Acara I Pengenalan Sayuran.docx

  • Uploaded by: Panji Hanggara
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Acara I Pengenalan Sayuran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,538
  • Pages: 17
ACARA I PENGENALAN SAYURAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Peranan

hortikultura

adalah

memperbaiki

gizi

masyarakat,

memperbesar devisa negara, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan petani, dan, pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan. Masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu tidak dapat disimpan lama, perlu tempat lapang (voluminous), mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan, melimpah ruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan fluktuasi harganya tajam. Mengetahui manfaat serta sifat-sifat tanaman hortikultura khas sangat penting, dalam pengembangan hortikultura agar dapat berhasil dengan baik maka diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap permasalahan hortikultura tersebut. Kerugian yang terjadi pada produk hortikultura segar perlu diperhatikan dengan mengetahui langkah-langkah yang benar pada tindakan panen dan pascapanen. Kerugian meliputi hilangnya sebagian atau total, kehilangan kualitas, kehilangan air, membusuk dan kerusakan fisik. Tanaman hortikultura biasanya berupa tanaman sayur-sayuran yang digunakan dan dikonsumsi masyarakat setiap hari. Sayuran merupakan bentuk turunan dari kata "sayur", komponen pendamping nasi (atau pangan pokok lainnya) yang berkuah cair atau agak kental. Sayuran adalah segala sesuatu yang berasal dari tumbuhan (termasuk jamur) yang ikut dimasak bersama sayur tersebut, jika dimakan secara segar bagian tumbuhan itu biasanya disebut lalapan. Sayuran berwarna hijau merupakan sumber yang kaya akan karoten (provitamin A), semakin tua warna hijau itu semakin banyak kandungan akan karoten. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya

mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sayuran

berbentuk

daun

yang

dima

kan

mentah

disebut

sebagai lalapan kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, terutama daun (juga beserta tangkainya). Sayuran juga ada yang sebagian tumbuhan tertutup oleh tanah, seperti wortel, kentang, dan lobak. Sayuran yang berasal dari organ generatif, seperti bunga (misalnya kecombrang dan turi) buah (misalnya terong dan kapri), dan biji (buncis dan kacang merah). Praktikum Dasar Hortikultura tentang pengenalan sayuran perlu digunakan agar dapat mengetahui manfaat sayuran serta dapat mengetahui tentang sayuran lebih dalam. Pengenalan sayuran perlu diperhatikan karena sebagai tanaman budidaya sayuran yang mengandung berbagai macam zat yang diperlukan oleh tubuh kita. Sayuran juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan serat kasar yang dapat membantu memperlancar pencernaan di dalam lambung dan usus. Alasan-alasan tersebut dapat memperkuat praktikum acara 1 pengenalan sayuran untuk harus dipelajari dalam dan dipahami lebih lanjut. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum Acara I tentang Pengenalan Sayuran yang telah dilakukan adalah untuk mengenal dan mempelajari bermacam-macam sayuran, cara bertanamnya, bagian yang dimakan serta zat-zat terpenting yang terdapat pada sayuran. B. Tinjauan Pustaka Sayuran merupakan salah satu bahan pangan yang populer bagi masyarakat Indonesia, selain mudah diperoleh, murah harganya serta dapat diolah menjadi berbagai hidangan yang lezat, sayuran juga banyak mengandung komponen antioksidan seperti asam askorbat, karotenoid, flavonoid, melanoidin, asam organik tertentu, zat pereduksi, peptida, tanin dan tokoferol. Antioksidan tersebut dapat berfungsi sebagai senyawa pereduksi, menangkap senyawa radikal, mengikat ion logam prooksidan dan penghambat terbentuknya singlet oksigen. Sayuran biasanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dalam

bentuk lalapan ataupun setelah melalui proses pemasakan seperti perebusan, pengukusan dan penumisan (Aisyah, 2014). Jenis tanaman sayuran hampir berjumlah seribu yang dapat dimakan diketahui. Sayuran daun paling sering berasal dari tanaman herba berumur pendek seperti selada dan bayam merupakan tanaman kayu yang daunnya bisa dimakan sebagai sayuran daun. Daun dari sayuran dapat digunakan sebagai pakan ternak serta dapat dimakan untuk manusia. Sayuran jauh lebih produktif dan bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung banyak vitamin yang berguna untuk tubuh (Parisara, 2016). Sayuran

memegang

peranan

penting

bagi

kehidupan

manusia.

Mengonsumsi sayuran sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi, berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta bermanfaat untuk perawatan kecantikan. Manfaat sayuran bagi kesehatan yaitu dapat memperbaiki pencernaan makanan, menambah nafsu makan, mengaktifkan kelenjar air ludah, pankreas dan hati, merangsang pengeluaran cairan lambung serta membantu proses pencernaan daging, ikan dan lemak. Kubis dan wortel mengadung serat selulosa yang berfungsi untuk membantu mengatasi gangguan kolesterol (Rukmana, 2005). Sawi (Brassica juncea L.) termasuk sayuran daun dari keluarga cruciferae yang mempunyai ekonomis tinggi. Tanaman sawi berasal dari Tiongkok (cina) dan Asia Timur. Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang digemari oleh semua golongan masyarakat. Permintaan terhadap tanaman sawi selalu meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran kebutuhan gizi. Dilain pihak, hasil sawi belum mencukupi kebutuhan dan permintaan masyarakat karena areal pertanaman semakin sempit dan produktivitas tanaman sawi masih relatif rendah (Erawan, 2013). Kubis merupakan sayuran yang rendah kalori, oleh karena itu makanan ini baik dikonsumsi untuk penurunan berat badan. Kubis juga memiliki sifat anti inflamasi, hal ini diyakini bahwa jus kubis membantu dalam mengobati tukak lambung. Kubis juga bermanfaat sebagai pelindung dari radikal bebas, karena kubis memilikibanyak kandungan vitamin C. Kubis mengandung sejumlah senyawa yang

dapat merangsang pembentukan gas dalam lambung sehingga menimbulkan rasa kembung (zat-zat goiterogen). Jenis-jenis kubis yang diusahakanantara lain kubis krop atau kubis telur, kubis putih dan kubis kilan (Patty, 2012).

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomisnya yang tinggi, maupun dari kandungan gizinya, dalam dekade terakhir ini permintaan akan bawang merah untuk konsumsi dan untuk bibit dalam negeri mengalami peningkatan, sehingga Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan tersebut, untuk mengurangi volume impor, peningkatan produksi dan mutu hasil bawang merah harus senantiasa ditingkatkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi (Tambunan, 2014). Wortel (Daucus carota L.) adalah tanaman terpenting keluarga Apiaceae. Wortel merupakan sayuran akar yang memiliki distribusi di seluruh dunia. Wortel pertama kali digunakan untuk keperluan medis dan secara bertahap digunakan sebagai makanan, catatan tertulis di Eropa menunjukkan bahwa wortel dibudidayakan sebelum abad kesepuluh. Warna akar wortel bisa berwarna putih, kuning, oranye, merah, ungu, atau ungu sangat gelap. Wortel yang dibudidayakan pertama adalah kultivar berwarna kuning dan ungu, wortel oranye lebih populer, dikembangkan pada abad ke 15 dan 16 di Eropa Tengah. Kenaikan pesat dalam popularitas wortel oranye diamati dengan pengakuan kandungan provitamin A yang tinggi. Karotenoid dan antosianin adalah pigmen antioksidan utama yang ditemukan pada wortel. Perbedaan budidaya pada wortel bergantung pada jenis pigmen yang ada. Karotenoid adalah fitokimia berwarna kuning, oranye, atau merah yang ditemukan pada kebanyakan kultivar flesil kuning dan oranye. Wortel oranye yang banyak digunakan tinggi α- dan β-karoten dan merupakan sumber provitamin A yang kaya manfaat (Carlos, 2014). Terong (Solanum melongena) cocok tumbuh pada musim panas, tetapi juga tahan terhadap hujan asal tanahnya tidak menjadi becek. Tanaman terong dapat tumbuh pada tanah yang gembur, mudah meneruskan air, dan lebih baik apabila tanah lempung berpasir yang mendapatkan pupuk organis. Daerah

tumbuhnya di dataran rendah sampai pegunungan yang ketinggiannya kurang lebih 1200 m di atas permukaan air laut (Aak, 1992). Mentimun (Cucumis sativus) merupakan komoditas yang adaptasinya cukup luas sehingga banyak diusahakan petani di dataran rendah sampai dataran tinggi. Mentimun dapat dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering. Mentimun merupakan salahsatu komoditas sayuran yang cepat dipanen sehingga perputaran modal relatif cepat. Salahsatu kendala pada budidaya mentimun adalah adanya serangan OPT, yang biasanya dibasmi menggunakan pestisida secara intensif (Moekasan, 2014) Pare termasuk salah satu jenis sayuran berpotensi komersial bila dibudidayakan secara intensif dalam skala agribisnis. Selain itu pare merupakan komoditas usaha tani yang menguntungkan dan bahan dagangan di pasar local serta pasar swalayan karena mengandung gizi yang tinggi yang lengkap serta seluruh bagian tanaman pare berkhasiat obat. Perkembangan penduduk Indonesia yang terus bertambah terimplikasi pada peningkatan akan kebutuhan sayur-sayuran. Namun sayang petani Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan sayur tersebut baik secara kualitas maupun kuantitas. Meskipun prospek pasar pare cukup cerah, namun budidaya tanaman pare di tingkat petani masih bersifat usaha sampingan. Pada umumnya budidaya tanaman pare masih dilakukan dalam skala kecil tanpa pemeliharaan yang intensif sehingga pertumbuhan masih kurang maksismal (Rizki, 2015).

C. Metodologi Praktikum 1. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Acara I Pengenalan Sayuran dilakukan pada hari Selasa, 16 Oktober 2018 pukul 09.30-11.00 WIB di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Alat dan Bahan a. Alat 1) Pisau 2) Kertas Folio 3) Alat Tulis b. Bahan 1) Wortel (Daucus carota) 2) Paria (Momordica carantia) 3) Kubis (Brassica oleracea) 4) Mentimun (Cucumis sativus) 5) Bawang Merah (Allium cepa) 6) Sawi (Brassica chinensis) 7) Terung (Solanum melongena) 3. Cara Kerja a. Menyiapkan kertas folio, alat tulis, dan bahan yang dibutuhkan. b. Memperhatikan sayuran dengan cermat kemudian menggambar sayuran dengan utuh. c. Memotong sayuran secara melintang dan kemudian menggambarnya. d. Melengkapi gambar dengan keterangan. 1) Nama (Indonesia, Daerah, Latin, dan Inggris). 2) Bagian yang dimakan. 3) Dalam bentuk apa sayuran dimakan. 4) Daerah tempat tumbuhnya (dataran rendah/tinggi). 5) Cara bertanam (langsung dengan pembibitan).

D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Jenis-Jenis Sayuran No. 1.

Komoditas Wortel (Daucus carota)

2.

Paria (Momordica carantia)

Gambar

Keterangan Nama Indonesia: Wortel Nama Daerah: Bertol (Sunda), Wortel (Jawa) Nama Inggris: Carrot Nama Latin: Daucus carota Daerah Tempat Tumbuh: Dataran tinggi Kandungan Zat: Vit A, Protein, Fosfor, Kalium, Vit C, Vit B, Hidrat arang, Zat besi Bagian yang dimakan: Umbi Cara bertanam: Vegetatif alami, dengan memilih bibit wortel yang baik, pembenihan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan dapat dilakukan 3 bulan setelah tanam. Nama Indonesia: Paria Nama Daerah: Pare (Sunda), Pepare (Sumatera), Poya (Sulawesi) Nama Inggris: Bitter melon Nama Latin: Momordica carantia Daerah Tempat Tumbuh: Dataran rendah Kandungan Zat: Vit A, Vit b1, Vit C. Kalsium, fosfor, zat besi, dan air. Bagian yang dimakan: Buah

Cara bertanam: Hanya dengan cara generatif, dengan memilih benih yang baik dan menanam pada lubang tanam. Penyiraman rutin dilakukan pada pagi atau sore hari. Dapat dipasangkan ajir untuk merambatnya tanaman. Pemupukan pertama dilakukan 15-20 hari setelah tanam, dan pemupukan kedua pada 810 hari setelah pemupukan pertama. Panen dapat dilakukan ketika umur 5050 hst. 3.

Terung (Solanum melongena)

Nama Indonesia: Terung Nama Daerah: Terong (Jawa), Poki-poki (Manado), Torung (Medan) Nama Inggris: Eggplant Nama Latin: Solanum melongena Daerah Tempat Tumbuh: Dataran tinggi dan dataran rendah Kandungan Zat: Vitami A, B1, C. Kalsium, fosfor, zat besi. Protein, lemak, dan karbohidrat. Bagian yang dimakan: Buah Cara bertanam: Dilakukan secara generatif. Bibit disemai dan ditanam di lahan dengan jarak 60-70 cm. Pemupukan dilakukan setelah 1-2 minggu menggunakan urea dan KCl dengan perbandingan 1:1. Penyiraman dilakukan pagi dan sore

4.

Mentimun (Cucumis sativus)

5.

Kubis (Brassica oleracea)

hari. Panen dapat dilakukan setelah 3-4 bulan setelah tanam. Nama Indonesia: Mentimun Nama Daerah: Bonteng (Sunda), Ansimun (Medan), Timun (Jawa) Nama Inggris: Cucumber Nama Latin: Cucumis sativus Daerah Tempat Tumbuh: Kebanyakan pada dataran tinggi, namun ada yang di dataran rendah. Kandungan Zat: Vit C, K, B1, B2, B3, B5, B9. Gula, serat, protein, air, karbohidrat, lemak. Kalsium, zat besi, Mg, fosfor. Bagian yang dimakan: Buah Cara bertanam: Secara generatif, dengan menanam bibit timun yang telah disemai di lahan. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari, dan pemupukan menggunakan TSP, KCl, Sp36. Panen dilakukan ketika tanaman berusia 35 hari. Nama Indonesia: Kubis Nama Daerah: Kol, Kubis, Kubis Telur Nama Inggris: Cabbage Nama Latin: Brassica oleraceae Daerah Tempat Tumbuh: Dataran tinggi Kandungan Zat: Vit A, C, K, E, Zat besi, Kalium, Kalsium, Magnesium, Asam folat, Kalori, Serat

6.

Bawang Merah (Allium cepa)

Bagian yang dimakan: Daun Cara bertanam: Secara generatif mrnggunakan biji. Penanaman benih, pemeliharaan, pemanenan setelah usia 81-105 hari. Pemupukan pertama dilakukan 1 hari sebelum tanam, dan pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari. Pupuk yang digunakan adalah urea, ZA, dan KCl. Nama Indonesia: Bawang merah Nama Daerah: Brambang (Jawa), Pia (Batak), Bawang abang (Palembang), Bawang suluh (Lampung), Jasun mirah (Bali) Nama Inggris: Onion Nama Latin: Allium cepa Daerah Tempat Tumbuh: Dataran rendah Kandungan Zat:Vit E, K, Kalsium, Zat Besi, Magnesium, Fosfor Bagian yang dimakan: Umbi Cara bertanam: Secara vegetatif, menggunakan bibit bawang merah yang baik, kemudian dipupuk dan disiram yang rutin. Panen dapat dilakukan ketika usia 70 hari setelah tanam.

7.

Sawi (Brassica chinensis)

Nama Indonesia: Sawi Nama Daerah: Sawi (Semua daerah) Nama Inggris: Mustard Nama Latin: Brassica juncea L. Daerah Tempat Tumbuh: Dataran rendah Kandungan Zat: Protein, Fosfat, Vit A, B, C Bagian yang dimakan: Daun Cara bertanam: Secara generatif menggunakan biji. Pembibitan pada lubang tanam, kemudian diberi pupuk NPK dan urea. Dilakukan penyiangan 2-4 kali, dan rutin disiram setiap hari pada pagi atau sore hari. Pemberian insektisida untuk membasmi hama, dan setelah itu dapat dipanen pada usia 28-30 hari setelah tanam.

Sumber: Laporan Sementara 2. Pembahasan Sayuran merupakan semua jenis tanaman atau bagian tanaman yang bisa diolah menjadi makanan. Menurut Khiture (2014), menyatakan bahwa sayuran adalah seluruh bagian tanaman herba yang dapat dimakan oleh manusia. Tanaman ini mempunyai ciri-ciri, tidak dapat disimpan lama hasilnya, untuk menyimpan perlu tempat yang luas (voluminous), mudah rusak dalam pemanenan, pengepakan, dan pengangkutan melimpah disuatu musim dan langka di musim yang lain serta mempunyai harga yang berfluktuasi. Menurut Arofi (2017), menyatakan bahwa ragam jenis sayuran yang dapat dikonsumsi oleh manusia ada banyak dan setiap jenisnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda, perbedaan karakteristik tersebut umumnya

terletak pada bentuk, warna, aroma, tekstur, rasa, dan komposisi gizi dan kimianya. Mutu kesegaran setiap sayur juga akan

mempengaruhi

karakteristik pada sayur. Perbedaan ukuran, bentuk, dan mutu kesegaran pada sayur menyebabkan produsen sering melakukan sortasi (pemilihan) untuk meningkatkan nilai jual bahan makanan tersebut. Selain itu juga dilakukan pengkelasan sayur dan buah berdasarkan ukuran, bentuk dan mutu kesegaran. Kandungan yang dimiliki oleh setiap jenis sayur berbedabeda. Jenis sayuran ada bermacam-macam seperti sayuran umbi, sayuran buah, sayuran bunga, sayuran daun, sayuran batang muda dan sayuran kecambah. Tujuh sayuran yang diamati pada praktikum ini memiliki ciri, kandungan, dan cara bertanam yang berbeda-beda. Wortel (Daucus carota) yang disebut bortol di Sunda dan Ortel di Madura, dapat hidup didataran tinggi. Wortel dikembangbiakan secara vegetatif menggunakan umbi akar. Wortel ditanam pada tanah yang mengandung banyak humus, dan dapat diberi pupuk setelah 1 bulan menggunakan pupuk urea dan KCl dengan perbandingan 1:2 sebanyak 300 kg per hektar. Penyiangan dan penjarangan rutin dilakukan agar lahan tetap dalam kondisi optimal. Ulat termasuk hama yang menyerang wortel dan biasanya dibasmi secara manual, sedangkan kutu daun biasanya menggunakan penyemprotan insektisida. Panen dilakukan setelah 3 bulan setelah tanam. Bagian yang dimanfaatkan pada tanaman wortel adalah umbi akar, yang mengandung Vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9. Selain itu, wortel juga mengandung kalsium, magnesium, fosfat, dan zat besi. Vitamin A yang terkandung pada wortel dapat bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Wptel dapat mengurangi resiko kanker, menekan resiko penyakit jantung, mencegah stroke, dan masih banyak lagi. Bawang merah atau brambang (Allium cepa) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae. Bawang merah juga memiliki nama panggilan yang berbeda disetiap daerah diantaranya Brambang (Jawa), Pia (Batak), Bawang abang (Palembang), Bawang suluh (Lampung), Jasun mirah (Bali) dan

masih banyak lagi. Bawang merah merupakan tanaman umbi yang dikembangbiakan secara vegetatif, dan umbi dari tanaman bawang merah digunakan sebagai bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Bawang merah memiliki kandungan nutrisi yang banyak bagi manusia diantaranya yaitu vitamin E, vitamin K, kalsium, zat besi, magnesium, dan fosfor. Proses awal dari budidaya bawang merah yaitu dengan pembibitan dilahan, lahan yang digunakan harus sudah diolah terlebih dahulu dan dilakukan 2-4 minggu sebelum tanam, proses selanjutnya yaitu penanaman, penanaman dilakukan diakhir musim hujan serta bibit bawang merah kulitnya harus dikupas tujuannya untuk mempercepat keluarnya tunas. Benih yang digunakan harus disiapkan dengan baik agar dapat tumbuh dengan baik. Pemeliharaan tanaman bawang merah dengan cara melakukan penyiraman secara rutin dan pemupukan pada tanaman agar pertumbuhannya semakin baik, dan yang terakhir pemanenan, bawang merah dapat dipanen setelah berumur 60 hari setelah tanam, pemanenan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak ada umbi yang tertinggal atau lecet. Timun (Cucumis sativus) biasa disebut bonteng (Sunda), ansimun (Medan), dan Timun (Jawa). Timun ini mengandung Vit C, K, B1, B2, B3, B5, dan B9. Timun juga mengandungg serat, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, dan fosfor. Kandungan timun ini sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia, salahsatunya adalah menyegarkan mata. Bagian yang dimanfaatkannya adalah buah. Timun dikembangbikan secara generatif menggunakan biji. Bibit timun yang telah disemai ditanam di lahan yang telah digemburkan, kemudian rutin dilakukan penyiraman pada pagi atau sore hari. Pupuk yang diberikan adalah TSP, KCl, danSp36. Panen timun dilakukan saat usia tanaman 35 hari. Kubis (Brassica oleraceae) merupakan jenis sayuran daun dimana kubis yang dikonsumsi adalah daunnya. Kubis memiliki nama panggilan berbeda disetiap daerah contohnya Kol, Kobis, dan Kubis telur. Kubis dapat tumbuh didaerah dataran tinggi, dan dikembangkan secara generatif

menggunakan biji. Kandungan yang terdapat dalam kubis yaitu vitamin A, vitamin C, vitamin K, vitamin E, Zat besi, kalium, kalsium magnesium, asam folat, kalori dan serat. Kubis dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran tinggi, tanaman kubis dapat tumbuh dengan baik pada lahan pertanian yang gembur, mudah menahan air dan tanah banyak mengandung humus. Budidaya tanaman kubis diperbanyak dengan biji, biji yang digunakan harus disemai terlebih dahulu sebelum diletakkan pada lahan utama. Pemeliharaan kubis hanya dengan pemupukan dan penyiangan, dan untuk pemanenan tanaman kubis dapat dilakukan setelah kubis berumur 2,5 sampai 3 bulan setelah penanaman. Sawi (Brassica juncea L.), sawi merupakan sayuran daun karena yang dimanfaatkan yaitu daun dan tangkainya. Sawi mengandung protein yang tinggi, Fosfat, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Penanaman sawi biasanya dilakukan didataran rendah, sawi sulit untuk dibudidayakan dilahan yang kekurangan air, sawi dapat tumbuh dengan baik jika proses persemaiannya juga baik sehingga dapat tumbuh menjadi sayuran yang berkualitas. Sawi dikembangbiakan secara generatif menggunakan biji. Pemeliharaan sawi tidaklah susah hanya penyiraman yang rutin pemberian pupuk yang baik serta kandungan hara pada tanah yang mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan sawi sehingga dapat tumbuh dengan baik serta pemanenannya memiliki kualitas yang bagus. Paria (Momordica carantia) biasanya tumbuh pada dataran rendah. Paria dikembangbiakan secara generatif saja, dengan menggunakan biji. Penanaman paria dilakukan di lahan yang telah dipersiapkan, kemudian benih dimasukkan ke dalam lubang tanam yang berukuran 40-60 cm. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari pada pagi atau sore hari, dan penyiangan dilakukan sesegera mungkin ketika ada tanaman yang rusak. Pemasangan ajir sangat berguna pada budidaya paria untuk digunakan sebagai tempat merambat. Pemupukan pertama dilakukan 15-20 hari setelah tanam, pemupukan kedua pada 8-10 hari setelah pemupukan pertama, dan pemupukan selanjutnya setiap 8-10 hari dengan cara ditabur atau dikucur.

Panen paria dapat dilakukan saat umur 40-50 hst. Bagian yang dimanfaatkan pada tanaman ini adalah buahnya. Paria memiliki berbagai kandungan yang sangat bermanfaat, diantaranya Vitamin A, B1, dan C. Paria juga mengandung kalsium, fosfor, zat besi, dan air. Kandungan tersebut sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia. Terung (Solanum melongena) yang biasa di sebut terong di Jawa, poki-poki di Manado, dan torung di Medan mengandung vitamin A, B1, C yang berguna bagi kesehatan tubuh manusia. Terung juga mengandung kalsium, fosfor, zat besi, protein, lemak, dan karbohidrat. Bagian yang dimanfaatkannya adalah buah. Terung dikembangbiakan secara generatif. Terung dapat hidup pada dataran tinggi maupun dataran rendah, dengan menggunakan bibit yang telah disemai, kemudian ditanam pada lahan yang telah diolah dengan jarak 60-70 cm. Terong diberi pupuk setelah usia 1-2 minggu menggunakan pupuk urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 10 gram per tanaman. Penyiraman rutin dilakukan pada pagi dan sore hari, dan untuk pengendalian hama biasanya menggunakan perangkap kuning sebanyak 40 buah per hektar, dan menggunakan insektisida nabati dan biologi. Panen terong dapat dilakukan setelah 3-4 bulan setelah tanam. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Praktikum acara I Pengenalan Sayuran yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Sayuran merupakan semua jenis tanaman atau bagian tanaman yang bisa diolah menjadi makanan. b. Sayuran mempunyai ciri-ciri, tidak dapat disimpan lama hasilnya, untuk menyimpan perlu tempat yang luas (voluminous), mudah rusak dalam pemanenan, pengepakan, dan pengangkutan: melimpah disuatu musim dan langka di musim yang lain serta mempunyai harga yang berfluktuasi.

c. Bagian sayuran yang dimanfaatkan berbeda-beda, dapat berupa umbi (wortel dan bawang merah), daun (sawi dan kubis), dan buah (terung, paria, dan mentimun). d. Pembiakan sayuran dapat dilakukan secara generatif bagi yang memiliki biji, dan secara vegetatif bagi yang tidak memiliki biji. e. Budidaya sayuran dapat dilakukan di dataran rendah maupun dataran tinggi (tergantung jenis sayuran) dan dilakukan mulai dari olah lahan, penyemaian, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. f. Sayuran sangat dibutuhkan oleh manusia karena mengandung berbagai zat penting yang bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya vitamin, mineral, karbodidrat, protein, lemak, dll. 2. Saran Saran yang dapat diberikan pada praktikum acara I Pengenalan Sayuran adalah sebaiknya contoh sayuran yang digunakan lebih banyak sehingga tidak berebut dan praktikan yang lain dapat mengamati secara langsung contoh sayuran.

DAFTAR PUSTAKA Aak. 1992. Hidup sehat dan kaya berkat sayuran. Yogyakarta: Kanisius. Aisyah Y, Rasdiansyah, Muhaimin. 2014. Pengaruh pemanasan terhadap aktivitas antioksidan pada beberapa jenis sayuran. J Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 6(2): 1-2. Arofi F, Wahyudi S. 2017. Budidaya sayuran organik di pekarangan. J Perbal 5(3):1-9. Carlos J, Dias S. 2014. Nutritional and health benefits of carrots and their seed extracts. J Food and Nutrition Sciences 5(1): 2147-2148. Erawan D, Yani WO, Bahrun A. 2013. Pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (brassica juncea L.) Pada berbagai dosis pupuk urea. J Agroteknos 3(1): 1920. Kithure J, Murungi J, Wanjau R et al. 2014. Analysis of deltamethrin residue amounts using hplc in some vegetables consumed in a rural area-makuyu, kenya. J Of Science & Technoledge 2(12): 279-280. Moekasan T, Prabaningrum L, Adiyoga W et al. 2014. Panduan praktis budidaya mentimun. Jakarta: Penebar Swadaya. Parisara N, Kiran BR. 2016. Enumeration of leafy vegetables of bhadravathi taluk, Karnataka. J IJSRST 2(1): 32-33. Patty, JA. 2012. Peran tanaman aromatik dalam menekan perkembangan hama spodoptera litura pada tanaman kubis. J Ilmu Budidaya Tanaman 1(2):126127. Rizki N. 2015. Pertumbuhan vegetatif tanaman pare (Momordica charantia L.) yang diberi air cucian beras pada berbagai konsentrasi. J Bioconcetta 1(2): 67-73. Rukmana R. 2005. Bertanam sayuran di pekarangan. Yogyakarta: Kanisius. Tambunan WA, Sipayung R, Sitepu FE. 2014. Pertumbuhan dan produksi bawang merah (allium ascalonicum l.) dengan pemberian pupuk hayati pada berbagai media tanam. J Online Agroekoteknologi 2(2): 825-826.

Related Documents


More Documents from "wahyuningsih"