AFRIN LINDA DEWI SAFARI J410170166/3C
TUGAS SIM/SIK
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM. Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (SocialSupport) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Disini saya akan mengambil masalah kesehatan di masyarakat yaitu penyakit Types. Types yaitu Demam tifoid atau biasa dikenal sebagai tipes adalah penyakit yang bisa menyebar melalui makanan, air, atau ditularkan dari orang yang terinfeksi (melalui fesesnya). Tipes disebabkan oleh bakteri Salmonellatyphi. Bakteri ini biasanya ada dalam air yang terkontaminasi dengan feses dan bisa menempel pada makanan atau minuman yang Anda konsumsi. Perilaku PHBS yang menjadi indikator dalam penyakit types yaitu : 1. Menggunakan Air Bersih Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih dengan tempat penampungan limbah minimal 10 m. 2. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Kebiasaan anggota rumah tangga umur ≥ 5 th untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB) dalam 1 minggu terakhir. 3. Menggunakan jamban sehat Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir. Jamban/kakus adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mencegah penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran manusia. Syarat jamban sehat adalah a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya d. Mudah dibersihkan e. Aman digunakan f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung g. Cukup penerangan h. Lantai kedap air i. Luas ruangan cukup j. Ventilasi cukup baik k. Tersedia air dan alat pembersih Sesuai jurnal penelitian " HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEJADIAN TIFUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMBUR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2013" oleh Ahmad Dahlan, Akhsin Munawar, dan Supriadi . Berdasarkan pengamatan pedahuluan, keadaan lingkungan desa Lambur kurang memenuhi syarat kesehatan dikarenakan masyarakatnya masih kesulitan dalam penyediaan air bersih serta berprilaku dan pengetahuan yang rendah dengan penggunaan air bersih, dimana masyarakat juga masih menggunakan bersumber air dari sungai serta sungainya sekaligus digunakan untuk jamban /tempat BAB/BAK serta dimanfaatkan cuci mandi kakus. Air limbah dari rumah ke arah sungai sering tidak mengalir serta sangat potensial tempat berkembangbiaknya vektor seperti kecoak, jentik nyamuk dan tikus dan sampah akan berserakan, bahkan masih ditemukan tinja. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 4 RT sebanyak 443 kepala keluarga. Penelitian ini dilaksanakan di desa Lembur 2 Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tanggal 5 sampai 30 Oktober 2013. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan rancangan crosssectional. Dari hasil pengamatan dari 443 kepala keluarga masyarakat yang beresiko rendah terkena tifus ada 251 kepala keluarga atau sebanyak 56,7% sedangkan masyarakat yang beresiko tinggi terkena tifus yaitu ada 201 kepala keluarga atau sebanyak 43,3% . Jumlah kasus yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Lambur seebanyak 65 kasus tifus. CDR = Jumlah semua kasus Tifus / perkiraan jumlah semua kasus tifus x 100% = (65/201) x 100% = 32,33% Jadi sebanyak 32,33% kepala keluarga yang kurang waspada atau tidak tahu tentang sanitasi lingkungan dan faktor budata lingkungan setempat yang menyebabkan penyakit tifus kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2013.