Agama Amel.docx

  • Uploaded by: Muhammad Ghinda
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama Amel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,321
  • Pages: 12
IPTEK DALAM ISLAM

MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas pendidikan Agama

Dosen Pengampu:

oleh, AMELIA FITRIANI 1833004

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (D-3) SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA BANDUNG 2018

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Alloh Subhanahu Wata’ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Iptek Dalam Islam” yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama di semester ganjil. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Dengan segala kerendahan hati mohon maaf apabila makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 23 Maret 2019

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Di zaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kemajuan suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi, sosial, dan intelektual seseorang. Ilmu pengetahuan dan Teknologi atau yang sering disebut IPTEK adalah sesuatu yang selalu berkembang dan tidak akan pernah berhenti berkembang. Dari tahun ke tahun IPTEK sudah berkembang dengan pesat, bahkan ada yang menjadikannya sebagai suatu kebutuhan primer. Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat umuk mempermudah pekerjaan kehidupan sehari-hari, sebagai manusia yang beragama tentunya mempunyai aturan-aturan dalam menggunakan teknologi sesuai syariat Islam. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam kehidupan bagi umat manusia. Martabat manusia ditentukan oleh peribadahannya kepada Alloh, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Bahkan di dalam Al-qur’an sendiri Alloh menyatakan bahwa hanya orang berilmulah yang benar takut kepada Alloh. Dialog antara Alloh dan Malaikat ketika Alloh mau menciptakan manusia dan para malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, Alloh membuktikan keunggulan manusia dan dengan kemampuan manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan namanama.IPTEK dan seni dalam praktik mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena melalui IPTEK manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Alloh. Oleh karena itu, dalam pengembangan IPTEK nilai-nilai Islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan manfaat sesuai dengan fitrah hidup manusia.

1.2. Rumusan Masalah Terdapat beberapa rumusan masalah: 1. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam? 2. Bagaimana perintah menuntut ilmu dalam islam? 3. Seperti apa kedudukan ilmu dan iman? 4. Bagaimana relevansi ilmu, iman, dan amal? 5. Siapa saja tokoh ilmu dan teknologi dalam islam? 6. Seperti apa peran timbal balik antara ilmu agama dan teknologi?

1.3. Tujuan 1. Untuk memahami peradaban IPTEK dalam Islam. 2. Untuk mengetahui perintah menuntut ilmu. 3. Untuk mengetahui kedudukan dari ilmu dan iman. 4. Mengetahui relevansi ilmu, iman, dan amal. 5. Mengetahui tokoh-tokoh IPTEK dalam Islam. 6. Mengetahui peran timbal balik dari ilmu agama dan teknologi.

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Sejarah Peradaban dan Perkembangan IPTEK dalam Islam Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, diperlukan mencari keterkaitan antara system nilai dan norma Islam dalam perkembangan tersebut. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan jalan untuk menemukan kebeneran terhadap Alloh. Catatan mengenai peradaban manusia yang paling awal tercatat berasal dari Timur Tengah, Mesir. Pada jaman pra sejarah, nenek moyang manusia modern di Mesir sudah mengenal Bahasa, terbukti dengan peninggalan tulisan-tulisan yang diukir di batu-batu dalam goa. Di Cina sekitar (2953-2838 SM) raja Fu Xi memperkenalkan kitab Yi Jing yaitu kitab Cina kuno yang sangat terkenal di kalangan kaum ilmu metafisika yang bertutur tentang kehidupan manusia. Zaman pertengahan ditandai dengan tampilnya para theolog di lapangan ilmu pengetahuan di belahan dunia Eropa, dan di dunia Timur terutama negaranegara Islam terjadi perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Pada zaman keemasan kebudayaan Islam dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani dan bahkan Kholifah Al-Makmun telah mendirikan rumah kebajikan (Baitul Hikmah). Tokoh-tokoh islam pun mulai memberikan penemuanpenemuannya tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern adalah Rene Descrates. Ia telah mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi landasan berfikir ilmu pengetahuan modern. Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika menempati kedudukan yang paling tinggi. Fisikiawan termashur

abad keduapuluh adalah Albert Enstein. Ia mengatakan bahwa alam itu tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga bersifat statis dari waktu ke waktu.

2.2. Perintah Menuntut Ilmu Menuntut ilmu dalam islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokkannya dalam dua bagian, yaitu fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Fardhu ‘ain adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap muslim tentang ilmu agama islam, agar akidahnya selamat, ibadahnya benar, mu’amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Alloh Azza wa Jalla, yang tertuang dalam Alquran dan sunah Nabi yang sahih. Inilah yang diperintahkan Alloh dalam firmanNya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Alloh”. (Q.S. Muhammad [47]:19). Juga yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (H.R. Ibnu Majah). Pengertian mencari ilmu disini, adalah mencari ilmu agama islam hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan. Fardhu kifayah adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat dengan mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi dalam ilmuilmu yang dibutuhkan umat islam, seperti sistem pemerintahan, hukum, kedokteran, perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika sebagian dari mereka ada yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban dari yang lainnya, sedangkan jika tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka semua menanggung resikonya. Banyak jalan untuk menuntut ilmu agama. Antara lain mengikuti majelis taklim yang istiqomah mengkaji Al-quran dan As-sunnah sahih di berbagai tempat dan media.

2.3. Kedudukan Ilmu dan Iman Iman merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang dibenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Adapun pokok-pokok kepercayaan seseorang terkandung dalam rukun iman mencakup iman kepada Alloh, malaikat, kitab, rosul, hari akhir, serta qada dan qadar. Sedangkan ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu. Antara iman dan ilmu keduanya saling mengisi dan melengkapi sehingga menuju kesempurnaan. Itu

sebabnya ada pepatah agama bahwa “ilmu tanpa iman pincang, dan iman tanpa ilmu buta” pepatah tersebut menunjukkan bahwa ilmu dan iman harus seimbang. Ilmu dan iman mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dalam islam. Hal ini sesuai Firman Alloh: “Maka Maha tinggi Alloh, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-quran sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku” [Q.S. Thoha:114]. “...Niscaya Alloh akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Alloh Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan” [Q.S. Al-Mujadalah:11]. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tabrani, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan kebahagiaan keduanya, wajib baginya mempunyai ilmu” (H.R. Tabrani). Itu sebabnya Islam menganjurkan umatnya agar senantiasa meningkatkan keimanan pada dirinya dan giat dalam menuntut ilmu agar kesuksesan dalam hidup dapat tercapai.

2.4. Relevansi Iman, Ilmu dan Amal Definisi iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Maka orang-orang beriman adalah mereka yang didalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakannya sama. Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang. Pengertian amal, menurut bahasa “amal” berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan sholeh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal sholeh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat. Hubungan iman dan ilmu adalah membenarkan dengan hati bahwa Alloh itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal

perbuatan secara nyata. Hubungan iman dan amal adalah amal sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorang berarti orang yang beriman pasti akan beramal sholeh. Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pembimbing amal perbuatan. Kedua, jika orang itu berilmu maka harus diiringi dengan amal. Amal akan bernilai bila dilandasi dengan ilmu, begitu pula dengan ilmu akan bernilai jika diamalkan. Seperti yang seharusya, apabila kita berilmu lalu kita pun harus mengamalkannya. Keutuhan

tiga

aspek

tersebut

dalam

pribadi

muslim

sekaligus

merealisasikan tujuan islam sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya pengabaian salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran. Contohnya agama (iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk mengamalkan ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu dan teknologi akan selalu dapat dikontrol pada jalur yang benar, sebaliknya tanpa keimanan ilmu dan teknologi dapat disalahgunakan sehingga mengakibatkan kehancuran orang lain dan lingkungan. Hubungan antara iman, ilmu dan amal menurut HR Al-baihaqi, “betapa wajib dan pentingnya hubungan iman, ilmu dan amal perbuatan, sehingga mencari ilmu dalam kondisi apapun bagi orang mukmin merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa diabaikan serta dalam mengamalkannya yang dilandasi iman karena Alloh SWT.

2.5. Tokoh Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam 1. Ibnu Rushd (Averroes) Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 hijriah (1128 masehi). Ayah dan kakeknya adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu rusyd mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibnu Baja. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya mengabdi sebagai hakim dan fisikiawan. Di dunia barat, beliau dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat aristoteles

yang mempengaruhi filsafat kristen di abad pertengahan. Karya: Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih), Kulliyaat fi At-tib (buku kedokteran), Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syariat (filsafat dalam islam dan menolak segala paham yang bertentangan dengan filsafat). 2. Ibnu Sina (Avicenna) Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di dunia Barat adalah seorang filsuf,ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia. Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Karyanya yang sangat terkenal adalan Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Ibnu Sina merupakan fisikiawan terbesar Persia abad pertengahan dan memainkan peran penting pada pembangunan kembali Eropa. 3. Al-Biruni Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazm di Asia Tengah yang pada masa

itu

terletak

dalam

kekaisaran

Persia.

Beliau

merupakan

matematikawan Persia, astronom, fisikiawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, dan obat-obatan. Beliau belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur. Beliau membuat penelitian radius bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16). Hasil karya Al-Biruni melebihi 120 buku, sumbangannya pada matematika termasuk: aritmatika, penjumlahan seri, analisis kombinatorial, kaidah angka 3, bilangan irasional, teori perbandingan, definisi aljabar, metode pemecahan penjumlahan aljabar, geometri, teorema Archimedes, sudut segitiga. 4. Al-Khawarizmi Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi, selain itu dikenal sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff dilahirkan di Bukhara. Tahun 780-850 M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. Dalam pendidikan telah dibuktikan bahwa beliau adalah tokoh islam yang berpengetahuan

luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, music, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Beliau telah menciptakan pemakaian secan dan tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Banyak lagi konsep matematika yang telah diperkenalkan beliau. Bidang astronomi juga membuatnya terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq (pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang). 5. Jabir Ibnu Hayyan/Ibnu Geber Lahir di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), seorang ilmuwan muslim. Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan bahwa ulama di masalalu tidak hanya pintar dalam ilmu agama, namun ilmu umum lainnya. Dalam penelitiannya, Jabir mendasari eksperimennya secara kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri, menggunakan bahan dari logam, tumbuhan, dan hewan. Sampai abad pertengahan risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia termasuk kitabnya yang masyhur yakni Al-Kimya dan Al-Sab’een, yang telah diterjemahkan juga ke dalam bahasa latin. Terjemahan kitab Al-Kimya bahkan telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester pada tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Dan kitab Al-Sab’een diterjemahkan oleh Gerard Cremona. 6. Ibnu Ismail Al-Jazari Al-Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakan mesin yang kemudian dikenal sebagai mesin robot. Beliau mendapat julukan sebagai Bapak Modern Engineering berkat temuan-temuannya yang banyak mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine, crankshaft, suction pump, programmable automation, dan banyak lagi. 7. Abu Al-Zahwari / Albucasis

Sang penemu Gips era Islam. Beliau merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia. Beliau merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern saat ini. Sebagai seorang dokter era kekhalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern ini. 8. Ibnu Haitham / Al-Hazen Ilmuan optik dari Basrah. Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah ssatu rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Kajiannya mengenai pengobatan mata menjadi dasar pengobatan mata modern. Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar dan dari situ tercetuslah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para saintis di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia. Yang lebih menakjubkan ia telah menemukan prinsip isi pada udara sebelum seorang ilmuan Tricella mengetahui hal tersebut 500 tahun kemudian. 9. Al-Jahiz Ahli zoologi terkemuka di Basra, Irak ini merupakan ilmuan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi muslim di Barat. Ilmuan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam mencatat, AlJahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup. 10. Ar-Razi / Razhes Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi merupakan salah seorang pakar sains Iran. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Beliau dipercaya memimpin sebuah rumah sakit di Rayy lalu ia juga memimpin rumah sakit Muqtadari di Baghdad.

Beliau juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.

2.6. Peran Timbal Balik antara Ilmu, Agama, dan Teknologi

Related Documents

Agama
June 2020 50
Agama
November 2019 70
Agama
October 2019 74
Agama
October 2019 85
Agama
June 2020 42
Agama
May 2020 59

More Documents from ""

Agama Amel.docx
December 2019 20
Textarbeit.docx
May 2020 16
Doc1.docx
May 2020 14
Praga.docx
May 2020 15