Agama Aborsi Dan Kloni.docx

  • Uploaded by: Galih Ekky
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama Aborsi Dan Kloni.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,334
  • Pages: 10
Kata Pengantar Dengan ucapan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah yang harus tersusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama banyak mendapat bantuan, petunjuk dan bimbingan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 1.3. Tujuan Masalah ………………………………………………...... BAB IIPEMBAHASAN 2.1 Aborsi …………...................................................................................................... 2.2 Kloning ….......................................................................................……………….. BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

.............................................................................................................. .....................………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Terjadinya pro dan kontra tentang tindakan medis dengan agama. 1.2

Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah yang bertemakan

“Pandangan Agama Kristen terhadap Kesehatan ” sebagai berikut. 1. Bagaimana Pandangan Agama terhadap ABORSI ? 2 Bagaimana Pandangan Agama terhadap KLONING ? 1.3

Tujuan Masalah Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya adalah memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan agama. Sementara tujuan khususnya adalah: 1. Mampu mengetahui pandangan Agama terhadap ABORSI. 2. Mampu mengetahui pandangan Agama terhadap KLONING.

BAB II PEMBAHASAN 2.2 Aborsi 2.2.1

Pro Choice vs Pro-life

Di Amerika dewasa ini, terdapat isu yang cukup hangat, yang tak jarang mengundang perdebatan, yaitu mengenai aborsi. Umumnya mereka yang setuju aborsi menyebut diri sebagai ‘ pro- choice‘ -karena mengacu kepada hak ibu untuk ‘memilih’ nasib dirinya dan bayi yang dikandungnya; sedangkan yang tidak setuju menyebut diri ‘pro-life‘. Gereja Katolik sendiri selalu ada dalam posisi “ pro-life” karena Gereja Katolik selalu mendukung kehidupan manusia, tak peduli seberapa muda usianya, termasuk mereka yang masih di dalam kandungan. Sebenarnya secara objektif terminologi yang dipakai sudah rancu, karena ‘ pro-choice‘ sebenarnya bukan ‘choice‘, sebab pilihan yang diambil dalam hal ini hanya satu, yaitu membunuh bayi yang masih dalam usia kandungan. Sang bayi yang kecil dan lemah itu tidak membuat pilihan, sebab ia ditentukan untuk mati. Tragisnya, yang menentukan kematiannya adalah ibunya sendiri yang mengandungnya. 2.2.2

Pandangan Iman Kristen tentang Aborsi

1. Kitab suci juga mengajarkan bahwa manusia sudah terbentuk sebagai manusia sejak dalam kandungan ibu: Yes 44:2: “Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau…” Allah sendiri mengatakan telah membentuk kita sejak dari kandungan, artinya, sejak dalam kandungan kita sudah menjadi manusia yang telah dipilih-Nya. Ayb 31: 15: “Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?” Ayub menyadari bahwa ia dan juga orang-orang lain telah diciptakan/ dibentuk oleh Allah sejak dalam kandungan. Yes 49, 1,5: “….TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku…. Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya…” Nabi Yesaya mengajarkan bahwa Allah telah memanggilnya sejak ia masih di dalam kandungan (sesuatu yang tidak mungkin jika ketika di dalam kandungan ia bukan manusia). 2. Kitab Suci mengajarkan bahwa setiap kehidupan di dalam rahim ibu adalah ciptaan yang unik, yang sudah dikenal oleh Tuhan: Yer 1:5: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Mazmur 139: 13, 15-16: “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku…. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Gal 1:15-16: “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”

Luk 1:41-42: “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus lalu berseru, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” Di dalam kisah ini, Yohanes Pembaptis yang masih berada dalam kandungan Elisabet dapat melonjak gembira pada saat mendengar salam Maria. Lalu Elisabet-pun mengucapkan salam kepada Maria dan kepada Yesus yang ada dalam kandungan Bunda Maria sebagai ‘buah rahim’-nya. Tentulah ini menunjukkan bahwa kehidupan janin di dalam kandungan sudah menunjukkan kehidupan seorang manusia, yang sudah dapat turut melonjak karena suka cita, dan layak untuk ‘diberkati’ sebagai manusia. Janin di dalam kadungan bukan hanya sekedar sepotong daging/ fetus tanpa identitas. Sejak di dalam kandungan, Allah telah membentuk kita secara khusus, memperlengkapi kita dengan berbagai sifat dan karakter tertentu agar nantinya dapat melakukan tugas-tugas perutusan kita di dunia. 3. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memperhatikan dan mengasihi saudara-saudari kita yang terkecil dan terlemah, sebab dengan demikian kita melakukannya untuk Kristus sendiri. Mat 25:45: “… sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.” Aborsi yang pada akhirnya membunuh janin, entah di dalam atau di luar kandungan, adalah tindakan pembunuhan yang bertentangan dengan perintah Yesus untuk memperhatikan dan mengasihi saudarisaudari kita yang terkecil dan terlemah. 4. Kitab Suci menuliskan bahwa kita tidak boleh membunuh, atau jika mau dikatakan dengan kalimat positif, kita harus mengasihi sesama kita. Kel 20: 13; Ul 5:17; Mat 5:21-22; 19:18: “Jangan membunuh.” Mat 22:36-40; Mrk 12:31; Luk 10:27; Rom 13:9, Gal 5:14: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” 1 Yoh 3:15 “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.” Jika di dunia ini mulai banyak kampanye untuk melindungi binatang-binatang, (terutama binatang langka), maka adalah suatu ironi, jika manusia malahan melakukan aborsi yang membunuh sesama manusia, yang derajatnya lebih tinggi dari binatang. Apalagi jika aborsi dilegalkan/ diperbolehkan secara hukum. Maka menjadi suatu ironi yang mengenaskan: ikan lumba-lumba dilindungi mati-matian, tetapi bayi-bayi manusia dimatikan dan tidak dilindungi. Suatu permenungan: seandainya kita adalah janin itu, tentu kitapun tak ingin ditusuk dan dipotongpotong sampai mati. Maka, jika kita tidak ingin diperlakukan demikian, janganlah kita melakukannya terhadap bayi itu. Atau, kalau kita mengatakan bahwa kita mengimani Kristus Tuhan yang hadir di dalam mahluk ciptaan-Nya yang terkecil itu, maka sudah selayaknya kita tidak menyiksanya apalagi membunuhnya! Kita malah harus sedapat mungkin memeliharanya dan memperlakukannya dengan kasih. 5. Kitab Suci menuliskan, bahwa jika kita tidak peduli akan nasib saudara-saudari kita yang lemah ini, kita sama dengan Kain, yang pura-pura tidak tahu nasib saudaranya sendiri. Kel 4: 9 Firman Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Ia (Kain) menjawab, “Aku tidak tahu.” Padahal tidak mungkin ia tidak tahu sebab Kain sendirilah yang memukul Habel adiknya hingga ia mati (lih. Kel 4:8). Adalah suatu fakta yang memprihatinkan, yang menyangkut Presiden Barrack Obama yang terkenal oleh kebijakannya memperbolehkan aborsi. Pada suatu kesempatan dalam wawancara tanggal 16 Agustus 2008 (pada saat itu ia masih menjadi senator Illinois), ia ditanya oleh Pastor Rick Warren, “Jadi kapan menurut anda seorang bayi memperoleh hak azasinya?” Ini adalah pertanyaan yang menyangkut iman dan bagaimana iman itu bekerja dalam hati nurani dan kebijaksanaan sang (calon) Presiden. Namun sayangnya jawaban Obama adalah, “ Answering that question with specificity, you know, is above my pay grade.” (Menjawab pertanyaan itu dengan detailnya, kamu tahu, itu melampaui batas gaji/ penghasilan

saya). Suatu jawaban yang kelihatan sangat enteng untuk pertanyaan yang sangat serius. Ini sungguh mirip dengan jawaban Kain, “Aku tidak tahu.” Padahal, tentu bukannya tidak tahu, tetapi lebih tepatnya tidak mau tahu. Sebab fakta science dan bahkan akal sehat sesungguhnya telah begitu jelas menunjukkan kapan manusia terbentuk sebagai manusia. Alkitab menunjukkan dan bahkan ilmu pengetahuan membuktikan bahwa kehidupan manusia berawal dari masa konsepsi. Satu sel ini kemudian berkembang menjadi janin yang sungguh sudah berbentuk manusia, walaupun masih di dalam kandungan. DNA dan keseluruhan 46 kromosom terbentuk saat konsepsi. Jantung janin telah berdetak di hari ke-18, keseluruhan struktur syaraf terbentuk di hari ke20. Di hari ke 42, semua tulang sudah lengkap, gerak refleks sudah ada. Otak dan semua sistem tubuh terbentuk di minggu ke-8. Semua sistem tubuh berfungsi dalam 12 minggu. Hanya orang yang menutup diri terhadap semua fakta ini dapat berkata, “aku tidak tahu” kapan kehidupan manusia dimulai, dan apakah janin itu seorang manusia atau bukan.

ü Kloning Manusia Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil.Pertama-tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu.Materi itu, yang mengandung kode informasi genetik, kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio.DNA dari sel yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru. Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA baru dan mati.Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya. Sebagian orang mempromosikan kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pencangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok. Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Proses kloning manusia, menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. 2.4.2

Pandangan Agama Kristen terhadap Kloning

Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada posisi Allah. Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal demikian. Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat manusia tidak punya kendali terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah sebuah sikap yang bodoh jikalau beranggapan bahwa sebuah niat yang baik akandapat mengarahkan penggunaan teknologi cloning kepada sesuatu yang berguna tanpa ada implikasi terhadap hungan ALLAh dan manusia. Dalam hal ini manusia dengan segala keberadaannya, tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus dilakukan untuk mengatur kloning manusia. Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima pandangan mengenai etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan kehidupannya serta didalam pengambilan keputusan etika dan moral: 

Etika Kristen haruslah berdasarkan kepada kehendak Allah. o Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus mengambil keputusan etika terhadap kloning manusia, dengan meletakkan kloning pada manusia pada “bejana” kehendak ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar utama penilaian terhadap kloning, apakah sesuai atau tidak ?.



Etika Kristen bersifat mutlak. o Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut, tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai dengan standar etika Kristen, pada point manapun. Begitu pula dengan isu-isu seputar kloning pada manusia



Etika Kristen berdasarkan wahyu Allah. o Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah boleh disejajarkan dengan standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.



Etika Kristen bersifat menentukan.

o Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya, harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau menolak kepada isu kloning pada manusia 

Etika Kristen itu Deontologis. o Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat. Jika secara penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada manusia, maka kita juga wajib menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen menentang isu kloning manusia, maka itu juga bersifat mengikat bagi kita untuk menentang isu kloning kepada manusia juga.

Pendapat Hille, Ketua Komisi Teologi World Evangelical Fellowship Sebagaimana isu-isu bidang etika yang lain, diperlukan kejelian dan kehati-hatian dalam menanggapi masalah kloning, apalagi tidak semua isu itu dapat ditemukan jawabnya secara eksplisit dalam Alkitab. Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan kebenaran tentang hukum dan kedaulatan Allah atas hidup manusia.Selain melanggar kewenangan Allah sebagai pencipta, kloning pada manusia merupakan pelanggaran serius terhadap harkat dan martabat manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk termulia dan unik. "Tuhan telah menetapkan manusia untuk berkembang biak secara alami melalui proses perkawinan. Lagi pula manusia diciptakan secara tunggal dan satu-satunya, bukan duplikasi,""Ketunggalan berarti hubungan antara Allah dengan pribadi adalah tunggal adanya. Allah punya hubungan historis tersendiri dengan setiap orang dan ini tidak boleh diduplikasi secara proses teknis." Hille menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia agar dapat berkomunikasi dengan-Nya."Lebih dari itu, Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa manusia pribadi demi pribadi."

Manusia Diciptakan Unik Dalam Tujuan dan Fungsinya bagi komunitasnya Manusia oleh ALLAH di ciptakan sebagai manusia yang secara individu atau personal memiliki tujuan dan fungsi masing-masing, yang unik atau tidak bersifat produksi massal pabrikan, didalam komunitas dimana ALLAH telah menempatkannya. Setiap manusia memiliki kewajiban memenuhi tujuan hidup mereka yang akan saling melengkapi satu dengan yang lainnya, baik dari karunia, talenta, dll, demi kemuliaan ALLAH. Hal tersebut dapat kita temukan didalam Amsal 16:4, Efesus 2:10, Kolose 1:16

Pengabaian Nilai Penting Embrio Dihadapan ALLAH Pada hakikatnya proses kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah, dan sekedar peningat kemungkinan keberhasilan”; meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa. Sedangkan alkitab memaparkan kebenaran, bahwa embrio manusia itu bukanlah pada tempatnya mendapatkan nilai yang serendah itu.Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.Kata “bakal anak” didalam bahasa aslinya menggunakan kata “golem” yang diterjemahkan sebagai embrio, fetus.Dalam konteks ini kita dapat melihat bahwa ALLAH telah turut campur tangan dalam kehidupan manusia semenjak manusia masih sebagai embrio atau festus.Sebagai orang Kristen, adalah hal yang wajib bagi kita, untuk menghargai hal tersebut.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Jadi agama Kristen mengijinkan tindakan medis jika dengan tujuan yang baik. Namun agama Kristen menentang praktik yang pada intinya adalah “pembunuhan”, “bunuh diri”, dan “perzinahan” yang secara tidak langsung dilakukan, misal praktik aborsi; Eutanasia; cloning; dsb. Saran Di dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari apa yang di sebut sempurna. Untuk itu saya sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun. Karna penulis masih dalam tahap belajar semoga makalah ini menjadi salah satu motivasi bagi kita semua

DAFTAR PUSTAKA

Harfanto, hanafi. 2004. Keluarga Beralih kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan. Ikatan Bidan Indonesia. 1992. Pedoman KB IBI. Jakarta : Pustaka Nasional Yanti, S.S.T M. Keb, Nurul Eko W, S.SiT. 2010. Etika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Rihama http://www.gotquestions.org/Indonesia/kloning-manusia.html http://www.antaranews.com/view/?i=1217079979&c=TEKS http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=754&res=jpz

MAKALAH TUGAS AGAMA

Oleh :

Related Documents

Aborsi
May 2020 25
Aborsi
June 2020 19
Aborsi
April 2020 21
Aborsi
June 2020 16

More Documents from "jerni"