Agresivitas Agresivitas adalah
keinginan untuk
menyakiti
individu
lain dengan
cara
mengekspresikan perasaan negatifnya seperti permusuhan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komponen agresivitas terdiri dari agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan (Buss dan Perry, 1992). Agresi fisik merupakan bentuk penyerangan kepada orang lain atau benda yang melibatkan fisik. Agresi verbal merupakan bentuk penyerangan berupa kata-kata yang menunjukkan ketidaksenangan terhadap sesuatu. Sedangkan permusuhan merupakan perilaku yang menunjukkan adanya pertentangan terhadap orang lain (Sentana & Kumala, 2017). Menurut (Stuart, 2013) terdapat beberapa faktor penyebab adanya agresivitas yakni faktor keluarga/orang tua, rekan sebaya, lingkungan sosial, media massa, kondisi internal. Berdasarkan penelitian (Susantyo, 2016), terdapat empat pendekatan utama untuk memahami adanya penyebab agresi yaitu pendekatan biologis, pendekatan psikologis, pendekatan situasional, dan pendekatan sosio-ecological. Pendekatan biologis perilaku agresif dilakukan dengan perspektif kondisi hormon dan abnormalitas anatomis yang berupa perspektif secara etologis, perspektif sosiobiologis, dan genetika perilaku. Perspektif etologis dalam perilaku agresi sebagai upaya untuk
mempertahankan diri dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Sedangkan perspektif sosiobiologis, disebabkan adanya kompetisi sosial terhadap sumber daya yang terbatas. Adapun perspektif genetika perilaku yang diwariskan dari orang tuanya atau sifat bawaan genetik (Susantyo, 2016). Pendekatan situasional berdasarkan kecenderungan perilaku agresif meyakini bahwa perspektif tersebut melibatkan faktor eksternal sebagai stimulus pada situasi tertentu. Beberapa pengaruh situasi yang memicu adanya agresif adalah pengaruh alkohol, suhu udara, senjata, kepadatan, kebisingan, polusi udara, dan adanya kompetisi antar kelompok yang menimbulkan konflik (Susantyo, 2016). Perilaku agresif melalui pendekatan socio-ecological dalam perkembangan perilaku dan kepribadian individu dipengaruhi oleh tempat tingal atau lingkungan, dimana adanya sikap saling mempengaruhi antar individu dengan individu yang lain (Susantyo, 2016).
DAFTAR PUSTAKA Sentana, M. A., dan I. D. Kumala. 2017. Agresi dan Kontrol Diri pada Remaja di Banda Aceh. Jurnal Sains Psikologis. 6(2): 51-55. Susantyo, B. 2016. Faktor-faktor Determinan Penyebab Perilaku Agresif Remaja di Permukiman
Kumuh
Kota
Bandung.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja& uact=8&ved=2ahUKEwi6hdvBrvbgAhWu63MBHT6GBQ0QFjAAegQIAhAC&url= https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications%2F52942-IDfaktor-faktor-determinan-penyebabperila.pdf&usg=AOvVaw15AvEQfnnh8I65NB5MYKkA [Diakses pada 9 Maret 2019].