiber) jarak 1,434 km dan loss total = 0,699 dB Cara Penggunaan OTDR Penggunaan OTDR harus diperhatikan bahwa OTDR memancarkan sinyal LASER dengan intesitas sangat tinggi, maka sangat tidak diperkenankan untuk menatap langsung sumber cahaya dari Output Laser OTDR, yang diberi label

Akibat menatap langsung sinar LASER yang memancar dari OTDR mengakibatkan rusaknya Retina Mata seketika. Prosedur Penggunaan OTDR. 1. Pastikan bahwa Baterai dalam keaadaan penuh, jika tidak gunakan daya PLN selama pengukuran. 2. Pasang Patccord penghubung dari adapter OTDR dengan adapter pada kabel Fiber Optik yang akan digunakan. 3. Harap diperhatikan sebelum pemasangan bersihkan ferule konektor dan adapter dengan connector cleaner.

Kit pembersih Ferule dan adapter

Membersihkan adapter dengan optical cleaner

Membersihkan ferule connector dengan conector cleaner 4. Hidupkan power ON sampai layar display menyala. 5. Ada 5 parameter yang perlu dilakukan set-up sebelum pengukuran, yaitu a. Panjang gelombang atau wave length b. Indeks Bias Core / IOR c. Pulse width d. Perkiraan Jarak Kabel / San Range e. Avarage Time.

6. Ada dua tipe pengukuran yaitu 1. Simple, maka semua paramater oleh OTDR akan dilakukan setting secara otomatis. keuntungannya lebih cepat, kelemahannya kurang akurat dalam menganalisa 2. Detail, maka perlu dilakukan set up parameter diatas, keuntungannya lebih akurat dalam menganalisa, kekuranganya lambat karena perlu waktu set up.

Pemilihan tipe pengukuran

hasil pengukuran OTDR, untuk pengukuran jarak geser marker A dan marker B

7. Tekan tombol pengirim sinar LASER dan tunggu sampai display menampilan grafis hasil pengukuran. 8. Geser marker atau kursor pada even yang dikehendaki, maka akan tampil hasil pengukuran

Hasil pengukuran penunjukan pada splice loss 9. Ada dua hasil perhitungan loss pada OTDR, yaitu; a. TPA atau Two Point Avarages / 2 point Loss, yaitu loss rata rata dalam satu section

b. LSA atau Least Squares Avareges yaitu loss rata dalam 1 event.

8. Penempatan kursor pada setiap event

Penepatan kursor OTDR Penepatan kursor ditempatkan pada awal terjadinya event seperti pada gambar di atas.

Related Documents

All About Brands1
November 2019 32
All About Fractures
April 2020 21
All About Computers
June 2020 18
All About Static Modeling
November 2019 31
All About Bone Tumours
April 2020 20

More Documents from ""