RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 3 Ruang Lingkup Akuntansi Perhotelan dan Menerapkan Akuntansi pada Perhotelan AKUNTANSI PERHOTELAN EKA 443 A2 Ruang IA 1.6
OLEH KELOMPOK 6
1. NI WAYAN PITRIYANI
(1607531047) / 15
2. NI NENGAH WITRI ASTITI
(1607531049) / 16
3. PUTU AYU PRAMESTI
(1607531050) / 17
PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2019
A. MENERANGKAN AKUNTANSI Awalnya, definisi resmi akuntansi diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminologi Bulletin No.1 (1965) yang diterbitkan oleh APB yaitu suatu komite penyusun prinsip akuntansi yang dibentuk oleh AICPA. Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam bentuk satuan uang, dan menginterpretasikannya hasil proses tersebut. Semakin luasnya fungsi akuntansi dan semakin berkembangnya praktik akuntansi menyebabkan adanya revisi definisi akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklasifikasian, dan penyajian secara sistematis informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporan keuangan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurusan keuangan dan lainnya. Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang dimuat dalam Statement of Accounting Principle Board No.4 (1970) sebagai berikut: “Akuntansi adalah kegiatan jasa. Kegiatannya adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusankeputusan ekonomik”. Gray (1996) mengatakan akuntansi sebagai satu kesatuan dengan aktivitas usaha, dimana memerlukan partisipasi akuntan dalam proses manajemen di semua tingkatan. Operasional dalam usaha hotel cukup kompleks, karena keberhasilannya tidak saja tergantung pada kos atau mutu layanan, tapi juga ditentukan oleh persepsi konsumen atas layanan yang diberikan. Peran akuntansi dalam usaha hotel ditunjukkan pada jenjang antara kos yang berhubungan dengan layanan, dimana memerlukan keakuratan dan keandalan dalam pencatatannya.
B. MEMBUAT BAGAN DAN MENERANGKAN SIKLUS AKUNTANSI PADA USAHA PERHOTELAN Siklus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus akuntansi pada jenis usaha lainnya. Siklus akuntansi diawali dengan pencatatan transaksi dan berakhir dengan post-closing trial balance. Adapun transaksi-transaksi penting yang terjadi dalam operasi akuntansi hotel, antara lain adalah sebagai berikut.
1
1. Penjualan produk dan jasa: untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi, transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus penjualan, diakhir periode akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus penjualan. 2. Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement): merupakan transaksi dari penagihan dan penjualan tunai harian dimana hasil penagiahn, penjualan tunai dan pengeluarankas harian dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan bank. 3. Pembelian produk dan jasa: untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa dicatat buku khusus pebelian, diakhir periode akuntansi dibuatkan jurnal khusus pembelian. 4. Payroll: karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan PPh 21 sesuai dengan departemen dimana karyawan tersebut bekerja. Gambar 1. Siklus Akuntansi
Dasar akuntansi untuk akuntansi hotel menggunakan double-entry bookkeeping, dimana setiap entri data harus ada yang sama dan yang berlawanan sehingga hasilnya akan sama. 1. Journal entry: mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet dan kredit. 2
2. General ledger: mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual. 3. Trial balance: menunjukan daftar saldo akun dalam suatu periode. 4. Financial Statement: menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disiapkan pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.
C. MEMBUAT BAGAN DAN MERERANGKAN RERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) merupakan suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) yang didefinisikan oleh FASB sebagai: “a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”. Pada tahun 1976, FASB (Financial Accounting Standards Board) menerbitkan Memorandum Diskusi tiga bagian yang berjudul: “Conceptual framework for financial accounting and reporting: Elements of financial statements and their measurements”. Sejak dokumen tersebut dipublikasikan, FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam SAFC (statement of financial accounting concept) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu: 1) SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises” yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi. 2) SFAC No. 2 “Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat. 3) SFAC No. 3 “Elements of Financial Statements of Business Enterprises”, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban. 4) SFAC No. 5 “Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam pelaporan keuangan dan kapan waktunya. 5) SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements” yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba."
3
6) SFAC No. 7 “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement”, yang memberikan rerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran. 7) SFAC No. 8 “Conceptual Framework for Financial Reporting Chapter 1, The Objective of General Purpose Financial Reporting, and Chapter 3, Qualitative Characteristics of Useful Financial Information”
Gambar 2. Rerangka Konseptual
Sumber: Kieso, Weygandt, and Warfield (2013)
Tingkat Pertama: Tujuan Dasar Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan informasi: (1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit; (2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan (3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
4
Tingkat Kedua: Konsep-Konsep Fundamental 1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut. 1) Kualitas Primer Relevansi
(relevance),
keandalan
(reliability),
keberdayaujian
(verifiability),
kenetralan (neutrality), dan kejujuran penyajian (representational faithfulness). 2) Kualitas Sekunder Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency). 2. Elemen-elemen Laporan Keuangan SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan.Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu: aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Tingkat Ketiga: Pengakuan Dan Pengukuran Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi. 1. Asumsi-Asumsi Dasar Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan. 1) Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya). 2) Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang
5
panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang 3) Asumsi unit moneter (monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu. 4) Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. 2. Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi 1) Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan. 2) Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan. 3) Prinsip Penandingan (matching principle). Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu. Beban diakui: (1) Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa, (2) Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa, (3) Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi. 4) Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle) Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti : (1) Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai (2) Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami. 3. Bawaan Dasar Akuntansi Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.
6
D. MENERANGKAN
DAN
MEMBEDAKAN
SISTEM
DAN
PROSEDUR
AKUNTANSI Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan, yaitu: pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari prosedur-proseduryang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Bisa dikatakan sistem akuntansi terdiri dari subsistem yang saling berkaitan. Cecil Gillespie (1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari, yakni sebagai berikut. 1. Subsistem akuntansi Utama 2. Subsistem penjualan dan penerimaan uang 3. Subsistem penjualan dan pengeluaran uang 4. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian 5. Subsistem produksi dan biaya produksi Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu: 1. Komponen Input: Input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh sistem informasi. 2. Komponen Model: Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa model logika dan model matematika. 3. Komponen Output: Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada di data base dan diproses menggunakan model tertentu. 4. Komponen data base: Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 5. Komponen Teknologi: Tekonologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi. 6. Komponen Kontrol: Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan dari sistem informasi adalah informasi yang akurat.
E. MENERANGKAN SPI DI PERHOTELAN Terdapat beberapa elemen yang merupakan cirri pokok dari sistem pengendalian intern yang baik, yaitu: 1. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat dan tegas.
7
2. Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik perusahaan, hutang, pendapatan dan biaya. 3. Adanya praktik yang sehat didalam menjalankan tugas dan funsi disetiap bagian dalam organisasi. 4. Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan funsi, tugas dan tanggungjawabnya. 5. Adanya pengecekan independen. Struktur pengendalian intern menurut COSO terdiri dari lima komponen yakni: 1. Lingkungan pengendalian (control environment), 2. Penilaian resiko (risk ussessement), 3. Aktivitas pengendalian (control activities), 4. Informasi dan komunikasi (information and communication), 5. Pemantauan (monitoring) The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control Committee (CoCo) memfokuskan diri pada empat pertanyaan utama yakni: 1. Apakah perusahaan mempunyai tujuan yang benar? 2. Apakah perusahaan tersebut mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai? 3. Apakah perusahaan tersebut mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang tepat? 4. Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadaptasi? CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut yakni: (1) Purpose, (2) Commitment, (3) Capability, dan (4) Monitoring and Learning.
F. MENERANGKAN STRUKTUR ORGANISASI DI DEPARTEMEN AKUNTANSI Departemen akuntansi pada usaha perhotelan biasanya terdiri dari beberapa bagian yang saling terkait satu sama lainnya, seperti bagian kredit dengan accout receivable, cost control dengan purchasing dan lain sebaginya. Adapun bagian-bagian yang ada dalam departemen akuntansi, yaitu: 1. General Cashier: merupakan kasir yang mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan dan pengeluaran hotel. 2. Chasier Outlet: terdiri dari front office, restoran, bar. Kasir outlet bertanggung jawab atas penerimaan pada masing-masing outlet. 3. Income Auditor: adalah orang yang mempunyai tugas untuk mecocokkan semua hasil penjualan hotel dan mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
8
4. Night Audit: merupakan orang yang bertanggungjawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing outlet. 5. Credit: merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas besarnya kredit yang telah digunakan oleh tamu, dan menyetujui batas kredit untuk setiap tamu, serta melakukan analisa atas guest bill. 6. Account Receivable: merupakan bagian yang bertanggung jawab atas penyiapan tagihan dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agen. Account receivable juga bertanggung jawab atas pencatatan piutang untuk tamu yang masih menginap di hotel (guest ledger) dan tamu yang sudah keluar dari hotel (city ledger). 7. Account Payable: merupakan bagian yang bertanggung jawab atas hutang hotel pada pihak luar khususnya supplier. 8. Cost Control: bertanggung jawab atas pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing departemen, mencek harga barang di pasar, menyetujui pembelian barang untuk keperluan hotel. 9. Personalia, bertanggung jawab atas penghitungan, pengalokasian, dan pembayaran gaji karyawan. 10. Electronic data processing (EDP): bertanggungjawab atas sistem informasi yang digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data. 11. Purchasing: bertanggungjawab dalam pembelian barang keperluan hotel. 12. Storeroom: bertanggungjawab dalam menerima barang yang dibeli dan menyimpannya, melakukan pencatatan atas persediaan di gudang. 13. Accounting atau bookkeeper: bertanggungjawab dalam menyiapkan laporan keuangan. Gambar 3. Struktur Organisasi Departemen Akuntansi
9
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Citra Violitasari. 2014. Analisis Sistem Dan Prosedur Akuntansi Jasa Penjualan Kamar Dan Jasa Restoran Hotel Dalam Upaya Peningkatan Pengendalian Intern (Studi pada UB Hotel Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 12 No. 1. Dodik Ariyanto, dkk. 2018. Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi Berbasis USALI. Pekalongan: Nasya Expanding Management.
10