Accounting Theory Construction
TEAM
VINA MAULINA
MUHAMMAD IRFA
SHELLA RACHMA PUTRI
2
REVIEW Salah satu cara yang berguna untuk mempelajari dan menilai teori akuntansi adalah menggolongkan mereka sesuai dengan asumsi pada apa mereka bergantung, bagaimana mereka dirumuskan, dan pendekatan yang digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi peristiwa yang aktual. Beberapa pendekatan yang telah terbukti sangat berguna adalah
PRAGMATIC
SYTACTIC AND SEMANTIC
NORMATIVE
POSITIVE
NATURALISTIC
3
PRAGMATIC Akuntansi di dominasi oleh pendekatan pragamatic descriptive sesuai dengan perkembangan teori atau syntactic explanations tentang hubungan pragmatis sebelum akhir 1950-an. Pendekatan pragmatis merupakan pendekatan induktif yang dirancang untuk belajar dari apa yang dilakukan akuntan (descriptive pragmatic approach) atau bagaimana pengguna merespon informasi akuntansi (psychological pragmatic
approach).
DESCRIPTIVE PRAGMATIC
PSYCHOLOGICAL PRAGMATIC
Pendekatan descriptive pragmatic kepada kontruksi teori akuntansi
Pada pendekatan psychological pragmatic, reaksi dari pengguna dapat
merupakan pendeketan induktif untuk pengembangan teori
dijadikan bukti bahwa laporan keuangan berguna dan mengandung
akuntansi, dengan terus mengamati perilaku akuntan untuk
informasi yang relevan.
menyalin prosedur akuntansi dan bagaimana pengguna merespon
Masalah dari Psychological Pragmatic Approach adalah bahwa beberapa
informasi akuntansi dalam menerapkan prinsip-prinsip atau
prosedur akuntansi. Cara yang populer untuk belajar keterampilan akuntansi sampai akhir-akhir ini, seorang akuntan yang telah dilatih dengan magang
orang mungkin bereaksi secara logis, namun beberapa mungkin memiliki sebuah respon yang sudah dipersiapkan, dan yang lain mungkin tidak bereaksi ketika mereka harus bereaksi. Sebuah perbaikan dari pendekatan ini menyesuaikan untuk alasan tersebut, dengan berkonsentrasi pada teori keputusan dan bukan tanggapan dari pengambil keputusan individu.
atau diberi artikel untuk berlatih akuntan selama beberapa tahun. 4
KRITIK PADA PENDEKATAN DESCRIPTIVE PRAGMATIC
• a.
Pendekatan pragmatic tidak memasukkan
pertimbangan mengenai kualitas aktivitas akuntan. • b.
Pendekatan pragmatic ini tidak memberikan peluang
untuk mengeksplor teknik akuntansi karena dalam pendekatan ini teknik – teknik akuntansi tidak boleh diubah • c.
Pendekatan pragmatic memfokuskan pada perhatian
perilaku akuntan, dan tidak mengukur unsur lainnya dalam perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.
5
KRITIK PADA PENDEKATAN PSYCHOLOGICAL PRAGMATIC
• a.
Beberapa pengguna output dari akuntan terkadang
mempunyai respon atau perilaku yang tidak logis • b.
Terdapat kemungkinan para pengguna tidak bereaksi
(padahal diperkirakan akan bereaksi)
• c.
Hanya melakukan observasi terhadap beberapa
pengguna output akuntan
6
SYNTATIC AND SEMANTIC THEORIES Salah satu interpretasi teoritis dari traditional historical cost accounting adalah bahwa hal tersebut hampir sepenuhnya merupakan syntactic theory. Historical Cost dikritik atas dasar elemen syntacticnya. Contohnya : Penjumlahan atas persentase berbeda dari dua aset hanya berarti jika keduanya diukur dengan aturan yang sama, namun akan menjadi masalah jika seandainya menjumlahkan uang yang dipegang perusahaan sekarang dengan jumlah uang yang dibayarkan perusahaan 20 tahun lalu untuk sebidang tanah. Kritik lainnya dari historical cost dalam historical cost tidak mengaitkan dengan kejadian/transaksi didunia nyata (semantic).
SYNTATIC
SEMANTIC
Teori yang mencoba menjelaskan praktek – praktek
Teori yang memusatkan perhatian kepada hubungan antara
akuntansi masa kini dan meramalkan bagaimana tanggapan
fenomena (objek atau peristiwa) dengan simbol mewakili
para akuntan terhadap situasi – situasi tertentu atau
fenomena tersebut. Objek atau peristiwa merupakan hal – hal
bagaimana mereka akan melaporkan peristiwa – peristiwa
yang nyata.
tertentu. Penyataan yang dibuat bersigat logis dan bukannya benar dalam arti empiris
7
NORMATIVE Dalam pendekatan ini, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti, tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori ini berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut.
Teori normatif ini berfokus pada dua hal, yaitu true income dan decision usefulness.
TRUE INCOME True income berfokus pada suatu pengukuran tunggal untuk aset dan suatu bentuk sifat laba yang unik. Namun, tidak ada kesepakatan tentang apa yang benar atau pengukuran yang benar dari nilai dan keuntungan.
DECISION USEFULNESS Pendekatan ini berasumsi bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah membantu dalam proses pembuatan keputusan terhadap pengguna laporan keuangan tertentu dengan menyediakan data akuntansi yang relevan dan bermanfaat. Teori decision-usefulness bersifat normatif karena didasarkan pada beberapa asumsi berikut: a. Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran b. Laba dan rantai nilai dapat terukur dengan tepat c. Akuntansi keuangan bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomi d. Pasar yang tidak efisien e. Akuntansi konvensional adalah tidak efisien f. Terdapat satu pengukuran laba yang unik
8
KRITIK PADA NORMATIVE THEORY (Watt & Zimmerman,1986 )
• Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris. • Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas. • Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. • Teori Normatif didasarkan pada pertimbangan subjektif.
9
POSITIVE THEORIES Selama tahun 1970-an, teori akuntansi melihat langkah kembali ke metodologi empiris atau positif.
Positivisme atau empirisme berarti menguji hipotesis yang berkaitan atau akuntansi/teori kembali ke ‘pengalaman’ atau ‘fakta’ dari dunia nyata. Penelitian akuntansi positif pertama difokuskan pada pengujian empiris dari beberapa asumsi yang dibuat oleh teori akuntansi normatif. Misalnya, dengan menggunakan kuesioner dan teknik survey lainnya, sikap terhadap kegunaan teknik akuntansi yang berbeda ditentukan. Teori ini berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik- praktik akuntansi yang ada dimasyarakat, what it is (Watss dan Zimmerman, 1986)
Contoh teori akuntansi positif : Creative Accounting, Earning Management, Big Bath, Income Smoothing. Pada dasarnya praktik akuntansi ini sudah dilakukan cukup lama, tetapi praktik ini semakin mencuat diantaranya pada kasus ENRON. 10
Hipotesis Teori Akuntansi Positif (Watts dan Zimmerman) Hipotesis Rencana Bonus
Hipotesis Biaya Politik
Hipotesis Kontrak Hutang
11
KRITIK PADA POSITIVE THEORY (Watt & Zimmerman,1990)
• Masih banyak terdapat celah yang dapat memberikan ruang kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi maupun mempengaruhi kekayaan pribadinya dengan menggunakan metode akuntansi yang berlaku • Dari segi metodologi agar metode akuntansi yang ada hingga saat ini dirubah kearah yang lebih melibatkan aspek manusia
• Teori akuntansi positif hanya memuat nilai yang terlahir dari fakta.
12
NORMATIVE vs POSITIVE Perbedaan antara Teori Normative dan Positive adalah pada: - Normative ; teori yang berdasarkan perspektif, dan teori positive adalah deskriptif, atau prediksi. Faktanya, teori normative dan teori positif dapat saling berdampingan dan saling melengkapi. - Teori positif dapat membantu memberikan pemahaman tentang peran akuntansi yang pada gilirannya dapat membentuk dasar untuk mengembangkan teori normatif untuk meningkatkan praktek akuntansi.
13
DIFFERENT PERSPECTIVES Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ‘ilmiah’ dan merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi, khususnya diAmerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa hal tesebut didasarkan pada asumsi ontologis tertentu (cara memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan penelitian alternatif yang lebih tepat. Pendekatan naturalistik menganggap akuntansi dibangun sebagai realitas daripada realita objektif dan penelitian naturalistik memungkinkan untuk menggunakan studi kasus dan pengalaman individu dibandingkan dengan pendekatan ilmiah dari formulasi model sintaktis. Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan penelitian diajukan dan diselidiki. 14
DIFFERENT PERSPECTIVES Six basic otological assumption sets
15
DIFFERENT PERSPECTIVES
16
MISCONCEPTIONS OF PURPOSE WITH SCIENTIFIC APPROACH APPLIED TO ACCOUNTING Banyak kesalahpahaman tentang ada upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan dari praktisi akuntansi. Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan ilmiah dalam akuntansi adalah bahwa ‘kebenaran mutlak’ yang diinginkan, yang tentu saja tidak mungkin. Sebagian ahli berpendapat bahwa pendekatan ilmiah untuk pembentukan teori akuntansi adalah tidak sesuai karena berusaha membuat ilmuwan untuk memahami praktik akuntansi atau karena metode ilmiah mengasumsikan adanya “kebenaran mutlak” yang harus dicapai oleh akuntansi. Walaupun suatu penelitian akuntansi menerapkan metode ilmiah untuk pembentukan teori, para praktisi tidak dapat bertindak seperti layaknya ilmuwan. Praktisi menggunakan penjelasan logis dan bukti empiris dari pendekatan ilmiah untuk mendukung praktik mereka. Metode ilmiah tidak mengklaim untuk menyediakan ‘kebenaran’, tetapi metode ilmiah berusaha menyediakan suatu prediksi, penjelasan atau deskripsi sebaik mungkin yang dapat disediakan oleh teori.
17
Issues For Auditing Theory Construction Perkembangan teori auditing diikuti secara perlahan oleh pendekatan teori akuntansi. Penulis awal berusaha untuk mendokumentasikan proses audit dan tugas yang diharapkan dari auditor. Upaya untuk pengembangan teori audit secara umum sudah mulai dari tahun 1960 dan dijelaskan serta dipakai pada praktik audit terbaik. Baru baru ini, penelitian telah mempelajari bagaimana seorang auditor
membuat keputusan dalam upaya untuk memprediksi perilaku auditor, dan positive teori menjelaskan permintaan atas audit dan biaya audit menggunakan model ekonomi.
18
Case : Enron dan KAP Arthur Andersen Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction,
trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. 19
Thank You