Agama Kelompok 9.docx

  • Uploaded by: Aziz Ahmad Arsyad
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama Kelompok 9.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,065
  • Pages: 10
PANDANGAN ISLAM DAN URGENSI AGAMA PADA KEHIDUPAN MANUSIA Kelas A/Kelompok 3

Aziz Ahmad Arsyad J3E216174 M. Hazby Rachman J3E216189 M. Fahmi Aqyas

J3E117149

Dosen :

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2018

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia-nya kami dapat menyusun makalah ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Pedoman hidup dan urgensi agama daam kehidupan manusia. Makalah ini dibuat dari berbagai referensi untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terimakasih

Bogor, 24 November 2018

Penulis

i

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i Daftar Isi ....................................................................................................................................ii BAB I ......................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1 1.1.

Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2.

Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3.

Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3 PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3 2.1.

Hakikat Manusia ......................................................................................................... 5

2.2.

Status Kedudukan Manusia ....................................... Error! Bookmark not defined.

2.3.

Tugas Manusia .......................................................... Error! Bookmark not defined.

2.4.

Pedoman dan Tujuan Hidup Manusia ....................... Error! Bookmark not defined.

Bab 3 .......................................................................................................................................... 5 Penutup ...................................................................................................................................... 7 3.1.

Saran ............................................................................................................................ 7

3.2.

Kesimpulan.................................................................................................................. 7

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 7

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Untuk memahami teori tentang pandangan hidup yang pertama-tama perlu dijelaskan adalah definisi atau pengertian pandangan hidup itu. Sebenarnya istilah umum dari worldview hanya terbatas pada pengertian ideologis sekuler, kepercayaan animistis, atau seperangkat doktrin-doktrin teologis yang ber visi keduniaan. Namun terdapat agama dan peradaban yang memiliki spectrum pandangan yang lebih luas dari sekedar visi keduniaan maka makna pandangan hidup dalam konteks Islam diperluas. Karena dalam kosa kata bahasa Inggeris tidak terdapat istilah yang tepat untuk mengekspresikan visi yang lebih luas dari sekedar realitas keduniaan selain dari kata-kata worldview, maka cendekiawan Muslim mengambil kata-kata worldview (untuk ekspressi bahasa Inggeris) untuk makna pandangan hidup yang spektrumnya menjangkau realitas keduniaan dan keakheratan dengan menambah kata sifat “Islam”. Namun dalam bahasa Islam para ulama mengekspresikan konsep ini dengan istilah yang khas yang berbeda antara satu dengan yang lain. Karena pandangan hidup adalah suatu konsep yang dapat digunakan untuk menggambarkan cara pandang manusia secara umum tanpa melihat bangsa atau agama maka beberapa definisi tentang worldview yang juga menggambarkan luas dan sempitnya spektrumnya dapat dikemukanan disini. Menurut Ninian Smart worldview adalah kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang befungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan perubahan sosial dan moralAgama atau ad-dien dalam bahasa arabnya adalah : "Keyakinan (keimanan) tantang suatu dzat ketuhanan (Ilahiyah) yang pantas untuk menerima ketaatan dan ibadah". Ini adalah definisi secara umum. Karenanya semua keyakinan tentang dzat ketuhanan disebut agama, walaupun itu murni hasil "kreatifitas"otak manusia. Agama menurut Kamus Besar bahasa Indonesia adalah Sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran-ajaran dan kewajiban-kewajiban yang telah bertalian dengan kepercayaan itu. Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama dikenal pula kata din dari bahasa Arab. Pendapat yang menyatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci, selanjutnya dikatakan lagi 1

bahwa agama berarti tuntutan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya. Din dalam bahasa semik berarti undang-undang atau hukum, dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama lebih lanjut lagi membawa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan oleh seseorang menjadi hutang baginya. Paham kewajiban dan kepatuhan membawa pula kepada paham batasan baik dari Tuhan yang tidak menjalankan kewajiban dan tidak patuh akan mendapat balasan yang tidak baik. Adapun kata religi berasa dari bahasa latin menurut satu pendapat demikian Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegre yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian demikian itu juga sejarah dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan yang berkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain, kata itu berasal dari kata religere yang berarti mengikat ajaran-ajaran agama memang mengikat manusia dengan Tuhan. 1.2.

Rumusan Masalah 1. Bagaiman pandangan Islam tentang Tuhan? 2. Bagaiman pandangan Islam tentang Agama? 3. Bagaiman pandangan Islam tentang makna hidup? 4.

1.3.

Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pandangan Islam dan Urgensi agama agar mendapatkan kebenaran dalam melakukan sesuatu yang akan dikerjakan.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pandangan Islam tentang Tuhan Memahami Tuhan melalui pikiran menjadi hasrat tertinggi sampai tahun 200 M. 200 tahun setelah Nuzululul Qur’an, kaum Mu’tazilah mengembangkan pemikiran kritis agar nalar tentang Tuhan dapat mengikuti apa yang diimani dalam hati. Pada permulaan modernitas pertanyaan tentang Allah masih berada di pusat pemikiran para filosof terkenal. Dalam sejarah sudah dikatakan bahwa banyak orang yang ingin mengimani Tuhan tetapi banyak juga yang belum mendapat hidayah dari- Nya. Di Indonesia, dapat dikatakan bahwa kelebihan ketuhanan, bukan kekuarangan. Tidak ada hari dimana media tidak membawa berita yang berkaitan dengan agama dan orang-orang yang berketuhanan. Di negera berkembang ini, yang menjadi masalah bukan ketuhanan, melainkan bagaimana ketuhanan dapat dihayati dengan cara yang tidak bertentangan dengan kemanusiaan yang adil dan beradab. Iman kepada Allah menjadi rukun iman yang pertama. Orang yang yakin adanya Allah disebut mukmin dan yang mengingkarinya dikatakan kafir. Kebenaran yang ada, dianggap salah dan tidak bisa diterima dengan akal sehat manusia. Padahal Allah berfirman dalam QS. Al-Kahfi 29:

Artinya: “Dan katakanlah: kebenaran itu datangnya dari Tuhan-Mu, maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapayang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Gambaran secara umum bahwa Allah sebagai pencipta, penyayang, pengasih dan sebagainya, sehingga untuk bisa memahami pengetahuan ini, manusia dituntut untuk menjalankan iman secara penuh dan diamalkan dalam perbuatan. Keimanan dianggap benar apabila manusia tidak ragu, mengikat dirinya, berpengaruh dalam perbuatan secara ikhlas dan sadar. Akidah yang menjadikan manusia terikat untuk taaat dan bertakwa pada Allah dijadikan sebagai sumber motivasi, rela, suka cita, dan ringan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah. Konsekuensi beriman pada Allah menurut Islam, mengharuskan manusia beriman kepada malaikat, kitab, Nabi dan Rosul, hari kiamat dan qodho maupun qodhar. Untuk memperoleh keimanan yang hakiki ini, dibutuhkan iman yang mengikat hingga membuahkan

3

sikap taat diperoleh dengan hati dan pemahaman iman dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara alami, tidak sekadar panca indera dan pikiran semata. Untuk memahami hal yang ghaib, takdir, malaikat, surga, neraka, dan sebagainya membutuhkan fungsi hati seperti merasa, mengerti, menghayati dan beriman 2.2 Pandangan Islam tentang Agama Agama adalah ajaran, dogma paham, keyakinan, kepercayaan, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan YME. Agama telah menjadi sumber pegangan hidup banyak orang. Keyakinan agama yang mendalam karena pengalaman dan penghayatan terhadap agama yang dianutnya. Namun, pengetahuan tentang agama dan pilihan menentukan agama ada dua kemungkinan, yaitu karena: 1.Faktor lingkungan yang dibawa sejak lahir 2. Pemahaman terhadap agama melalui pengkajian mendalam sehingga sesorang memutuskan menjadi penganut agama. Agama telah ada dan sama tuanya dengan umur masyarakat manusia di dunia, manusia senantiasa mempunyai hasrat untuk beragama, karena manusia adalah makhluk yang memiliki fitrah beragama. Bahkan Filsafat memandang mansuia sebagai makhul bertuhan dan makhluk beragama karena didalam kehidupan psikologisnya memiliki suatu kemampuan dasar atau instink agama. Dalam pandangan Islam, manusia dijadikan Tuhan untuk beragama sebagaimana dalam Firman Allah dalam QS. Ar-Rum ayat 30:

Artinya: “Maka hadapkanlah mukamu kepada agama dengan selurus-lurusnya yaitu agama ciptaan Allah yang telah membuat manusia untuk beragama itu, tiada ada penggantian bagi ciptaan Allah; Ia adalah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

4

2.3.

Pandangan Hidup Hidup adalah sesuatu yang bergerak atau berubah ditandai dengan adanya nyawa dalam sesuatu itu, kesempatan untuk beribadah mencari Ridha-Nya, medan untuk melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah di bumi, kesempatan untuk beraktualisasi diri, medan untuk memperoleh hasanatan fiddunya wal akhiroh, tempat ujian bagi manusia, dan sebagainya. Pandangan Islam tentang hidup adalah sebagai berikut: 1. Hidup adalah kesempatan beribadah dan mencari ridha-Nya. Allah berfirman dalam QS. Adz-Zariyat:

Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Dalam firman tersebut, Allah telah mengisyaratkan dengan jelas bahwa beribadah bagi manusia adalah target, standar keberhasilam tujuan dan tugas dalam hidup selain kewajiban dan keharusan sehingga ibadah dikatakan sangat pokok (bukan instrumental). Dalam beribadah, terdapat tujuan yang menjadikan nadi kehidupan dari segala tujuan hidup umat Islam. Tetapi, terkadang manusia menganggap ibadah hanya sekadar proses, alat, tugas, dan bukan tujuan. Padahal segala tujuan hidup seperti ridha Allah, hasanatan fiddunya wal-akhirah, surga tidak akan bernilai dan kehilangan makna pentingnya bila tidak disertai dengan tujuan dan orientasi ibadah. Sebelum ibadah harus ada penyatuan dengan niat dan warna ibadah. Oleh karena itu ibadah sangat tepat dijadikan tumpuan hidup, jika tidak mengamalkannya dianggap gagal dalam meraih tujuan hidup. Kesadaran ini harus dijadikan sumber motivasi untuk beramal. Tujuan hidup manusia adalah ridha Allah, surga maupun tujuan lainnya, semua itu adalah kesatuan yang tak terpisahkan. Tujuan hidup umat Islam adalah beribadah dengan mengharap ridha Allah sehingga memperoleh surga yang kekal. Tidak mengamalkan ibadah itu berarti kegagalan. Ibarat seorang menteri, karena tergiur dengan korupsi, akhirnya terperosok pada dosa dan masuk neraka yang mengerikan dan menyengsarakan karena tidak amanah. Disana ia terperangkap dan tidak pernah mampu melepaskan diri.

2. Hidup adalah medan untuk melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 dan QS. Al- An’am ayat 165 yaitu: Artinya: dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagain kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Kesdaran untuk umat muslim bahwasannya ibadah pada Allah tidak sebatas ibadah mahdlah,tetapi 5

mengelola bumi dan urusan dunia dengan baik, juga bisa dikategorikan sebagai ibadah, sepanjang cara yang ditempuh mendapat ridha-Nya. 3. Hidup adalah kesempatan untuk beraktualisasi diri dan beramal Firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 105 yaitu: Artinya: dan katakanlah: bekerjalan kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Jadi hidup adalah tempat untuk berkiprah, berusaha, dan bekerja. Kemalasan beramal merupakan sumber kegagalan serta kehinaan. Setiap amal positif hendaknya diniatkan ibadah. Karena nilai perbuatan ditentukan oleh niatnya. Hidup adalah kesempatan menabung pahala dengan amal. 4. Hidup adalah medan untuk memperoleh hasanatan fiddunya wal-akhirah Allah berfirman dalam QS.Al-Baqarah ayat 200-202 Artinya: Maka diantara manusia ada orang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) didunia”, dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan di akhirat. Dan diantara mereka ada yang berdo’a. “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan perilah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan.” Perbedaan cita-cita antara orang yang mukmin dengan orang atheis sangat jelas dari ayat diatas. Kebaikan dan kebahagiaan terkait dengan amal di dunia bagi mukminmngandung nilai ibadah hingga layak baginya untuk mengharapkan hasil diakhirat kelak. Kebaikan dan kebahagiaan surga diakhirat tidak bisa dibandingkan dengan surga dunia. 5. Hidup sebagai tempat ujian Ujian ini berupa masalah, musibah, penderitaan, kesusahan, kenyataan yang tidak diharapkan, kenikmatan, dan pilihan. Banyak sekali ujian manusia terdapat pada QS. Al-Kahfi ayat 7: Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya. Semua hal yang ada dalam hidup dijadikan sebuah pengalaman agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam menghadapi ujian. Apabila manusia lolos dari ujian, akan lebih didekatkan kepada Allah. Ujian-ujian ini tidak akan pernah berhenti sampai akhir hayat manusia.

6

Bab 3 Penutup 3.1.

Saran Dalam menjalani kehidupan, hendaknya kita sebagai seorang manusia ciptaan Allah SWT. senantiasa memegang teguh peranan sebagai manusia di bumi. Serta selalu melaksanakan segala tugas yang diperintahkan oleh Allah SWT dan berpegang teguh pada pedoman dan tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Allah di bumi.

3.2.

Kesimpulan Pembahasan tentang pandangan Islam tentang Tuhan, agama dan makna hidup harus dpahami secara menyeluruh agar tidak ada kesalah pahaman dalam berperilaku terhadap orang lain, pemikiran agama yang terlalu dangkal bahkan tidak percaya adanya Tuhan. Ketiganya adalah kesatuan untuk membentuk pribadi manusia yang cerdas, mandiri, serius, religius, berpendirian kokoh dan dinamis. Dunia yang begitu keras seiring perkembangan zaman menuntut semua hal serba instan dan serba cepat. Tanpa dilandasi iman, islam dan makna hidup, manusia terombang-ambing ke dalam pilihan yang bersifat sementara. Kontribusi Islam terhadap realita yang ada tidak selalu bersifat mengikuti perkembangan zaman yang ada. Dengan adanya kontribusi Islam, akan meminimalisir kemerosotan pikiran yang sempit dan

Daftar Pustaka Hidayatullah FS. 2018. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Bogor [ID] : PT Penerbit IPB Press

7

Related Documents


More Documents from "Suci Nurhafizah"