ALKALOSIS METABOLIK
A. DEFINISI Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan yang Menggambarkan individu yang mengalami atau berisiko tinggi untuk mengalami suatu ketidakseimbangan asam-basa yang berhubungan dengan kelebihan bikarbonat atau kehilangan ion hydrogen Alkalosis adalah kondisi di mana cairan tubuh melebihi batas. Ini bertentangan dengan acidosis, di mana tubuh kekurangan cairan. Yang disebabkan oleh limpa dan ginjal mengatur acid tubuh. Karbondiosida berkurang atau bicarbonat meningkat levelnya membuat tubuh juga bersifat alkali, kondisi ini disebut alkalosis. KRITERIA: •
PH
lebih
besar
dari
7,45
pada
pasien
tidak
terkompensasi
• PaCo2 normal sampai pasien hipoventilasi untuk mengkompensasi alkalosis HCo3
lebih
besar dari 26.
B. ETIOLOGI Penyebab alkalosis antara lain: 1. alkalosis yang responsif terhadap klorida paling sering terjadi pada kontraksi volume ekstrasel akibat muntah- muntah , pengisapan nasogastrik, dan diuretika. Konsentrasi klorida urin adalah kurang dari 10meq/L kecuali kalau pasien masih memakan suatu diuretika. 2. alkalosis yang resisten- klorida paling sering akibat keadaan kelebihan mineralokortikoid, yang mengakibatkan peningkatan pembentukan biokarbonat dan pembunagan kalium. Hipokalemia sering ditemukan : volume ekstraselnya normal atau mengembang. Konsentrasi klorida urine adalah lebih besar dari 20meq/ L. 3. alkalosis akibat pemberian alkali eksogen biasanya dapat dikoreksi dengan cepat dengan peningkatan eskresi bikarbonat ginjal, tetapi terdapat sufisiensi ginjal, alkalosis dapat terjadi dan cukup berat sehingga membutuhkan dialysis
C. MANIFESTASI KLINIS Alkalosis metabolic ditandai dengan :
sakit kepala dan lesu adalah gejala-gejala awal;
kulit memerah hangat
kejang,
kebingungan mental,
otot berkedut,
agitasi; koma (asidosis berat);
anoreksia, mual, muntah dan diare;
respirasi dalam dan cepat (respirasi Kussmaul);
hiperkalemia (pergeseran asam untuk ICF dan K + ke ECF);
disritmia jantung.
sedangkan kelemahan umumnya adalah :
kram otot,
refleks hiperaktif,
tetani (karena penurunan kalsium);
kebingungan dan kejang dapat terjadi dalam situasi yang parah.
Peningkatan pH darah; meningkat HCO3-; PaCO2 normal atau meningkat jika kompensasi terjadi.
D. PERAWATAN Perawatan alkalosis tergantung pada penyebab khusus. Sebagian orang membutuhkan bantuan medis untuk mengetahui kehilangan apakah dalam dirinya kekurangan zat kimiawi seperti chloride dan potasium. Kontrol kesehatan lain yang perlu dilakukan antara lain memonitor tanda-tanda vital seperti suhu, tekanan darah atau pernafasan.
E. ASUHAN KEPERAWATAN 1) Pengkajian a. Tanda dan gejala : kelemahan otot, ketidakstabilan saraf otot, dan hiporefleksia sekunde terhadap hipokalemia menyertai penurunan motilitas saluran GI dapat mengakibatkan paralitik ileus. Alkalosis berat juga dapat mengakibatkan tandatanda kepekaan rangsang saraf otot juga apatis, kacau mental dan stupor. b. EKG :berbagai tipe distritmia atrial ventrikuler sabagai akibat kepekaan jantung yang terjadi dengan hipokalemi : gelombang U c. Riwayat dan factor- factor resiko : ·
Keadaan klinik yang berhubungan dengan volume/ penurunan klorida ; muntah atau
drainase urine. Alkali posthiperkapnia a. I d e n t i t a s p a s i e n Nama: Umur: Jeniskelamin: Status : Pekerjaan: Alamat: Mulai perawatan : Diagnosamasuk: Pemeriksaan Fisik Penurunan ph kurang dari 7,35 dan HCO kurang dari 22 mEq/L
Pemeriksaan Diagnostik 1. Nilai- nilai gas darah arteri : menentukan keparahan alkalosis dan respons terhadap terapi . pH akan menjadi > 7,4 2. biokarbonat serum : nilainya akan meningkat sampai > 26 mEq/L 3. Elektrolik Serum : biasanya serum kalium akan rendah, (<4,0 mEq/L). sedangkan serum klorida < 95mEq/L. meskipun hubungan antara alkalosis metabolic dan dan kalium tidak dipahami secara lengkap , alkalosis dan hipokalemia sering terjadi bersama- sama
4. EKG : untuk mengkaji adanya disritmia, terutama jika terdapat hipokelemia ataupun alkalosis berat.
Penatalaksanaan Kolaboratif Penatalaksanaan akan tergantung pada gangguan yang mendasari . alkalosis metabolik ringan atau sedang biasanya tidak memerlukan intervensi- intervensi terapeutik yang khusus. 1. Infuse saline : infuse normal saline dapat mengkoreksi kekurangan volume (klorida) pada pasien dengan alkalosis sekunder karena kehilangan melalui lambung . alkalosis metabolic sukar untuk diperbaiki jika hipovelemia dan kekurangan klorida tidak di koreksi. 2. Kalium Klorida (KCL) : diindikasikan untuk pasien- pasien dengan kadar kalium rendah. KCL lebih dipilih ketimbang garam kalium lainnya karena kehilangan klorida dapat diganti secara simultan 3. Natrium dan kalium klorida : efektif untuk alkalosis posthiperkapnia yang terjadi saat retensi CO2 kronik dikoreksi secara cepat. Jika jumlah klorida dan kalium yang adekuat tidak trsedia , maka kelebihan biokarbonat oleh ginjal akan mengalami kerusakan dan alkalosis metabolic akan terus berlangsung. 4. Bahan- bahan yang bersifat asam : alkalosis yang berat memerlukan pengobatan dengan bahan- bahan yang asam seperti asam hidroklorida encer, ammonium klorida . karena efek samping nya yang serius, maka obat- obatan ini tidak sering digunakan.
Penatalaksanaan lainnya: 1. Penatalaksanaan cairan : jika ada penurunan volume , diberikan normal saline 2. Penggantian kalium : kalium IV : jika pasien sedang menggunakan pemantau jantung maka diberikan kalium klorida sampai 20mEq/jam untu mengatasi hipokalemia . kalium oral : rasanya sangat tidak enak .15mEq/L per gelas adalah yang paling banyak yang dapat ditoleransi pasien dengan dosis maksimum setiap hari 60-80 mEq. Tablet kalium yang terurai dengan lambat merupakan bentuk bentuk KCL yang dapat diterima. Semua bentuk KCL dapat mengiritasi lambung dan mukosa usus diet ; diet berisi 3 gram atau 75mEq kalium , tetapi
bukan dalam bentuk kalium klorida . diet kalium tambahan tidak efektif jika terdapat bersamaan dengan kekurangan klorida. 3. Deuretik hemat kalium : dapat ditambahkan jika diuretic tiazid merupakn penyebab hipokalemia dan alkalosis metabolic. 4. Mengidentifikasi dan mengkoreksi penyebab hiperadrenokortisisme
2) Diagnosa Keperawatan
penurunan curah jantung yang berhubungan dengan factor- factor listrik sekuder terhadap alkalosis metabolic akibat tindakan penghisapan lambung
defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ttg penyakit dan pengobatannya.
3) Intervensi Keperawatan ·
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan factor- factor listrik sekuder terhadap
alkalosis metabolic akibat tindakan penghisapan lambung intervensi :
monitor nilai –nilai lab, terutama pH dan serum CO2 untuk menentukan respon pasien terhadap terapi.
Monitor EKG terhadap adanya disritmia.
Monitor kadar kalium
Gunakan cairan saline isotonic untuk mengiritasi selang lambung
Ukur dan catat jumlah cairan yang dikeluarkan oleh suction
Timbang pasien tiap hari untuk menentukan status volume cairan.
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ttg penyakit dan pengobatannya.
Intervensi :
Beritahukan informasi tentang penyakit kepada pasien dan keluarga terdekat
tekankan pentingnya untuk menggunakan dosis sesuai dengan anjuran dokter
jelaskan tentang diet tinggi natrium meningkatkan risiko hipokalemia dan alkalosis , mengharuskan pembatasan natrium sesuai anjuran
jika diresepkan KCL tambahan, ajarkan pasien pada hal- hal berikut:
kalium oral rasanya sangat tidak enak dan akan terasa enak jika dicampur dengan juice jeruk atau juice tomat
tablet kalium yang terurai secara perlahan seharusnya tidak dikunyah
keduanya dapat mengiritasi lambung dan seharusnya dimakan bersamaan saat waktu makan
meskipun nenerapa makanan mengandung kalium , makanan tersebut seharusnya tidak digunakan sebagai pengganti untuk kalium klorida tambahan yang dianjurkan oleh para dokter