9641_dasar Komunikasi Pada Praktek Kefarmasian

  • Uploaded by: AdityaWijaya
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 9641_dasar Komunikasi Pada Praktek Kefarmasian as PDF for free.

More details

  • Words: 570
  • Pages: 3
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera (L.) DC) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA In Vitro BESERTA PROFIL KROMATOGRAFINYA

Disusun Oleh : ADITYA WIJAYA 1608010099

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2019

BAB I PENDAHULUAN I.I

Latar Belakang Perkembangan industri farmasi pada awal abad millenium kedua saat ini semakin bertambah maju dengan cepat. Hal tersebut ditandai dengan semakin maraknya pasar perdagangan yang mulai menitik beratkan pada bidang obat obatan, alat kesehatan dan juga berbagai bidang yang ada sangkut pautnya dengan kesehatan masyarakat. Peningkatan tersebut sangat jelas terlihat terutama pada psaran obat - obatan tradisional. Sebagian besar industri mulai mengembangkan diri dalam memproduksi maupun melakukan riset lebih lanjut tentang manfaat penggunaan obat tradisional, yang mana hal tersebut mereka anggap sangat potensial dari segi bisnis maupun dari segi efektivitas produksi mereka. Selain itu didalam lingkup masyarakat, baik kepercayaan maupun pengetahuan tentang obat tradisional semakin berkembang seiring desakan ekonomi yang semakin sulit pada kondisi saat ini. Masyarakat tidak lagi terpaku pda pengobatan modern dalam usaha mengobati penyakit, melainkan mereka berusaha mencari alternatif pengobatan yang sekiranya memiliki efek samping yang kecil dan nilai ekonomis yang mereka dapatkan bisa lebih. Sebagai contoh tentang penggunaan obat - obatan antibiotika. Setelah masyarakat mengetahui efek samping dari penggunaan obat tersebut dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri, masyarakat lambat laun mulai menghindari penggunaan antibiotika dalam pengobatan penyakit yang diderita. Dengan adanya keadaan tersebut akan timbul satu pertanyaan bagi kita, apa yang terjadi apabila masyarakat selaku konsumen sudah tidak lagi menerima obat - obatan yang modern. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan suatu eksplorasi dari tumbuhan yang memiliki khasiat dalam mengobati penyakit terutama yang berkaitan dengan adanya pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Tumbuhan yang akan diteliti adalah daun Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC) yang pada umumnya di dalam masyarakat telah dipercaya sebagai obat penurun panas atau antipireutik. Namun, seperti yang diketahui di dalam masyarakat daun sembung

tidak saja digunakan sebagai obat penurun panas melainkan masih banyak kegunaan lainya. Sebagai contoh daun sembung dapat dipergunakan sebagai analgesik, anti inflamasi, antireumatik, obat peluruh batu ginjal, kosmetk, dll. Dari penelusuran pustaka dapat diketahui aktifitas tanaman ini dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit rematik sendi, nyeri haid, influenza, diare, diabetes, bisul, kulit gatal, demam, sebagai anti mikroba, dll. Dalam penelitian ini, akan dilakukan penyarian daun sembung (Blumea balsamifera (L.) DC) menggunakan metode ektraksi secara perkolasi. Metode perkolasi ini dipilih karena mrupakan metode penyarian sempurna dilihat dari masing - masing fraksi yang mampu meluruhkan kandungan dari sampel yang diekstrak, larutan yang digunakan juga bersifat baru dan proses penyarian berlangsung secara kontinyu. Dari masing - masing fraksi diuji tentang daya antibakteri darin daun sembung terhadap bakteri jenis gram positif dan gram negatif. Uji antibakteri menggunakan media yang sebelumnya telah ditumbuhi koloni bakteri kemudian dibuat sumuran umtuk menguji masing - masing fraksi dan ekstrak daun sembung dan dilanjutkan dengan menentukan daya hambat terbesar kemudian dilakukan analisis kualitatif dengan cara KLT. Analisa tersebut dilakukan untuk mengetahui golongan zat aktif yang terkandung didalam ekstrak daun sembung yang diperkirakan dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Dengan adanya uji KLT tersebut dapat memberikan gambaran umum tentang potensi dari ekstrak daun sembung golongan zat aktif apa yang mampu dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan hasil paling optimal.

I.II

Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ekstrak daun sembung mempunyai aktifitas sebagai antibakteri ? 2. Jenis larutan penyari (fraksi) apakah yang memberikan aktivitas terbesar sebagai antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan E. coli ?

Related Documents


More Documents from "Upil Upil"