Pengertian Dan Macam-Macam Abortus (Keguguran) Serta Penyebabnya Sering sekali wanita hamil mengalami abortus atau keguguran. Tapi banyak orang yang belum mengetahui apa itu pengertian abortus/keguguran, macammacam abortus/keguguran dan penyebab abortus/keguguran. Apa sih abortus/keguguran itu? Abortus/keguguran sendiri artinya suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram. Abortus pun dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain : 1. Abortus Komplet Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu. 2. Abortus Inkomplet Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal. 3. Abortus Insipiens Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim. 4. Abortus Iminens Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim. 5. Missed Abortion Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan. 6. Abortus Habitualis Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih. Banyak juga ya, namun jangan khawatir ibu ibu tidak harus bisa membedakan jenis jenis abortus diatas. Tentu saja harus dilakukan pemeriksaan intensif agar bisa membedakan jenis abortus diatas karena penangannnya pun berbeda beda. Ada yang memerlukan obat obatan, istirahat atau malah kuretase. Untuk memeriksa pasien dengan abortus, dokter biasanya menggunakan bantuan alat Dopler untuk mendeteksi denyut jantung janin dan atau USG untuk menentukan secara langsung keadaan janin apakah masih hidup atau sudah meninggal. Untuk menangani pasien abortus, ada beberapa langkah yang dibedakan menurut jenis abortus yang dialami, antara lain : 1. Abortus Komplet Tidak memerlukan penanganan penanganan khusus, hanya apabila menderita anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung banyak protein, vitamin dan mineral. 2. Abortus Inkomplet
Bila disertai dengan syok akibat perdarahan maka pasien diinfus dan dilanjutkan transfusi darah. Setelah syok teratasi, dilakukan kuretase, bila perlu pasien dianjurkan untuk rawat inap. 3. Abortus Insipiens Biasanya dilakukan tindakan kuretase bila umur kehamilan kurang dari 12 minggu yang disertai dengan perdarahan. 4. Abortus Iminens Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini akan mengurangi rangsangan mekanis dan menambah aliran darah ke rahim. Ditambahkan obat penenang bila pasien gelisah. 5. Missed Abortion Dilakukan kuretase. Cuma kudu hati hati karena terkadang plasenta melekat erat pada rahim. Terbukanya jalan lahir akibat abortus dan akibat dari tindakan kuretase tentu tidak terlepas dari komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi yaitu infeksi, perforasi/robekan/lubang pada dinding rahim. Tapi bila dikerjakan sesuai prosedur dan pasien cepat tanggap akan keluhan yang diderita maka kemungkinan terjadinya komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin. Setelah tahu tentang apa itu abortus, mulailah sekarang kita membahas, apa yang menyebabkan terjadinya abortus. Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus. 2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun. 3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma. 4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim. Nah, itulah 4 hal yang paling sering menyebabkan keguguran atau abortus pada ibu hamil sehingga untuk pencegahannya harus dilakukan pemeriksaan yang
komprehensif atau mendetail terhadap kelainan kelainan yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya abortus. DEFINISI Dalam pengertian medis, abortus adalah gugur kandungan atau keguguran dan keguguran itu sendiri berarti berakhirnya kehamilan, sebelum fetus dapat hidup sendiri di luar kandungan. Batas umur kandungan yang dapat diterima didalam abortus adalah sebelum 28 minggu dan berat badan fetus yang keluar kurang dari 1000 gram.(4) Kata aborsi berasal dari kata abortus, mengandung pengertian berakhirnya kehamilan dimana janin belum dapat hidup di luar rahim (viable), yakni untuk usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Selanjutnya aborsi dibagi menjadi dua golongan, yaitu abortus spontan dan abortus provocatus (disengaja). Dalam terminologi sehari-hari, kata aborsi tepat sekali dengan pengguguran kandungan yang disengaja atau abortus provocatus, karena mengandung arti secara aktif atau sengaja dilakukan. Aborsi (pengguguran kandungan) sampai sekarang masih menimbulkan pro dan kontra maupun perdebatan yang tiada akhirnya. Di Indonesia, aborsi masih merupakan kontroversi, masih terdapat adanya perbedaan sudut pandang dari pengambil keputusan maupun praktisi medis di lapangan. Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah terpencarnya embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat dari kehamilan). Pengertian aborsi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di Indonesia adalah : 1) Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu); 2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu). Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari ‘tindakan medis tertentu, yaitu aborsi. Sementara aborsi atau abortus menurut dunia kedokteran adalah kehamilan berhenti sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, disebut kelahiran prematur. Penyebab Aborsi Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab aborsi dilakukan : 1. Umur Umur menjadi pertimbangan seseorang wanita memilih abortus. Apalagi untuk calon ibu yang merasa masih terlalu muda secara emosional,fisik belum matang, tingkat pendidikan rendah dan masih terlalu tergantung pada orang lain masalah umur yang terlalu tua untuk mengandungpun menjadi penyebab abortus
1. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Jarak kehamilan yang terlalu rapat menjadi alasan abortus, karena jika tidak dilakukan abortus akan menyebabkan pertumbuhan janin kurang baik, bahkan menimbulkan pendarahan hal itu disebabkan karena keadaan rahim yang belum pulih benar 1. Paritas ibu Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup (anak) yang dimiliki wanita. Resiko paritas tinggi , banyak wanita melakukan abortus. 1. Riwayat kehamilan yang lalu Wanita yang sebelumnya pernah abortus, kemungkinan besar akan dilakukan abortus lagi . penyebabnya yang lainnya masih banyak, seperti calon ibu yang memiliki penyakit berat hingga takut bila ia melahirkan anaknya, anaknya akan tertular penyak it pula, ada juga masalah ekonomi banyak anak banyak pengeluaran dan lain sebagainya. Selain penyebab di atas, aborsi juga dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu : a) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini ialah : 1. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi 2. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna. 3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, firus, obat-obatan, tembakaou dan alkohol b)
Kelainan pada plasenta, misalnya enderteritis vili korialis karena hipotensi menahun.
c)
Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan, toksoplasmosis.
d) Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, dan kelainan bawaan uterus. 4. Resiko Aborsi Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi: 1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik 2. Resiko gangguan psikologis
1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu: 1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal 3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation) 5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. 6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita) 7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9. Kanker hati (Liver Cancer) 10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. 11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy) 12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) 2. Resiko kesehatan mental Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini: 1.
Kehilangan harga diri (82%)
2.
Berteriak-teriak histeris (51%)
3.
Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4.
Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5.
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007). Aborsi dalam bahasa Arab disebut “ijhadh”, yang memiliki beberapa sinonim yakni; isqath (menjatuhkan), ilqa‟ (membuang), tharah (melempar) dan imlash (menyingkirkan)) . Aborsi menirit agama-agama sebelum islam adalah termasuk yang diharamkan. Reproduksi Reproduksi adalah suatu proses biologis suatu individu organisme baru diproduksi.[1] Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual dan aseksual. Reproduksi menurut pandangan islam
Pengertian Reproduksi Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual. Reproduksi seksual adalah reproduksi dengan penggabungan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual Pembahasan reproduksi dalam ilmu kedokteran cukup luas, pembahasan tersebut antara lain mencakup anatomi fisiologi, proses pembuahan dan perkembangan janin, hormon-hormon yang berkaitan dan lain-lain. Proses reproduksi manusia erat kaitannya dengan proses kejadian manusia itu sendiri sebagai keturunan atau generasi selanjutnya. Dalam al-Quran dan hadis telah disebutkan hal-hal yang berhubungan dengan reproduksi. Pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis sehingga kecenderungan untuk bereproduksi tidak dapat dipungkiri karena hal tersebut telah diberikan Allah kepada manusia. Berbicara mengenai reproduksi tentu tidak dapat dihindari adanya keterlibatan antara dua jenis kelamin yang berbeda atau antara suami dan istri. Dalam hal reproduksi
masing-masing orang harus mengetahui cara dan ketentuannya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syariat, karena jika seseorang mengabaikan hal tersebut maka akan mendatangkan mudharat bagi dirinya sendiri. Ayat-ayat dan Hadits Mengenai Reproduksi Ayat-ayat Mengenai Reproduksi Reproduksi disebutkan dalam beberapa puluh ayat, namun ayat yang berkaitan dengan reproduksi tidak berurutan dengan jelas, tetapi dengan
beberapa
penjelasan
mengenai soal-soal khusus. Surat Al-Infitar (82) ayat 6 dan 7. Artinya: " Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang.” Surat Nuh (71) ayat 1 3 dan 14 Artinya: "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian." Di samping ayat-ayat tersebut di atas, dalam Al-Qur’an juga menjelaskan mengenai reproduksi, yang dapat kita kelompokkan sebagai berikut: 1. Pembuahan (fecondation) terjadi karena kadar yang sangat sedikit daripada cair 2. Watak dan zat cair yang membuahi 3. Menetapnya telor yang sudah dibuahi 4. Perkembangan embrio Penjelasan dari hal tersebut, yaitu: 1. Pembuahan Terjadi Karena Kadar Yang Sangat Sedikit Dari Pada Cair Qur-an menyebutkan soal ini sebelas kali dengan memakai kata-kata yang kita dapatkan dalam surat An-Nahl (16) ayat 4. Artinya:
"Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata."
Surat Al-Qiyamah (75) ayat 37. Artinya:
"Bukankah ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan?" Kita harus menterjemahkan kata bahasa Arab Nutfah dengan kata "setetes
sperma," Perlu diterangkan bahwa "Nutfah" berasal dan akar kata yang berarti: mengalir;
kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam wadah, sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi kata itu menunjukkan setetes kecil, dan di sini berarti setetes air sperma, karena dalam ayat lain diterangkan bahwa setetes itu adalah setetes sperma. Dalam bahasa Arab Mani juga berarti Sperma. Suatu ayat lain menunjukkan bahwa setetes air itu ditaruh di tempat yang tetap (Qarar) yang berarti alat kelamin. Surat Al-Mu’minun (23) ayat 13. Artinya:
"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)." Kata tersebut menunjukkan tempat yang terhormat, tinggi dan kokoh yaitu
rahim. Bagaimanapun, maksudnya adalah tempat membesarnya manusia dalam organisme ibu. Tetapi yang lebih penting ialah bahwa ide tentang setitik cair yang diperlukan untuk pembuahan, sesuai tepat dengan Sains yang kita ketahui sekarang. 2. Watak Zat Cair Yang Membuahi
Qur-an menyebutkan cair yang memungkinkan pembuahan dengan sifat-sifat yang perlu kita selidiki. a.
Sperma, seperti yang baru saja kita terangkan (surat Al-Qiyamah/75 ayat 37).
b. Cairan terpancar, (Q.S At-Tariq/86 ayat 6). Artinya: c.
"Ia diciptakan dari air yang terpancar."
Cairan yang hina (surat Al-Mursalat/77 ayat 20). Artinya:
"Bukankah
Kami
menciptakan
kamu
dari
air
yang
hina."
Sifat "hina" (mahin) dapat diartikan, bukannya sifatnya cairan itu sendiri, akan tetapi karena hubungannya dengan fakta bahwa cairan itu dikeluarkan dari tempat keluarnya air kencing dan memakai saluran yang dilewati air kencing. d. Campuran atau dicampur (Surat Al-Insan/76 ayat 2) Artinya:
"Sesunggahnya Kami telah menciptakan manusia dan setetes mani yang bercampur..."
Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah mengira bahwa campuran itu adalah campuran unsur lelaki. Begitu juga ahli-ahli tafsir kuno yang tidak memiliki ide sedikitpun tentang fisiologi
pembuahan,
khususnya kondisi-kondisi biologi wanita-
wanita. Mereka itu mengira bahwa kata "campuran" hanya menunjukkan bertemunya unsur lelaki dan wanita. Tetapi ahli tafsir modern seperti penulis Muntakhab yang diterbitkan oleh Majlis Tertinggi Soal-soal Islam di Cairo mengoreksi cara para ahli tafsir kuno dan menerangkan bahwa setetes sperma mengandung banyak unsur-unsur. Al-Qur-an juga berbicara tentang cairan yang membuahi dan yang terdiri dari bermacam-macam unsur, ia memberi tahu kepada kita bahwa terjadinya
manusia
adalah karena sesuatu yang dapat dikeluarkan dari cairan tersebut. Ini adalah arti surat AsSajadah (32) ayat 8. Artinya:
"Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani)." Kata bahasa Arab yang diterjemahkan di sini sebagai sari (Quint essence)
berarti suatu bahan yang dikeluarkan atau keluar dari bahan lain dan merupakan bagian yang terbaik daripada bahan itu. Bagaimanapun cara menterjemahkannya, maksudnya adalah satu bagian daripada suatu keseluruhan. Yang menyebabkan pembuahan telur atau memungkinkan reproduksi adalah sebuah sel panjang yang besarnya 1/10.000 (sepersepuluh ribu) milimeter. Satu daripada beberapa juta sel yang dikeluarkan oleh manusia dalam keadaan normal dapat masuk dalam telor wanita (ovule). Sejumlah yang sangat besar tetap dijalan dan tidak sampai ke trayek yang menuntun dari kelamin wanita sampai ke telor (ovule) di dalam rendahan rahim (uterus dan trompe). Dengan begitu maka hanya bagian sangat kecil daripada cairan yang menunjukkan aktivitas sangat komplit. 3. Nidasi Sel Telur di Dalam Rahim
Telur yang sudah dibuahkan dalam Tuba fallopi turun bersarang di dalam Rahim (uterus). Inilah yang dinamakan "bersarangnya telur." Qur-an menamakan uterus tempat telur dibuahkan itu Rahim. Surat Al-Hajj (22) ayat 5. Artinya:
"…Dan Kami tetapkan dalam rahim apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan..." Menetapnya
telur
dalam
rahim
terjadi
karena
tumbuhnya (villis) yakni
perpanjangan telur yang akan mengisap dari dinding rahim, zat yang perlu bagi membesarnya telur, seperti akar tumbuh-tumbuhan masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini mengokohkan telor dalam Rahim. Pengetahuan tentang hal ini baru diperoleh manusia pada zaman modern. Pelekatan ini disebutkan dalam Qur-an 5 kali. Mula-mula dua ayat pertama yaitu surat Al-Alaq (96) ayat 2. Artinya:
"Yang menciptakan manusia dari sesuatu yang melekat." "Sesuatu yang melekat" adalah terjemahan kata bahasa Arab: 'alaq. Ini adalah
arti yang pokok. Arti lain adalah "gumpalan darah" yang sering disebutkan dalam terjemahan
Qur-an.
Ini
adalah
suatu
kekeliruan
yang
harus
kita
koreksi.
Manusia tidak pernah melewati tahap "gumpalan darah." Ada lagi terjemahan 'alaq dengan "lekatan" (adherence) yang juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok yakni "sesuatu yang melekat" sesuai sekali dengan penemuan Sains modern. Ide
tentang
"sesuatu yang melekat" disebutkan dalam 4 ayat lain yang
membicarakan transformasi urut-urutan semenjak tahap "setetes sperma" sampai sempurna. Surat Al-Hajj (22) ayat 5 . Artinya:
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dan
kabur) maka (ketahuilah) bahwasanya Kami telah menjadikan kamu Al-Quran dan kesehatan reproduksi Diantara kebutuhan dasar makhluk hidup (termasuk hewan dan tumbuhan bersel satu sekalipun) adalah reproduksi, yaitu aktivitas mempertahankan dan memperbanyak jenis agar tidak punah. Jika berbicara tentang Kesehatan Reproduksi pada manusia tentu sangat terkait dengan aktivitas seksual dan perhatian terhadap organ-organ reproduksi. Dalam hal ini terdapat variasi dalam al-Qur’an ketika membahas ayat-ayat yang mengandung isyarat-isyarat medis, adakalanya disampaikan secara jelas dan langsung misalnya ayat yang berbicara tentang ilmu janin (embriologi) dan fase-fase penciptaan manusia dalam rahim (Q.S. 23:12-14), dan ada juga yang global dan tidak langsung, seperti ayat yang berkaitan dengan pengunaan madu sebagai obat (Q.S. 16:69). Khusus tentang Kesehatan Reproduksi, beberapa ayat dan hadits dibawah ini dapat mewakili tentang perhatian Islam terhadap masalah ini: 1. Q.S. 17:32 tentang larangan berzina ل تقربواالزنى انه كان فاحشة و ساء سبيل “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” 2. Q.S. 2:222 tentang larangan berhubungan intim pada saat wanita datang bulan (haid) : ويسئلون عن المحيض قل هو أذى فأتزلوا النساء فى المحيض ول تقربوهن حتى يطهرن فأذا تطهرن فأتوهن من حيث أمركم ا ان ا يحب التوابين ويحب المتطهرين “dan mereka bertanya kepadamu(Muhammad) tentang darah haid, Katakan ia itu suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklahkamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka datangilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” 3. Q.S.2:223 tentang anjuran berhubungan intim pada ‘tempat’ terjadinya proses pembuahan, sekaligus isyarat kepada larangan anal sex. “ نساؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أنى شئتم وقدموا لنفسكم واتقوا ا واعلموا أنكم ملقوه وبشرالمؤمنينIstri-istrimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah amal ( yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman” 4. Q.S.2:233 tentang anjuran menyusui bayi selama 2 tahun, sekaligus isyarat untuk memberi masa istirahat bagi rahim setelah masa kehamilan. والوالدت يرضعن اولدهن حولين كاملين لمن أراد ان يتم الرضاعة... “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan…” 5. Hadits dari Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Imam Muslim tentang anjuran istihdad (memotong/mencukur rambut pada bagian intim) dan berkhitan. “ Fitrah itu ada lima; khitan, istihdad, mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak” Walaupun dalil-dalil diatas tidak secara langsung berbicara tentang kesehatan reproduksi, namun dapat diambil pelajaran bahwa baik perintah maupun larangan diatas memberi pengaruh terhadap banyak hal, utamanya dalam kasehatan reproduksi. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat perduli tentang keberlangsungan kehidupan manusia dan berusaha untuk membuat aturan-aturan yang dapat menjaga hal tersebut. Sebagai sebuah sistem nilai (al-din), Islam tentu akan berbicara dalam bahasa yang berbeda dengan bahasa medis. Tapi kita bisa merasakan bahwa apa yang dibahasakan oleh Islam, sebagai agama kebenaran, tidak dapat terbantahkan memiliki implikasi-implikasi pada berbagai disiplin keilmuan. Dimana satu diantaranya adalah dalam bidang kesehatan. Sehingga tidak mengherankan, lahir usaha-usaha untuk mengeksplorasi kandungan al-Qur’an sedemikian rupa, untuk mendapatkan isyarat-isyarat Ilahi yang berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan. Sehingga dapat dikatakan kajian terhadap al-Qur’an seperti tidak pernah habis. Seiring dengan perkembangan zaman, al-Qur’an tetap menjadi referensi yang utama, baik sebagai sumber hukum Islam ataupun pengetahuan lainnya. Akhirnya, semoga Allah mengaruniai kita kemampuan untuk selalu dekat dalam berinteraksi dengan al-Qur’an. Dan menjadikan kita termasuk orang-orang dapat mengambil pelajaran darinya dan diberi kemampuan untuk mengamalkannya. Amin.
Menjaga Kesehatan Reproduksi Secara Islami (1) Dengan hikmahNya, Alloh `Azza Wa Jalla telah mengkaruniakan kepada umat manusia sebuah kemampuan bereproduksi agar terhindar dari kepunahan dan dapat meneruskan fungsi kekhalifahannya di muka bumi. Tidak cukup hanya sampai di sini saja, perhatian Islam pun akan masalah reproduksi beserta hal-hal yang dapat menjaga kesehatan reproduksinya tersebut juga begitu besar, yang setidaknya hal tersebut dapat tercermin dalam beberapa konsep berikut :
Pertama : Dorongan untuk senantiasa menjaga kebersihan (secara Fisik) Dalam sebuah hadist disebutkan :
طـُّرهوُرر مش ط ))ال ط ((طرر انليِإمماَنن “Kesucian adalah setengah dari iman” (HR. Muslim) Disinilah, jelas bahwa ajaran bersuci (thaharah) dalam Islam ini juga mencakup perintah untuk senantiasa menjaga kebersihan secara mutlak. Bahkan kebersihan disini termasuk tanda-tanda dari sebuah keimanan yang ada dalam hati seorang hamba, tidak terkecuali perhatian terhadap kebersihan serta kesehatan pada alat reproduksi.
Kedua Dorongan Menikah
untuk
menjaga
kebersihan
hati
: dengan
Apabila seorang pria dan wanita sudah mencapai usia kedewasaannya (baligh), maka keduanya sangat dianjurkan untuk mempercepat proses pernikahannya. Karena hal ini adalah salah satu bentuk perlindungan agar reproduksi menjadi sehat dan bertanggung jawab. Rosululloh bersabda : ب ممنن اطستم م ج ِ فمإ نننهر أممغ ط،ع نمطنركرم المباَمءةم فمطليمتممزنوطج طاَ م ِ موأمطح م،صنر ض لنطلبم م ميِإاَ ممطعمشمر النشمباَ ن صرن لنطلمفر ن “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan (kemaluan).” (Muttafaqun `Alaihi)
Ketiga Larangan untuk mendekati perbuatan zina
:
Alloh Ta`ala berfirman : {}مومل تمطقمرربوُا الززمناَ إنننهر مكاَمن مفاَنحمشةل مومساَمء مسنبيلل “Dan janganlah kalian mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’: 32) Yaitu, “Bahwa larangan mendekati zina lebih mengena ketimbang larangan melakukan perbuatan zina, karena larangan mendekati zina mencakup larangan terhadap semua perkara yang dapat mengantarkan kepada perbuatan tersebut. Barangsiapa yang mendekati daerah larangan, ia dikhawatirkan akan terjerumus kepadanya, terlebih lagi dalam masalah zina yang kebanyakan hawa nafsu sangat kuat dorongannya untuk melakukan zina.” (Lihat: Taisir AlKarim Ar-Rahman, hal.457) Bisa kita bayangkan… Mendekati serta melakukan hal-hal yang dikhawatirkan dapat menjerumuskan seseorang kepada perbuatan zina saja dilarang, apalagi kalo sampai melakukannya ?? Hal tersebut dipertegas dan diperjelas dengan larangan untuk berdua-duaan (ikhtilat) antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom, sebagaimana disebutkan dalam hadist :
((ِ مولم ترمساَفنرر اطممرأمةة إنلن مومممعمهاَ رذو ممطحمرمم، )) لم يِإمطخلرموُنن مررجةل نباَطممرأممة “Janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan di tempat yang sepi kecuali ada mahram baginya”. (HR. Bukhari). Dan telah jelas bahwa pelarangan ini pada dasarnya merupakan tindakan preventif untuk mencegah perzinaan, yaitu hubungan seksual di luar pernikahan yang merupakan perbuatan terlarang. Karena sebuah perzinahan selain menimbulkan dosa, perbuatan tersebut juga dapat menyebabkan kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yang pada umumnya berujung kepada praktik aborsi yang dapat memicu munculnya berbagai penyakit yang terkait dengan organ reproduksinya kelak. Selain itu, bagi seorang wanita, sebuah perzinaan dapat menimbulkan kerentanan atas tindakan kekerasan seksual, misalnya, pelecehan seksual dan kekerasan dalam masa pacaran. Belum lagi jika disertai dengan fenomena gonta-ganti pasangan baik dengan cara ‘jajan’ dan perselingkuhan yang sangat beresiko tinggi dalam penularan berbagai penyakit menular seksual terutama HIV AIDS yang sampai pada saat ini belum ditemukan obatnya. Sedangkan perempuan sendiri relatif lebih berisiko tertular karena bentuk alat reproduksinya bersifat lebih terbuka sehingga sangat rentan tertular berbagai PMS (Penyakit Menular Seksual). Dan sekali lagi, pelarangan ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap kesehatan reproduksi wanita. Setidaknya hal tersebut dapat melindungi serta menjamin hak-hak kaum wanita agar dapat menjalankan fungsi reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab.
Kesehatan reproduksi dalam tinjauan syariah Bisa jadi ada sebagian kaum muslimin yang tidak memahami bahwa Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah repropduksi dan perkembangan jumlah manusia di muka bumi ini, untuk melestarikan umat manusia dan memakmurkan dunia dengan eksistensi manusia yang dapat merealisasikan tujuan penciptaannya yaitu beribadah kepada Allah(Q.S. 51:56), dan menjadi khalifah Allah di bumi (Q.S.2: 31). Untuk itu para ulama sepakat bahwa syariah Islam ini turun untuk membawa kemashlahatan bagi manusia dengan ajaran yang yang sangat memperhatikan kebutuhan asasi manusia yang dikenal dengan adh-dharuriyyat al-asasiyyah al-khamsah (lima kebutuhan dasar) yaitu untuk menjaga dan memelihara agama (hifzh al-din), jiwa (hifzh al-nafs), keturunan (hifzh al-nasl), akal (hifzh al-‘aql) dan harta (hifzh al-mal). Menjaga keturunan (hifzh al-nasl) menjadi salah satu tema penting ajaran Islam. Artinya konsen Islam dalam masalah ini sangat integral, dari mulai pra menikah (karena Islam hanya melegalkan jalan untuk mendapat keturunan dengan pernikahan) , prosesi pernikahan, nafkah, hubungan suami-istri, kehamilan, penyusuan, bahkan sampai kepada bagaimana jika terjadi perceraian. Yang kesemuanya itu erat kaitannya dengan urusan reproduksi, baik langsung maupun tidak langsung. Bagian yang tidak tertinggal dari keintegralan ajaran Islam adalah perhatiannya dalam masalah Kesehatan Reproduksi. Meskipun al-Qur’an tidak secara khusus dan detail membincang tentang hal ini, sebab al-Qur’an bukanlah kitab ilmiah tentang suatu disiplin ilmu tertentu, melainkan kitab suci yang sarat dengan pedoman dan nilai-nilai sebagai petunjuk ke jalan yang di ridhai Allah SWT. Al-Quran dan kesehatan reproduksi Diantara kebutuhan dasar makhluk hidup (termasuk hewan dan tumbuhan bersel satu
sekalipun) adalah reproduksi, yaitu aktivitas mempertahankan dan memperbanyak jenis agar tidak punah. Jika berbicara tentang Kesehatan Reproduksi pada manusia tentu sangat terkait dengan aktivitas seksual dan perhatian terhadap organ-organ reproduksi. Dalam hal ini terdapat variasi dalam al-Qur’an ketika membahas ayat-ayat yang mengandung isyaratisyarat medis, adakalanya disampaikan secara jelas dan langsung misalnya ayat yang berbicara tentang ilmu janin (embriologi) dan fase-fase penciptaan manusia dalam rahim (Q.S. 23:12-14), dan ada juga yang global dan tidak langsung, seperti ayat yang berkaitan dengan pengunaan madu sebagai obat (Q.S. 16:69). Khusus tentang Kesehatan Reproduksi, beberapa ayat dan hadits dibawah ini dapat mewakili tentang perhatian Islam terhadap masalah ini: 1. Q.S. 17:32 tentang larangan berzina ل تقربوُاالزنى انه كاَن فاَحشة و ساَء سبيل “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” 2. Q.S. 2:222 tentang larangan berhubungan intim pada saat wanita datang bulan (haid) : ويِإسئلوُن عن المحيض قل هوُ أذى فأتزلوُا النساَء فى المحيض ول تقربوُهن حتى يِإطهرن فأذا تطهرن فأتوُهن من حيث أمركم ا ان ا يِإحب التوُابين ويِإحب المتطهريِإن “dan mereka bertanya kepadamu(Muhammad) tentang darah haid, Katakan ia itu suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklahkamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka datangilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” 3. Q.S.2:223 tentang anjuran berhubungan intim pada ‘tempat’ terjadinya proses pembuahan, sekaligus isyarat kepada larangan anal sex. “ نساَؤكم حرث لكم فأتوُا حرثكم أنى شئتم وقدموُا لنفسكم واتقوُا ا واعلموُا أنكم ملقوُه وبشرالمؤمنينIstri-istrimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah amal ( yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman” 4. Q.S.2:233 tentang anjuran menyusui bayi selama 2 tahun, sekaligus isyarat untuk memberi masa istirahat bagi rahim setelah masa kehamilan. والوُالدت يِإرضعن اولدهن حوُلين كاَملين لمن أراد ان يِإتم الرضاَعة... “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan…” 5. Hadits dari Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Imam Muslim tentang anjuran istihdad (memotong/mencukur rambut pada bagian intim) dan berkhitan. “ Fitrah itu ada lima; khitan, istihdad, mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak” Walaupun dalil-dalil diatas tidak secara langsung berbicara tentang kesehatan reproduksi, namun dapat diambil pelajaran bahwa baik perintah maupun larangan diatas memberi pengaruh terhadap banyak hal, utamanya dalam kasehatan reproduksi. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat perduli tentang keberlangsungan kehidupan manusia dan berusaha untuk membuat aturan-aturan yang dapat menjaga hal tersebut. Sebagai sebuah sistem nilai (al-din), Islam tentu akan berbicara dalam bahasa yang berbeda dengan bahasa medis. Tapi kita bisa merasakan bahwa apa yang dibahasakan oleh Islam, sebagai agama kebenaran, tidak dapat terbantahkan memiliki implikasi-implikasi pada berbagai disiplin keilmuan. Dimana satu diantaranya adalah dalam bidang kesehatan. Sehingga tidak mengherankan, lahir usaha-usaha untuk mengeksplorasi kandungan al-Qur’an sedemikian rupa, untuk mendapatkan isyarat-isyarat Ilahi yang berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan. Sehingga dapat dikatakan kajian terhadap al-Qur’an seperti tidak pernah
habis. Seiring dengan perkembangan zaman, al-Qur’an tetap menjadi referensi yang utama, baik sebagai sumber hukum Islam ataupun pengetahuan lainnya. Akhirnya, semoga Allah mengaruniai kita kemampuan untuk selalu dekat dalam berinteraksi dengan al-Qur’an. Dan menjadikan kita termasuk orang-orang dapat mengambil pelajaran darinya dan diberi kemampuan untuk mengamalkannya. Amin.