Akbi Sap 7 Fix.docx

  • Uploaded by: diva cahyani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akbi Sap 7 Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,088
  • Pages: 13
(RMK KELOMPOK 7) Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : EMA 217 Kelas : A5

Nama Kelompok:

1. A.A Sagung Mita Febriana

(1707531002)

2. Ni Made Artini

(1707531011)

3. Ni Putu Hanita Pradnya

(1707531012)

4. Ni Putu Icha Vellyana Dewi

(1707531015)

5. Ni Nyoman Astriani Febrianty

(1707531056)

Program Studi S1 Akuntansi (Reguler) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 2018

A. Menghitung Biaya/ Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Pendekatan Kontemporer Berdasarkan Kegiatan/ Activity Based Costing (ABC) Sistem perhitungan biaya produk kontemporer adalah sistem perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas (Activity Based Cost = ABC) dimana pertama adalah menelusuri biaya aktivitas dan baru kemudian ke produk. Oleh sebab itu, ABC juga merupakan proses dua tahap, yakni: 1. Tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktivitas bukan ke unit organisasi seperti pabrik atau departemen. 2. Tahap Kedua meliputi pembebanan biaya, Pada tahap ini sistem ABC menekankan pada penelusuran langsung dan penelusuran penggerak yang menekankan hubungan sebab akibat. Jadi tidak seperti sistem tradisional yang cenderung instensi alokasi yang cenderung mengabaikan hubungan sebab akibat.

1. Tahap Pertama Pada tahap pertama kalkulasi biaya sistem ABC ini adalah mengidentifikasi dan mengklasifikasi aktivitas. Biaya-biaya dikaitkan dengan masing-masing aktivitas, aktivitas dan biaya yang berkaitan dibagi ke dalam kumpulan yang sejenis (homogen) :  Identifikasi Kegiatan Aktivitas/ kegiatan adalah pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi. Oleh sebab itu, identifikasi aktivitas memerlukan suatu daftar dari semua jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orgnisasi. Misalnya penanganan bahan, pemeriksaan, proses rekayasa dan penyempurnaan produk. Mengidentifikasi kegiatan adalah mengamati dan membuat daftar pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi. Daftar pekerjaan tersebut

didokumentasi dalam dokumen yang disebut Inventaris Kegiatan. Setelah inventaris kegiatan dibuat, kemudian atribut kegiatan digunakan untuk menerangkan dan mengklasifikasikan kegiatan lebih lanjut. Atrbut kegiatan adalah butir-butir informasi keuangan dan non-keuangan yang menjelaskan masing-masing kegitan. Atribut yang digunakan tergantung pada tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan tersebut. Bila tujuannya adalah memperbaiki kinerja, maka digunakan atribut mutu dan efisien. Bila tujuannya adalah perhitungan biaya produk maka digunakan atribut yang mencerminkan bagaimana produk memerlukan kegiatan yang akan digunakan. Misalnya hasil identifikasi atribut kegiatan yang digunakan untuk mencapai tujuan perhitungan biaya produk, misalnya: Mengumpulkan data rekayasa Pemasukan cetakan Penyediaan ustilitas Penyediaan ruangan Pembelian bahan Penerimaan bahan Pembayaran pembelian bahan  Klasifikasi Kegiatan Setelah kegiatan diidentifikasi, selanjutnya melakukan klasifikasi. Klasifikasi kegitan yang terkait ke dalam set-set yang membentuk dasar bagi kelompok-kelompok biaya yang sama,dilakukan dengan menggunakan atribut. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah tarif overhead yang diperlukan, menyederhanakan tugas penghitungan biaya produk, dan mengurangi kerumitan keseluruhan model penghitungan biaya produk ABC. Kegiatan diklasifikasikan ke dalam kelompok yang sama bila setidaknya memiliki tiga kriteria yang sama yakni: - Atribut proses. Yakni kegiatan-kegiatan yang berbagi tujuan atau memiliki maksud yang sama. - Atribut tingkat kegiatan adalah kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan pada tingkat kegiatan umum yang sama. - Atribut pendorong. Maksudnya kegiatan-keiatan tersebu menggunakan pendorong/ penggerak yang sama untuk membebankan biaya ke suatu obyek biaya yang sama.  Klasifikasi Proses

Klasifikasi proses dilakukan setelah klasifikasi kegiatan dilakukan dan menghasilkan daftar kegiatan. Suatu proses didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan tertentu.  Klasifikasi Tingkat Kegiatan Setelah klasifikasi Proses dilakukan, selanjutnya dklasifikasikan lagi ke dalam salah satu dari empat kategori kegiatan umum yakni (1) tingkat unit, (2) tingkat batch, (3) tingkat produk, (4) tingkat fasilitas, Mengklasifikasikan kegiatan ke dalam kategori-kategori ini memudahkan perhitungan biaya produk karena biaya-biaya kegiatan dikaitkan dengan berbagai tingkat yang berbeda dengan jenis-jenis pendorong/ penggerak yang berbeda pula

 Klasifikasi Pendorong Kegiatan Setelah melakukan klasifikasi tingkat kegiatan, maka tiga tingkatan yang pertama yakni tingkat unit, tingkat batch dan tingkat produk mengandung kegiatan-kegiatan yang terkait produk. Hal ini memungkinkan untuk mengukur kebutuhan yang ditempatkan pada kegiatan oleh masing-masing produk.. Kegiatan-kegiatan dalam tiga tingkatan tersebut dapat dibagi atas dasar perbandingan konsumsi. Keiatan-kegiatan dengan perbandingan konsumsi yang sama dapat menggunakan pendorong/ penggerak kegiatan yang sama untuk pembebanan biaya. Dengan demikian, semua kegiatan di dalam masing-masing tiga tingkat kegiatan tersebut yang memiliki pendorong/ penggerak yang sama dikelompokkan menjadi satu dan membentuk satu rangkaian kegiatan yang homogen. Maksudnya rangkaian kegiatan homogen di sini adalah suatu kumpulan kegiatan yang memiliki tujuan berbagai atau maksud yang sama, berada pada tingkat yang sama dan menggunakan pendorong/ penggerak kegiatan yang sama pula.

Kategori kegiatan yang keempat yakni tingkat fasilitas merupakan persoalan tersendiri dalam metode ABC dalam menelusuri biaya ke produk. Menelusuri biaya kegiatan ke masing-masing produk bergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi jumlah masing-masing kegiatan yang dikonsumsi oleh produk, Kegiatan tingkat fasilitas merupakan kegiatan umum untuk berbagai produk sehingga hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi bagaimana masing-masing produk mengkonsumsi kegiatan-kegiatan tersebut. Setelah klasifikasi kegiatan/ aktivitas ditentukan, selanjutnya biaya pelaksanaan aktivitas ditentukan dengan menggunakan penelusuran langsungdan penggerak sumber daya. Selanjutnya bila perusahaan telah menentukan penggerak aktivitas yang berkaitan dengan setiap aktivitas, maka masing-masing tarif overhead aktivitas dapat dihitung. Pada situasi tertentu, dapat dihasilkan ratusan tarif overhead sehingga menimbulkan kebingungan. Untuk mengurangi jumlah tarif overhead yang diperlukan dan perampingan proses, aktivitas-aktivitas dikelompokkan pada kumpulan yang sejenis berdasarkan

karakteristik yang sama yakni (1) secara logika berkorelasi dan (2) memiliki rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Kumpulan biaya overhead overhead yang berkaitan dengan setiap kumpulan aktivitas disebut kelompok biaya sejenis. Karena aktivitas dalam suatu kelompok biaya sejenis memiliki rasio konsumsi yang sama, maka perubahan biaya untuk kelompok ini dapat dijelaskan dengan satu penggerak aktivitas. Setelah kelompok biaya ditentukan, biaya per unit dari penggerak aktivitas dihitung dengan membagi biaya kelompok dengan kapasitas praktis penggerak aktivitas dan disebut tarif kelompok. Hasil dari tahap pertama kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas adalah: Identifikasi aktivitas Biaya-biaya dibebankan ke aktivitas Biaya aktivitas yang dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis Biaya aktivitas yang dikelompokkan dan dijumlah untuk menentukan kelompok biaya sejenis Tarif overhead kelompok.

2. Tahap Kedua Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk. Penelusuran ke produk dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung pada tahap pertama dan ukuran sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap produk. Ukuran sumber daya yang dikonsumsi adalah kuantitas penggerak aktivitas yang digunakan oleh setiap produk

Ilustrasi Kalkulasi Biaya/ Harga Pokok Produksi Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing) Dalam sistem biaya tradisional, hanya penggerak aktivitas tingkat unit yang digunakan untuk membebankan biaya pada produk. Penggerak aktivitas tingkat unit (unit level activity driver) adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi. Dengan hanya menggunakan penggerak tingkat unit, diasumsikan biaya overhead yang dikonsumsi oleh produk berkorelasi tinggi dengan jumlah unit yang diproduksi. Penggerak aktivitas berdasarkan unit membebankan biaya overhead ke produk melalui tarif pabrik secara menyeluruh maupun departemental. Penggerak tingkat unit yang biasa digunakan antara lain: Unit yang diproduksi

Jumlah jam tenaga kerja langsung Jumlah upah tenaga kerja langsung Jumlah jam mesin Jumlah bahan baku Setelah

menentukan

penggerak

tingkat

unit,

langkah

selanjutnya

adalah

memperkirakan tingkat output aktivitas yang akan diukur, yaitu melalui tingkat aktivitas yang diharapkan dan tingkat aktivitas normal. Tingkat aktivitas yang diharapkan adalah ouput yang diharapkan akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan tingkat aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal memiliki keunggulan berupa penggunaan tingkat aktivitas yang sama dari tahun ke tahun sehingga fluktuasi pembebanan biaya overhead per unit dari tahun ke tahun relatif rendah. Dalam kalkulasi biaya produksi terjadi perbedaan anatara model tradisional dengan model Activity Based Costing (ABC). Dalam teknik penyajian tradisional hanya menggunakan satu tarif biaya overhead pabrik sedangkan model Activity Based Costing (ABC) menggunakan lebih dari satu tarif biaya overhead pabrik. Untuk menyajikan kedua tabel tersebut disajikan dalam beberapa tabel di bawah yaitu : Data bahan akauntansi yaitu disajikan dalam tabel dibawah. Data Akuntansi Keterangan

Produk A

Produk B

Total

Unit yang diproduksi

200 Unit

100 unit

300 unit

Biaya Bahan Baku

Rp 600.000

Rp. 150.000

Rp 750.000

Biaya tenaga kerja lansung

Rp 200.000

Rp. 50.000

Rp 250.000

Total biaya utama

Rp 800.000

Rp. 200.000

Rp 1.000.000

Biaya Overhead Pabrik :

Aktivitas

Aktivitas

Total Biaya

Biaya pemeliharaan mesin

4.000 Jam

1.000 jam

Rp 250.000

Biaya Penanganan bahan

400 Jam

200 jam

Rp 300.000

Biaya Persiapan Mesin

100 jam

50 jam

Rp 450.000

Total BOP

Rp 1.000.000

Keterangan : Perbedaan biaya overhead Pabrik proses produksi yaitu model tradisional costing atau model biaya tradisional model ini didasarkan pada jam mesin sedangkan model Activity Based Costing (ABC) didasarkan pada aktivitas. Berdasarkan Table diatas dapat disajikan perhitungan biaya

dalam table

yang selanjutnya yang tertera di bawah yaitu: Kalkulasi Biaya Tradisional Keterangan

Produk A

Produk B

Biaya Bahan Baku

Rp

600.000

Rp 150.000

Biaya tenaga kerja lansung

Rp

200.000

Rp

Biaya overhead pabrik

Rp

800.000

Rp 200.000

Total

Rp 1.600.000

Rp 400.000

Unit yang diproduksi

200 unit

100 unit

Biaya/unit

Rp 8.000

Rp 4.000

50.000

Keterangan 1. Tarif BOP = Total BOP / Jam mesin = Rp 1.000.000 / 5.000 jam = Rp 200 2. BOP dibebankan produk A = jam mesin produk A x Tarif BOP = 4.000 jam x Rp 200 = Rp 800.000 3. BOP dibebankan produk B = jam mesin produk B x Tarif BOP = 1.000 jam x Rp 200 = Rp 200.000 Total = Biaya Bahan Baku (Produk A atau Produk B ) + Biaya tenaga kerja langsung (Produk A atau Produk B ) + Biaya Overhead Pabrik (Produk A atau Produk B) Total biaya produk A = Rp 600.000 + Rp 200.000 + Rp 800.000 = Rp 1.600.000 Total biaya produk B = Rp 150.000 + 50.000 + Rp 200.000 = Rp 400.000 Biaya perunit

= total / unit yang diproduksi

Biaya per unnit produk A

= Rp 1.600.000 / 200 unit

= Rp 8.000 Biaya per unnit produk B

= Rp4.000 / 100 unit = Rp 4.000

Kalkulasi Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC) Keterangan

Produk A

Produk B

Biaya Bahan Baku

Rp 600.000

Rp. 150.000

Biaya tenaga kerja langsung

Rp 200.000

Rp. 50.000

Biaya pemeliharaan mesin

Rp 200.000

Rp 50.000

Biaya penanganan bahan

Rp 200.000

Rp 100.000

Biaya persiapan Mesin

Rp 300.000

Rp 150.000

Total

Rp 1.500.000

Rp 500.000

Unit yang diproduksi

200 unit

100 unit

Biaya per unit

Rp 7.500

Rp 5.000

Biaya overhead Pabrik :

Keterangan: Tarif Biaya Overhead pabrik berdasar aktivitas : 1. Pemeliharan mesin :

Perusahaan A

= Rp 250.000 / 5000 x 4.000 = Rp 200.000

Perusahaan B

= Rp 250.000 / 5000 x 1.000 = Rp 50.000

2. Biaya penanganan bahan :

Perusahaan A

= Rp 250.000 / 600 x 400 = Rp 200.000

Perusahaan B

= Rp 250.000 / 600 x 200 = Rp 50.000

3. Biaya persiapan mesin :

Perusahaan A

= Rp 250.000 / 150 x 100 = Rp 300.00

Perusahaan B

= Rp 250.000 / 150 x 50 = Rp 150.000

Pembebanan BOP Pembebanan BOP

Perhitungan

Produk A

Pemeliharaan

(4.000x Rp.50)

200.000

(1.000x Rp.50) (400x Rp.500)

Pemindahan bahan

50.000 200.000

(200x Rp.500) (100x Rp.3.000)

Persiapan

100.000 300.000

(50x Rp.3.000)

150.000 700.000

Jumlah

Produk B

300.000

Keterangan : 1. Tarif Rp 50

= Rp 250.000 / (4.000 + 1.000)

2. Tarif Rp 500 = Rp 300.000 / (400 + 200) 3. Tarif Rp 3.000 = Rp 540.000 / (100 + 50) B. Kelebihan Dan Kelemahan Activity Based Cost 1. Kelebihan Activty Based Cost: -

Menyajikan informasi tentang biaya relevan dalam pengembalian keputusan manajemen.

-

Mampu mengidentifikasikan dan menghilangkan non value activities atau kegiatan yang tidak memberikan kontribusi pada nilai akhir dari produk.

-

Mampu memberikan informasi yang tidak menguntungkan dari suatu lini produk, sehingga meningkatkan profitabilitas tanpa perlu meningkatkan harga produk.

-

Menyajikan laporan biaya-biaya yang lebih akurat dan lebih informatif.

2. Kelemahan Activity Based Cost: -

Pengeluaran dana dan waktu yang dikonsumsi pada activity based costing system sangatlah mahal untuk dikembangkan maupun diimplementasikan.

-

Metode pelaksanaan yang kompleks, memakan waktu yang lama, dan mahal belum lagi proses pengumpulan data dan entri data membutuhkan sumberdaya yang cukup besar.

-

Metode ABC system mengabaikan beberapa biaya dari analisisnya. Biaya yang terabaikan tersebut meliputi biaya ikan , promosi dan riset.

-

Pengalokasian biaya yang praktis mungkin agak sulit dilakukan karena bisa jadi tidak ditemukan aktivitas yang menyebabkan biaya tersebut.

-

Laporan ABC system tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Contoh Soal : Sivas tercatat sebagai produsen Vas bunga. Diandaikan pabrik tersebut memproduksi dua jenis vas yakni Indian dan Kontemporer.

Berikut data-data dari Sivas (untuk memudahkan dianggap hanya terdapat satu proses)

Dengan sistem yang selama ini digunakan, biaya pengoperasian peralatan, penanganan bahan dan persiapan dibebankan pada produk Vas atas dasar jam mesin. Diminta: Hitung biaya per unit untuk masing-masing produk Vas dengan menggunakan pendekatan berdasar unit yang selama ini digunakan. Jawab : Kalkulasi Biaya Per Unit/ Harga Pokok Produksi Dengan Pendekatan Berdasar Kegiatan. Perbandingan konsumsi berbeda untuk ketiga aktivitas overhead sehingga kelompok overhead dibentuk untuk masing-masing aktivitas. Tarif overhead untuk masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:

Perhitungn overhead dibebankan adalah sebagai berikut:

Biaya per unit untuk kedua produk adalah sebagai berikut

DAFTAR PUSTAKA

http://www.materiakuntansi.com/kelebihan-dan-kelemahan-activity-based-costing/ https://sites.google.com/site/pekembia/kalkulasi-menghitung-biaya-per-unit-harga-pokokproduksi-berdasar-kegiatan-activity-based-costing-metode-abc

Related Documents

Akbi Sap 7 Fix.docx
April 2020 15
Kwu Sap 7.docx
December 2019 41
Audit Sap 7.docx
November 2019 24
Ep Sap 7.docx
June 2020 20
Umkm Sap 7.docx
June 2020 31
Binter Sap 7 New.docx
November 2019 25

More Documents from "Agus Ari Sanjaya"