Dan ditandai pada bagan dan grafik. Dari informasi kurva epidemik,tentukan sifat perjalanan penyakit,pastikan apakah kelompok memang terpajan dan terinfeksi pada dalam waktu yang sama atau berbeda. Apakah ada pengklasteran penyakit berdasarkan waktu dan tempat. Tentukan dan tetapkan waktu kasus indeks dan waktu mulainya KLB. 13. Menggambar kurva epidemik. Kurva epidemik adalah grafik (histogram) yang digambar dengan menempatkan data mengenai jumlah kasus pada sumbu Y dan tanggal mulai terjadinya kasus (onset) pada sumbu X. Kurva epidemik yang disusun secara tepat dapat digunakan untuk membedakan antara wabah setempat (point sources epidemic) dan wabah yang meluas (propagated epidemie). 14. Evaluasi masalah. Data dan informasi yang ada harus ditinjau untuk menentukan sifat alami penyakit atau masalah kesehatan yang dihadapi. Apabila wabah termasuk penyakit infeksius, maka identitas dan karakteristik organisme yang menimbulkan penyakit perlu analisa lebih lanjut. Apabila wabah disebabkan oleh organisme tertentu yang berhubungan dengan air dan larutan, maka informasi ini dapat digunakan untuk membantu tim investigasi untuk mencari reservoir air dengan mengevaluasi faktor risiko seperti obat-obatan dan larutan yang diencerkan dengan air. Data dan informasi yang didapatkan harus ditinjau kembali untuk mencari bukti adanya penyebaran dari orang ke orang atau suatu sumber reservoir lainnya. 15. Menentukan kebutuhan uji diagnostik lain. Tim investigasi harus menentukan kebutuhan pelaksanaan uji diagnostik lainnya,terutama bagi penyakit infeksi yang terjadi tanpa gejala dan tanda, untuk menentukan orang tersebut telah terinfeksi sebagai akibat adanya pajanan selama wabah. Misalnya ketika menyelidiki wabah penyakit campak sering kali dilakukan uji serologik untuk mengidentifikasi orang yang rentan sehingga mereka dapat diimunisasi untuk mencegah terjadinya infeksi dan penularan penyakit lebih lanjut. 16. Rumuskan hipotesis sementara. Salah satu tujuan wabah adalah untuk menentukan mengapa individu tertentu dalam populasi terjangkit suatu penyakit. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang faktor resiko yang memungkinkan (terjadinya paparan) dan merumuskan hipotesis. Hipotesis dirumuskan terkait dengan faktor yang mungkin menyebabkan wabah, seperti reservoir, sumber, dan cara penularan penyakit. Melakukan tindakan pengendalian. Tindakan pengendalian harus diterapkan secepat mungkin sepanjang proses pelaksanaan investigasi. Pada wabah penyakit menular dengan etiologi yang sudah diketahui,intervensi pencegahan didasarkan pada karakteristik agen penyebab,termasuk sumber, reservoir dan cara penularan yang paling memungkinkan. Tindakan pengendalian yang diidentifikasi dapat berbentuk sederhana, seperti penekanan pada personal higiene, seperti mencuci tangan, sanitasi lingkungan, dan membatasi kontak.