Agama (pendidikan Islam) New.docx

  • Uploaded by: LIA ANDREANI
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama (pendidikan Islam) New.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,494
  • Pages: 12
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DOSEN PEMBIMBING : MUHAMMAD ULIN NUHULc, M.Us

DI SUSUN OLEH FAKULTAS EKONOMI NON PARAREL

KELOMPOK 9 : 1. LAILI MAYDATUL FITRIA

(201812130)

2. LIA ANDREANI

(201812137)

3. AGUS SUPRIYANTO

(201812138)

4. MUHAMMAD MUKLIS

(201812139)

UNIVERSITAS MURIA KUDUS Kampus gondangmanis PO.BOX S3 Bae Kudus Telepon : (0291) 438229, Fax. (0291) 437198 E_mail: [email protected] http://www.umk.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena adanya bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. MUHAMMAD ULIN NUHULc, M.Us selaku dosen penganpu mata kuliah Pendidikan Agama Islam. 2. Rekan-rekan penyyusun yang telah memberikan bantuan, baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi rekanrekan mahasiswa yang bermunat pada umumnya.

KUDUS, 13 DESEMBER 2018

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D.

........................................................................................1 ................................................................................................2 ............................................................................... ................................................................................... ...................................................................................................... ................................................................................. .....................................................................

PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM ........................................................................... DASAR PENDIDIKAN ISLAM .................................................................. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM ................................................................

BAB III PENUTUP

......................................................................................

A. Kesimpulan

.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

.....................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan agama islam sangat penting untuk di pelajari dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari, makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian, dasar, tujuan dan pelaksanaa pendidikan agama. hal ini sangat penting untuk di pelajari karena di dalamnya terdapat pelajaran yang sangat berharga yang dapat menjadi panutan kita. B. Tujuan 1.

Untuk memberi pengertian lebih jelas kepada pembaca tentang Islam.

2.

Agar bisa membedakan antara Al-Qur’an, Hadits, Hadits Qudsi, dan Hadits Nabawi.

3.

Agar lebih memahami pengertian wahyu dan bagaimana car di turunkannya wahyu kepada

para Nabi menurut Al-Qur’an. C. Rumusan Masalah 1. Apa pengertiam pendidikan agama? 2. Apa dasar pendidikan agama ? 3. Apa saja tujuan pendidikan agama islam? 4. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama islam?

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya (Akaha, 2001, 154-155). Pendidikan Islam merupakan sebuah usaha untuk menjadikan anak keturunan dapat mewarisi ilmu pengetahuan (berwawasan islam). Setiap usaha dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus mempunyai sebuah landasan atau dasar tempat berpijak yang baik dan kuat.

B. DASAR PENDIDIKAN ISLAM Bagi umat Islam agama adalah dasar (pondasi) utama dari keharusan berlangsungnya pendidikan karena ajaran-ajaran Islam yang bersifat universal mengandung aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik yang bersifat ubudiyyah (mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya), maupun yang bersifat muamalah (mengatur hubungan manusia dengan sesamanya) (Zuhairini, 1993:153). Adapun dasar-dasar dari pendidikan Islam adalah: a. Al-Qur’an Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang diungkapkan oleh Subhi Shaleh, al-Qur’an berarti bacaan, yang merupakan kata turunan (masdar) dari fiil madhi qara’a dengan arti ism al-maful yaitu maqru’ yang artinya dibaca (Atang Abd. Hakim dkk, 2000:69).

“Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-Alaq: 1-5). Ayat tersebut merupakan perintah kepada manusia untuk belajar dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuannya termasuk didalam mempelajari, menggali, dan mengamalkan ajaran-ajaran yang ada al-Qur’an itu sendiri yang mengandung aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan demikian al-Qur’an merupakan dasar yang utama dalam pendidikan Islam.

b. As-Sunnah Setelah al-Qur’an maka dasar dalam pendidikan Islam adalah as-Sunnah, asSunnah merupakan perkataan, perbuatan apapun pengakuan Rasulullah SAW, yang dimaksud dengan pengakuan itu adalah perbuatan orang lain yang diketahui oleh Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua setelah al-Qur’an, Sunnah juga berisi tentang akidah, syari’ah, dan berisi tentang pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia seutuhnya (Daradjat, 2006:20-21).

C. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan pemimpin-pemimpin yang selalu amar ma’ruf nahi munkar (Toha, 1996:102). Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat al- baqarah ayat 30 yaitu:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi" (QS. al- Baqarah: 30).

Menurut Omar Muhammad al-Taumy al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam ada pada tiga bidang asasi yaitu: 1. Tujuan-tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu pelajaran (learning), dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa-apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktivitas, dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diingini pada pribadi mereka, dan pada persiapan yang dimestikan kepada mereka, pada kehidupan dunia dan akhirat. 2. Tujuan-tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan tingkah laku masyarakat umumnya, dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan, memperkaya pengalaman dan kemajuan yang diingini. 3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai suatu aktivitas diantara aktivitasaktivitas masyarakat.

D. PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM

1. PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA Agama Islam di lingkungan keluarga berlangsung antara orang-orang dewasa yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan agama, dan anak-anak sebagai sasaran pendidikannya.

Pengertian yang jelas tentang pendidikan agama yang dilakukan di lingkungan keluarga interaksi yang teratur dan diarahkan untuk membimbing jasmani dan rohani anak dengan ajaran Islam, yang berlangsung di lingkungan keluarga. Dorongan atau motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai religius spiritual yang dijiwai Ketuhanan Yang Maha Esa dan agama masing-masing, di samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan kehormatan keluarga.

lingkungan keluarga itu amat dominan dalam memberikan pengaruh-pengaruh keagamaan terhadap anak-anak, sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga dalam kaitannya dengan pendidikan agama sangat menentukan baik keberhasilannya. Sehingga amat disayangkan kalau kesempatan yang baik dari lingkungan pertama yaitu keluarga itu disia-siakan atau dilalui anak tanpa pendidikan agama dari pihak ibu dan bapak serta orang-orang yang bertanggung jawab di sekitarnya. Pendidikan Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun social.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dasar pelaksanaan pendidikan agama di lingkungan keluarga adalah karena didorong oleh beberapa hal yaitu: 1. Karena dorongan cinta kasih terhadap keturunan 2. Karena dorongan atau tanggung jawab sosial 3. Karena dorongan moral 4. Karena dorongan kewajiban agamis Dan dorongan agama inilah yang membuat kedudukan orang tua lebih besar tanggung jawabnya dalam pendidikan karena dorongan kewajiban ini langsung diperintahkan Allah.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dalam mendidik dan menumbuh kembangkan anak-anak, orang tua atau tokoh ibu dan bapak sangat memegang peranan yang sangat penting, baik-buruknya kelakuan anak, orang tualah yang memegang peranan. Pendidikan rumah tangga ini disebut juga dengan pendidikan informal. Peranan ibu dan bapak antara lain : Ibu bapak sebagai pengatur kebersihan anak Ibu bapak sebagai teladan bagi anak Ibu bapak sebagai pendorong dalam tindakan anak Ibu bapak sebagai teman bermain Ibu bapak sebagai pengayom jika anak merasa takut Ibu sebagai penjaga utama kesehatan anak dan sebagai teman bermainan kepribadian

Sasaran Pendidikan Agama ditujukan kepada semua manusia sesuai dengan misi nabi Muhammad SAW yaitu untuk seluruh alam. Ditujukan mulai kepada anak usia dini, remaja, dewasa dan lanjut usia dalam istilah pendidikan disebutLong Live Education (pendidikan seumur hidup). Pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dimulai dari anak dilahirkan sampai berumur 6 tahun dengan tahapan sebagai berikut : 1. Masa bayi (0-2 tahun), di telinga sebelah kanan bagi anak laki-laki dan diqamatkan di telinga sebelah kiri bagi perempuan.

2. Aqiqah, pada hari ke tujuh kelahiran seorang bayi disunnahkan bagi orang tua atau walinya untuk melakukan aqiqah yakni menyembelih satu ekor kambing bagi anak perempuan dan dua ekor kambing bagi anak laki-laki. 3. Khitanan, peranan ibu sangat dominan dalam menanamkan pendidikan agama kepada anak di usia ini. Setiap hari seorang ibu perlu memperhatikan perkembangan yang terjadi pada anaknya baik secara biologis maupun psikisnya. Perkembangan anak sesuai dengan tahap-tahap umur tertentu yang perlu diketahui orang tua agar bisa memperlakukan anak dengan benar. Anak berumur 6 tahun tidak disebut bayi lagi, tetapi sudah disebut anak-anak masanya pun disebut masa kanak-kanak.

2. PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM SEKOLAH Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental. Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilainilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama. Pendidikan agama di sekolah mendapat beban dan tanggung jawab moral yang tidak sedikit apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja. Usia remaja ditandai dengan gejolak kejiwaan yang berimbas pada perkembangan mental dan pemikiran, emosi, kesadaran sosial, pertumbuhan moral, sikap dan kecenderungan serta pada akhirnya turut mewarnai sikap keberagamaan yang dianut (pola ibadah). Pada sekolah-sekolah yang menyiapkan peserta didiknya menjadi ahli agama atau pemimpin agama seperti di madrasah atau seminari, seluruh kegiatan pembelajaran umumnya benar-benar diarahkan untuk mendukung tujuan pendidikan yang ada.

Terdapat tiga karakter sekolah yang terkait dengan pendidikan agama di sekolah. Pertama sekolah negeri, kedua sekolah swasta umum non yayasan agama dan sekolah swasta yayasan agama dan sekolah calon ahli atau pimpinan agama seperti madrasah dan seminari.

Pada sekolah negeri dan sekolah swasta umum non yayasan keagamaan, pada jam pelajaran agama siswa dipisah menurut agama yang berbeda-beda. Selama puluhan tahun praktek pendidikan agama di sekolah seperti ini belum ada yang memberikan perhatian secara serius bahwa pemisahan siswa pada jam pelajaran agama adalah sebuah pembiasaan dan penanaman kesadaran bahwa agama adalah sesuatu yang memisahkan (kebersamaan) manusia. Di kalangan peserta didik di sekolah Negeri pelajaran agama berlangsung lebih teratur dan siswa beragam agama hampir selalu mendapatkan guru pelajaran agama sesuai dengan keyakinan para siswa karena secara umum pemerintah mengusahakan guru agama bagi semua peserta didik. Sebagai milik pemerintah, semua aktifitas pembelajaran di sekolah negeri mengikuti secara penuh apa yang menjadi kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Pada sekolah-sekolah yang menyiapkan peserta didiknya menjadi ahli agama atau pemimpin agama seperti di madrasah , seluruh kegiatan pembelajaran umumnya benar-benar diarahkan untuk mendukung tujuan pendidikan yang ada. Sayangnya keseriusan pada satu bidang ini menyebabkan kecenderungan kurang terbuka bagi pergaulan yang lebih luas, yang dengan demikian membatasi pengalam dengan keragaman juga. Minimnya pengalaman akan keragaman perlu dikaji apakah ada kaitannya dengan sensitivitas pada yang berbeda. Sensitivitas pada yang berbeda hanya akan berkembang ketika ada pengalaman dengan yang berbeda dan menggerti adanya perspektif yang berbeda juga. Di sekolah umum yayasan keagamaan di mana biaya operasional secara umum ditanggung oleh yayasan dan wali murid, terdapat kebijakan sekolah yang menunjukkan keunikan yayasan. Keunikan ini tampak dalam penerimaan guru, hingga tambahan pelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler yang mewadahi pemenuhan misi yayasan keagamaan melalui pendidikan. Menurut teori pendidikan Islam, teori pendidikan anak dimulai jauh sebelum anak diciptakan. Dalam hubungan ini orang tua perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan agama islam setiap anggota keluargakhususnya bagi anak-anak. Pendidikan agama yang ditanamkan

sedini mungkin kepada anak-anak akan sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan budi pekerti dan kepribadian mereka. Oleh sebab itu orang tua berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan contoh konkrit berupa suri tauladan kepada anak-anak bagaimana seseorang harus melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, agar mereka dapat hidup selamat dan sejahtera. Jadi, keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Keluarga Sebagai Wadah Utama Pendidikan 2. Pembentukan Keluarga Keluarga ialah masyarakat terkecil sekurang kurangnya terdiri dari pasangan suami isri sebagai sumber intinya berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Agar tujuan terlaksana maka perlu meningkatkan tentang bagaimana membina kehidupan keluarga sesuai dengan tuntutan agama dan ketentuan hidup bermasyarakat . 4. Pembinaan Keluarga Maksudnya adalah segala upaya pengelolaan atau penanganan berupa merintis, meletakkan dasar, melatih, membiasakan, memelihara, mencegah, mengawasi, menyantuni, mengarahkan serta mengembangkan kemampuan suami istri untuk mencapai tujuanmewujudkan keluarga bahagia sejahtera dengan mengadakan dan menggunakan segala dana dan daya yang dimiliki. Sekolah umum di bawah yayasan non keagamaan dan keagamaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk membuat eksperimentasi pendidikan agama yang salah satunya bisa menjadi tanggapan atas masyarakat yang multikultural.

3. PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MASYARAKAT

Pendidikan agama yang dibutuhkan dalam masyarakat adalah pendidikan agama yang senantiasa menghadirkan kehidupan yang penuh keragaman, baik latar belakang manusia maupun keragaman sudut pandang. Untuk itu pelajaran agama sebaiknya berbasis pengalaman akan memecah kebekuan ajaran agama yang tertutup dan tidak melihat realitas secara hitam putih. Di sekolah yang melakukan pemisahan siswa beda agama pada jam pelajaran agama perlu ada antisipasi agar pemisahan tidak berpengaruh buruk pada rasa aman dan nyaman dengan penganut agama yang berbeda. Hilangnya rasa aman dan nyaman akan merusak saling percaya antar anggota masyarakat yang mana saling percaya ini merupakan modal sosial yang dibutuhkan dalam kehidupan bersama yang adil dan beradab. Pendidikan agama berbasis pengalaman meniscayakan perubahan paradigma dalam melihat relasi guru-peserta didik maupun dalam melihat sumber belajar serta proses pembelajaran. Pengalaman hanya mungkin menjadi sumber belajar ketika guru dan murid merasa setara, masing-masing merasa mempunyai kelebihan dan kekuarangan untuk mengkaji bersama dengan berbagai sudut pandang. Dalam menilai keberhasilan atau kegagalan belajar, pendidikan agama membutuhkan model evaluasi yang tidak menggunakan angka, tetapi harus didasarkan pada praktek hidup yang partisipatif dan bertanggungjawab pada diri sendiri dan lingkungan. Penilaian bukan dengan angka tetapi narasi yang menunjuk pada kualitas. Masyarakat merupakan kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda yang menyatu dan mematuhi peraturan yang ditetapkan, mempunyai hubungan kekerabatan yang baik, baik antar suku maupun antar bangsa. Untuk memberikan pendidikan agama pada masyarakat, bisa dengan cara mendirikan majlis taklim atau pengajian-pengajian di desa masing-masing. Pengajian ini dilaksanakan dari satu tempat ke tempat lain dengan mendatangkan narasumber yang diminta untuk memberikan suatu materi pendidikan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Alasan penyebab manusia (remaja) sebagai makhluk sosial memerlukan pendidikan yaitu: 1) . Dalam tatanan kehidupan masyarakat, ada upaya pewarisan nilai kebudayaan antara generasi tua ke generasi muda, dengan tujuan agar nilai hidup masyarakat tetap berlanjut dan terpelihara. Dalam hal ini PAI di masyarakat di harapkan dapat memberikan substansi dalam pembentukan akhlak remaja. 2). PAI di masyarakat merupakan agen sosial yang penting setelah sekolah dalam penanaman nilai, norma serta harapan-harapan dari masyarakat terhadap pembentukan dan penerapan akhlak remaja. 3). PAI di masyarakat merupakan tempat konflik dan solusi dalam keragaman terutama dari aspek keagamaan. Dengan adanya sinergi antara pemahaman konsep PAI dari masyarakat dengan media PAI di masyarakat dapat mengimbangi antara konflik dengan solusi tersebut. Contoh: Perbedaan agama antara sesama remaja, dengan adanya pemahaman PAI di masyarakat oleh para remaja diharapkan mereka dapat menghormati perbedaan tersebut tanpa harus ikut-ikut menyamakan dengan tradisi agama lain di antara teman sebayanya

BAB III KESIMPULAN

Dari materi yang telah Saya uraikan di atas, dapat kita pahami bahwasanya Pendidikan Agama islam itu mencakup berbagai macam keilmuan. Baik itu Al-Qur’an it sendiri maupun tentang Islam, dan ilmu yang lainya yang dapat kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA  Omar Muhammad al-Taumy, al-syaibany. Filsafat Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan Hasan Langgulung. Falsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.  Zakiah daradjat. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.  Zuhairini, Dkk. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: Ramadhani.

Related Documents


More Documents from ""

Tugas Kelompok Bab 2.docx
November 2019 34
Penghimpunan Da.doc
November 2019 24
Societaria Tp N2.docx
May 2020 16
Snh Lia.docx
December 2019 41
Faktur Pajak Rp.pdf
October 2019 51