Akulah Si Ular Raksasa Aku memiliki seekor ular yang tidak biasa. Ularku sudah berumur 20 tahun sejak menetas dari telur yang dipungut oleh kakekku di dekat sungai. Dia memiliki panjang sekitar 10 meter. Dan beratnya, tidak tahulah... karena kami, keluargaku tidak pernah menimbangnya. Dia, bernama Grandong. Ya, begitulah aku memanggilnya karena kulitnya yang berwarna coklat dan terdapat bercak-bercak melingkar persis seperti kulit grandong. Bagaimana cara kami memberi makan? Grandong tidak makan setiap hari, bisanya dia makan sebulan sekali. Tetapi sekali makan, bisa menghabiskan tiga ekor ayam ras. Biasanya aku datang padanya dan mengelus-elus kulitnya. Dia sudah seperti bagian dari keluargaku Grandong tidak seperti rupanya dia sangat ramah padaku. Begitu juga kepada para pengunjung yang biasa datang hanya sekedar untuk melihatnya.. ada yang bilang cuma untuk membuktikan kebenaran bahwa aku memang memiliki ular yang sepanjang itu. Dari pengunjung yang datang untuk melihatnya itulah aku mendapatkan uang untuk membelikannya ayam setiap bulan. Suatu ketika akhirnya aku tidak sangup lagi memelihara grandong. Pengunjung yang biasanya datang melihat grandong kini makin sepi. Kadang sebulan hanya ada lima orang. Itu berarti aku mendapat uang hanya 15 ribu untuk membelikannya ayam. Datang seorang teman dari kota, menasehati agar memberikan pada kebun binatang saja. “Ularmu itu bisa saja memakanmu, dia kan kelaparan karena tidak kamu beri makan. Sebaiknya kamu serahkan saja pada kebun binatang.” Katanya. “Aku pernah mendengar bahwa ular adalah jelmaan setan. Lihat saja matanya yang kelaparan, dia akan memakanmu.” Imbuhnya lagi. Berikan ke kebun binatang. Denga bantuan teman -------------------------------------------------------bersambung.