Laporan Pendahuluan Lansia dengan Defisit Perawatan Diri Ade Wagiono, NPM.1606955100 Program Profesi Ners FIK UI
Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fungsi dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis manusia. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan kelainan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis dapat menimbulkan peningkatan sensitivitas emosional, dan menurunnya kemampuan untuk merawat diri dan penampilan, Adanya perubahan akibat proses penuaan tersebut dapat menimbulkan beberapa masalah pada lansia, seperti ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri. Dalam laporan pendahuluan (LP) ini akan dibahas mengenai lansia dengan defisit perawatan diri. 1. Definisi Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Potter & Perry, 2010). Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Berman., Snyder., & Frandsen, 2016). Defisit perawatan diri adalah hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri (Moorhead., Johnson., Maas., & Swanson, 2013). Defisit perawatan diri terdiri dari hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas berpakaian, eliminasi, makan, dan mandi. 2. Tanda dan Gejala Menurut Potter & Perry (2010), tanda dan gejala lansia dengan defisit perawatan diri adalah: a. Fisik: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, serta penampilan tidak rapi
b. Psikologi: Malas tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tidak berdaya, rendah diri, dan merasa hina c. Sosial: interakasi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma, cara makan tidak teratur, dan BAB/BAK disembarang tempat 3. Patofisiologi Proses Menua
Fase 1 subklinik
Usia 25-35 Penurunan hormon
Fase 2 transisi
Usia 35-45 Penurunan hormon 25 %
Fase 3 klinik
Usia 45 produksi hormon berkurang hingga akhirnya berhenti
Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres
Peningkatan radikal bebas
Kerusakan selsel DNA (sel-sel tubuh) Sistem dalam tubuh mulai terganggu spti : penglihatan menurun, rambut beruban, stamina & enegi berkurang, wanita (menopause),pria (andropause).
Penurunan kemampuan untuk melakukan perawatan diri
4. Penyebab: Kelelahan fisik, penurunan kesadaran, penyakit kronis, penurunan motivasi 5. Diagnosa Keperawatan a. Defisit perawatan diri: Eliminasi b. Defisit perawatan diri: Makan c. Defisit perawatan diri: Berpakaian d. Defisit perawatan diri: Mandi (Moorhead., Johnson., Maas., & Swanson, 2013) 6. Intervensi a. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri b. Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat kebersihan diri, alat berpakaian, berdandan, elimiasi dan makan. c. Berikan lingkungan yang terapeutik: hangat, santai dan tertutup d. Berikan bantuan sampai pasien mampu melakukan perawatan diri madiri e. Dorong kemandirian pasien, tapi bantu ketika pasien tidak mampu melakukannya f. Ajarkan orang tua/keluarga untuk mendukung kemandirian. g. Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri (Moorhead., Johnson., Maas., & Swanson, 2013) Referensi : Berman., Snyder., & Frandsen. (2016). Fundamentals of Nursing: Concepts, Theory and Practice.. St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby Moorhead., Johnson., Maas., & Swanson. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Philadelphia: Elsevier Mosby. Potter, M.A., Perry, A.G. (2013). Fundamentals of Nursing: Concepts, Theory and Practice.. St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby.