MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Disusun oleh :
1. Abe Pura Dwi Putra Absa/06101181722034 2. Annisa/06101281722025 3. Yuni Hartati Eliya Rosa/06101181722029
PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya pelaksanaan penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu bersama-sama dalam mengerjakan makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberi informasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami penyusun menyadari bahwa makalah ini bukan sesuatu yang terbaik bahkan jauh dari yang baik, baik dari segi permasalahan, isi, maupun sistematika penyajiannya. Namun di antara yang buruk, tentu masih ada sekelumit kecil yang berguna. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga penyusunan makalah ini bermanfaat berbagai pihak yang membutuhkan.
Indralaya, 20 September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................... i Daftar isi ...................................................................................... ii
BAB I 1.1 Latar belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 1 1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
BAB II 2.1 Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan.............................3 2.1.1. Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia...................................4 2.2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia.........................................................................................10
BAB III 3.1 Kesimpulan .................................................................................... ...13 3.2 Saran...... ........................................................................ .......13
DAFTAR PUSTAKA............................................................14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam membangun karakter manusia. Namun, dalam perkembangannya, pendidikan sering dianggap tidak penting bahkan dianggap tidak diperlukan. Akan tetapi, pendidikan pada waktunya menempati posisi penting dalam kehidupan. Saat manusia sadar, bahwa pendidikan merupakan aspek luar yang membangun keterampilan dan kemampuan manusia lain.
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan
social-budaya
dan
perkembangan
iptek.
Pemikiran-
pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah 1.Apa saja aliran-aliran klasik dalam pendidikan ? 2. Bagaimana pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia ?
3. Apa saja yang termasuk dalam Gerakan Baru Pendidikan ? 4. Apa Pengaruh gerakan baru pendidikan terhadap Pelaksanaan di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah 1.Untuk memahami aliran-aliran klasik beserta pengaruhnya terhadap pendidikan di Indonesia
2.Untuk memahami gerakan baru beserta pengaruhnya terhadap pendidikan di Indonesia 3.Untuk memahami pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek
pendidikan di Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan dari makalah ini adalah 1. Menambah ilmu pengetahuan tentang aliran-aliran klasik pendidikan di Indonesia 2. Dapat memahami karakter dan sifat melalui aliaran-aliaran yang di pelajari 3.Dapat membedakan anatara aliran-aliran serta pengaruhnya terhadap pendidikan
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada zaman yunani kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang dengan pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, baik aliran-aliran klasik maupun gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua kawasan itu. Pemikiranpemikiran itu tersebar keseluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan berbagai cara, seperti : dibawa oleh bangsa penjajah, melalui bacaan, dan sebagiaanya. Aliran-aliran
klasik
yang
meliputi
aliran-aliran
empirisme,
nativisme, naturalisme, dan konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran-aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Sedang sebaliknya, aliran yang sangat optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada di antara kedua kutub tersebut, yang dapat dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran dalam pendidikan. Selanjutnya, terdapat beberapa gagasan yang lebih bersi, dan pengajaran proyek. Gerakan-gerakan ini sangat mempengaruhi cara-cara guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, gerakan-gerakan itu dapat dikaji untuk memperkuat wawasan dan pengetahuan tentang pengajaran. Seperti telah dikemukakan bahwa
pengajaran merupakan pilar penting dari kegiatan pendidikan di sekolah, utamanya kalau dilakukan pengajaran yang sekaligus mendidik. 2.1.1. Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat ditebak dalam pemikirannya, sehingga mampu menjelajah angkasa luar tetapi angkasa dalamnya masih belum cukup diketahui. Sehubungan dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan, perbedaan pandangan itu berawal dari perbedaan pandangan tentang perkembangan manusia itu sendiri. Terdapat perbedaan penekanan didalam suatu teori kepribadian tertentu tentang faktor manakah yang paling berpengaruh dalam perkembangan kepribadian. Perkembangan kepribadian itu bisa dipengaruhi oleh lingkungan karena dalam lingkungan sehari-hari dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, bila dalam lingkungan memberi contoh tidak baik maka kepribadian seorang tersebut juga tidak akan baik, seperti keluarga yang harus memberikan contoh kepada keturunannya agar mereka lebih baik dan dapat menjadi contoh di lingkungan dimana mereka tinggal. Teori-teori dari strategi behavioral dan strategi phenologis menekankan faktor belajar. Kedua strategi ini menekankan faktor belajar. Tetapi mengemukakan pandangan yang berbeda tentang bagaimana proses belajar itu terjadi, akibat perbedaan pandangan tentang hakikat manusia. Strategis behavioral tergantung pada lingkungannya sedang strategi fenomenalogis memandang manusia sebagai makhluk aktif yang mampu beraksi dan melakukan pilihan-pilihan sendiri. Perbedaan pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai aliranaliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja, dan dengan demikian, suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan
gagasan untuk mengoptimalkan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia.
a. Aliran Empirisme Menurut aliran ini manusia itu dilahirkan putih bersih seperti kertas putih, artinya tidak membawa potensi apa-apa. Perkembangan selanjutnya tergantung pada pendidikan dan lingkungan. Pendidik memegang peranan penting dengan menyediakan lingkungan pendidikan yang akan diterima oleh anak sebagai pengalaman guru dan orang tua paling menentukan hasil pendidikan. Pendidikan dibentuk oleh pengalaman, bukan tergantung dari dasar diri anak. Locke menyarankan bahwa guru dan orang tua berperan sebagai model, menunjukkan kualitas tingakh laku yang baik. Anak-anak harus ditunjukkan tentang dunia sebagaimana adanya, termasuk kejelekan dan bahaya sehingga akan menyadari apa yang harus dihindari dan apa yang harus dicapai. Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidikan kepada anak menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dna akan diterima oelh anak sebagai pengalaman. Pengalaman itu tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena mempunyai bakat tersendiri, meskipun lingkungan disekitarnya tidak mendukung keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.
Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat diubah, umpamanya melalui modifikasi tingkah laku. Hal itu tercermin pada pandangan scientific psycology Skinner ataupun dengan behavioral. Behaviorisme itu menjadikan prilaku manusia tampak keluar sebagai sasaran kajianya, dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu terutama sebagai hasil belajar semata-mata. Meskipun demikian, pandangan-pandangan behavioral ini juga masih bervariasi dalam menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar itu sebagai berikut: a. Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi. b. Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari sesuatu perilaku. c. Pandangan yang menekankan peranan stimulus atau rangsangan terhadap perilaku. Seperti yang akan dikemukakan pada butir atau aliran konvergensi pada bagian ini, beberapa pendapat dalam pandangan behavioral tersebut tidak lagi sepenuhnya ala ”Tabula Rasa” dari J. Locke, karena telah mulai diperhatikan pula faktor-faktor internal dari manusia.
b. Aliran Natifisme Aliran ini ditokohi Schopen Hauwer (Jerman : 1788-1860) berpendapat bahwa manusia dilahirkan dengan potensi-potensi yang sudah jadi, sehingga faktor pendidikan dan lingkungan tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak, yang baik akan menjadi baik dan yang jelek akan menjadi jelek. Aliran ini berpendapat sekalipun diperlukan
pendidikan, pendidikan tersebut hanya
bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir.
Hasil
perkembangan
anak
tersebut
ditentukan
oleh
pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu hasih akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan perkembangan anak sendiri. Istilah nativisme dari asal kata Native yang berarti terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat. Sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka ia akan menjadi orang baik. Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar. Meskipun dalam sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat dan sifat dari orang tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satusatunya faktor yang menentukan perkembangan. Masih banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam
menuju
kedewasaan.
Pandangan
konvergensi
akan
memberikan penjelasan tentang pentingnya kedua faktor yaitu pembawaan atau hereditas dan lingkungan dalam perkembangan anak. Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu ’inti’ pribadi yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas.
Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun pengalaman dalam belajar. Itu ataupun penerimaan dan persepsi seorang banyak ditentukan oleh kemampuan memberi makna kepada apa yang dialaminya itu. Pendekatan ini sangat mementingkan pandangan holistik (menyeluruh, gestait) serta pemahaman perilaku orang dari sudut pandang si empunya perilaku itu.
Terdapat
variasi
pendapat
dari
pendekatan
phenomenologi/humanistik tersebut sebagai berikut : 1. Pendekatan aktualisasi diri atau non direktif. 2. Betapa pentingnya memahami hubungan ”transaksi” antara manusia dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami perilakunya. 3. Pendekatan ”gestait” baik yang klasik maupun pengembangan selanjutnya. 4. Pendekatan ”search for meaning” dengan aplikasinya sebagai logotherapy dari viktor franki yang mengungkapkan betapa pentingnya semangat (human spirit) untuk mengatasi berbagai tantangan masala yang dihadapi.
c. Aliran Naturalisme Tokoh aliran ini adalah JJ. Rousseau (Perancis : 1712-1778). Menurut aliran ini manusia itu pada waktu lahir mempunyai pembawaan baik karena pada dasarnya manusia baik karena pada dasarnya biarkan berkembang baik di alamnya. Hukum yang mutlak bagi pendidikan masa anak-anak ialah tindakan belajar mengajak. Tokoh aliran ini William Sterm (Jerman 1871-1939) yang berpendapat bahwa anak sejak lahir membawa potensi-potensi namun dalam perkembangan selanjutnya tergantung pendidikan dan lingkunganya. Pembawaan tidak akan berkembang dengan baik manakala
tidak
ada
dukungan
pendidikan
dan
aturan
lingkungan.Sebaliknya pendidikan atau lingkungan tidak akan berhasil dengan baik manakala pada diri anak tidak ada pembawaan yang mendukungnya. Seorang anak memang mempunyai potensi-potensi yang berbedabeda pada dirinya, jika potensi tersebut tidak dikembangkan tidak akan dapat ditunjukkan oleh seseorang tersebut. Lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan dalam potensi-potensi anak. J.J Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat (artificia) sehingga kebaikan anak-anak yang memperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat tampak secara spontan dan bebas.
d. Aliran Konvergensi Perintis aliran ini adalah William Sterm (1871-1938) seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia ini sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Itu semua tergantung pada lingkungan dan perkembangan potensi anak dalam belajar menyikapi perilakunya agar dapat menjadi lebih baik. Tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang dalam diri anak tidak dapat menghasilkan perkembangan anakyang optimal kalau memang diri anak tidak terdapat bakat yang mengembangkan itu. Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungna yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungnan kedua anak tersebut menggunakan bahasa sama.
e. Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di Indonesia. Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di indonesia melalui upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa penjajah Belanda dan disusul kemudian oleh orangorang Indonesia yang belajar di negeri Belanda pada masa penjajahan seperti diketahui, sistem persekolahan diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia, sebelum masa itu pendidikan di seluruh masyarakat, keluarga belum dikenal. Meskipun dalam hal-hal tertentu sangat diutamakan bakat dan
potensi
lainnya
dari
anak
(umpama
pada
bidang
kesenian,keterampilan tertentu, dan sebagainya) namun upaya penciptaan
lingkungan
untuk
mengembangkan
bakat
dan
kemampuan itu di usahakan pula secara optimal. Meskipun peranan pandangan empirisme dan nativisme tidak sepenuhnya di tolak tetapi penerimaan itu di lakukan dengan pendekatan elektif fungsional yakni di terima sesuai dengan kebutuhan, namun di tempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi. Seperti yang telah di kemukakan tumbuh-kembang manusia di pengaruhi oleh berbagai faktor, yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan itu sendiri, dan anugerah. Faktor terakhir itu merupakan pencermina pengakuan atas adanya kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia. (Sulo, 1984). 2.2 Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun
pada beberapa kmponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen
saja.
Beberapa
dari
gerakan-gerakan
baru
tersebut
memusatkan diri pada perbaikan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar ada sistem persekolahan, seperti peningkatan pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian sekolah kerja pengajaran proyek dan sebagainya (Suparlan, 1984 ; Soejono, 1958 ) a. Pengajaran Alam Sekitar Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan. c. Sekolah Kerja Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan
yang
mementingkan
pendidikan
keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan Aliran-aliran klasik meliputi aliran-aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi yang merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Tumbuh-kembang manusia di pengaruhi oleh berbagai faktor, yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan itu sendiri, dan anugerah. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya memusatkan diri pada perbaikan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar ada sistem persekolahan, seperti peningkatan pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian sekolah, kerja pengajaran proyek dan sebagainya.
3.2 Saran Adapun saran dari penyusun makalah 1. Dalam penyusunan makalah harus mencari banyak referensi dari buku-buku yang ada di perpustakaan atau media –media lainnya. 2. Mengunjungi perpustakaan atau ruang baca serta mempelajari berbagai referensi mengenai pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Joni, R. (1981). Wawasan Kependidikan. Jakarta: Depdikbud. Mardiatmadja. (1984). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Sulo, S. L. (1984). Pendekatan dan Teknik-Teknik Supervisi Klinis. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud. Tirtarahardja, U. (2013). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.