ADMINISTRASI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan Dosen : Irvan Destian, M.Pd
Disusun Oleh : 1. Eem Darenah 2. Tesa Meisa Putri Semester IV
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT-TAQWA CIPARAY-BANDUNG 2019
2
KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada Rasulullah SAW. Kami bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pendidikan yang berjudul “Administrasi Kurikulum dalam Pendidikan”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Irvan Destian, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Administrasi Pendidikan. Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca serta dapat memahami secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan “Administrasi Kurikulum dalam Pendidikan”.
Bandung, Februari 2019
Penyusun
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
2
D. Metode Penelitian
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Keluarga BAB III PENUTUP
3 3 19
A. Kesimpulan
19
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata-kata pendidikan, bimbingan, pengajaran, belajar, pembelajaran sering disebut sebagai istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam aktivitas pendidikan. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan iImu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual dan sosial. (Sagala, 2000) Penyelenggaraan pendidikan menuntut suatu sistem pengelolaan yang teratur, terarah dan terencana, karena pendidikan bukanlah suatu pekerjaan yang dapat dikerjakan secara sembarangan, atau acak-acakan, karena yang dihadapi adalah makhluk hidup (manusia). (Zainy Chalish Hamdy) Dalam prosesnya, pendidikan berdampak pada kualitas yang diperoleh, dimana kualitas itu sangat sulit diukur sebagaimana yang dikemukakan oleh Sagala (2000) bahwa persoalan kualitas amat rumit dan kompleks, bukan hanya konsep kualitas itu amat relatif tetapi faktor yang terkait begitu kompleks dan tidak sederhana. Dalam proses pendidikan hubungan timbal balik antara pendidik dan anak didik berkelanjutan ke arah tujuan yang hendak diwujudkan bersama yaitu tujuan pendidikan atau tujuan proses belajar mengajar dengan hasil yang berkualitas. Oleh sebab itu, untuk mencapai hal tersebut tentunya sangat perlu ada managemen yang mengaturnya. Kompleksitas yang ada dalam proses pendidikan tidaklah sederhana karena berkaitan dengan pembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang profesional, fasilitas, anggaran dan sebagainya. Dengan adanya administrasi dalam pendidikan maka semua komponen tersebut di atas dapat diatur dan dikelola sebaik-baiknya. Dalam hal ini seorang kepala sekolah yang sejatinya adalah seorang top leader mempunyai kewajiban dalam menjalankan administrasi di lembaga/sekolah yang dipimpinnya. Salah satu komponen yang sangat perlu mendapat perhatian adalah kurikulum. Karena memang kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi
5
keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang di inginkan. Menurut Daryanto, pada jenis dan tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Inilah tanggung jawab kepala sekolah yang paling banyak tantangannya, sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam membantu usaha pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif. (H.M Daryanto, 2001) Oleh sebab itu seorang kepala sekolah harus mengetahui kebijaksanaan dan langkah-langkah administratif yang sedang berlaku.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian dan konsep administrasi kurikulum? 2. Apa-apa sajakah kegiatan pokok dalam operasional kurikulum? 3. Apa yang harus di utamakan dalam kurikulum? 4.
C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep administrasi kurikulum. 2. Untuk mengetahui apa-apa sajakah kegiatan pokok dalam operasional kurikulum. 3. Untuk mengetahui apa yang harus di utamakan dalam kurikulum. 4. D. Metode Penelitian Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode perangkuman yaitu dengan mengkaji buku maupun artikel-artikel mengenai Teori Tentang Administrasi Kurikulum dalam Pendidikan sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing data di internet atau searching di google.
6
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Konsep Administrasi Kurikulum 1. Pengertian Administrasi Secara sederhana administrasi berasal dari kata latin “ad” dan “ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu. Sedangkan dalam bahasa Inggris. Kata “ad” mempunyai arti yang sama dengan kata “to”, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”. Dalam bahasa Inggris to administer berarti pula “mengatur”, “memelihara” (to look after), dan “mengarahkan”. Dalam arti sempit administrasi diartikan sebagai pekerjaan tulis-menulis atau ketatausahaan/kesekretariatan. Pekerjaan ini berkaitan dengan kegiatan menerima, mencatat, meghimpun, megolah, menggandakan, mengirim, menyimpan, dan lain sebagainya. Kini administrasi itu telah mengalami perkembangan yang pesat, sehingga administrasi memiliki pengertian yang lebih luas. Adapun pengertian administrasi secara luas menurut Syaiful Sagala adalah: “Rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi organisasi agar dapat terlaksana dengan suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Administrasi juga dapat diartikan sebagai kerja sama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berkaitan dengan kegiatan-kegiatan rutin, seperti administrasi pengajaran, keuangan, sarana prasarana dan lain-lain.
Menurut Sodang P. Siagian Administrasi adalah
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
7
Jadi administrasi merupakan suatu hubungan kerjasama untuk saling melayani dan mengarahkan secara teratur atau sistematis dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. 2. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum pada awalnya bukan dipakai dalam dunia pendidikan, yaitu dipakai sebagai istilah dalam dunia olah raga. Dalam buku Asas-asas Kurikulum, S. Nasution menyebutkan bahwa dalam kamus Webster kata kurikulum timbul untuk pertama kalinya pada tahun 1856. Artinya pada waktu itu ialah: a race course; a place for running; a chariot. Artinya “suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan dari awal sampai akhir”. Kurikulum juga berarti “chariot” semacam kereta pacu zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seseorang dari start sampai finish. Disamping itu, penggunaan kurikulum yang semula dalam bidang olah raga, kemudian dipakai dalam bidang pendidikan, yang dalam kamus webster disebut “applied particulary to the course of study in a university” kemudian Nasution menambahkan bahwa pada tahun 1955 dalam kamus Webster kurikulum diberi arti “sejumlah mata pelajaran disekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Juga berarti keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan.[7] Sedangkan secara terminologi kurikulum berarti rancangan program pendidikan yang berisi serangkaian pengalaman yang diberikan kepada peserta didik untuk mencpai suatu tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian pengalaman belajar.7 Secara lebih luas kurikulum dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan dan dibimbing di sekolah.9 Menurut Smith, Kurikulum dipandang sebagai seperangkat usaha dan upaya pendidikan yang bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan hidup bermasyarakat.
Jadi, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau pengajaran atau pengajaran dan hasil pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh anak didik, kegiatan belajar mengajar,
8
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri. Bidang dari administrasi kurikulum adalah yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pebinaan, penyusunan silabus, persiapan harian, termasuk juga pembelajaran. Tujuan kurikulum Pembelajaran, secara umum, lembaga pendidikan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi umat dalam melaksanakan tugas pendidikan guna membentuk insan kamil. Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponenkomponen tertentu. Komponen itu adalah sebagai berikut: a. Komponen tujuan Tujuan kurikulum merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh suatu kurikulum.13 Tujuan kurikulum menurut taksonomi Bloom terbagi menjadi tiga, yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik. b. Komponen isi/materi pembelajaran Isi kurikulum merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang menjadi bahan diskursus dalam proses belajar mengajar.14 Isi atau materi melibatkan banyak hal, bukan saja pengetahuan, tetapi juga keterampilan, konsep, sikap, dan nilai. Kompetensi merupakan keseluruhan sikap dan keterampilan yang ditunjukkan oleh peserta didik.15 c. Komponen metode Metode merupakan cara, jalan yang digunakan dalam proses pembelajaran.16 Metode dipilih berdasarkan tujuan yang dirumuskan. Seperti metode ceramah, diskusi dan lain-lain. Metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.17 d. Komponen evaluasi Evaluasi
atau
penilain
harus
dilakukan
secara
bertahap,
berkesinambungan, dan bersifat terbuka.18 Dari evaluasi ini diperoleh keterangan mengenai kegiatan dan kemajuan belajar siswa. 3. Administrasi Kurikulum Setelah kita mengetahui secara selayang pandang pengertian masingmasing dari administrasi dan kurikulum, mari kita arahkan pembahasan pada pengertian administrasi kurikulum secara keseluruhan. Administrasi kurikulum
9
merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.[9] Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran
yang
baik
bagi
murid-murid.
Karena
pada
dasarnya
pengelolaan/manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah/lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM. Di samping hal di atas, menurut Murni Yusuf yang mengutip pendapat Nana Syaodih, bahwa dalam kaitannya dengan kurikulum, maka ada tiga konsep yang terkait dengan kurikulum : a. Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan di sekolah. Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar serta tujuan yang akan dicapai. b. Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistem sekolah, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Dalam hal ini, tercakup tata laksana
perencanaan
kurikulum,
pelaksanaan
serta
evaluasi
dan
penyempurnaan kurikulum. c. Kurikulum sebagai suatu studi yang dikaji oleh para ahli di bidang kurikulum. Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupaya melakukan pengembangan dan inovasi di bidang kurikulum. Dengan demikian, kegiatan dalam administrasi kurikulum tiada lain adalah
berbagai
kegiatan
yang
bertujuan
untuk
melaksanakan
dan
mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudian dikembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang diharapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar
10
rumusan kurikulum benar-benar berangkat dari kebutuhan akan sebuah instrumen yang terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula.
B. Dasar-dasar Administrasi Kurikulum Kurikulum merupakan program pengajaran yang harus dicapai oleh murid. Kurikulum berisi bidang studi serta materi yang harus dipelajari, kegiatan yang harus dilakukan, metode mengajar guru, dan teknik evaluasi yang digunakan di dalam kelas. Dalam pelaksanaannya, kurikulum itu fleksibel. Isi kurikulum, materi, metode mengajar dan teknik evaluasi yang digunakan oleh seorang guru berbeda dengan guru lainnya meskipun kurikulumnya sama. Administrasi kurikulum yang harus dilaksanakan oleh guru di dalam kelas harus mengikuti kurikulum yang berlaku, sebab program yang tercantum di dalamnya telah direncanakan dan dipilih oleh para ahli dalam bidangnya masingmasing. Guru melengkapi kurikulum tersebut dengan gagasan dan keahliannya sendiri. Semua guru memiliki program, keahlian, dan pengalaman yang dapat diguakan untuk memperkaya pelaksanaan kurikulum, khususnya yang menyangkut muatan lokal. Seorang guru perlu mengatur tujuan yang ingin dicapai dan kegiatan yang akan kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatur tujuan seorang guru harus merencanakan pengajaran individual sehingga pengajaran langsung diberikan untuk mengajarkan fakta, pengertian dan keterampilan. Agar tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan baik maka seorang guru harus melaksanakan tehnik mengajar dengan : 1. Memusatkan perhatian pada murid 2. Menghemat waktu 3. Menyesuaikan dengan kecepatan murid 4. Mengusahakan masa transisi yang harus dari satu bidang studi ke bidang studi selanjutnya 5. Meminta murid untuk membuat ikhtisar yang telah di pelajari.
11
C. Pentingnya Administrasi Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan Administrasi kurikulum dalam lembaga pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguhsungguh serta pembinaan secara continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang di laksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM. Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system). Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan datadata tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Pendidikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan
12
pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya. Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya. Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator
di
lingkungan
sekolah
yang
dipimpinnya,
dalam
melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah. Maka dari itu, semua pemaparan di atas menjadi motivasi untuk saya dalam menekuni kuliah di jurusan Administrasi Pendidikan, guna meraih cita-cita saya yaitu ingin meningkatkan sistem pendidikan di negara kita kearah yang lebih baik lagi dan tentunya guna mencapai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia.
D. Unsur-Unsur Pokok Administrasi Dalam Dunia Pendidikan unsur–unsur pokok dalam administrasi seperti telah di terdahulu, jelas bahwa bidang–bidang
kemukakan
yang tercakup di dalam proses
kegiatan lembaga administrasi pendidikan itu luas. Secara terperinci bidang garapan administrasi pendidikan adalah sebagai berikut : 1.
Administrasi tata laksana sekolah, meliputi :
13
a)
Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
b)
Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah, Masalah
kepegawaian, Masalah perlengkapan dan perbekalan, Keuangan dan pembukuan, c)
Korespondensi / surat–menyurat
d)
Laporan–laporan (bulanan, kuartalan, dan tahunan), Masalah
pemangkatan, pemindahan, penempatan, dan pemberhentian pegawai e)
Pengisian buku pokok, klapper, raport, dan sebagainya.
2.
Administrasi Murid, meliputi:
a)
Organisasi dan perkumpulan murid
b)
Masalah kesehatan dan kesejahteraan murid
c)
Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
d)
Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
3.
Supervisi pengajaran, meliputi:
a)
Usaha membangkitkan semangat guru dan pegawai
b)
Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode
pengajaran yang baru c)
Usaha mengembangakan kerja sama antara guru, murid,dan pegawai
d)
Mengusahakan cara-cara menilai hasil pendidikan
e)
Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru
f)
Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum, meliputi:
·
Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum dalam
kurikulum sekolahyang bersangkutan. ·
Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum.
·
Kurikulum bukanlah sesuatu yang harus di ikuti begitu saja tanpa
perubahan. g)
Pendidikan dan perencanaan bangunan sekolah, meliputi:
·
Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang di butuhkan.
·
Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian
sekolah. ·
Menentukan jumlah ruang dan luasnya.
14
·
Cara-cara penggunaan gedung dan fasilitas sekolah.
·
Alat-alat perlengkapan
·
Kondisi masyarakat sekitar sekolah
E. Peranan Administrasi Dalam Lemabaga Pendidikan
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan (reporting system).
Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan datadata tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya. Data pendidikan yang terdapat disekolah sangat banyak macam dan jenisnya. Ada yang bersifat relatif tetap dan ada yang selalu berubah. Untuk
15
mendapatkan gambaran perubahan data dari waktu ke waktu, perlu dilakukan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan sistem yang baku dalam satu sistem. Agar pencatatan data lebih akurat dan benar sesuai yang diharapkan tenaga administrasi yang terampil dan mengetahui apa yang menjadi tugasnya. Di lembaga pendidikan tingkat menengah hampir sebagian besar belum ada tenaga administrasi sesuai yang diharapkan. Kepala Sekolah sebagai administrator
di
lingkungan
sekolah
yang
dipimpinnya,
dalam
melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan, cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah.
F. Fungsi Administrasi Kurikulum Dalam Pendidikan Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari administrasi kurikulum di antaranya sebagai berikut: 1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. 2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum. 3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan
16
hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar. 4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar. 5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum. 6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang di kelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu di sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
G. Komponen Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling berkaitan , berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan. Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaiti: 1.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih
tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan kurikulum tersebut.
17
2.
Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-
aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran. 3.
Metode dan cara-cara mengajar yang di pakai oleh guru-guru untuk
mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka kea rah yang dikahendaki oleh kurikulum. 4.
Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan
menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut.
H. Kegiatan-kegiatan Administrasi Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan Kegiatan administrasi dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting disini dapat disebutkan dua hal yaitu sebagai berikut : a.
Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru
b.
Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar
1.
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru ini yaitu meliputi : a.
Pembagian tugas pengajar dan tugas piket.
b.
Pengaturan bimbingan guru terhadap siswa.
c.
Penyusunan satuan pelajaran.
d.
Penyusunan program kegiatan mgbs (majelis guru bidang studi) dan
pelaksanaannya
dalam
rangka
peningkatan
kemampuan
tugas
profesionalnya. e.
Pembagian tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler.
f.
Koordinasi penyusunan persiapan mengajar.
2.
Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-
mengajar
18
Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan belajar-mengajar ini yaitu meliputi : a)
Penyusunan jadwal pelajaran.
b)
Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (catur
wulan, semesteran, tahunan). c)
Pengisian daftar kemajuan murid.
d)
Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
e)
Laporan hasil evaluasi.
f)
Kegiatan bimbingan penyuluhan.
3. a)
Kegiatan yang menyangkut Siswa Menentukn jumlah dan syarat siswayang akan diterima.
b)
Perencanaan untuk pengarahan dan pelayanan siswa dalam
menyelesaikan suatu program. c)
Merencanakan yang melaksanakan peraturan kenaikan kelaslas bagi
. d) e)
Menentukan kelas bagi siswa yang diterima dan naik kelas. Pencatatan segala sesuatu mengenai kegiatan siswa dan hasilnya
disekolah.
I. Pelaksanaan Kurikulum Sebagai salah satu batasan pengertian yang di maksud dengan pelaksanaan kurikulum adalah pelaksanaan mengajar mengajar di kelas merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam pelaksanaan mengajar di kelas, guru menyempatkan perhatian hanya pada interaksi proses belajar mengajar. Namun demikian, fisik, ruangan dan aktivitas kelas tidak luput dari perhatiannya, justru sudah di mulai semenjak memasuki ruangan belajar. Oleh karena itu, selama guru berada dalam kelas terbagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan tahap penutupan. 1.
Persiapan
19
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai mengajar, yang di kerjakan antara lain. a)
Mengucapkan “Selamat pagi” dan meletakkan alat-alat mengajar di
meja b)
Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang
mengganggu prose belajar-mengajar, misalnya jendela belum di buka, papan tulis yang belum di bersihkan, terdapat gambar miring, kapur tulis berantakan dan lain sebagainya. c)
Melakukan absensi
d)
Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak
ada lagi barang-barang atau buku lain yang di pegang siswa.
2.
Pelaksanaan Pelajaran
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan pelajaran terbagi menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu : 1)
Pendahuluan yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian
untuk masuk ke pokok bahasan, misalnya dengan memberikan apersepsi atau mengajukan pertanyaan yang harus dijawab siswa atau menyuruh siswa untuk bercerita tentang bahan yang akan di terangkan dan lain sebagainya. 2)
Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang terjadi di mana
selama guru dan siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu. 3)
Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai
pembahasan pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan: membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi formatif, memberikan tugas rumah dan sebagainya.
3.
Penutupan
20
Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan itu.Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain sebagainya. Kegiatan manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru pada waktu pelaksanaan pelajaran ada dua, yaitu mengisi buku kelas atau buku kemajuan kelas dan mencatat kesulitan siswa yang disebut buku bimbingan belajar. 1.
Pengisian Buku Kemajuan Siswa
Buku kemajuan siswa atau sering juga disebut buku kelas adalah buku yang digunakan untuk mencatat kemajuan pelaksanaan pelajaran. Buku ini bisa diletakkan dimeja guru dan diisi oleh guru atau siapa yang di tunjuk tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pelajaran.
2.
Pengisian Buku Bimbingan Belajar
Buku bimbingan belajar ini diisi oleh guru pada waktu sedang mengajar, yang di catat adalah hal-hal mengenai kesulitan perseorangan atau kelompok maupun klasikal serta pemecahan yang telah dicobakan. Catatan ini penting sekali untuk memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan datang apalagi untuk kasus yang serupa. Sebagus apupun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki keberhasilannya
sangat
tergantung
pada
guru.
Kurikulum
yang
sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat dan dedikasi yang tinggi hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang hebat tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah. Sukmadinata (2007:219) menegaskan beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam pelaksanaan kurikulum antara lain, yaitu : a)
Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam
kurikulum. b)
Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut
menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik.
21
c)
Kemampuan untuk menterjemahkan tujuan-tujuan khusus kepada
kegiatan pembelajaran Di samping itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang guru juga harus memiliki sepuluh kompetensi dalam mengajar, yaitu : ·
Menguasai bahan
·
Mengelola program belajar-mengajar
·
Mengelola kelas
·
Menggunakan media atau sumber belajar.
·
Menguasai landasan pendidikan
·
Mengelole interaksi belajar-mengajar.
·
Menilai prestasi belajar mengajar
·
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling.
·
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
·
Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan
pengajaran.
Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kurikulum ini yaitu: o Bagian yang berkenaan tujuan yang ingin dicapai. o
Bagian yang berisi pengetahuan informasi data aktivitas-aktivitas dan
pengalaman-pengalaman yang merupakan bahan bagi penyusunan kurikulum yang isinyamata pelajaran yang kemudian dimasukkan kedalam silabus. o
Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran
tersebut. o
Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan
pengukuran dan hasil mata pelajaran tertentu.
J. Landasan Perencanaan Kurikukum Dalam Lembaga Pendidikan Perencanaan kurikulum pendidikan harus mengasimilasi dan mengorganisasi informasi dan data secara intensif yang berhubungan
22
dengan pengembangan program lembaga atau sekolah. Informasi dan data yang menjadi area utama adalah sebagai berikut : 1.
Kekuatan Sosial
Perubahan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah dinamis. Pendidikan kita menggunakan sistem terbuka sehingga harus selalu menyesuaikan dengan perubahan dan dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik itu sistem politik, ekonomi, social, dan kebudayaan. Proses pendidikan merupakan sebuah perjalanan sejarah di dalam suatu Negara yang selalu menerapkan mekanisme adaptasi untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Kekuatan yang lain pada satuan pendidikan dan perencanaan kurikulum adalah perubahan nilai struktur dari masyarakat itu sendiri. 2.
Perlakuan Pengetahuan
Perencana dan pengembangan kurikulum, umumnya bereaksi terhadap keberadaan data dan informasi yang berhubungan dengan pembelajaran. Di sekolah tradisional biasanya struktur informasi lebih dari informasi itu sendiri.
Pertimbangan
lainnya
untuk
perencana
kurikulum
yang
berhubungan dengan perlakuan pengetahuan adalah di mana individu belajar aktif untuk mengumpulkan dan mengolah informasi, mencari fakta dan data, berusaha belajar tentang sikap, emosi, perasaan terhadap pembelajaran,
proses
informasi,
memanipulasi,
menyimpan,
dan
mengambil kembali informasi tersebut untuk di kembangkan dan digunakan dalam kegiatan merancang kurikulum yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. 3.
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Landasan ketiga dalam perencanaan kurikulum adalah informasi yang berhubungan dengan perkembangan manusia. Data-data ini penting seperti kegiatan sekolah yang selalu menyediakan untuk pengembangan program sekolah baru, lebih awal anak belajar
pendidikan khusus, pendidikan
alternative, dan pendidikan akselerasi. Umumnya penting untuk dipahami tentang pola-pola dari pertumbuhan dan perkembangan karena para guru di tuntut untuk merencanakan kurikulum atau program pembelajaran yang
23
berkenaan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Kontribusi untuk memahami perkembangan manusia telah menyeluruh di dunia ini sebagai informasi tentang perkembangan manusia yang diakumulasikan ke sekolah. Pemikiran ini timbul sebagai usaha untuk mengorganisasi informasi dan data. Interpretasi tentang pengetahuan perkembangan dasar manusia untuk membedakan dalam teori pembelajaran yang di kemukakan oleh perencana kurikulum.
K. Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam Administrasi Kurikulum Tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan administrasi kurikulum di antaranya sebagai berikut: 1)
Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaaN. 2)
Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan. 3)
Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/ madrasah secara optimal. 4)
Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif. 5)
Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 6)
Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal. 7)
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal. 8)
Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pendirian dukungan ide, sumber belajar, dan pembinaan sekolah/madrasah. 9)
Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru
serta penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. 10) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
24
11) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. 12) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. 13) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah. 14) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. 15) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi kepentingan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. 16) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.
L. Operasional Administrasi Kurikulum Secara operasional kegiatan Administrasi/manajemen kurikulum itu dapat meluiputi 4 kegiatan pokok, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh civitas akademika atau warga sekolah/lembaga pendidikan. 1.
Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Tugas Guru/Pengajar
a)
Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program
pengajarannya dann ketentuan tentang beban mengajar bwaajib bagi guru. Sebagai guru yang berstatu PNS umumnya wajib bertugas: ·
Hari senin sampai kamis,
Mulai jam 07.00 sampai 14.00 = 4 x 7 jam = 28 jam ·
Khusus hari jum’at,
Mulai jam 07.00 sampai 11.00 = 1 x 4 jam = 4 jam ·
Kusus pada hari sabtu,
Mulai juam 07.00 sampai 12.30 = 1 x5,5 jam = 5,5 jam + Jumlah
37,5 jam
25
Berdasarkan beban tugas maksimum seorang guru yang 24 jam pelajaran per minggu itu dapatlah digunakan untuk menghitung kebutuhan jumlah guru untuk m,asing-masingbidang studi/mata pelajaran dan jumlah seluruh guru yang dibutuhkan, misalnya : Berdasarkan struktur program [engajaran SMP dimana pendidikan agama 2 jam pelajaran per minggu di kelas I, II, III, maka dengn enam kelas paralelnya dibutuhkan guru agama 2 x 6 x 3 = 1 stengah (dibulatkan) menjadi perlu dua orang guru agama.
b)
Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran Ada 3 jenis jadwal pelajaran untuk guru yaitu :
1.
Jadwal pelajaran kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kulikuler
·
Jadwal pelajran kurikuler disusun secara edukatif oleh guru/tim guru
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik ·
Jadwal pelajaran kokurikuler disusun secara strategic sesuai situasi
dan kondisi individual/kelompok peserta didik/siswa sehingga seperti tugas-tugas PR benar-benar dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan, serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien. ·
Jadwal pelajaran ekstra kulikuler disusun di luar jam pelajaran
kurikuler dan program kokulikuler, biasanya bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat, minat, serta prestasi seperti seni tari, seni music, cinta alam, palang merah remaja, dokter kecil, koperasi, pramuka, serta penunjangPMB lainnya. 2.
Jadwal pelajaran yang tatap muka
·
Jadwal pelajaran tatap muka dalam kelas yang dibatasi empat dinding
atau kelas yang berupa lapangan olahraga, pasar, lalu lintas, dan sebagainya. ·
Bagaimana cara mengajarkannya, yaitu gaya yang ditampilkan oleh
guru untuk menyampaikan konten pembelajaran kepada peserta didik. Seorang guru harus mengadministrasikan gaya yang diperlihatkan sehingga pesan atau konten pembelajaran dapat ditransfer dengan sempurna
26
·
Bagaimana menilai bahwa tujuannya telah tercapai, sebuah aktivitas
penilaian yang dilakukan oleh guru untuk melihat secara umum tingkat pemahama peserta didik tentang materi yang telah disampaikan. 3.
Menevaluasi hasil pengajaran/belajar
Evaluasi adalah sarana untuk menentukan pencapaian tujuan pendidikan dan proses pengembangan ilmu sesuai dengan yang diharapkan. Tampaklah bahwa ada hubungan timbal balik antara evaluasi, tujuan pendidikan dan PBM yang satu sama lain merupakaan mata rantai dalam sebuah aktivitas yang tiada terputuskan dan dipisahkan antara yang satu sengan yang lainnya. Kegiatan evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan pengukuran terhadap tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan mengajar. Dengan demikian maksud pelaksanaan evaluasi hasil belajar dengan menggunkan bahan dan cara tertentu agar memperoleh hasil yang seobjektif mungkin. Dalam evaluasi kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu : ·
Evaluasi formatif
·
Evaluasi formatif bagi pengajaran
·
Evaluasi sumatif
2.
Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Tugas Eserta Didik/Siswa Kegiatan-kegiatan peserta didik demi suksesnya PBM tertera dalam
jadwal kegiatan belajar yang telah disusun oleh pihak sekolah yang berkolaborasi dengan seluruh wargaa sekolah secara pedagogis beserta jadwal tes/ulaangan/ujian, olahraga, kegiatan ekstrakulikuler dan jadwal kegiatan belajar yang diatur sendiri oleh siswa dalam strategi mensukseskan hasil studinya. Seorang pelajar/mahasiswa yang studi aktif dan kreatif biasanya menyusun jadwal untuk waktu-waktu belajar, rekreasi/rileks, tugas, sosial, membaca Koran dan sebagainya. Dalam pelaksanaan kegiatan PBM, seluruh kegiatan-kegiatan dirancang sedemikian rupa agar lebih kelihatan menyenangkandan harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis peserta didik. Sebagai sebuah contoh adalah untuk mata pelajaran oahraga, maka sangat naïf apabila
27
dilaksanakan pada siang hari, sebaiknya pelajaran ini diberikan pada paagi hari dengan berbagai mcam pertimbangan tingkat kekuatan ntubuh siswa yang berbeda-beda. Seluruh rangkaian kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakn dilihat manfaat daan mudoratnya masing-masing.
3.
Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Seluruh Civitas
Kegiatan ini merupakan pedoman sinkronasi segala kegiatan sekolah, yng kulikuler, ekstra kulikuler, akademik/nonakademik, hari-hari kerja, libur, karya wisata, hari-hari besar nasional/agama, dan sebagainya. Kegiatan ini dalah sebuh kegiatan yang akan melibatkan pihak-pihak terkait sehingga terjalin sebuah bentuk kerja sama yng harmonis antara peserta didik dengan para guru, para guru dengan personalia lainnya dan pesert didik dengan personalia lainnya. 4.
Kegiatan-Kegiatan Penunjang Pembelajaran
Disamping ketiga kegiatan pokok tersebut diatas, nampaknya masih perlu diketengahkan kegiatan-kegiatan penunjang pembelajaran untuk dibahas, yaitu bimbingan penyuluhan (BP), unit kesehatan sekolah (UKS), ruangan/lapangan olahraga, dan perpustakaan. Dalam upaya meningkatkan suksesnya PBM, maka beberapa kendala PBM perlu diatasi, yaitu faktor kesehatan fisik, dan faktor kelengkapan bahan bacaan dan lain sebagaainya. Pendekatan manajeril/pengelolaan terhadap kurikulum adalah dengan mempertimbangkan sekolah sebagai sistem sosial, menggunakan teori organisasi bahwa di dalamnya ada sekelompok orang sebagaimana adanya siswa, guru-guru, ahli kurikulum administrator yang berinteraksi mengacu kepada norma-norma dan perilaku. Dalam hal ini administrator adalah orang yang melaksanakan dengan rencana kurikulum dalam istilah program, skedul,
ruang,
sumber
daya,
dan
peralatan,
personil
serta
departemen/seleksi, pengaturan, komunikasi, dan supervise orang dan melibatkan dalam keputusan kurikulum. Hal yang dipertimbangkan adalah membentuk
panitia, kelompok, proses hubungan manusia, gaya
kepemimpinan dan metode, serta pembuatan keputusan
28
Bab III PENUTUP
KESIMPULAN Istilah kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa Latin yaitu curricular yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Serta dalam bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari. Sehingga urikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai dengan garis sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian dalam pengertian sempit kurikulum diartikan dengan sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Dan dalam pengertian luas kurikulum
29
diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik, selama mereka mengikuti pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu. Secara terminologi menurut Soedijarto, kurikulum berarti segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan. Dan menurut SK Menteri P dan K No. : 008 c/u/1975, lampiran I kurikulum diartikan sebagai sejumlah pengalaman belajar yang diberikan (di bawah tanggung jawab sekolah) dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu. Kegiatan administrasi dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi belajar-mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Dan kegiatan administrasi kurikulum yang terpenting disini dapat disebutkan dua hal yang terdiri dari kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru, dan kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Dan pelaksanaan administrasi kurikulum diantaranya, yaitu persiapan yang berupa tahap kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum memulai mengajar, lalu pelaksanaan yang berupa tahap kegiatan mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan, lalu penutupan yang terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan itu.Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain sebagainya.