Abu Rizal Hakim Kelas 2c Daspen 1805015017.docx

  • Uploaded by: Aburizzal Hakim
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Abu Rizal Hakim Kelas 2c Daspen 1805015017.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,802
  • Pages: 11
TEORI KEPENDUDUKAN Abu Rizal Hakim 1805015017

2C KESEHATAN MASYARAKAT

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.Hamka Fakultas ilmu-ilmu Kesehatan 2019

Komposisi penduduk Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/ umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain, karena setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula.

Pemerintah dapat merancang kegiatan atau perencanaan yang sesuai dengan kemampuan penduduk. Pemerintah juga dapat menata kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. Oleh karena itu, dengan mengetahui komposisi penduduk, dapat dibuat pertimbangan yang logis, matang, dan bermakna sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan (bias) dalam pengambilan keputusan ataupun penenentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.

Tiga Fenomena Perubahan Penduduk 1. Dinamika kependudukan Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk. Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Danamika atau perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. 2. Komposisi penduduk Komposisi

penduduk

adalah

pengelompokan

penduduk

berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan antara lain kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan kerja dan rasio ketergantungan.

3. Jumlah dan distrubusi penduduk Jumlah dan kondisi sebaran penduduk secara keruangan. Sementara itu penyebaran penduduk adalah upaya mengubah perbaran penduduk agar serasi, selaras, dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Tujuan Pembuatan Struktur/ Komposisi Penduduk 1. Sebagai acuan dalam merancang suatu kegiatan atau program-program serta kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kemampuan penduduk. 2. Mengetahui sumber daya manusia yang ada menurut umur, jenis kelamin, maupun karakteristik lainnya. 3. Untuk mengendalikan dan memantau pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia di lingkungan masyarakat. 4. Mengembangkan

suatu

kebijakan

yang

berhubungan

dengan

pembangunan berwawasan kependudukan. 5. Menyediakan sarana dan prasarana serta fasilitas yang diperlukan; 6. Membandingkan keadaan suatu penduduk dengan keadaan penduduk lainnya.

Klarifikasi Struktur Dan Komposisi Penduduk Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan : a) Menurut karakter Demografi (umur, jenis kelamin, jumlah perempuan usia subur, dan jumlah anak) Ciri demografi yang utama adalah umur dan jenis kelamin. Komposisi menurut umur dan jenis kelamin suatu penduduk pada suatu saat bukan hanya merupakan pencerminan proses demografi masa lalunya, tetapi juga sekaligus menggambarkan perkembangan penduduk pada masa yang akan datang melalui proses kelahiran dan kematian.

1. Berdasarkan Usia Komposisi penduduk berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain itu komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif). Contoh pengunaan komposisi penduduk 

Komposisi penduduk berdasarkan usia adalah dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok usia maka dapat diketahui berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan prasarananya, berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung kegiatan tersebut.



Contoh lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia, yaitu dalam perencanaan pembangunan nasional. Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat juga digunakan menghitung kebutuhan serta cadangan pangan nasional.



Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka ini sangat penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya. Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya adalah apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia nonproduktif. Sebaliknya, jika semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil beban dalam menopang kehidupan penduduk usia non

produktif.

Angka ketergantungan dapat dicari dengan rumus berikut: a

Angka Ketergantungan =

b

x 100

Keterangan: AK = Angka Ketergantungan (dependency ratio) a = jumlah penduduk belum/tidak produktif (0-14 tahun dan >65 tahun) b = jumlah penduduk produktif (15 – 64 tahun) 100 = dihitung perseratus penduduk

Contoh perhitungan: Diketahui jumlah penduduk Desa Sukamakmur yang berusia kurang dari 15 tahun sebanyak 5400 jiwa dan penduduk berusia 15 – 64 tahun sebanyak 11.450 jiwa, sedangkan penduduk berusia di atas 65 tahun sebanyak 850 jiwa. Hitunglah angka beban ketergantungannya! Diketahui: a = 5.400+850 = 6.250 jiwa, b = 11.450 jiwa AK =

AK =

a b

6.250 11.450

x 100

x 100 = 54,49

AK = 54,49 artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 54,49 (dibulatkan 55 jiwa) yang tidak produktif. Bonus demografis adalah keadaan di mana komposisi penduduk kita sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedang penduduk usia muda semakin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak. Bonus demografis yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, khususnya pada periode 2010-2035 adalah berupa penduduk usia produktif yang jumlahnya cukup besar. Penduduk usia produktif jumlahnya mencapai sekitar 70% atau mencapai 160-180 juta jiwa pada 2020, sedang yang 30% nya adalah penduduk yang tidak produktif (usia kurang dari 15 tahun dan usia lebih dari 65 tahun).

Dari gambar di atas kita dapat melihat bagaimana kondisi bonus demografis Indonesia.

Perhatikan

rentang

tahun

2010-2020.

Pada

gambar

tersebutkelompok umur di atas 65 tahun (Elderly) berjumlah di bawah 10%, kelompok anak-anak umur 0-14 tahun di bawah 30 %. Dengan demikian maka kelompok tidak produktif sekitar 40%, berarti kelompok produktif sekitar 60%.

Atau secara sederhana setiap 100 penduduk, terdapat 60 orang yang mencari nafkah. Jika kelompok usia produktif ini memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, maka akan menjadi potensi sumber daya manusia yang sangat berarti bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi apabila kelompok ini tidak/kurang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk pembangunan, maka kelompok ini justru akan menjadi beban yang luar biasa berat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. 2. Berdasarkan Jenis Kelamin Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, karena dapat digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin

(sex

ratio).

Perbandingan

tersebut

dapat

digunakan

untuk

memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya manusia sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya, berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan penduduk.

Pada zaman dahulu, kaum laki-laki lebih dominan untuk berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Pada saat itu, teknologi masih sangat sederhana sehingga hanya penduduk yang memiliki tenaga dan kemampuan fisik yang kuat yang dapat bertahan hidup. Akan tetapi, setelah teknologi berkembang dengan cepat dan modern, sesuai pula dengan prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki juga dapat dikerjakan oleh kaum perempuan.

b) Komposisi Penduduk menurut Karekteristik Sosial Pengelompokan penduduk menurut karakteristik pendidikan dapat dibedakan menjadi beberapa hal, yakni sebagai berikut : 1. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan 2. Komposisi penduduk menurut status sekolah 3. Komposisi penduduk menurut kemampuan membaca dan menulis 4. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan Tingkat pendidikan yang diambil dari jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas menurut status tamat sekolah. Tamat sekolah didefinisikan sebagai telah selesainya seseorang mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu jenjang sekolah sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat belajar atau ijazah, baik dari sekolah negeri maupun swasta. lika seseorang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi ia mengikuti ujian dan lulus, maka ia dianggap “tamat" (BPS, 1996; BPS, 2001). Jika seseorang telah lulus kelas 3 SMP dan mendapatkan tanda tamat belajar, maka tingkat pendidikannya adalah SMP. Jika seseorang telah lulus SMP dan mengikuti kelas 2 SMA lalu putus sekolah atau saat pencacahan masih sekolah, maka orang tersebut dicatat mempunyai jenjang pendidikan yang ditamatkan adalah SMP, namun jenjang pendidikan tertinggi yang di duduki adalah SMA. Tingkat Pendidikan dan status perkawinan Pengelompokan penduduk menurut karakteristik pendidikan dibagi menjadi :

1. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan Tamat sekolah didefinisikan sebagai telah selesainya seseorang mengkikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu jenjang sekolah sampai akhir

dengan

mendapatkan

tanda

tamat

belajar

atau

ijazah.

Pengelompokkan tersebut terdiri dari 

Tidak sekolah sama sekali



Hanya tamat Sd



Tidak tamat Sd



Tidak tamat SMP



Lulusan SMP



Tidak tamat SMA



Lulusan SMA



Lulusan perguruan tinggi

2. Komposisi Pendudukan menurut status sekolah Status sekolah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Belum pernah sekolah adalah status pendidikan dari mereka yang sama sekali belum mengikuti pendidikan dasar,menengah,dan tinggi b. Masih sekolah adalah status pendidikan dari mereka yang sedang mengikuti pendidikan dasar ,menengah,dan tinggi. c. Tidak bersekolah lagi adalah status pendidikan dari mereka yang pernah mengikuti pendidikan dasar,menengah,dan tinggi.

3. Komposisi penduduk menurut kemampuan membaca dan menulis Penduduk dikatakan dapat membaca dan menulis jika mereka dapat membaca atau kalimat sederhana ; membaca dan menulis huruf Braille ; orang yang pernah bisa membaca dan menulis. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan bahwa : a. Melek huruf adalah mereka yang dapat membaca dan menulis tulisan. b. Buta huruf adalah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis atau bisa membaca tetapi tidak dapat menulis.

4. Komposisi penduduk menurut status perkawinan Umumnya, status perkawinan penduduk meliputi belum kawin, kawin, cerai dan janda atau duda. Studi demografi juga mengenal istilah “consensual union," yakni suatu bentuk hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bersifat stabil, jangka panjang, yang mirip dengan sebuah perkawinan, tetapi tanpa suatu ikatan hukum yang past (hidup bersama). c) Menurut karakteristik ekonomi (Usaha, Jenis pekerjaan, dan status pekerjaan) 

Penduduk berumur 10 tahun keatas dapat dikelompokkan menjadi : bekerja, mencari pekerjaan, sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.



Penduduk yang bekerja atau mempunyai pekerjaan adalah mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan pekerjaan atau bekerja untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus. (BPS, 2001)

Hasil supas 1995 : 

Sekitar 52% penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas bekerja. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada perempuan, yang menunjukan bahwa akses terhadap pekerjaan untuk perempuan terbatas.



Sekitar 4% penduduk usia kerja sedang mencari pekerjaan.

d) Menurut geografis dan persebaran (tempat tinggal, daerah perkotaan,dan pedesaan) Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua yaitu : 

Persebaran penduduk berdasarkan geografis



Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan

Persebaran penduduk secara geografis adalah persebaran atau distribusi penduduk menurut batas-batas alam seperti pulau, pantai, sungai, danau, dll. Persebaran penduduk secara administrasi adalah ditribusi penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi pemerintahan yang

ditetapkan oleh suatu negara,misalnya perbandingan jumlah penduduk provinsi Jawa Tengah dengan provinsi Kalimantan Barat. Persebaran penduduk Indonesia menurut geografis memperlihatkan bahwa pulau Jawa merupakan pulau dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia disusul dengan pulau Sumatera .

DAFTAR PUSTAKA Banggur, Guido. 2016. Komposisi Penduduk Indonesia. Tersedia https://id.pdfcoke.com/doc/308281309/Komposisi-Penduduk-Indonesia unduh pada Jumat, 22 Maret 2019 pukul 21.30 WIB.

di di

Ferdiyupw. 2011. Dinamika Penduduk. Tersedia di https://id.pdfcoke.com/doc/61300427/DINAMIKA-PENDUDUK di unduh pada Jumat, 22 Maret 2019 pukul 22.01 WIB. Tim Penulis Lembaga Demografi FEUI.2011.Dasar-Dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. penerbit: Salemba Empat.

Related Documents

Rizal
June 2020 28
Rizal
November 2019 51
Rizal
November 2019 56
Rizal
November 2019 42
Hakim-hakim 3
June 2020 11

More Documents from "BandungCOC DataBase"