Akmen Lanjutan Sap 7.docx

  • Uploaded by: Gung Adhie
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akmen Lanjutan Sap 7.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,743
  • Pages: 13
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Akuntansi Manajemen Lanjutan

DISUSUN OLEH : Kelompok 5 Winayaka Lingga

(1807611002)

I Gst. Agung Bagus Adhi Damanik

(1807611003)

I Putu Bayu Suyadnya Pratama

(1807611004)

I Wayan Juniarta

(1807611020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA BALI 2019

A. LATAR BELAKANG Informasi akuntansi merupakan alat bantu yang penting dalam perusahaan. Apabila informasi yang disajikan tidak tepat, maka keputusan yang diambil akan cenderung menyesatkan atau bahkan dapat berakibat fatal bagi perusahaan, dengan demikian dikatakan infomasi yang tepat akan mengurangi ketidakpastian. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa informasi sangat penting bagi setiap perusahaan, karena untuk merencankan, mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari-hari perusahaan. Begitu juga halnya dengan kebutuhan manajemen perusahaan. Para pengelola / manajer perusahaan sangat memerlukan manajemen yang dapat meberikan informasi ntuk melaksanakan fungsi – fungsi manajemen tersebut dengan baik. Cost-Volume-Profit Analysis (CVP) merupakan bagian dari informasi akuntansi manajemen. Menurut Blocher (2000 : 308), analisis CVP merupakan metode untuk menganalisis bagaimana keputusan operasi dan keputusan pemasaran mepengaruhi laba bersih, berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual per unit dan tingkat output. Informasi akuntansi manajemen mempunyai peranan yang strategis sebagai alat bantu manajemen untuk menjalankan fungsi manajerialnya. Melihat sampai saat ini kebutuhan para manajer perusahaan akan informasi untuk perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan tersebut masih saja belum terpenuhi seperti apa yang diharapkan oleh layaknya suatu badan usaha, maka dirasa perlu adanya pembahasan, yang hasilnya diharapkan dapat membantu para manajer perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi manajemen yang berguna untuk menjalankan usaha, khususnya untuk perencanaan laba atau usahanya.

B. PEMISAHAN BIAYA FIXED COST DAN VARIABEL COST UNTUK ANALISIS CVP Variable Cost (Biaya variabel) adalah perubahan total dalam proporsi langsung dengan perubahan tingkat aktivitas (atau cost driver). Sebagai contoh, di Perusahaan Donat, biaya bahan langsung adalah biaya variabel. Total biaya bahan untuk barang-barang ini meningkat berbanding lurus dengan jumlah item yang terjual.Sedangkan, biaya tetap tidak berubah secara total sebagai tingkat aktivitas (atau cost driver) bervariasi. Biaya fasilitas, termasuk pajak properti, penyusutan

bangunan dan peralatan, dan gaji personil pemeliharaan , yang biaya untuk Perusahaan Donut tetap. Biaya tetap per unit tidak berubah sebagai aktivitas bervariasi. Analisis CVP mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel) dan biaya yang tidak berubah (biaya tetap).Selanjutnya, biaya diasumsikan fungsi linier dari volume penjualan. Namun, banyak perusahaan sekarang menyadari bahwa ini tetap dibandingkan perbedaan variabel terlalu sederhana. Dalam sistem biaya berdasarkan aktivitas, biaya yang dibagi ke dalam unit dan kategori berbasis nonunit. Activity-based costing mengakui bahwa beberapa biaya bervariasi dengan unit yang diproduksi dan beberapa biaya yang tidak bervariasi. CVP menjadi lebih berguna karena memberikan wawasan yang lebih akurat mengenai perilaku biaya. ABC untuk Analisis CVP 

Total cost = Fixed cost + (Unit variable costs x number of units) + (Unit cost x number of setups) + (Engineering costs x number of engineering hours)



Operating income = Total revenue- fixed costs + (unit variable costs x number of units) + (Setup costs x number of setups) + (engineering costs x number of engineering hours)

C. COST VOLUME PROFIT ANALYSIS Menurut Hansen & Mowen (2005:274) ”Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan”. Sedangkan menurut Garrison, dkk (2006:322) ”Analisis biaya-volume-laba adalah satu dari beberapa alat yang berguna bagi manajer dalam memberikan perintah”. Alat ini membantu manajemen suatu perusahaan untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume dan laba organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlima lima elemen berikut: harga jual produk, volume atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan bauran produk yang dijual. Menurut Garrison, dkk (2006:350), ada beberapa asumsi yang mendasari analisis cost volume profit yaitu: 

Harga jual konstan. Harga jual produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah.



Biaya adalah linear dan dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variable dan tetap. Elemen variable adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total dalam rentang yang relevan.



Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.



Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit terjual. Analisis cost volume profit memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manajemen

suatuperusahaan. Manfaat dari penggunaan analisis ini adalah untuk membuat kalkulasi perencanaanlaba dan anggaran penjualan dari suatu perusahaan menjadi akurat. Dengan menggunakan analisis cost volume profit akan dapat diketahui berapa jumlah penjualan impas agarperusahaan tidak mengalami kerugian maupun untung, untuk mengetahui berapa jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba tertentu, Analisis cost volume profit juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang dapat membuatpenurunan sebelum mengalami kerugian, serta dapat digunakan untuk menentukan kombinasi penjualan dari setiap jenis ukuran yang diproduksi untuk mencapai target laba yang telah ditetapkan. Dasar-dasar Analisis Cost-Volume-Profit

1.

Margin Kontribusi Margin kontribusi menurut Garrison, dkk (2006:324) adalah “jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel”. Margin kontribusi merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya tetap dan memberikan keuntungan. Margin kontribusi juga dapat disajikan dalam bentuk persentase. Hansen & Mowen (2005:280) menyatakan bahwa rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Adapun rumus rasio margin kontribusi adalah: Rasio margin kontribusi = margin kontribusi/penjualan

2.

Analisis Titik Impas (BEP) Menurut Garrison, dkk (2006:325) ”Titik impas adalah tingkat penjualan dimana laba adalah nol”. Jadi dapat dikatakan bahwa titik impas merupakan titik di mana biaya dan pendapatan sama besarnnya sehingga tidak terjadi laba maupun rugi. Analisa terhadap titik impas ini digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi. Titik impas dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method) dan metode margin kontribusi (contribution method).

a. Metode Persamaan Metode persamaan menggunakan data-data dari laporan laba rugi yang disusun denganformat kontribusi. Format laba rugi dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut: Laba = (Penjualan – Beban Variabel) - Beban Tetap Persamaan tersebut dapat diubah menjadi: Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba b. Metode Margin Kontribusi Metode margin kontribusi pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari metodepersamaan yang telah dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yangterjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi biayatetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, total biayatetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Titik impas dalam unit yang terjual = beban tetap/margin kontribusi per unit Titik impas dalam dolar penjualan = beban tetap/rasio cm 3.

Analisis Target Laba Analisis CVP juga digunakan ketika perusahaan sedang mencoba untuk menentukan tingkat penjualan yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu, juga disebut laba ditargetkan. Target laba juga dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation method) dan metode margin kontribusi (contribution method). a. Metode Persamaan Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba b. Metode Margin Kontribusi Unit penjualan untuk mencapai target = beban tetap + target laba/margin kontribusi per unit

Identifikasi Biaya Variabel dan Biaya Tetap Masalah tersulit dalam analisis CVP adalah membagi semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variable. Analisis CVP tidak mengenal jenis biaya lain, seperti biaya semi variable, step cost, dan sebagainya.

1. Kelompok pertama adalah biaya yang sering disebut sebagai mixed costs. Contoh biaya ini adalah biaya listrik, air, telepon, dimana biaya – biaya tersebut memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel. Untuk biaya seperti ini, maka unsur biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan. 2. Kelompok biaya kedua adalah biaya-biaya yang memang tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap ataupun biaya variabel. Dengan demikian, definisi biaya tetap dalam analisis CVP adalah semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak dapat dikategorikan sebagai biaya variabel. D. CVP UNDER UNCERTAINTY Analisis CVP dilakukan dalam tahap perencanaan, dimana asumsi yang dibuat perusahaan belum tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana tersebut dilaksanakan. Karena unsur itu, unsur ketidakpastian harus dipertimbangkan, ada tiga cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, yaitu: 1. Safety margin merupakan selisih antara unit yang diperkirakan dapat dijual perusahaan pada periode analisis dengan unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas. Semakin besar safety margin yang dimiliki perusahaan, maka posisi perusahaan akan semakin aman, karena jika terdapat asumsi yang sedikit meleset, perkiraan posisi perusahaan masih jauh dari titik impas. 2. Operating leverage mengukur besarnya proporsi biaya tetap dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan perusahaan. Semakin tinggi operating leverage berarti semakin tinggi proporsi biaya tetap dalam perusahaan. Rumus untuk menghitung operating leverage adalah total marjin kontribusi dibagi dengan total laba operasi. 3. Analisis sensitivitas (what-if analysis) merupakan analisis yang dilakukan untuk mencari unsur yang paling sensitif dalam analisis CVP. Yang dimaksud dengan faktor yang paling sensitif adalah faktor yang jika meleset paling mempengaruhi perolehan laba perusahaan. Faktor yang paling sensitif inilah yang harus dijaga perusahaan agar dalam masa pelaksanaannya tidak meleset dari rencana.

SKYVIEW MANOR Studi kasus dilakukan pada tahun 1962 di Vermont. Skyview Manor adalah hotel dengan kualitas baik dan tarif menengah. Skyview Manor beroperasi selama musim ski pada tanggal 2 Desember sampai 31 Maret atau 120 hari. Jumlah kamar yang disediakan adalah 80 kamar. 50 Kamar di sayap timur dengan harga $15 untuk single dan $20 double. 30 Kamar di sayap barat dengan harga $20 untuk single dan $25 double. Sayap barat lebih mahal karena memiliki pemandangan lereng ski, pegunungan dan desa. Tingkat hunian pada musim ski sekitar 80%. Rasio rata-rata hunian single dan double adalah 2:8. Mr. Kachack, manajer hotel, mengungkapkan bahwa ketika musim ski berlalu maka bisnis ini akan merugi (memangkas keuntungan). Dia memperkirakan tingkat hunian rata-rata di luar musim ski menjadi 20% dan 40% untuk beberapa tahun. Apabila off season maka kamar yang aktif hanya 30 kamar dan estimasi yang terbooking 40%. Harga sewa kamar diturunkan menjadi $10 untuk single dan $15 double. Selain itu, manajer tetap mengeluarkan biaya iklan sebesar $4000/8 bulan (diluar musim ski. Biaya perbaikan sebesar $2000/tahun. Gaji Ibu Kacheck sebesar $20/hari untuk musim ski (7 hari kerja) dan untuk musim lain (5 hari Kerja). Gaji petugas meja dan 4 orang pembantu sebesar $24 dan $15 per hari. Pajak gaji dan tunjangan sebesar 20% dari gaji. Biaya asuransi sebesar $500. Setengah dari beban lain-lain dianggap pengeluaran untuk persediaan pembersih (Fix cost). Beban utilitas yang ada adalah biaya telepon dan biaya listrik. Dengan perincian 80 telepon dikali $3/bulan ditambah dengan biaya layanan dasar $50. Saat off-season hanya biasa layanan dasar yang dibayar. Manajer juga membangun kolam renang dengan biaya $40000 umur ekonomis 5 tahun. Biaya Bubble $15000 umur ekonomis 5 tahun, biaya lifeguard $400/bulan, asuransi pajak tambahan $1200, biaya pemanas $1000 dan biaya pemeliharaan $1800.

Figur 1 Skyview Manor Operating Statement, For the Fiscal Year ended 3/31/62

Revenues : Expenses: Salaries: Manager Manager’s Wife Desk Clerk Maids (four)

$160,800

$15,000 2,400 2,880 7,200 $27,480 Payroll Taxes and Fringe Benefits 5,496 Depreciation (15 year life) 30,000 Property Taxes 4,000 Insurance 3,000 Repairs and Maintenance 17,204 Cleaning Supplies 1,920 Utilities 6,360 Linen Service 13,920 Interest on Mortgage (5% interest rate) 21,716 Miscellaneous Expenses 7,314 Total Expenses 138,410 Profit before Federal Income Taxes $22,390 Federal Income Taxes (48%) 10,747 Net Profit $11,643 1. Berapa rata-rata jumlah kamar yang harus disewakan tiap malam agar mencapai breakeven? a. Biaya variabel : - Cleaning supplies $ 1920. - Linen Service $ 13920. - ½ dari Misc. Exp $ 3657.

$ 19497 b. Biaya variabel tiap kamar = $19497 : 7680 (120 hari x 80 ruang x 80%) = $ 2,54 c. CM/kamar = ($160.800-$19.497)/7680 = $18,4/Kamar d. Biaya tetap = $138.410-$19.497= $118.913 e. Break even = $118.913 : $18,4= 6463 Kamar

2. Hotel full pada akhir pekan pada musim ski. Jika tarif semua room dinaikkan $5 pada malam-malam akhir pekan, namun sewa turun menjadi 72 room dari 80 room, bagaimana revisi pada laba sebelum pajak pada tahun ini, berdasarkan figur 1?  CM yang hilang 8 room x 34 malam akhir pekan (120 x 2/7 = 34) x $18.40 = $5,005  CM meningkat 72 room x 34 malam x $5 = $12,240  Net Change $12,240 - $5,005 = $7,235 laba tambahan (sebelum pajak)  Nilai breakeven untuk lost rooms per malam adalah sebagai berikut; X

=

breakeven loost rooms

X * $18.40

=

(80 – X) $5

$18.4X + $5X =

$400

$23.4X

=

$400

=

17

X

Peningkatan harga merupakan ide yang baik selama hotel dapat menyewakan setidaknya 63 room per weekend night. 3. Contribution Margin pada off season  Pendapatan Single = $10, double = $15, weighted average = $14 (2/10*10 + 8/10*15)  Biaya variabel, dari soal nomor 1 = $2.54/room night  Contribution Margin Perdapatan – Biaya variabel = $14 - $2.54 = $11.46/room night

4. Opsi apa yang dapat dipilih manajemen ? Bagaimana rincian biayanya? Pool Yes

No

Bubble No

Yes

1

3

5

2

4

6

No

Advertise

Yes

a. b. c. d.

Rincian biaya ketika off season : Biaya gaji ibu manajer : 35 weeks x $100/week @ $3500 x 120%= $4200 Depresiasi Kolam 25000/5 = $5000 Depresiasi Bubble 15000/5 = $3000 Biaya kolam renang, jika hanya dibuka pada musim ski, dan tanpa bubble Lifeguard (3x400) Insurance & Taxes Maintenance

$1200 $1200 $1800 $4200 Biaya kolam renang, jika dibuka sepanjang tahun, dengan bubble

Dari sebelumnya Additional Lifeguard Heating

$4200 $3600 $1000 $8800

e. Biaya telepon : (30 rooms) ($3 per room) = $90 x (8 bulan) = $720 f. Total Utility Cost, dalam kasus = $ 6360 Dikurangi Biaya Telepon = $(1560) = [($290x4) + ($50x8) = $1,560] Biaya Listrik = $ 4800 (untuk 9600 room tersedia) Untuk 7350 (30*245hari) room tersedia = 7350/9600 x $4800 = $3,675 g. Tambahan karyawan sebanyak satu pelayan karena. Biayanya adalah $15/hari x 240 hari = $3600 ditambah pajak 20% menjadi $4320 dengan fringes.

DECISION ALTERNATIVE

Repair

Insur ance

Mrs. K

Adv .

(a) Total

$2000

$500

$420 0

$15,41 5

1. adv no, pool no







$19,41 5

2. adv yes, pool no







$24,61 5

3. adv no, pool yes, bubble no 3 bulan







$28,61 5

4. adv yes, pool yes, bubble no 3 bulan







$32,21 5

5. adv no, pool yes, bubble yes 1 tahun







$36,21 5

6. adv yes, pool yes, bubble yes 1 tahun







$40 00

Pool Dep'n

Bubble Dep'n

Pool Ex.

(b)

(c)

$5000

$3000

(d) 4200 atau 8800







Phone

Elect.

Maids

(e)

(f)

(g)

$720

$3675













4320













































5. Hitunglah persentase pembookingan ruang agar BEP Jumlah ruang yang tersedia di off-season 7350. (30 ruang * 245 hari) MK off-season dari soal 3 = $11.46 1. $15415/$11.46 = 1345 ruang 1345/7350 = 18% 2. $19415/$11.46 = 1694 ruang 1694/7350 = 23% 3. $24615/$11.46 = 2148 ruang 2148/7350 = 29% 4. $28615/$11.46= 2497 ruang 2497/7350 = 34% 5. $32215/$11.46 = 2811 ruang 2811/7350 = 38% 6. $36215/$11.46 = 3160 ruang 3160/7350 = 43% 6. Alternative mana yang anda rekomendasikan dan mengapa? Kami memiliki pendapat bahwa bisnis ini memiliki risiko tinggi karena bisnis ini sifatnya musiman. Penjualan bisnis ini tinggi ketika musim ski saja. Proposal yang disampaikan manajer untuk membahas penggunaan kolam renang dan bubble wajib dipertimbangkan.

Kami melist tiap alternative rata-rata jumlah kamar yang harus dibooking per hari agar BEP yaitu : 1. 1345/245= 5 kamar 2. 1694/245= 7 kamar 3. 2148/245= 9 Kamar 4. 2497/245= 10 Kamar 5. 2811/245= 11 Kamar 6. 3160/245= 13 Kamar Dalam kasus disebutkan bahwa konsumen akan membooking tempat saat off-season sekitar 40% dari 30 kamar. Jumlah yang pasti terbooking adalah 12 kamar. Kami memutuskan untuk memilih alternative ke 5 yaitu fasilitas tanpa biaya advertising dengan adanya kolam renang dan bubble. Jumlah BEP alternative 5 adalah 11 kamar. Apabila kami analisis dengan jumlah kamar yang pasti terbooking yaitu 12 kamar maka didapati selisih 1 kamar. Jumlah keuntungan yang diperoleh dari selisih 1 kamar tersebut yaitu 1 X 245 hari X $11,46 = $2808. Alternatif lima memiliki CVP yang positif sehingga sangat kami rekomendasikan ke manajer untuk menambahkan fasilitas kolam renang dan bubble yang dibuka sepanjang tahun. Penambahan fasilitas itu tidak merugikan hotel. Pengunjung hotel diharapkan lebih loyal kepada SKYVIEW akibat adanya penambahan fasilitas tersebut. Alternatif 5 ini tidak membutuhkan biaya Advertising. Biaya advertising ini dihilankan karena manajer pernah menyebutkan bahwa biaya advertising yang dikeluarkan belum tentu meningkatkan penyewaan kamar.

DAFTAR PUSATAKA Don Hansen and Maryanne Mowen, Liming, Guan Cost Management; Accounting and Control, 6thedition, Thomson-Southwestern, 2008 (HM). Ikatan Akuntan Indonesia (2015). Modul Chartered Accountant (Akuntansi Manajemen Lanjutan). Jakarta https://www.e-akuntansi.com/2015/10/penggunaan-informasi-akuntansi-untuk_28.html

Related Documents

Akmen Lanjutan Sap 13.docx
December 2019 47
Akmen Sap 2.docx
December 2019 22
Akmen Sap 3.docx
April 2020 15
Akmen 01
June 2020 20
Akmen Proses.docx
April 2020 16

More Documents from "Rizqan Anshari"