Diabetes Menurut laporan WHO tahun 2016, DM menyerang 8.5% orang dewasa, meningkat 2 kali lipat dari tahun 1980 dengan total 422 juta orang. Peningkatan serupa dengan overweight dan obesitas, tidak dipengaruhi daerah geografi maupun status ekonomi. Pada tahun 2012 , kelainan gula darah menyebabkan 3.7 juta kematian, di mana DM menyebabkan 1.5 juta kematian dan pre diabetes menyebabkan 2.2 juta kematian, 43% kematian terjadi pada populasi berusia kurang dari 70 tahun Sementara di Amerika, menurut National Diabetes Statistic Report tahun 2014, DM diperkirakan didapatkan pada 12.3% populasi orang dewasa, di mana 27.8% belum pernah ditegakkan diagnosisnya sebelumnya, 36.6% memiliki pre DM, dan 90% dari penderita prediabetes yang tidak modifikasi gaya hidup akan berkembang menjadi DM Laporan USRDS-ADR tahun 2015 memperkirakan 39.2% orang dewasa dengan CKD stage 1-4 memiliki DM. DM juga merupakan penyebab utama CKD secara global. Penyakit ginjal dapat memperburuk diabetes pada 25-40% populasi setelah 20 tahun, dan sepertiga akan menjadi CKD stage V yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Laporan ini juga menunjukkan bahwa DM merupakan penyebab 43.9% CKD stage V. Dislipedemia Menurut AHA, pada tahun 2015 terdapat 31.7% orang dewasa yang memiliki kolestrol tinggi, di mana 48.1% sedang berada dalam pengobatan, dan hanya 29.5% yang mencapai control optimum. Pada pasien dengan CKD, dyslipidemia sering ditemukan dan tergantung dengan derajat keparahan CKD, ekkresi protein dalam urin, dan penyakit DM Merokok Menurut survei NHANES tahun 2014, 16.8% orang dewasa berusia 18 tahun keatas adalah peroko aktif, dan merokok merupakan penyebab kematian utama kedua tertinggi dari penyakit jantung coroner. Usaha telah dilakukan untuk mengatisi pengguanaan rokok, namun hal ini terganggu oleh munculnya penggunaan rokok elektronik. Obesitas Lebih dari 1 dari 3 orang dewasa memilliki status overweight dan lebih dari 1 di antara 10 orang obesitas pada tahun 2014. Rata-rata peningkatan BMI 0.4 kg/m2 pada laki-laki dan 0.5 kg/m2 pada wanita setiap decade dari tahun 1980 sampai 2008 Latihan Menurut NHANES survey tahun 2014 menunjukkan bahwa 49.2% orang dewasa di Amerika telah memenuhi kriteria aktivitas aerobik santai menurut 2008 Federal Physical Activity Guideline, namun hanya 20.8% memenuhi kriteria aktivitas aerobik santai dan aktivitas otot CKD CKD menyerang 10% populasi orang dewasa di dunia, di Amerika, 10% orang dewasa memiliki CKD, dengan peningkatan insidensi dan prevalensi terutama terdapat pada usia 60 tahun keatas, kira-kira sepertiga dari pasien diabetes memiliki CKD, dan seperlima dari pasien hipertensi memiliki CKD. Terdapat
kesenjangan penanganan CKD di berbagai belahan dunia, akses penanganan di negara berkembang sangat terbatas bila dibandingkan dengan negara maju.
Tantangan diagnosis CVD pada pasien CKD Manifestasi klinis CVD pada CKD berbeda dan atipikal, sering tidak jelas dan tidak khas, sehinga dapat menjadi salah diagnosis. Pada pasien CKD dapat terjadi AMI secara langsung tanpa gejala peringatan seperti angina,pasien CKD juga lebih rentan mengalami sesak napas Cardiac Biomarker Biomarker jantung yang secara rutin diperiksa pada pasien dengan AMI dan HF akan meningkat pada pasien biarpun tanpa gejala, hal ini lebih dikarenakan oleh penurunan eGFR dan klirens, atau karena kelainan jantung structural dibandingkan oleh kerusakan miokard atau overload cairan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pemeriksaan troponin T jantung dan atrial natridiuretic peptide merupakan biomarker yang dapat meningkatkan prediksi kejadian CVD pada pasien CKD. Peningkatan level troponin yang diikuti oleh penurunan sangat mungkin disebabkan oleh sindroma coroner akut pada pasien CKD, sementara kadar troponin yang terus menerus tinggi lebih mungkin disebabkan oleh kelebihan volume, atau kelainan structural jantung yang disebabkan oleh hipertensi tidak terkontrol, atau disfungsis sistolik, diisfunngsi diastolic atau hipertrofi ventrikel kiri. Pemeriksaan lain yang baik untuk dilakukan adalah pemeriksaan DSE (Dobutamine Stress Echocardiography) yang memiliki sensitivitas 44-89% dan spesifisitas sampai 67-89% Undertreatment Pasien dengan CKD dan CVD lebih sering mendapat undertreatment, contohnya, pasien dengan CKD stage III lebih cenderung untuk tidak mendapatkan terapi farmakologis seperti anti platelet, beta bloker atau HMG CoA-reductase inhibitor karena pertimbangan beberapa hal seperti kontraindikasi, gagal ginjal. Pasien juga lebih jarang menjalani operasi bypass bila dibandingkan pasien non CKD Intervensi Terapeutik memiliki rate sukses yang rendah Pasien dengan CKD memiliki mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan pasien non CKD, sehingga hal ini dapat berdampak keengganan penyedia layanan kesehatan untuk memberikan terapi yang adekuat. Contohnya pada pasien dengan STEMI yang mendapatkan terapi PCI, didapatkan bahwa pasien dengan GFR yang lebih rendah memiliki mortalitas yang lebih tinggi dan prognosis yang buruk. Diagnosisdan terapi yang terlambat Pada pasien CKD dengan CVD, dapat terjadi keterlambatan diagnosis dan prosedur terapi yang dikarenakan oleh pertimbangan dampak kontras radiografi pada ginjal. ERBP guideline menyarankan bahwa pada psien CKD stage I sampai IIIA, pemeriksaan angiogram lebih baik tidak ditunda karena pertimbangan dampak kontras pada ginjal. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah
contrast induced nefropahty adalah dengan cara resusitasi cairan elektrolit dengan cairan isotonic, dengan natrium bikarbonat untuk mempertahankan volume arteri yang cukup , penggunakan agen krontras yang isoosmolar dengan volume minimal, dan menghindari pemakaian berulang. Penggunaan inhibitor RAAS juga sebaiknya dihentikan 1-3 hari sebelum penggunaan kontras Guideline AHA merekomendasikan bahwa pasien CKD asimtomatik yang akan menerima terapi transplantasi ginjal harus dikaji risiko-risikonya dan perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tes pemeriksaan yang bersifat non stress pada jantung, dan non invasif, meskipun pasien memiliki status fungsional lebih dari 4 Perlu juga dilakukan echocardiogram untuk mengevaluasi hipertensi pulmonal, dan jika ditemukan hipertensi pulmonal, perlu dilakukan penyebab sekundernya. Jika tekanan ventrikel kanan melebihi 45 mmHg, dapat dipasang kateterisasi jantung kanan.
Manajemen non tradisional Mencegah atau memperlambat perjalanan penyakit CKD Strategi yang harus dilakukan untuk memperlambat perjalanan penyakit CKD harus berfokus pada pengendalian tekanan darah, gula darah, lemak, penghentian rokok, pencapaian BMI ideal, pada pasien CKD, penanganan anemia, koreaksi asam basa dan elektrolit, koreksi mineral dan penyakit tulang, restriksi protein pada diet, dan penggunaan ACE inhibitor dan ARB terutama pada pasien dengan albuminuria A2 atau A3. CKD dan albuminuria memiliki hubungan dengan depresi dan gangguan kognitif, ditemukan 26.5% pasien CKD mengalami depresi Penurunan dari urine albumin excretion rate(UAER) UAER adalah factor independent CVD, yang juga merupakan prognostic yang baik dari perjalanan CKD dan juga merupakan biomarker yang dapat diandalkan untuk melihat respon dari terapi. Beberapa terapi seperti RAAS inhibitor telah didapatkan dapat menurunkan UAER Tatalaksana anemia pada CKD Anemia pada CKD dapat menandakan beberapa proses patofisiologi yang mendasarinya, seperti defisiensi eritropoeitin, resistensi eritropoetin karena inflamasi kronik atau hiperparatiroid sekunder, kehilangan darah, defisiensi besi, B12, ataupun defisiensi folat