A Good Wife.docx

  • Uploaded by: Anisa Susianti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View A Good Wife.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,290
  • Pages: 16
BESTIE [ONESHOOT] Cho Kyuhyun as Kyuhyun Alice as Jung Hana Other cast Genre : Romance Lenght : Oneshoot

Seoul South Korea

Menemukan cinta...sama halnya menemukanmu yang adalah sebuah keberuntungan. Hana

NAMAnya Hana. Dia dijodohkan denganku setahunan yang lalu di saat aku masih berhubungan dengan Haneul,Park Haneul kekasihku. Gadis yang masih muda dan cukup cantik menurutku dan menurut orang-orang. Gadis itulah yang sekarang tengah menyiapkan sarapan pagi. Aku mengintip jauh di balik tirai saat matahari tengah mulai beranjak dari peraduannya malam tadi. kurentangkan kedua tanganku dan kulihat pintu sudah terbuka. Kulirik tubuhku dan sudah terpasang selimut. Aku tahu, tentu Hana yang memasangkan selimut ini. Gadis itu, gadis yang datang padaku dan selalu ku suruh untuk berpura-pura menjadi istri yang baik di depan kedua orang tuaku dan orang tuanya. Aku terkadang geli, gadis itu tak pernah membantah. Dia selalu menuruti apapun yang kuinginkan. Setahunan ini aku memang tidur dengannya,hanya tidur tak lebih. Menyentuhnya pun tak pernah kulakukan selayaknya suami istri biasanya. Benar, aku tak mencintainya. Gadis itu hanya datang padaku dan seharusnya pergi begitu saja. Gadis itu yang merusak hubunganku dengan Haneul beberapa waktu yang lalu. gadis yang membuat Haneul menangis dan menjerit, yah, gadis itu Hana. Gadis yang selalu ingin kusingkirkan namun selalu terhalang karena perihal keluarga. aku beranjak dari ranjang. Dan kulihat Hana yang tengah sibuk menata sarapan di meja makan. Gadis itu selalu melakukan hal yang sama setiap harinya,menata sarapan di atas meja yang bahkan dia tahu bahwa aku tak pernah menyentuhnya. Aku melewatinya dan duduk di sofa di depan televisi. Memencet tombol dan mulai mencari-cari channel yang kuinginkan. “ Kyu...channelnya sekarang sudah berganti,di nomor 5” ujar Hana mengganggu konsentrasiku. Kulirik gadis itu tengah menyeka keringatnya dan celemek bergambar bunga-bunga norak melekat di dadanya.

“ ne” ujarku dingin tanpa melihat ke arahnya. Tanganku mulai gatal dan memainkan PSP yang telah terletak di depan meja. Lengkap dengan jus kesukaanku dan sandwich. Aku menguap lebar dan meneguk Jus itu. hanya seteguk dan selanjutnya tak kusentuh sama sekali. “ apa kau tidak makan? Aku membuat sandwich, dan itu ada daging kesukaanmu” Seru Hana sembari tersenyum. “ dan ini sarapan” imbuhnya. Aku meringis dan tak mempedulikannya. Gadis ini tak pernah mengerti dengan bahasa tubuhku yang tak menyukainya. “ Haneul meneleponku, dia sudah membuatkan sarapan untukku. Gomawo” seruku semakin dingin. Kupandangi dalam wajah gadis yang menurutku masih remaja itu. gadis dengan umur 19 tahun yang menurutku sok dewasa dan bersahaja. “ oh baiklah, aku akan memakannya sendiri” kata Hana dengan tersenyum seperti biasanya. Aku mengangguk dan masuk ke kamar mandi. Beberapa menit lagi aku akan ke kantor. Kututup kamar mandi. “ apa dia benar-benar seorang wanita?” pikirku. Aku bahkan tak habis pikir karena gadis itu bahkan tak menangis di depanku atau mengeluh di depanku karena sikapku yang seperti itu. “ Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!” teriakkan dari dapur membuatku sedikit terkejut. Aku menghembuskan napasku berat. kukenakan handuk dan keluar dengan kepala yang masih berbuih karena shampoo. “ Ya! ada apa!” bentakku pada Hana yang terduduk di lantai. Kulihat keningnya berdarah. Keran air di depannya meluncur dengan deras. “ a.. aa Jeongsonghamnida Kyuhyun-ah jeongmal Jongsonghamnida” Hana bangkit dan membungkuk padaku,berkali-kali meminta maaf. Kulihat wajahnya yang ketakutan. Keningnya berdarah. Ditangannya tutup keran air tergenggam manis di jarinya. Aku semakin kesal. Setidaknya gadis ini setiap pagi selalu membuat ulah. “ ada apa lagi kali ini hah!” suaraku meninggi. Hana menggigit kukunya kemudian menunjuk ke arah keran air. “ ta..ta..tadi aku tengah mencuci piring la…lalu keran airnya tiba-tiba macet.. aku membukanya namun air tiba-tiba mengalir sangat deras. Ah mianhe Kyuhyun-ah jeongmal mianhe.. mianhe mianhe” ujar Hana lagi dan masih dengan pola yang sama. membungkuk dan meminta maaf. “ ambilkan peralatan di gudang, aku akan membereskannya sebelum pergi ke kantor” ujarku kemudian masuk ke kamar mandi lagi. aku menggelengkan kepala dengan tingkah Hana. Tak habis pikir karena orangtuaku yang sangat berminat menjodohkanku dengan gadis ingusan seperti dia. Aku benar-benar kesal. Selama setahun ini tak pernah kuketahui apapun tentangnya, yang ada di kepalaku hanya Haneul,Haneul dan Haneul. Gadis itu entahlah, apa makanan kesukaannya atau kemana saja dia yang selalu menghilang saat siang hari. Aku tak tahu apapun. Kubilas tubuhku dengan air hangat yang rupanya telah disiapkan Hana, yah air hangat yang selalu disiapkannya untukku. Karena sekalipun ini musim panas,Seoul tetap saja dingin saat pagi hari. Kukenakan handuk dan menuju ke kamar. Sebuah kemeja putih lengkap dengan dasi

bahkan pakaian dalam sudah disiapkan. Sebenarnya aku cukup berterima kasih dengan adanya Hana yang membantu pekerjaan kecil layaknya pembantu. Akh,bukan bukan aku menganggapnya seperti itu, tapi ntahlah,hampir sama persis. “ Hana-ssi” panggilku dari dalam kamar saat mengenakan pakaianku. “ Hana-ssi!” panggilku sedikit lebih keras. Gadis itu datang dengan tergopoh-gopoh. Peluh bercucuran di dahinya, padahal hari masih pagi. “ Nde,Kyuhyun-a, waeyo?” tanya Hana saat tiba dan bertanya dengan raut wajah bingung. “ pasangkan dasi ini, aku tidak bisa” ujarku memberikan dasi hadiah Haneul beberapa bulan yang lalu. Hana mengerutkan keningnya karena melihat dasi yang dipilihkannya tadi berbeda dengan dasi yang disodorkan Kyuhyun. “ Ne Kyuhyun-ah” ujar Hana yang kemudian tersenyum ramah seperti biasanya dan menghilangkan kerutan wajah yang tadi berkelebat di wajahnya. aku menghela napas. “ kau akan ke kantor Kyuhyun-ah?” tanya Hana berbasa-basi,canggung sepertinya. Aku mengangguk. “ kau mau makan apa siang nanti? Kau pulang?” tanya Hana seperti biasanya. Kutatap dalam mata gadis yang menjadi istriku ini. apa dia masih tak paham? Apa setahun ini dia pernah melihatku pulang ke rumah dan kemudian makan siang?. “ tidak, aku akan makan bersama Haneul, Hana-ssi” kataku Tegas. Kuamati raut wajahnya yang bahkan tak berubah sedikitpun. Hana hanya tersenyum dan mengangguk sembari memasangkan dasi di leherku. “ sudah.. dan eum. Kerannya masih macet. Besok akan ada tukang service” ujar Hana. aku mengangguk. Kulihat tangannya yang memar karena mungkin menahan keran tadi dan keningnya yang diplaster. “ ne, aku pergi” tukasku kemudian setelah Hana selesai memasangkan dasiku. Kulihat dia mengekor dibelakangku. Dan menghampiriku sampai ke depan pintu. Aku tak menoleh sedikitpun. Ku arahkan kakiku menuju garasi,mengeluarkan mobil hyundai milikku. Dari sudut jendela kulihat Hana yang berada diambang pintu tersenyum ke arah mobilku yang bahkan sepertinya dia tak tahu apa aku tersenyum padanya atau tidak. gadis itu…………. *** “ Chagi-ya Bogosshippo” Suara Haneul menghentikan lamunanku. Gadis berparas cantik itu datang dengan riang sembari memeluk tubuhku dari belakang. aku terkekeh, gadis yang kusukai selama 5 tahun ini selalu membuat hariku cukup senang dan melupakan peristiwa tidak penting yang terjadi di rumah. “ Ne, Neul-chan” Ujarku menanggapi tingkah manjanya. “ Chagi, apa kau ada masalah? Apa Hana lagi begitu?” ujarnya mengerucutkan bibirnya. Aku menggeleng dan mencubit pipinya dengan gemas. Haneul, Park Haneul. Yeoja yang kucintai selama 5 tahun. Yeoja yang selalu mengisi hari-hariku dan yeoja yang kuinginkan menjadi pendamping hidupku. Hanya saja menjadi terhambat saat setahun yang lalu Hana datang dikehidupanku. Gadis kecil yang diperkenalkan oleh orang tuaku sebagai calon istriku. Gadis kaya raya yang baik menurut eomma. Tapi tidak untukku. Hana tidak baik,Hana bukan istriku,Hana hanya orang lain. Haneul-lah yang kucintai.

“ Haneul-ah, tunggu aku makan siang ne, kau suka bulgogi kan?” tanyaku mengecup bibirnya kilat dan membuatnya sumringah. “ dasar evil, ne ne” ujar Haneul senang kemudian melenggangkan tubuhnya keluar dengan sebelumnya melambai padaku. Gadisku yang manja, Haneul. Aku meletakkan tanganku di kening. Ini benar-benar membuatku bingung. Setahunan ini adalah masa yang sangat sulit untukku, aku pernah berpikir untuk menceraikan Hana dan kembali pada Haneul, gadis yang masih menungguku itu. namun saat aku melontarkan keinginanku itu Ahra Noona benar-benar murka. Aku memang tidak berani untuk bercerita pada appa atau eomma yang sangat menyayangi Hana. aku mengangkat bahuku kemudian keluar. Saat aku berjalan kedengar suara yeoja yang cukup kukenal. “ Jung Hana-ssi.. apa kau ingin menemui Kyuhyun sajangnim? Dia tidak ada di ruangan” ujar sekretarisku. aku selalu memberitahu siapapun yang berada di dekatku jika Hana datang,untuk memberitahunya bahwa aku sedang tidak ada di tempat, aku tak ingin melihatnya. Gadis itu selalu membuat moodku tak baik. Aku menghentikan gerakan tanganku menyentuh gagang pintu. “ ah Ne, Eun Bin eonni. Ah ye, aku Cuma ingin menitipkan makan siang ini untuk Kyuhyun, aku tak bisa pulang hari ini karena aku ada pekerjaan” suara Hana terdengar lagi. aku sedikit merasa bersalah. Gadis itu masih saja mengkhawatirkan makananku. Aku keluar saat mendengar langkah kaki Hana yang menjauh. Eun Bin, sekretarisku menatapku dengan bingung saat aku menolak makan siang. Mungkin pikirnya aku adalah orang yang sangat jahat. Bukan, aku bukan berniat jahat. Hanya saja, apa aku harus memberi Hana harapan begitu? Tidak, gadis itu tak harus diberi harapan yang semu. Aku menggelengkan kepalaku dan turun ke lobi. Kulihat Hana yang berlarian keluar. Rambutnya yang panjang tergerai. Ransel bergambar sapi menghiasi punggungnya dan bergoyang-goyang saat dia berlari. Aku menelepon Haneul,karena sudah berjanji untuk mengajaknya makan siang tadi dan tak peduli lagi terhadap Hana. *** CAFE di musim panas sangat ramai. Haneul malah ingin mengajakku makan es krim. Aku terkekeh karena tak bisa menolak ajakan Haneul itu. “ aku ingin eum.. Rasa Cokelat dan stroberi” sorak haneul senang. Aku mengangguk dan pergi memesan es krim yang dipinta Haneul. Aku benar-benar senang melihat gadis itu tersenyum. Dia membentuk angka dua, aku mengerti. Haneul tentu akan memesan dua karena ntahlah,menurutnya es krim itu sangat enak. Aku menghampri etalase es krim. Menunjuk pilihan yang dinginkan Haneul. “ Selamat Siang Pelanggan.. rasa apa yang kalian inginkan?” sebuah suara mengejutkanku. Telunjukku terhenti kemudian mendongakkan kepala. Aku tergagap melihat seorang gadis yang kukenal dengan baju kotak-kotak berwarna jingga dan dengan rambut dikuncir ke atas. Gadis itu tersenyum ramah menyapaku.

“ Ha..Hana?” ujarku tergagap. Hana terkejut saat melihatku di depannya. Tangannya yang tengah memegangi mangkuk es krim terhenti di udara. Gadis ini? kenapa ada di sini? Kulirik beberapa pelayan toko yang mengenakan baju yang sama dengan yang dikenakannya. Jadi gadis ini?. “ ah.. Kyuhyun-ah? K.. kau di sini?” tanyanya gugup. “ Hana-ya, kau mengenalnya?” suara laki-laki berwajah bayi menatap Hana. Aku menunggu jawaban Hana. dia melirikku kemudian berucap “ ah aniyo Kibum oppa, ah pelanggan ramai. Sana.. sana bekerja, fighting!” Hana mengepalkan tangannya dan mendorong laki-laki bernama Kibum itu menjauh. Aku menuju mejaku lagi. “ gadis itu bekerja? Ckck aneh sekali” ejek Haneul. Aku meredam rasa amarahku. Ntah kenapa aku benar-benar marah. Gadis itu, apa menurutnya aku tak bisa memberikannya uang begitu? Ckck. Aku benar-benar kesal. Kulihat Hana datang dengan membawa kertas kecil. “ Kyuhyun-ah.. Eonni, ka.. kalian pesan apa? Ah ya, di sini ada es krim cinta yang mitosnya jika memakannya bersama cinta mereka akan abadi selamanya, Milk ice Love” hana membacakan menu kemudian menawarkan es krim mitos yang menurutku hanya khayalan biasa. “ eum? Kami? Kami tak perlu memakan Milki icelove milik toko ini karena cinta kami memang abadi, Hana-ssi” ujar Haneul lagi. Aku sedikit terkejut. Haneul memulai pertengkaran lagi. aku tahu Haneul sangat tidak menyukai Hana. kulirik wajah Hana sekilas. Tidak, dia tidak sedih. Gadis ini tak mempunyai ekspresi sedih. Dia hanya tersenyum dan mengangguk kemudian berkata “ lalu, kalian mau pesan apa?” tanya Hana lagi dengan senyum yang masih sama, ramah dan membuat siapa saja merasa senang melihatnya. “ mian Hana, aku jadi tak selera. Chagi, kita pergi ke tempat lain saja” ajak Haneul padaku. “ eh waeyo? Bukankah kau ingin makan es krim?” tanyaku bingung. “ sepertinya seleraku hilang chagi” Haneul mengamit lenganku sembari melirik Hana yang berdiri di dekat kami. Aku mengangguk kemudian keluar dari toko es krim tempat Hana tadi. samar-samar kudengar suaranya yang berteriak lantang “ Silahkan datang lagi Pelanggan”……………. Seoul, South Korea, HyuNa’s Home SATU tahun satu bulan tepatnya sekarang. Aku membuka pintu kamar. Kulihat Hana yang tengah sibuk dengan laptopnya. Kacamata besar berteger dimatanya. Aku merebahkan tubuhku di atas ranjang tanpa mempedulikannya. Aku cukup lelah hari ini karena Haneul mengajakku untuk piknik. Dan rasanya sangat menyenangkan. Sedikit enggan memang untuk kembali ke rumah dimana hanya ada keheningan yang ada di sini. Hana merentangkan tangannya. Aku tak

tahu apapun yang dilakukannya. Sejak insiden pekerjaannya di toko es krim. Aku tak pernah menanyakan perihal hal itu. kulirik Hana yang keluar dari kamar. Terdengar denting bunyi kaca yang beradu. Beberapa saat kemudian Hana muncul di ambang pintu dengan segelas minuman hangat sepertinya. “ Kyuhyun-ah kau belum makan?aku sudah membuatkan malam malam untukmu” kata Hana dan kembali duduk di depan laptopnya. Aku berjengit. Ntah kenapa pertanyaan seperti itu adalah hal paling membosankan yang pernah kudengar. Apa Hana yeoja bodoh? Aku bahkan tak pernah menyentuh apapun yang dibuatnya, masakannya dan hal-hal lainnya. “ apa kau bodoh Hana-ssi? Aku sudah makan bersama Haneul, kau tau?” aku membentaknya tanpa sadar. Kulihat Hana terkejut dan tersedak dengan suaraku barusan dan PRANG…………….. “ arrrrrrghhhh panas.. panas” Hana berdiri dan mengibasi bajunya yang terkena air. Aku membelalakkan mataku. Gadis bernama Hana ini semakin membuat kesabaranku memuncak sampai ke ubun. “ apa yang kau lakukan Hana!” bentakku tak karuan. “ osh, kau ceroboh sekali!” suaraku semakin meninggi. Hana terdiam dan memandangi gelasnya yang sudah hancur berantakkan. “ ah mianhe Kyuhyun-ah mianheyo.. a.. aku benar-benar tak sengaja. Mianheyo.. mianheyo” seru Hana dan lagi-lagi meminta maaf. Aku menghela napas. “ bereskan!” suaraku semakin dingin dan bahkan terdengar kasar. Hana mengangguk dan menunduk membersihkan pecahan kaca. “ auchh!” teriak Hana. kulihat kakinya berdarah,menginjak pecahan kaca sepertinya. Darah mengucur dari kakinya. Hana berdiri dan keluar kamar dengan terpincang-pincang. Aku mendengus kesal. *** Aku terbangun dan mendengar rintihan seseorang. Kulihat Hana yang tidur di sampingku ini mengigau. Bibirnya pucat dan keluar keringat dingin, bibirnya gemetar. Aku memandanginya dan mengulurkan jemariku di keningnya. Panas, sangat panas. Aku tersentak. Tak pernah aku melihat Hana sakit sebelumnya. Gadis itu terbangun,matanya mengerjap. “ kau sakit Hana-ssi?” tanyaku sedikit khawatir. “ ah.. aniyo Kyuhyun-ah” ujar Hana berkilah. Hatiku seperti terkena tombak. Entah kenapa rasanya bersalah. Gadis di depanku ini terbujur sakit dan dia masih sempat berkata tidak. aku tergagap. Tak tahu apa yang harus kulakukan. Hana terbangun dan bangkit. Kulihat kakinya berhias plester. Dia berjalan terpincang keluar. “ hana-ssi” panggilku

“ waeyo Kyuhyun-ah? Kau membutuhkan sesuatu?” tanya Hana. aku menatapnya bingung. Wajahnya, masih sama, tersenyum hangat dan mengangguk padaku. Aku tahu dia sedang sakit, sangat tahu. tapi ntahlah, dia bahkan tak memberitahuku sedikitpun. Tanpa sadar aku menggelengkan kepala. Hana mengangguk dan bangkit. Kulirik jam dinding yang menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Kuikuti Hana yang keluar kamar. Bajunya sedikit basah karena keringat. Dia membuka-buka laci kemudian meminum beberapa obat penurun panas. Kemudian dengan mata yang sedikit terkantuk dia membuat susu hangat. Aku mengamatinya. “ Hana-ssi, kau sakit eoh?” tanyaku lagi. “ aniyo Kyuhyun-ah, gwenchanayo” ujarnya lagi sembari mengaduk minumannya. “ kau mau? Aku tak bisa tidur, aku akan menonton saja. Kau tidur saja, kukira kau lelah hari ini karena kau bepergian” ujar Hana kemudian raut wajahnya berubah. Aku terhenyak,dari mana gadis ini tahu aku tak ke kantor hari ini dan malah bepergian dengan Haneul. “ ah ye,aku mau” ujarku akhirnya “ jeongmal?” Hana bertanya lagi. aku sedikit merasa tak enak kemudian mengangguk. Aku menunggunya di depan televisi. Kutekan tombol remote dan mencari-cari channel yang sesuai seleraku. Hana datang dengan dua gelas besar susu hangat. Yang satu cokelat dna yang satu putih. “ ini” Hana memberikan susu cokelat untukku. Aku tertegun, gadis ini sejak kapan menyiapkannya? Kemudian duduk sedikit jauh dariku. “ cokelat?” tanyaku ragu. Hana menoleh dan berhenti menyeruput gelas susu miliknya. “ ye? Apa kau tak suka? Ah aku akan menggantinya” hana bangkit dan segera menuju ke dapur lagi. “ aniyo, ini saja sudah cukup” ujarku. Hana mengangguk dan tersenyum. Kulirik Hana yang dengan serius menonton serial drama yang tengah di tayangkan televisi. Meonton adegan sedih seorang kekasih yang ditinggalkan oleh pasangannya. sebenarnya cukup sedih menurutku. Hana hanya menghela napas dan sesekali menyeruput minumannya. Dia bergeming dan terpaku menatap layar kaca,menghiraukanku mungkin. “ ah.. seharusnya kau mengejarnya!” hana berkomentar melihat adegan di televisi. Aku menatap ke layar televisi dan mengikuti adegan yang tengah di tayangkan. Ntah ini sudah pukul berapa. Aku terhanyut dalam keheningan malam. Kulihat Hana yang telah tertidur dilantai dengan posisi kepalanya di atas meja. Aku terhenyak. Pipinya merah muda. Napasnya memburu,badannya panas. Kuletakkan selimut yang kuambil dari kamar dan memakaikannya pada Hana,tak terbesit untuk memindahkannya ke kamar. Kupikir tidur di depan televisi cukup menyenangkan.

*** MATAHARI bersinar terang di balik cahaya bumi. Embun sudah berhenti bermain dan membiarkan lelehannya beradu dengan dedaunan yang melekat padanya. Suara burung bersahutan menyambut pagi. Mengucapkan salam sepertinya. Aku melirik televisi yang masih menyala. Ditubuhku selimut yang kupakaikan untuk Hana terpasang di tubuhku. Aku melongokkan kepala. Hana sudah tak kutemui dimanapun. Kulihat di meja sudah tersedia sarapan. Aku menatapnya sedikit lama. Selama setahun ini aku belum pernah memakan masakannya. Kulirik sebentar sarapan yang tersedia dan tanpa sadar aku telah memakannya dengan lahap. “ enak” komentarku. Ntah kenapa rasanya di sini, di dadaku cukup terasa ringan. Tanpa sadar sarapan di mejaku sudah habis. Aku menuju kamar mandi. Seperti biasa, air hangat sudah tersedia. Lengkap dengan handuk dan peralatan mandi lainnya. Aku mengedarkan pandanganku dan mencari Hana ke kamar. Aku tertegun, tak ada pesan secarikpun. Dimanapun seperti di adegan televisi saat istri sudah pergi di pagi hari. Di atas ranjang sudah tersedia kemeja,lengkap dengan dasi Haneul kesayanganku. Bersih dan wangi. Pagi ini aku sedikit bingung memang. Di kantor aku bahkan tak bisa berkonsentrasi. Haneul masih sibuk mengoceh di depanku. Biasanya aku selalu menanggapinya dengan senang dan lucu. Tapi ntahlah, pagi ini terasa hambar. “ wae chagi?” tanya Haneul yang menangkap perubahan pada sikapku. Aku tergagap “ ah aniyo, aku sedang memikirkan pekerjaan chagi-ya” ujarku berkilah. Haneul mengangguk saja. “ chagi.. eumm” haneul berkata dengan ragu. Aku menatapnya serius. “ kapan kau akan bercerai dengan Hana?” tanya haneul. Aku tersentak, ntahlah. Aku sendiri bingung. “ secepatnya chagi, aku akan segera bercerai dengannya. tunggu eommaku menyetujuinya” kataku datar tak bersemangat. Haneul tersenyum senang. Kemudian memelukku riang. “ Kyuhyun sajangnim?” Eun Bin sekretarisku masuk tiba-tiba dan tergagap karena melihat aku dan Haneul yang tengah berpelukan. “ ah, mianheyo.. jeongmal mianheyo” Eun Bin membungkuk dan meminta maaf. Aku tergagap,rasanya aku seperti melihat Hana. Haneul terkekeh dan mengibaskan tangannya,mengangguk seolah tak tejadi apapun. Kulirik jam yang sudah menunjukkan waktu makan siang.

“ ah, Eun Bin-ssi, eum.. apa tak ada titipan untukku?” tanyaku akhirnya. Eun Bin tersenyum kemudian menjawab “ hari ini tidak ada,sajangnim” . *** Malam telah larut. Tak seperti biasanya Hana belum pulang. Aku memandangi pintu yang tak kunjung terbuka. Gadis itu belum pulang. Aku tak bisa menghubunginya. Tak punya nomor ponselnya,tak punya apapun yang menyangkut tentangnya. Terdengar deru mobil dari luar. Aku mengintip dari jendela. gadis itu turun dengan baju bercorak dan warna yang ceria. Rambutnya dikuncir dua dengan ransel sapi seperti biasanya. Kulihat seorang lelaki mengantarnya. Samarsamar kudengar. “ Gomawoyo Kibum oppa, ah ye.. gomawoyo! Es krimnya sangat enak! Dan salam untuk Ryeowook oppa” Seru Hana dengan suara yang riang. gadis itu tersenyum seperti biasanya. Dia melambai pada laki-laki yang sama saat bertemu dengannya di toko es krim. Kibum? Siapa kibum?. Aku berpura-pura tak tahu saat pintu terbuka. Hana menekan tombol lampu dan terkejut melihatku. “ kau darimana saja Hana-ssi?” tanyaku menyelidiki. “ aku? Aku dari toko es krim Kyuhyun-ah” ujar Hana tersenyum. “ aku lapar!” seruku lagi. Hana tersenyum dan merogoh ranselnya. Dia mengeluarkan kotak bekal berwarna merah jambu dari ranselnya. “ ini.. mianheyo Kyuhyun-ah, aku tadi tak sempat memasak, ini.. ini tadi kibum oppa yang memberikannya untukku, makanlah” Hana memberikan kota bekal berisi makanan padaku. Ntah kenapa rasanya membuncah,amarah bahkan kesal. Aku mengeram kemudian PLAKKK! Tanpa sadar aku melemparkan kotak bekal dari tangan Hana. Hana terkejut. Makanan itu tumpah ruah. “ kau ingin memberiku makanan sisa hah!” aku mulai membentak lagi. kulihat Hana menunduk dan membersihkan makanan yang berserakan di lantai. Dia masih tersenyum, dia bahkan berkata “ tapi ini bukan makanan sisa” bela Hana. aku mendelik, mengeram kesal. “ kau membuatku kesal Hana! siapkan aku jajangmyun!” perintahku lagi. Hana tersenyum, gadis itu masih tersenyum sembari membersihkan lantai. Aku tertegun, apa gadis ini benar-benar manusia?. Dia mengangguk. “ ne Kyuhyun-ah, aku akan membuatkannya. Tunggu ne?” ujar Hana dengan riang. tak ada nada kesal sedikitpun, dia bahkan malah terlihat senang. Gadis itu menghilang di balik tembok. Kulihat kakinya masih terlihat sedikit pincang karena kejadian beberapa hari yang lalu.

“ Hana-ssi, apa kau masih sakit?” tanyaku lagi “ na? Aniyo Kyuhyun-ah” ujar Hana sembari menempelkan celemek di dadanya, dia terkekeh sembari mengepalkan jemarinya. Menunjukkan bahwa gadis itu masih baik-baik saja. *** “ AKU pu….lang” Suara Hana tenggelam di balik deritan pintu. Gadis itu tergagap saat melihat aku dan Haneul yang tengah bergumul di balik sofa,berciuman. Hana membekap mulutnya agar tak menjerit. Aku dengan sigap berdiri. Setahuku Hana tak pernah berada di rumah saat siang hari. Kulihat wajahnya memerah. Haneul membenarkan pakaiannya. Hana berdiri mematung. Kulihat belanjaan miliknya terjatuh ke lantai. Gadis itu menggenggam tali ranselnya dengan kuat. “ Ha.. Ha. Hana-ssi” ujarku gugup. Gadis itu terperangah. Haneul tersenyum mengejek melihat Hana yang nampak terkejut. Kulihat terdapat sorot kekecewaan yang tergambar jelas di wajahnya. aku tak bisa berbuat apa-apa. Kulihat Hana yang membuka bibirnya sedikit, kemudian tersungging senyum. Senyum yang menohok kuat di hatiku,menghujam kuat ntah kenapa. Gadis itu membungkuk dan meminta maaf seperti biasanya. “ Mianheyo eonni.. mianheyo, jeongmal mianheyo.. akh, aku harus ke dalam, pabo Hana,mianhaeyo Kyuhyun-ah,mianheyo” ujar Hana meminta maaf dan berjalan masuk ke kamar. Aku tertegun. Haneul memelukku. Aku benar-benar bingung. Gadis itu meminta maaf dan membungkukkan badan, sebenarnya dia meminta maaf untuk apa? Apa yang salah dengannya? apa gadis itu terkena syndrome malaikat begitu?. Aku melepaskan pelukan Haneul “ sudah malam Haneul, kau harus pulang sekarang” ujarku. Haneul mengerutkan keningnya. Gadis itu tentu bingung dengan sikapku, namun tak bertanya lebih jauh. Pintu kamar kubuka perlahan. deritannya sejenak membuat Hana terkejut. Dia tengah menatap laptopnya dengan cappucino berada tak jauh darinya. Aku tak tahu harus memulai dari mana. Kemarin sepertinya aku sudah cukup baik dengannya, hanya saja sekarang berbeda. “ Hana? mianhe” aku mengucapkan kata maaf untuk pertama kalinya dengan gamang. Hana mendongakkan kepala sesudah menyeruput cappucino miliknya. “ untuk apa Kyuhyun-ah? Ah ye, aku sudah membuatkanmu makan malam. Kau ingin cappucino juga? Aku akan membuatkannya untukmu” ujar Hana riang dan melangkahkan kakinya keluar. Aku menahannya. “ waeyo? Ah ye kau tak suka? Aku akan membuatkanmu yang lain” ujar Hana lagi. aku menatapnya dengan seksama. Matanya nampak senang. Dia,gadis ini masih tersenyum dan seolah tak melihat apapun.

“ kau melihatnya?” tanyaku penasaran. Hana terlihat menelan ludahnya dengan berat. matanya terlihat berkejaran kemudian melepaskan cengkreman tanganku di lengannya. “ melihatnya? Aku baik-baik saja Kyuhyun-ah.. kau masih ingin cappucino?” tawar Hana lagi dengan senyum yang sama, nada yang sama, ekspresi yang sama, tersenyum dengan riang. aku menatapnya. Aku benar-benar tak percaya. Rasanya jantungku benar-benar dihantam dengan batu yang sangat besar. *** “ APA surat perceraian itu sudah kau berikan?” tanya Haneul yang tiba-tiba datang ke kantorku. Aku mengangguk saat mengingat tadi pagi aku menaruh surat perceraian di dekat laptop milik Hana. “ Chagi, aku benar-benar senang” ujar Haneul riang. “ ne chagi” ujarku lagi. “ kau yakin?” tanya Haneul ragu. Aku mengangguk dengan mantap sekalipun di dalam sana masih bertanyatanya. Antara Ya dan Tidak. Aku menggenggam jemariku. Haneul sudah pulang sekarang. Tanganku sedikit terkepal. Kurenggangkan dasi yang tadi pagi masih dipakaikan Hana. dasi milik Haneul. Kutatap ponselku yang menunjukkan poseku bersama Haneul dengan sangat bahagia. Rasanya sangat membingungkan. Kutilik jam tangan yang melingkar di tanganku. Aku menanti seseorang di balik pintu,menanti seseorang yang tak mungkin akan datang hari ini. namun, samar kudengar suara yeoja yang sangat kukenal. “ ah, Eun Bin eonni, annyeonghaseyo.. apa Kyuhyun ada?” suara Hana membuyarkan lamunanku. “ mianhe Hana-ya, Kyuhyun sajangnim sedang keluar eum.. ra rapat” ucap Eun Bin terdengar ragu. Lama tak kudengar suara Hana. “ ah ani, aku hanya ingin menitipkan makan siang untuk Kyuhyun, Eun Bin eonni” suara Hana masih terdengar sama,bersahabat. Aku berdiri dan ingin keluar. “ ah ye, aku akan pergi eonni, sampai jumpa” Suara Hana lagi. “ kau mau kemana Hana-ya?” tanya Eun Bin “ pulang, hehe sampai jumpa” suara bersemangat milik Hana membuatku bingung. Apa dia tak melihat surat cerai itu?. Aku membuka gagang pintu. Eun Bin menatapku dengan tatapan menyedihkan. Dia menggelengkan kepalanya dan menggumam “ Kau menyedihkan Kyuhyun” gumam Eun Bin dan meletakkan makan siang itu di mejanya. Aku mengamati Hana yang berlarian, sama seperti biasanya. Gadis itu berlarian keluar dengan ransel bergambar sapi miliknya. ***

AKU membuka pintu rumah. Kukira Hana akan ada di rumah. Namun siang ini sepertinya tak ada. Kulihat sisa makan siang miliknya yang tak dimakannya. Pintu kamar terbuka. Hana keluar dengan kacamata besar miliknya. Dia tersenyum dengan ramah padaku. Aku membalas senyumannya. “ kau pulang? Sudah makan?” tanya Hana dengan senyumannya yang khas. Aku menggeleng. Hana keluar dari kamar dan kulihat dia menuangkan air mineral di gelasnya. Aku masuk ke kamar dan melihat laptopnya masih menyala. Kulihat disebelah laptopnya surat perceraian itu tergeletak di atas meja. Kuambil dan kubaca, tanda tangan Hana telah tertera di sana. aku menoleh menatap Hana. bagaimana mungkin gadis ini berpura-pura untuk tak terjadi apapun? Bagaimana mungkin gadis itu masih membuatkannya makan siang? Bagaimana mungkin gadis itu masih memasangkan dasinya tadi pagi?. Aku menoleh ke luar dan tak menemukan Hana di sana. ransel sapi miliknya yang tadi tergeletak di sofa sudah tak berada di tempatnya. Aku mencari-carinya. Sepatu miliknya sudah tak berada di sana. gadis itu pergi.. Aku keluar dan menatap punggung Hana yang berjalan menjauh. Kulihat Hana menyebrangi jalanan. Wajahnya memerah. Gadis itu semakin menjauh dan menjauh. Aku berlarian mengerjarnya. “ Hana! Hana!” aku memanggilnya dengan keras. Gadis itu tak menoleh, dia masih saja berjalan. Kulihat dari kejauhan bahunya terguncang. aku berlari mengejarnya. Menyebrangi jalanan dan BRAAKKKK!!! Sebuah mobil menghantam tubuhku. Membuat tubuhku terpental jauh. Aku melihat ke arah Hana yang berteriak kencang. Dan semuanya telah gelap. *** PINTU kamarku terbuka. Haneul telah berada di hadapanku. Aku mengedipkan mataku. Tak kunjung melihat Hana berada di sini. Gadis itu benar-benar pergi. kulihat Ahra nuna tengah berbicara dengan eomma. Eomma terlihat benar-benar kusut. Mungkin hari ini aku membuat semuanya menjadi berantakan. “ chagi.. chagi” haneul memanggilku. Ahra nuna masuk saat melihat aku telah tersadar. Dia menatapku cukup tajam, menggelengkan kepalanya kemudian menghela napas berat. “ eomma, Kyuhyun sudah sadar” ujar Ahra nuna memanggil eomma. Eomma masuk dan menatap Haneul, kemudian tersenyum. Aku mengedarkan pandanganku. Hanya ada eomma, appa, Ahra Nuna dan Haneul. Lalu, dimana gadis itu? “ dia tidak ada di sini Kyu, dia sudah pulang karena menungguimu semalaman” ujar Eomma seolah membaca pikiranku. “ ye?” seruku dan melirik ke arah Haneul.

“ surat perceraian kalian akan di sidang minggu depan, selamat adikku tersayang, kau benarbenar baik,sangat baik” ujar Ahra nuna mengejek. Kulihat eomma menyikutnya agar tak berbicara lebih banyak. “ kami menyetujuinya,surat perceraianmu itu” ujar eomma datar. Aku tertegun. Gadis itu benar-benar pergi………………….. *** RUMAH ini begitu lengang. Kulihat kaca yang selalu digunakan Hana untuk menempelkan plester masih berteger di dinding. Aku menatapnya penuh sesak. Bayangan tentang Hana menyusup ke dalam pikiranku. Gadis itu,meracuni pikiranku. Kutilik beberapa peralatan makan dan celemek milik hana. kubuka laci miliknya yang ntah untuk menyimpan apa. Kulihat daftar menu yang semakin menohok hatiku. “ Daftar makanan untuk Yeobo, Kyuhyun” aku menggenggam jemariku. Hatiku benar-benar sakit sekarang. Gadis yang sering membuat gaduh itu tak ada di rumah. “ Kyuhyun tidak suka sayur, dia harus makan banyak sayur” tulisan dengan tinta merah itu membuatku semakin menghujam hatiku sendiri. Aku mengedarkan pandanganku. Tak ada yang berubah sejak 3 hari yang lalu. rumah ini masih sama, tak ada yang berubah. Aku memasuki kamarku dan kamar Hana. kubuka lemari pakaian milik Hana. pakaiannya masih utuh di sana. dia hanya pergi dengan membawa ranselnya. Bahkan sampai sekarang aku tak tahu kabarnya. Ahra Nuna tak suka jika aku bertanya tentangnya. “ kau tak pantas untuknya Kyu” Ahra nuna selalu mengatakan hal itu berulang-ulang. Membuat kepala bodohku ini ingin segera kuhancurkan dengan cepat. Kulihat laptop milik Hana. kubuka perlahan. beberapa folder kerja miliknya. Cara membuat es krim. Foto dirinya dan lagu kesayangannya. Sampai mataku terpaku melihat tulisan. Hana’s Love

Summer first, South Korea Aku menikah, dengan lelaki yang tak kucintai dan tak mencintaiku. Eomma selalu bilang dia adalah lelaki yang baik sama seperti appa. Aku selalu membenarkan kata hatiku dan menganggap keputusan eomma memang terbaik untukku. Eomma, aku menyayangimu. Chu~~ Aku menggerakkan kursor hingga ke halaman berikutnya. Tidak banyak,hanya tulisan milik Hana.

Summer Second, South Korea Dia sudah memiliki kekasih. Dia ingin bercerai denganku. Cerai? Aku baru memulainya beberapa waku yang lalu? sepertinya memang aku harus bercerai. Dia, gadis itu mencintai suamiku dan suamiku mencintainya. Selamat malam……………………….. Autumn First, South Korea Dia tidak pernah memakan masakanku. Dia tidak pernah memanggilku dengan nama yang baik. Dia selalu memanggilku dengan –ssi dibelakang namaku. Namaku tetap Jung, Jung hana, Bukan cho hana. aku sedihL

Autumn second,South Korea Aku hanya ingin menjadi istri yang baik untuknya. Istri yang baik, aku mencintainya? Mungkin saja. Aku akan membuatkan makanan yang enak untuknya,besok pagi. Aku janji. Saranghae…………….

Spring First Aku mencintainya sekarang. Namun, sepertinya dia tak mencintaiku. Aku ingin dia mengatakan “ saranghaeyo” untukku. Sekali saja. Namun sepertinya itu adalah hal yang paling tidak mungkin baginya. Dia membenciku. Tadi aku membuat ulah lagi. memecahkan gelas setelah sebelumnya aku selalu merusak keran air. Spring Second Kyuhyun,namanya Kyuhyun. lelaki itu. aku datang ke kantornya. Membuatkannya bekal,bangun lebih awal darinya dan memasangkan dasi untuknya. Dasi milik kekasihnya. Aku datang lagi kekantornya,setiap hari. Dan di sini, dihatiku sangat sakit. dia tak ingin bertemu denganku… Kata eun bin eonni, Kyuhyun pergi.. kata eun bin eonni, kyuhyun rapat.. tapi dia ada di balik pintu itu. dia hanya tak ingin melihatku… hanya tak ingin melihatku…aku tahu itu

Winter….. Dia berciuman.. berciuman dengan kekasihnya. Maaf,maaf aku melihatnya. Maaf aku tak menutup mata. Berpura-puralah Hana. jadilah istri yang baik seperti eomma untuk appa. Jadilah istri yang baik….

Aku tak melanjutkan bacaanku. Gadis itu menghujam hatiku kian dalam. Sejahat itukah aku?. Kugerakkan kursor hingga ke bawah. Lembar demi lembar selalu ada namaku. Namaku dimana aku meminum jusnya pertama kali. Bukan, bukan meminumnya,hanya satu tegukan. Tak lebih. Winter again………………. Kami bercerai. Aku berpura-pura untuk tak melihat surat cerai yang diletakkannya di dekat laptop milikku. Hingga dia keluar dari kamar mandi dan aku masih membantunya memasangkan dasi,membuatkannya sarapan. Dan mengantarkan makan siang untuknya, terakhir, untuk terakhir kalinya. Kulihat wajah eun bin eonni, sekretarisnya memandangku sedih. Tidak, aku tidak menyedihkan. Hanya saja aku ingin menjadi istri yang baik untuknya, untuk Kyuhyun..

Winter yang dingin…………………… Kyuhyun terkapar.. aku melihatnya.. Ya Tuhan.. kembalikan dia. Kembalikan dia, jangan ambil dia. Aku akan pergi hari ini,benar aku hanya datang sebentar. Biarkan lelaki itu berbahagia. Biarkan dia kembali. Tidak, aku tidak memintanya untuk mencintaiku, hanya kembalikanlah dia.. Tuhan.. aku mohon…..

Aku tergagap. Aku meraung memanggil nama Hana. tidak, gadis itu telah pergi. aku bahkan tak tahu dimana dia berada sekarang. Gadis itu, istriku yang baik. Istriku yang seharusnya kucintai dan kujaga.. Hana……………………………………

1 tahun kemudian……………………. “ ah, jeongsonghamnida.. jeongmal.. ah mianheyo mianheyo” suara seorang gadis tengah membungkuk dan meminta maaf di hadapanku. Gadis itu membungkuk dan membersihkan kemeja putihku dari es krim yang menempel di sana. “ mianheyo pelanggan.. mianheyo” ujarnya semakin meminta maaf. “ na do, na do mianheyo” aku membuka suaraku. Tangan gadis itu terhenti. Dia mendongak menatapku. Tertegun, bibirnya gemetar. “ Hana-ya! pelanggan” sebuah suara memanggilnya. Hana tergagap dan berlari menjauh dariku. Aku menarik lengannya. Dan mendudukkannya di depanku. Gadis itu menatapku tak percaya. Benar, aku tak pernah datang dipersidangan. Aku tak bisa menceraikannya. Haneul tahu itu, dia menangis dan menamparku berkali-kali. Tapi

ntahlah,rasa di sini, di dada,hatiku benar-benar lega. Gadis di depanku ini,gadis yang sama,dengan senyum yang sama. Aku tak menemuinya selama setahunan ini,membiarkan kami menjadi lebih dewasa untuk bertemu lagi. “ Kyuhyun-ah.. apa kabar?” tanya Hana masih dengan raut wajah yang sama,tersenyum,ramah dan bersahabat. Aku mengamati wajah yang ada di depanku ini. “ apa kau ingin makan es krim bersamaku?” tawarku tanpa menggubris kalimatnya. Hana ingin membuka suaranya dan terpotong saat aku berkata “ Pelayan, aku pesan Milk Ice Love” teriakku memberi kode. “ Hana-ya… Na-ya.. dengar… di sini ada mitos, jika kau menghabiskan es krim itu bersama orang yang kau cintai, maka cinta mereka akan kekal.. Na-ya Saranghaeyo” ujarku tersenyum. Hana membulatkan matanya. Bibirnya gemetar. “ Kyu..Kyuhyun-ah” gumamnya. Gadis itu menangis. Dia menangis sekarang di depan Kyuhyun. seakan benar-benar senang bahwa pria itu mengucapkan cinta untuknya. “ benar, aku mencintainya.. mencintai Cho Hana”

FIN

Related Documents

A Good Execuse
July 2020 5
A Good Wife.docx
June 2020 8
Choosing A Good Chart
December 2019 52
A Good Essay
June 2020 4
A Good Wife Wanted2
April 2020 5
A Good Name
June 2020 10

More Documents from "Jim Poitras"