Jurnal Histopatologi FMIPA UNMUL 2018 Oktober 2018, Samarinda, Indonesia
PENGAMATAN HISTOPATOLOGI GINJAL
FMIPA UNMUL 2018 Dinda Prameswari1, Diana Diah Nurti* Laboratorium Anatomi Hewan dan Mikroteknik 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman *Corresponding Author:
[email protected] 1
Abstrak Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang yang merupakan organ utama dalam sistem eksresi manusia. Ginjal terletak di bawah hati dan limpa, pada bagian atas ginjal terdapat kelenjar adrenal atau yang juga sering disebut kelenjar suprarenal. Fungsi utama ginjal adalah untuk menyaring kotoran dari darah dan membuangnya dalam bentuk urin. Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian histologi ginjal normal, abnormal 200 mg/kg dan abnormal 300 mg/kg yang didapatkan pada saat percobaan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah preparat ginjal normal, preparat ginjal abnormal 200 mg/kg dan preparat ginjal abnormal 300 mg/kg. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan cara mengamati preparat ginjal normal. Ginjal abnormal 200 mg/kg, dan ginjal 300 mg/kg dengan menggunakan perbesaran 40 x 10. Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa bagian-bagian pada yang dapat terlihat dari preparat ginjal normal yaitu lumen, glomerolus, ruang bowman, dan inti sel. Kemudian pada ginjal abnormal 200 mg/kg bagian-bagian yang didapatkan yaitu glomerolus, ruang bowman, epitelium visceralis, inti sel yang mengalami pyknosis, inti sel mengalami karyoreksis, dan inti sel yang mengalami karyolisis. Lalu, pada preparat ginjal abnormal 300 mg/kg didapatkan bagian-bagian berupa lumen, glomeroulus, edema, pyknosis dan juga inti sel. Kata kunci: Ren, Karyolisis, Pyknosis, Lumen dan glomerolus Pendahuluan Manusia memiliki sepasang (dua buah) ginjal yang terletak di sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang belakang di dalam rongga perut pada bagian belakang (punggung). Bentuk seperti biji kacang merah dan berwarna merah keunguan. Posisi ginjal sebelah kanan lebih rendah daripada ginjal sebelah kiri[1]. Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin atau air seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Ginjal, bagian dari sistem urinasi, berfungsi membersihkan sisa kotoran dari air, garam dan sisa makanan dari tubuh. Darah yang mengalir bersikulasi melalui ginjal, telah melalui miliaran proses filterasi melalui organ ini. Hasilnya adalah keringat dan urin. Di dalam ginjal terdapat dua hormon penting yang berfungsi mengatur tekanan darah, yaitu renin dan angiotensin[3]. Ginjal memiliki karkteristik berbentuk seperti kacang merah dan memiliki dua extremitas, dua batas dan dua permukaan. Extremitas cranial dan caudal dihubungkan dengan batas lateral yang cembung dan batas medial yang lupus. Batas medial dapat diidentiikasi dengan bentukan oval, hillus renalis, yang terbuka ke sinus renalis. Pada
hillus renalis terdapat ureter, arteri dan vena renalis, pembuluh limfa, dan syaraf. Pada struktur ini arteri renalis berada paling dorsal, dan vena renalis paling ventral[5]. Kedua ginjal terletak di belakang selaput perut berada di daerah sublumbar, satu di samping dari aorta dan vena cava caudalis. Permukaan dorsal kedua ginjal tidak terlalu cembung dari pada permukaan ventral. Ujung kranial setiap ginjal dibungkus oleh peritoneum pada bagian dorsal dan ventralnya[1]. Sebuah ginjal dengan potongan memanjang memberi gambaran dua daerah yang cukup jelas. Daerah perifer yang beraspek gelap disebut korteks dan yang agak cerah disebut medulla, berbentuk piramid terbalik. Bagian yang paling lebar atau dasar tersusun tepat dengan tepi dalam korteks dan apeks atau papik mengarah ke pelvis. Tiap bagian medulla yang berbentuk piramid dengan jaringan korteks yang membentuk tudung pada dasar serta menutup sisinya membentuk lobus yang merupakan unit anatomi ginjal[2]. Proses yang terjadi di dalam ginjal ada di sel ginjal yang disebut nefron. Ginjal mengandung kira-kira 2.400.000 nefron, dan tiap nefron dapat menghasilkan urin. Fungsi
Jurnal Histopatologi FMIPA UNMUL 2018 Oktober 2018, Samarinda, Indonesia
dasar nefron adalah untuk membersihkan atau menjernihkan plasma dari zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia mengalir melalui ginjal tersebut. Zat-zat yang harus dikeluarkan terutama meliputi produk akhir metabolisme seperti ureum, kreatinin, asam urat dan garamgaram asam urat. Jika ada ion yang berlebihan seperti natrium, kalium, klorida yang cenderung terkumpul di dalam tubulus atau saluran nefron yang berlebihan, nefron berfungsi membersihkan plasma dari kelebihan ini. Mekanisme utama nefron adalah, ketika cairan plasma masuk ke dalam nefron, maka proses penyaringan dimulai, zat yang tidak dikehendaki tidak diserap kembali dan keluar sebagai urin, tetapi yang masih bermanfaat diserap kembali untuk kepentingan metabolism[3]. Pada uretra terdapat dua buah sfingter yaitu sfingter uretra eksterna dan interna di mana sfingter uretra interna bekerja di bawah sadar sedangkan sfingter uretra eksterna tidak. Maka ketika proses miksi, sfingter uretra interna inilah yang berfungsi untuk menahan keluarnya urin. Uretra terdiri atas uretra posterior dan uretra anterior. Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranasea. Pada uretra anterior dibungkus oleh korpus spongiosum penis, terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikularis dan meatus uretra eksterna[5]. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagianbagian histologi ginjal normal, abnormal 200 mg/kg dan abnormal 300 mg/kg yang didapatkan pada saat percobaan. Metodologi Percobaan Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 September 2018, pukul 10.00-12.00 WITA, bertempat di Laboratorium Anatomi Hewan dan Mikroteknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cover glass, object glass, mikroskop, alat tulis, kamera. Adapun bahan yang digunakan adalah preparat ginjal normal, preparat ginjal abnormal 200 mg/kg dan preparat ginjal abnormal 300 mg/kg.
Cara Kerja Mula-mula siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, kemudian amati preparat penampang ginjal (normal, abnormal 200 mg/kg dan preparat ginjal abnormal 300 mg/kg.) pada mikroskop dengan perbesaran awal 4x10 dan diperbesar sesuai dengan perbesaran yang dibutuhkan. Digambar hasil yang didapatkan selama pengamatan dan kemudian diberi keterangan. Hasil dan Pembahasan Adapun hasil dan pembahasan dari percobaan berikut:
Gambar 1.1 : Preparat Ginjal Normal Perbesaran 40 x 10 Keterangan : 1. Lumen; 2. Glomerulus; 3. Ruang Bowmen; 4. Inti Sel. Pada preparat ginjal normal, dimana pada saat pengamatan digunakan perbesaran 40 x 10 didapatkan bagian-bagian berupa lumen, glomerulus, ruang bowman, dan inti sel. Dimana menurut[3] yang menyatakan bahwa ginjal yang normal tidak terjadi kelainan pada sel yang nampak, dimana sel segar dan tidak terjadi pembengkakan atau sel yang menghitam. Hal ini sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan.
Gambar 1.2 : Preparat Ginjal Abnormal 200 mg/kg Perbesaran 40 x 10 Keterangan : 1. Glomerulus; 2. Ruang bowmen; 3. Epitelium viscelaris; 4. Epitelium pars parietalis; 5. a. inti sel mengalami pyknosis b. inti sel mengalami karyoreksis c. inti sel mengalami karyolisis Kemudian pada ginjal abnormal 200 mg/kg dimana pada preparat ginjal ini bagian-bagian
Jurnal Histopatologi FMIPA UNMUL 2018 Oktober 2018, Samarinda, Indonesia
yang nampak berupa glomerolus, ruang bowman, epitelium visceralis, inti sel yang mengalami pyknosis, inti sel mengalami karyoreksis, dan inti sel yang mengalami karyolisis. Dimana menurut [2] yang menyatakan bahwa Karyoreksis adalah kerusakan yang mana ditandai dengan inti sel menghitam dan menyebar, sedangkan karyolisis adalah suatu kejadian dimana inti sel menghilang dari sel. Hal ini sesuai dengan hasil praktikum yang telah dilakukan.
Gambar 1.3 : Preparat Ginjal abnormal 300 mg/kg Perbesaran 40 x 10 Keterangan : 1. Lumen; 2. Glomerulus; 3. Edema; 4. Pyknosis; 5. Inti sel Lalu, pada preparat ginjal abnormal 300 mg/kg didapatkan bagian-bagian berupa lumen, glomeroulus, edema, pyknosis dan juga inti sel. Dimana menurut[2] yang menyatakan bahwa pyknosis adalah kerusakan yang terjadi pada sel hati dimana ditandai dengan inti sel yang menghitam hal ini sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan dimana nampak bahwa inti sel pada preparat nampak menghitam. Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin atau air seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Ginjal, bagian dari sistem urinasi, berfungsi membersihkan sisa kotoran dari air, garam dan sisa makanan dari tubuh. Darah yang mengalir bersikulasi melalui ginjal, telah melalui miliaran proses filterasi melalui organ ini. Hasilnya adalah keringat dan urin. Di dalam ginjal terdapat dua hormon penting yang berfungsi mengatur tekanan darah, yaitu renin dan angiotensin[3]. a. Korteks Bagian bagian ginjal manusia yang paling utama adalah korteks. Tempat inilah yang menjadi muara asalnya urin berasal. Di dalam korteks terdapat jutaan nefron nefron yang di dalamnya terletak badan Malpighi. Setiap badan Malpighi tersusun atas glomerulus, kapsula bowman, serta beberapa tubulus tubulus pendukung untuk
proses pemfilteran. Darah manusia akan mulai di filter pada bagian ini. b. Nefron Inilah tempat darah yang ada di dalam tubuh di saring. Di dalam setiap nefron terdapat bagian bagian penting seperti glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proximal, tubulus kontortus distal, tubulus kolektivus serta lengkung henle. c. Glomerulus Pada bagian glomerulus ini darah yang masuk akan di saring zat zat yang masih berguna. Seperti air, garam, asam amino, glukosa (zat gula), serta urea. Hasil penyaringan dari bagian ini adalah urin primer. d. Kapsul bowman Di namakan sebagai kapsul bowman karena bentuk organ ini mirip seperti kapsul atau kantung yang mana di temukan oleh peneliti Sir William Bowman. Kapsul bowman ini membungkus glomerulus. e. Tubulus kontortus proximal Di tempat inilah yang menghasilkan urin sekunder. Di dalam tubulus kontortus proximal, darah yang berasal dari glomerulus melakukan penyerapan kembali. Sebab darah yang sudah menjadi urin primer ini masih mengandung zat zat yang berguna. Pada proses ini di kenal dengan nama reabsorpsi atau penyerapan kembali. Tubulus kontortus proximal masih menerima glukosa, asam amino, air serta garam yang penting untuk tubuh. f. Medulla Medulla ini merupakan jaringan yang berbentuk seperti piramida piramida dimana terletak lengkung henle. Medulla adalah tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dan juga kapsul bowman. Di tempat ini urin primer akan mengalami proses panjang sebelum menjadi urin sekunder. Kemudian setelah melalui proses penyerapan yang panjang, urin tadi akan di olah menjadi urin yang sesungguhnya. Kemudian di keluarkan sebagai air kencing. Medulla ini menjadi tempat yang menhubungkan antara tubulus kontortus proximal dengan tubulus kontortus distal. g. Ureter Ureter merupakan erupakan yang sangat berguna untuk mengalirkan urin yang sesungguhnya dari ginjal ke kandung kemih. Ureter berbentuk seperti saluran maskuler yang silinder di dalam tubuh. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan yang berjalan
Jurnal Histopatologi FMIPA UNMUL 2018 Oktober 2018, Samarinda, Indonesia
dari hilus ginjal yang menuju kandung kemih. Ureter terbagi menjadi pars abdominalis, pelvis dan intravesikalis. Dan ureter memiliki dinding ureter yang terdiri dari mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah Semua darah dalam tubuh melewati ginjal beberapa kali sehari. Ketika ginjal menyaring darah, urine akan terbentuk dari zat sisa dan kelebihan cairan di dalam tubuh. Urine tersebut kemudian dialirkan melalui ureter, untuk kemudian dibawa ke kandung kemih dan dibuang sebagai air seni. Kemudian untuk menyaring dan membuang limbah Fungsi ginjal lainnya adalah menyaring dan membuang limbah, seperti racun, garam berlebih, dan urea (limbah mengandung nitrogen hasil dari metabolisme protein). Urea yang terbentuk dalam tubuh diangkut melalui darah ke ginjal untuk kemudian dibuang. Tanpa ginjal, limbah dan racun akan menumpuk dalam darah. Memantau dan mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh[2]. Ginjal memastikan bahwa jaringan tubuh menerima air yang cukup agar dapat bekerja dengan baik. Ginjal bereaksi terhadap perubahan kadar air dalam tubuh. Ketika asupan air dalam tubuh berkurang atau dehidrasi, fungsi ginjal dalam hal ini adalah untuk menahan air, bukan membuangnya. Mengatur tekanan darah dan tingkat garam dalam darah Caranya, dengan memproduksi enzim renin. Ginjal memerlukan tekanan dan aliran darah yang stabil untuk dapat menyaring darah. Mengatur sel darah merah Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, ginjal akan mengeluarkan hormon eritropoietin, yaitu hormon yang merangsang produksi lebih banyak sel darah merah pembawa oksigen[2]. Ketika kadar oksigen atau sel darah merah sudah kembali normal, hormon ini akan berhenti diproduksi. Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah Semakin rendah pH, maka darah akan semakin asam (asidosis), sebaliknya semakin tinggi pH maka kondisi disebut basa (alkalosis). pH darah normal memiliki rentang yang sempit yaitu 7,35 – 7,45. Keseimbangan pH darah penting dipertahankan dalam rentang tersebut agar proses metabolisme sel di dalam tubuh dapat berjalan dengan baik. Salah satu fungsi ginjal yang penting adalah memastikan bahwa pH darah tetap normal[2]. Kelainan pada ginjal 1. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal dalam memproduksi urine. Anuria diakibatkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau proses penyaringan pada darah dalam ginjal. Anuria juga bisa muncul akibat radang di glomerulus, yakni organ penyaring darah pada ginjal. Penyempitan arterial efferent oleh hormon epinefrin menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ini. 2. Glikosuria Kelainan pada ginjal ini ditunjukkan dengan adanya kandungan gula dalam urine. Penyakit ini diakibatkan oleh rusaknya badan malpigi yang bertugas untuk menyaring darah. 3. Albuminaria Albuminaria merupakan kelainan pada ginjal yang diakibatkan oleh naiknya tingkat permeabilitas membrane glomerulus. Permeabilitas bisa naik karena adanya luka di membrane glomerulus akibat kenaikan darah, iritasi pada sel-sel ginjal akibat eter, bakteri, logam berat, dan zat lainnya. Penyakit pada ginjal ini bisa diketahui dengan adanya protein albumin pada urine. 4. Bilirubinaria Kelainan pada ginjal ini memiliki ciri-ciri zat warna empedu atau bilirubin yang berlebihan pada urine. Kondisi ini bisa diakibatkan adanya penguraian hemoglobin yang berlebihan atau akibat disfungsi hati. 5. Nefritis Nefritis adalah bocornya membran glomerulus yang menyebabkan sejumlah besar protein dalam darah berpindah ke dalam urine. Pindahnya protein ini mengakibatkan air dan natrium menumpuk di tubuh sehingga mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh. 6. Polikistik Polikistik merupakan kerusakan saluran ginjal yang menyebabkan munculnya kista di sepanjang saluran ginjal. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah akan rusak. Kista yang makin membesar dapat memicu terjadinya gagal ginjal. Gagal ginjal akibat polikistik ini biasanya terjadi pada usia empat puluh tahun ke atas. 7. Batu ginjal Penyakit pada ginjal ini disebabkan oleh pengendapan zat-zat dan mineral tertentu di dalam darah yang akhirnya membatu di dalam ginjal. Batu ginjal dapat menyebabkan nyeri yang sangat berat dan jika ukurannya besar, batu tersebut bisa menghambat aliran urine pada sistem saluran kemih.
Jurnal Histopatologi FMIPA UNMUL 2018 Oktober 2018, Samarinda, Indonesia
Urin terbentuk melalui 3 tahap yaitu filtrasi, reabsorbsi, sekresi/augmentasi. Filtrasi proses penyaringan darah yang kurang selektif. Air, ion dan zat makanan serta zat telarut di keluarkan dari darah ke tubulus proksimal. Sel darah dan beberapa protein tetap berada di dalam darah. Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal. Reabsorbsi urin primer yang terbentuk di tubulus proksimal terdiri dari sebagian besar air, glukosa dan asam amino. Kemudian zat tersebut diserap oleh kapiler peritubuler secara aktif dan pasif. Penyerapan terjadi di sepanjang tubulus proksimal, lengkung henle dan tubulus distal. Proses reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali urin primer dan hasil penyerapan akan menghasilkan urin sekunder. Sekresi atau augmentasi terjadi di tubulus distal, proses ini merupakan proses akhir dari pembentukan urin dimana urin dan sisa-sisa zat makanan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dibuang pada proses ini[4]. Edema adalah suatu kerusakan pada bagian sel hati yang mana ditandai dengan terjadinya sel mengalami pembengkakan. Pyknosis adalah kerusakan yang terjadi pada sel hati dimana ditandai dengan inti sel yang menghitam. Karyoreksis adalah kerusakan yang mana ditandai dengan inti sel menghitam dan menyebar, sedangkan karyolisis adalah suatu kejadian dimana inti sel menghilang dari sel[2]. Urin terbentuk melalui 3 tahap yaitu filtrasi, reabsorbsi, sekresi/augmentasi. Filtrasi proses penyaringan darah yang kurang selektif. Air, ion dan zat makanan serta zat telarut di keluarkan dari darah ke tubulus proksimal. Sel darah dan beberapa protein tetap berada di dalam darah. Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal. Reabsorbsi urin primer yang terbentuk di tubulus proksimal terdiri dari sebagian besar air, glukosa dan asam amino. Kemudian zat tersebut diserap oleh kapiler peritubuler secara aktif dan pasif. Penyerapan terjadi di sepanjang tubulus proksimal, lengkung henle dan tubulus distal. Proses reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali urin primer dan hasil penyerapan akan menghasilkan urin sekunder. Sekresi atau augmentasi terjadi di tubulus distal, proses ini merupakan proses akhir dari pembentukan urin dimana urin dan sisa-sisa zat makanan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dibuang pada proses ini [4]. Ureter merupakan saluran muscular yang mengalirkan urine dari pelvis ginjal menuju ke
vesica urinaria. Masing-masing ureter bergerak kearah kaudal dan menumpahkan isinya ke vesica urinaria, di dekat bagian leher yang disebut trigone dan terbentuklah suatu katup untuk mencegah arus balik urine ke ginjal[5]. Ureter merupakan pipa fibromuscular, yang ramping dan datar yang membawa urine dari ginjal ke vesica urinaria. Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari papila renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic interna pada jantan dan arteri-vena utero-ovarian pada betina[5]. Kesimpulan Berdasarkan atas percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bagianbagian pada preparat ginjal normal yaitu lumen, glomerulus, ruang bowman, dan inti sel. Kemudian pada ginjal abnormal 200 mg/kg bagian-bagian yang didapatkan yaitu glomerolus, ruang bowman, epitelium visceralis, inti sel yang mengalami pyknosis, inti sel mengalami karyoreksis, dan inti sel yang mengalami karyolisis. Lalu, pada preparat ginjal abnormal 300 mg/kg didapatkan bagian-bagian berupa lumen, glomeroulus, edema, pyknosis dan juga inti sel. Ucapan Terimakasih Pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah melancarkan dalam penulisan jurnal ini, Terimakasih kepada Laboran Anatomi Hewan dan Mikroteknik yang telah menyiapkan alatalat laboratorium pada praktikum kali ini. Terimakasih pula kepada para asisten yang telah membina jalannya praktikum kali ini dan telah bersedia membagi ilmunya kepada para praktikan. Terakhir, terimakasih pula kepada teman-teman saya kelompok 2 atas diskusinya yang bermanfaat. Referensi [1] Efelin C. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama [2] Finotti, R., M.S. Mariana, and C. Rui. 2012. Diet, digestive tract gross anatomy and morphometry of Akodon cursor Winge (Sigmodontinae): Relations between nutritional content, diet composition and digestive organs. Journal Mammalia. 76:8189. [3] Pearce, E. 2008. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: PT Gramedia. [4] Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Jurnal Histopatologi FMIPA UNMUL 2018 Oktober 2018, Samarinda, Indonesia
[5] Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC. [6] Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.
Lampiran -
Laporan sementara
Gambar preparat
Preparat ginjal normal perbesaran 40 x 10
Preparat ginjal abnormal 200 mg/kg perbesaran 40 x 10
Preparat ginjal abnormal 300 mg/kg perbesaran 40 x 10