9 Laporan Kadar Gula (sukrosa).docx

  • Uploaded by: Nurhikmah Madani Rusli
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 9 Laporan Kadar Gula (sukrosa).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,079
  • Pages: 11
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN (P) UJI KADAR GULA (SUKROSA) PADA SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN HAND REFRAKTOMETER

OLEH

NAMA

: Maria Getrudis Gheme

NIM

: 16 3145453 101

KELOMPOK

: II (DUA)

KELAS

: 16 C

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR 2017

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan

: Uji kadar gula (sukrosa) pada sampel minuman menggunakan hand refraktometer.

Hari / Tanggal Percobaan

: Selasa / 21 November 2017

Nama Praktikan

: Maria Getrudis Gheme

NIM

: 16 3145 453 101

Angkatan

: 2016

Kelas

: 16 C

Kelompok

: II (Dua)

Rekan Kerja

: 1. Miranda 2. A. Nurannisa U Tami 3. Eliana 4. Suharman 5. LD.M.Yahya al fatah 6. Imam Utomo

Makassar, 21 November 2017 Disetujui oleh Dosen Pembimbing

Praktikan

Sulfiani S.Si., M.Pd

Maria Getrudis Gheme

NIDN : 09 27048003

NIM : 16 3145453 101

A.

JUDUL PERCOBAAN Uji kadar gula (sukrosa) pada sampel minuman menggunakan hand refraktometer.

B.

TUJUAN PERCOBAAN 1) Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula (sukrosa) pada sampel minuman 2) Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunaan alat refraktometer.

C.

DASAR TEORI Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 (Handayani, Hanik. 2005). Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Gunawan, 2010). Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk

melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas indeks refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, dan densitas suatu zat cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur kandungan gula. Cara ini valid untuk pengukuran gula murni, karena adanya zat selain gula mempengaruhi refraksi terhadap sukrosa. Oleh sebab itu, pengukuran indeks refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat kering larutan terutama sukrosa (Budimawaranti, 2011). D.

PRINSIP PEROBAAN Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Cahaya polikromatis dari sinar lampu menyinari day light plate, kemudian sampel diteteskan diatas prisma. Sampel terkena cahaya polikromatis diubah menjadi monokromatis, pada saat itu terjadi pemfokusan pada lensa dan diteruskan ke biomaterial skip, sehingga tertera skala.

E.

ALAT DAN BAHAN 1) Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gelas ukur, pipet tetes dan hand refraktometer. 2) Bahan Bahan yang digunakan digunakan pada praktikum kali ini adalah aquadest, tissue, sampel minuman (ale-ale anggur, ale-ale jeruk, dan teh gelas).

F.

PROSEDUR KERJA 1. Kalibrasi alat hand refraktometer a.

Disiapkan alat hand refraktometer

b.

Dibersihkan pada bagian prisma dan day light plate menggunakan tissue dengan arah kebawah

c.

Diteteskan aquades 1 tetes pada bagian prisma, kemudian menutup dengan menggunakan day light plate

d.

Dibaca skala yang terdapat pada refraktometer ditempat yang bercahaya hingga muncul garis putih biru yang menunjukan angka % brix Cat : jika garis putih biru kurang dari 0 atau melebihi 0, maka dapat di stel pada bagian knop pengatur skala menggunakan alat pengatur yang tersedia.

2. Uji sukrosa pada sampel minuman a.

Dibersihkan refraktometer terlebih dahulu dengan tissue pada bagian bawah

b.

Ditetesi refraktometer dengan aquadest pada bagian prisma dan day light plate

c.

Dibersihkan refraktometer dengan kertas tissue sisa aquadest

d.

Diteteskan 1 tetes sampel cairan

e.

Dilihat skala ditempat yang bercahaya dan dibaca skalanya

f.

Kaca dan prisma dibilas dengan aquades kemudian dikeringkan dengan tissue

G.

H.

HASIL PENGAMATAN Sampel

Kadar gula (sukrosa) % brix

Ale-ale anggur

0,5 % brix

Ale-ale jeruk

0,5 % brix

Teh gelas

0,8 % brix

PEMBAHASAN Pada praktikum ini, kami melakukan praktikum uji kadar gula (sukrosa) pada sampel minuman menggunakan hand refraktometer. Kadar gula (sukrosa) menurut SNI normalnya pada minuman kemasan yaitu 5 %. Pengukuran nilai % brix larutan gula, refraktometer dikalibrasi terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan aquades kepermukaan kaca optic. Tekan tombol “meas” sehingga angka % brixnya menunjukan 0. Kemudian dibersihkan dengan tissue tanpa menekan permukaan

kaca

optik. Sampel minuman diteteskan pada permukaan kaca 1 tetes lalu ditutup agar tidak terkena cahatya dari luar. Tekan tombol “meas” untuk melihat nilai % brix. Refraktometer dibersihkan lagi dengan aquades dan dilap menggunakan ttissue, konsentrasi larutan gula masing-msing ditentukan oleh nilai % brix-nya diukur menggunakan alat refraktometer. Semakin besar nilai konsentrasi gula maka nilai % brikx-nya yang diperoleh semakin tinggi. Pertama – tama yang dilakukan dikalibrasi alat menggunakan aquades kemudian dilap dengan tissue, setelah itu ditetesi sampel yang akan diuji pada alat refraktometer jangan sampai sampel keluar dari penutupnya, karena dapat mempengaruhi hasil pada saat dibaca skala dibawah cahaya. Selanjutnya alat refraktometer dibersihkan dengan aquades dan dilap dengan tissue, kemudian dilanjutkan untuk sampel minuman berikutnya.

Hasil yang diperoleh dari ke tiga sampel minuman kemasan ale-ale anggur dan ale-ale jeruk 0,5 % brix sedangkan the gelas 0,8 % brix. Hasil yang didapat kadar gula (sukrosa) msih normal pada sampel minuman ini karena SNI-nya kadar sukrosa 5 %.

I.

KESIMPULAN DAN SARAN 1.

Kesimpulan Pada hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada ketiga sampel memiliki kadar gula (sukrosa) masih normal.

2.

Saran Sebaiknya alat-alat di dalam Laboratorium lebih steril dan diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Budimawaranti, 2011. Komposisi dan Nutrisi pada Susu Kedelai. Yogyakarta : FMIPA UNY Gunawan, 2010. Analisis Makanan. Yogyakarta : UNY Handayani, Hanik. 2005. Laporan Praktikum Analisa Protein. Jakarta : UI Press Rizwan, 2008. Analisis Pangan. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

LAPORAN PRAKTIKUM AMAMI I

DISUSUN OLEH :

NAMA

: Maria Getrudis Gheme

NIM

: 16 3145 453 101

KELAS

: 16 C

KELOMPOK : II (DUA)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR 2017

Related Documents


More Documents from "Fitria Elma"