Alkana Dan Alkena

  • Uploaded by: Lisa Maryati
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Alkana Dan Alkena as PDF for free.

More details

  • Words: 1,566
  • Pages: 8
ALKANA DAN ALKENA

II. TINJAUAN PUSTAKA Cabang ilmu kimia yang membahas senyawa karbon dinamakan kimia organic. karbon membentuk ikatan kovalen yang mantap dengan karbon lainnya, meghasilkan senyawa rantai atau cincin. karbon juga membentuk ikayan kovalen dengan unsur lainnya, terutama oksigen, nitrogen, sulfur, hydrogen, dan fosfor. Hidrokarbon adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hydrogen. Banyak hidrokarbon yang menunjukkan isomer struktur; isomer-isomer mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda struktur molekulnya. (Wilbraham Matta, 1992) Dalam mempelajari senyawa organik, dimulai dari senyawa hidrokarbon yang dibagi atas senyawa alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzene, baik dalam senyawa berantai lurus dan bercabang maupun yang siklik. Kata alifatik berasal dari ‘aliepher’ (Yunani) yang berarti lemak. Lemak adalah senyawa organic yang mempunyai rantai karbn terbuka. Jadi, senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang umumnya berantai terbuka. walaupun ada yang berantai tertutup (siklik) tetapi tidak stabil cenderung terbuka kembali. Hidrokarbon aroatik adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung inti benzene yaitu rantai enam karbon yang melingkar tetapi stabil. Kata aromatic berasal dari ‘aroma’ (Yunani) yang berarti berbau enak. (Syukri, 1999). Pada hidrokarbon alifatik terdapat golongan utama yaitu alkana, alkena, dan alkuna. Hidrokarbon terdiri dari tiga kelompok, diantaranya hidrokarbon jenuh, tidak jenuh, dan aromatik. Hidrokarbon jenuh memiliki ikatan rantai karbon dan hydrogen yang tunggal dan terbuka sedangkan hidrokarbon tidak jenuh memiliki ikatan kovalen yang rangkap dua atau rangkap tiga pada ikatan karbonnya. Senyawa hidrokarbon alkana, golongan senyawa ini disebut senyawa hidrokarbon jenuh sebab hanya disusun oleh atom C dan H saja, dimana semua valensi dari C telah jenuh dengan H. Golongan senyawa ini disebut pula : paraffin yang berarti senyawa yang mempunyai affinitas kecil, sebab golongan senyawa ini sukar bereaksi. (Respati, 1980).

Alkena merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbonkarbon. senyawa itu dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon. Alkena seringkali disebut ‘alefin’, istilah yang merupakan pereaksi penting dalam laboratorium dan industry kimia dari adanya ikatan rangkap dua karbon-karbon merupakan pertautan tak jenuh, tempat banyak pereaksi kimia dapat beradisi. Pengkloran dan penghidrogenan merupakan dua reaksi adisi yang khas untuk alkena. (Pine, et al., 1988).

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data Pengamatan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data hasil percobaan sebagai berikut No 1.

2.

Perlakuan

Hasil

Percobaan pertama, 1,5 ml larutan Iodin

Dua tabung reaksi berisi larutan iodin 1,5

dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi dan

ml, berwarna ungu pekat dan ligroin

Ditambahkan 0,5 ml ligroin murni.

kuning bening.

Ditambahkan 1 ml sikloheksan pada tabung

sikloheksan bening pada tabung reaksi

reaksi kedua berisi larutan iodin dan ligroin

kedua berisi larutan iodin ungu pekat dan ligroin kuning bening, adanya batas larutan, sikloheksan diatas dan iodin dibawah.

3.

Tabung reaksi pertama ditempatkan di bawah

Tabung reaksi berisi larutan iodin dan

cahaya lampu (tempat terang) dan Tabung

ligroin ditambah sikloheksan pada tempat

reaksi kedua ditempatkan di tempat gelap.

terang dan tabung reaksi berisi larutan iodin dan ligroin di tempat gelap.

4.

Dibandingkan perubahan larutan kedua tabung

Pada tempat terang, gradasi warna samar

reaksi

ligroin kuning pekat di lapisan bawah dan iodin dilapisan atas. Pada tempat gelap, tidak tercampur, batasan anatara ligroin berwarna bening dan iodin berwarna ungu pekat.

5.

6.

Percobaan kedua, Ligroin murni dimasukkan

Tabung reaksi pertama berisi 1 ml ligroin

kedalam tabung sebanyak 1 ml dan sikloheksan

murni kuning bening dan tabung reaksi

dimasukkan kedalam tabung reaksi lainnya.

kedua berisi sikloheksan bening.

Diteteskan 5-6 tetes larutan iodin pada masing-

Tabung reaksi pertama perubahan warna

masing tabung reaksi.

menjadi oranye ada gelembung, tabung reaksi kedua perubahan warna menjadi kuning bening.

7.

Ditetesi benzen dan diamati adanya perubahan

Tabung reaksi pertama, terdapat batasan

warna dan fisik larutan

larutan (lapisan), atas oranye dan bawah kuning. Tabung reaksi kedua, adanya lapisan, atas ungu dan bawah kuning bening, dan semakin lama akan semakin bening.

8.

9.

Percobaan ketiga, tabung reaksi pertama

Tabung reaksi pertama berisi 1 ml ligroin

dimasukkan 1 ml ligroin dan tabung reaksi

kuning bening dan tabung reaksi kedua

kedua dimasukkan sikloheksan 3 tetes.

berisi 3 tetes sikloheksan bening.

Diteteskan larutan permanganate sebanyak 3

Perubahan warna pada ligroin menjadi

tetes.

kuning pucat dan pada sikloheksan menjadi ungu.

10. diteteskan asam sulfat sebanyak 3 tetes pada

Pada ligroin terbentuk dua lapisan, lapisan

masing-masing tabung reaksi, dikocok, dan

atas kuning keruh dan bawah oranye bata.

diamati perubahan warna dan fisik larutan.

pada sikloheksan terbentuk dua lapisan, atas bening dan bawah merah metalik, setelah didiamkan menjadi merah bata.

B. Pembahasan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan terdapat tiga percobaan alkane dan alkena, pada percobaan pertama menggunakan air brom tetapi pada percobaan ini air brom diganti dengan larutan iodin dikarenakan air brom berbahaya untuk diujikan pada percobaan kali ini. percobaan pertama menggunakan iodin, diawali dengan 1,5 ml larutan Iodin dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi dan ditambahkan 0,5 ml ligroin murni hasilnya terdapat dua tabung reaksi berisi larutan iodin 1,5 ml, berwarna ungu pekat dan ligroin kuning bening. kemudian ditambahkan 1 ml sikloheksan pada tabung reaksi kedua berisi larutan iodin dan ligroin hasilnya sikloheksan bening pada tabung reaksi kedua berisi larutan iodin ungu pekat dan ligroin kuning bening, terdapata batas larutan (lapisan), sikloheksan diatas dan iodin dibawah. selanjutnya, tabung reaksi pertama ditempatkan di bawah cahaya lampu (tempat terang) dan Tabung reaksi kedua ditempatkan di tempat gelap. setelah ditunggu beberapa menit hasilnya pada tempat terang,

adanya gradasi warna samar ligroin kuning pekat di lapisan bawah dan iodin dilapisan atas, dan pada tempat gelap, larutan tidak tercampur adanya batasan anatara ligroin berwarna bening dan iodin berwarna ungu pekat. pada percobaan kedua yaitu brom pada larutan non aqueous, seperti percobaan pertama air brom digani dengan larutan iodin. pertama, ligroin murni dimasukkan kedalam tabung sebanyak 1 ml dan sikloheksan dimasukkan kedalam tabung reaksi lainnya, jadi terdapat dua tabung reaksi. Tabung reaksi pertama berisi 1 ml ligroin murni kuning bening dan tabung reaksi kedua berisi sikloheksan berwarna bening. kedua, diteteskan 5-6 tetes larutan iodin pada masing-masing tabung reaksi hasilnya tabung reaksi pertama perubahan warna menjadi oranye ada gelembung, tabung reaksi kedua perubahan warna menjadi kuning bening. Terakhir, ditetesi benzen pada kedua tabung reaksi dan diamati adanya perubahan warna dan fisik larutan. Hasilnya tabung reaksi pertama, terdapat batasan larutan (lapisan), atas oranye dan bawah kuning. Tabung reaksi kedua, adanya lapisan, atas ungu dan bawah kuning bening, dan semakin lama akan semakin bening. Pada percobaan ketiga yaitu tes kalium permanganate asam (KMnO4). Pertama, disediakan dua tabung reaksi, tabung reaksi pertama dimasukkan 1 ml ligroin berwarna kuning bening dan tabung reaksi kedua dimasukkan sikloheksan berwarna bening sebanyak 3 tetes. kemudian, diteteskan larutan permanganate sebanyak 3 tetes hasilnya terdapat perubahan warna pada ligroin menjadi kuning pucat dan pada sikloheksan menjadi ungu. selanjutnya, diteteskan asam sulfat (H2SO4) sebanyak 3 tetes pada masing-masing tabung reaksi, dikocok, dan diamati perubahan warna dan fisik larutan. hasil akhirnya pada ligroin terbentuk dua lapisan, lapisan atas kuning keruh dan bawah oranye bata. dan pada sikloheksan terbentuk dua lapisan, atas bening dan bawah merah metalik, setelah didiamkan menjadi merah bata. Berdasarkan literature percobaan positif alkane dan alkena yang seharusnya terjadi adalah pada percobaan air brom hasil akhirnya, warna cairan pada tempat terang pada lapisan bawah pekat, dan pada tempat gelap cairan tetap terpisah atau adanya lapisan dengan warna atas yang pekat. jadi untuk percobaan pertama dapat dikatakan mendekati pada literature. Kemudian percobaan kedua, hasil seharusnya adalah larutan iodin ditambah ligroin menghasilkan perubahan warna menjadi oranye dan terdapat gelembung dan setelah ditambah benzene berubah menjadi dua lapisan yaitu kuning diatas dan oranye dibawah. pada sikloheksan dan iodin larutan berubah

warna menjadi kuning dan setelah ditambah benzen terdapat dua lapisan yaitu ungu diatas dan kuning dibawah dan lama kelamaan akan bening. Jadi dapat disimpulkan percobaan kedua ini berhasil dan sesuai hasil literature. dan pada percobaan ketiga yaitu tes kalium permanganate asam (KMnO4). hasil seharusnya adalah ligroin ditambah permanganate menghasilkan warna kuning pucat dan setelah ditambah H2SO4 terdapat dua lapisan dengan lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah berwarna kuning keruh. dan pada sikloheksan ditambah permanganate menghasilkan perubahan warna ungu, setelah ditetesi H2SO4 menghasilkan dua lapisan, lapisan atas berwarna kuning pucat dan lapisan bawah berwarna coklat. Jadi, percobaan ketiga ini kurang berhasil. Fungsi penambahan dan perlakuan pada percobaan pertama diantaranya,

Alkana merupakan kelompok hidrokarbon yang paling sederhana atau hidrokarbon jenuh, memiliki ikatan tunggal hanya mengandung karbon dan hydrogen dengan ikatan C-H dan ikatan tunggal C-C. Sifat-sifat senyawa alkane adalah pada suhu kamar C1–C4 berwujud gas, C5–C17 berwujud cair, dan di atas 17 berwujud padat, semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. pembuatan alkane dapat dibuat dengan penyulingan bertingkat petroleum dan gas alam, ini untuk alkane rendah. untuk alkane diatas C5 jumlah isomernya banyak dan titik didih sangat berdekatan sehingga susah diperoleh dalam keadaan murni. Terdapat contoh dari senyawa alkane diantaranya, Metana (CH4), Etana (C2H6), Propana (C3H8), Butana (C4H10), Pentana (C5H12), Heksana (C6H14), dst. Alkena

Berikut ini struktur dari bahan percobaan yaitu ligroin dan sikloheksana. Struktur ligroin

Struktur heksana

Struktur sikloheksana

DAFTAR PUSTAKA NaTaJuKoPen Anonim.

http://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_DE_CB9248175.htm,

diakses pada 24 Oktober 2017 pukul 22.37 WIB Anonim. https://student.unud.ac.id/sukaryatipertamidewi/news/36619, diakses pada 24 Oktober 2017 pukul 22.42 WIB. Hart Harlord. 2004. Kimia Organik Edisi Keenam. Jakarta: Airlangga. Pine H Stanley, et al. 1988. Kimia Organik Edisi Keempat. Bandung: ITB. Respati. Ir. 1980. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru. S. Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB. Wilbraham Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB.

Related Documents


More Documents from "Edlyn Ainayyah Annabilah"